NovelToon NovelToon
LIHAT AKU SEKALI SAJA

LIHAT AKU SEKALI SAJA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Emily

Ujian hidup yang di alami Erina Derranica seakan tiada habisnya. Di usia 19 tahun ia dituntut kedua orang tuanya memenuhi wasiat mendiang kakeknya untuk menikah dengan cucu temannya yang menetap di Singapura.

Pernikahan pun telah sepakati untuk dilaksanakan. Mempelai pria bernama Theodoriq Widjanarko, 34 tahun. Seorang pebisnis di bidang real estate. Theo panggilan pria itu tentu saja menolak permintaan orangtuanya meskipun sudah melihat langsung surat wasiat kakeknya.

Pada akhirnya Theo menerima putusan orangtuanya tersebut, setelah sang ayah Widjanarko mengancam akan menghapus namanya dari penerima warisan sang ayah.

Namun ternyata Theo memiliki rencana terselubung di balik kepatuhannya terhadap wasiat mendiang kakeknya tersebut.

"Apa rencana terselubung Theodoriq? Mampukah Erina bertahan dalam rumah tangga bak neraka setelah Theo tidak menganggapnya sebagai istri yang sebenarnya?

Ikuti kelanjutan kisah ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEDATANGAN TAMU DI PAGI HARI

Hari berganti hari, waktu pun terus bergulir..

Satu bulan berlalu..

Erina melakukan rutinitas hari-hari seperti biasanya. Bangun pagi-pagi membuat sarapan untuk Theo.

 Sementara jika weekend waktu yang cukup padat bagi Erina karena Theo ternyata tipe laki-laki yang jika tidak ada aktivitas kerja ia lebih memilih menghabiskan waktu di rumah. Berolahraga dan membaca buku. Tak jarang laki-laki itu minta di temani Erina sekedar berbincang sesaat.

Lambat laun Erina telah terbiasa dengan rutinitas seperti itu, hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Theo pun tidak pernah memarahinya lagi. Namun tetap menerapkan aturan-aturannya. Seperti Erina tidak boleh berada ke lantai dua dan menampakkan diri di hadapan Theo jika tidak di minta.

Bagi Erina, ia merasa nyaman seperti itu. Ia pun bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan tenang.

Tapi hari ini pekerjaan Erin lebih sibuk, tadi saat bangun tidur gadis itu menerima pesan dari keluarga Zenab, bahwa Zenab izin tidak bisa masuk kerja karena suaminya harus di rawat di rumah sakit. Otomatis pekerjaan Erina bertambah banyak. Termasuk harus berbelanja di swalayan yang ada di lantai bawah apartemen. Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Zenab.

Pagi ini Erin membuat nasi goreng untuk Theo dan susu hangat. Saking fokusnya ia tidak menyadari Theo sudah duduk di kursi meja makan dengan pakaian kerjanya.

Keberadaan Theo membuat Erina kaget ketika ia membawa mangkuk nasi goreng dan telur mata sapi setengah matang yang sudah tertata di atas piring. Sekilas Erina melihat jam di dinding baru pukul enam pagi, artinya jadwal nya tidak salah. Theo yang terlalu cepat turun tidak seperti biasanya.

 "Mana sarapan ku? Aku harus pergi pagi-pagi sekali karena ada meeting", ujar Theo tanpa melihat Erin yang masih mengenakan apron di tubuhnya.

Erina menaruh hidangan ke hadapan laki-laki itu.

Theo menatap tanpa minat. "Apa ini, mana sarapan ku?", ujarnya menatap Erin.

"Maaf tuan, bahan-bahan di kulkas habis. Bibi Zenab izin hari ini tidak datang karena suaminya sedang di rawat di rumah sakit".

"Aku tidak bisa makan berat pagi-pagi begini. Kopi ku mana, kenapa kamu ganti susu?"

"Hm..Aku ganti susu karena lebih sehat. Tuan setiap hari minum kopi hitam, tidak baik untuk lambung tuan, nanti sakit".

Sontak saja jawaban Erina membuat Theo terdiam.

"Ting Tong..

"Ting Tong..

Keduanya serentak melihat ke arah pintu.

"Siapa yang datang sepagi ini", ujar Theo.

"Tuan Theo makan saja, biar saya yang lihat siapa yang datang", ujar Erina segera menuju pintu.

Namun ternyata Theo mengikutinya.

Sebelum membuka pintu, Erina melihat melalui lobang pintu siapa yang bertamu pagi-pagi begini.

Seketika gadis itu terdiam setelah mengetahui siapa yang berdiri di depan pintu. "Oh my god..."

Melihat Erina panik begitu, Theo langsung menggeser tubuh Erina, ia pun melihat siapa yang datang.

 "Tante Widya? Ngapain dia di sini?", gumam Theo kaget melihat adik papinya berada di Singapura dan sekarang berada di depan pintu unitnya.

"Bagaimana ini tuan?", ujar Erina di liputi kepanikan.

"Ssttt. Kau jangan memanggilku tuan di hadapan tante Widya. Kita harus kelihatan seperti pasangan suami-istri sungguhan".

Kedua tangan Theo memegang bahu Erina. "Kau paham maksud ku?"

"Ting tong...

Kembali bel berbunyi.

"Kau paham maksud ku, Erin???", ulang Theo menatap fokus kedua netra bening Erina.

Erina menganggukkan kepalanya. "I-ya".

"Kita harus terlihat pasangan yang bahagia. Jangan lupakan senyuman", bisik Theo di telinga Erina. Harum maskulin Theo memenuhi indera penciuman Erina.

Degup jantung Erina berdetak lebih cepat dari biasanya.

Erina hendak membuka pintu. Namun Theo mencegahnya.

"Wait..."

Laki-laki itu melingkarkan tangannya ke leher Erin yang berdiri tanpa jarak dengan laki-laki itu. Ternyata, Theo membantunya melepaskan apron dari tubuh Erina.

"Kak.. Bagaimana penampilan ku, nanti tante Widya curiga–"

"Kau cantik seperti biasanya. Tante Widya tidak akan curiga apapun", jawab Theo memberikan jempol di depan wajah gadis itu.

Erina menyisir rambut dengan tangannya sendiri.

"Ceklik..

"Kenapa lama sekali kalian membuka pintu? Apa kalian sedang making love pagi-pagi begini?", ucap Widya menggoda keponakannya dan Erina yang langsung tersipu malu.

"Tante kapan datang?". Erina tersenyum manis pada wanita paruh baya yang masih nampak cantik tersebut. Erina hendak memeluknya namun Widya menahan lengan gadis itu.

Widya menatap pasat sosok Erina dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Detik berikutnya menganggukkan kepalanya dengan senyuman di bibirnya. "Kamu terlihat bahagia, lebih berisi dan semakin cantik sayang. Ternyata keponakan ku merawat istrinya dengan sangat baik", ucap Widya tersenyum bergantian menatap Erina dan Theo yang mengusap tengkuknya.

Theo dan Erina tersenyum juga mendengar penuturan Widya.

"Kenapa tante datang tidak memberi kabar, Adam bisa menjemput tante", ujar Theo.

Widya memeluk lengan keduanya masuk ke dalam. "Tante akan menghadiri reuni dengan teman-teman sekolah tante di Singapura. Dan akan menginap di sini bersama kalian berdua. Koper tante masih di lobby. Nanti petugas yang akan mengantar kemari".

 Mendengar perkataan Widya, Theo dan Erina bertukar pandang di belakang Widya.

"Bagaimana ini?". Erina menggerakkan bibirnya tanpa bersuara dengan mata melotot melihat Theo yang mengangkat bahunya.

"Kebetulan sekali aku dan istriku sedang sarapan tante, sebaiknya tante mencoba masakan Erina. Ternyata Erin pandai memasak".

Mendengar perkataan Theo, Erin memalingkan wajahnya. Gadis itu tidak mau Widya melihat perubahan wajahnya.

 Theo membuka kursi untuk tantenya itu.

"Wah...kalian berdua ini ternyata saling melengkapi. Kalian benar-benar pasangan romantis. Inilah yang tante inginkan. Kalian saling mengenal satu sama lain setelah pernikahan. Tidak sulit kan?". Widya menatap bergantian Theo dan Erina yang kini duduk di hadapannya.

Atas inisiatifnya, Erina mengambilkan nasi goreng untuk Theo. Tujuannya tak lain agar sandiwara yang mereka jalankan benar-benar nyata.

"Sayang sedikit saja".

"Uhukk.. uhukk!!". Erina terbatuk-batuk mendengar Theo memanggilnya seperti itu.

"Sayang ada apa?". Theo menatap Erin.

"Tenggorokan ku gatal", jawab Erina pelan sekenanya saja. Gadis itu meneguk air putih hingga tandas.

Ketiganya menikmati makan pagi sambil berbincang hangat.

Beberapa menit berlalu, Erina membawa piring ke wastafel di pantry.

"Aku harus ke kantor sekarang, karena ada meeting penting. Tante lanjutkan saja makannya. Aku akan pamit pada istri ku dulu", ucap Theo di sambut senyuman Widya yang senang sekali melihat pernikahan Theo dan Erina baik-baik saja.

Theo menghampiri Erina yang hendak mencuci piring.

"Nanti saja mengerjakannya. Kau harus memindahkan pakaian mu ke kamar ku. Aku tidak mau tante melihat kamar pelayan dan mengetahui kita tidur terpisah", ucap Theo mengejutkan Erin.

Netra Erin melebar. "Bagaimana caranya, kalau tante masih ada di meja makan. Tante bisa melihat ku memindahkan pakaian".

Theo memijat keningnya. Sejenak berpikir. Detik berikutnya ia menelpon seseorang.

"Revan, undur jam meeting pagi ini. Aku ada pekerjaan yang lebih penting", perintah Theo pada asistennya.

Theo menatap Erina. "Aku akan mengalihkan perhatian tante Widya, segera pindahkan pakaian mu ke kamar ku".

Erina menganggukkan kepalanya. Gadis itu bergegas menuruti perintah Theo untuk memindahkan pakaiannya ke lantai dua.

...***...

Bersambung...

1
Hasna Nursyafah
bagus
Hasna Nursyafah
aku hrp happy ending storynya...di tunggu karya barunya ka othor 😊
Gia Nasgia
Rasain tiba"tante Widya menjungkir balikkan dunianya si borokokok😂
Gia Nasgia
Next
Gia Nasgia
Nah lho paling kan lihat perubahan si bocil apalagi teman "mu
Gia Nasgia
Kayaknya hanya butuh polesan sedkkit Erina bakalan berubah jadi cantik yg dasarnya memang sdh cantik
Gia Nasgia
Aku sumpahin si borokok bucin akut biar tahu rasa 😡
Gia Nasgia
Nyesek🥺
Gia Nasgia
see you again kak tapi maaf umurnya Theo dan Erina jomplang banget🤭coba klau Erina usia 24,hanya terpaut 10 thn agar Erina nggak terlalu seperti bocil yg terima aja dgn sifat semena"nya si borokokok 😏
chezalianut
bagus
chezalianut
yahhh...baru jg baca udah mau ending aja ka othor
Aninda
lanjuy👍
Eleanor
/Heart//Heart//Heart/
Eleanor
lwnjut
Delyana.P
Ternyata si Bimo itu sok garang doang. Kirain bisa melindungi kliennya ehh ternyata kabur duluan 😂
Delyana.P
Thor honeymoon dan resepsi kan belom jgn di tamatin dl dong🙏
partini
cerita bagus sekali
Amelia
Aduh sayang sekali kak Emily. Apakah benaran nggak memungkinkan lagi buat lanjut nih?😭
Amelia
Mamposs kau Nella. Emang enak di tinggal gitu aja sama pengacara mu. Kasihan haha
Ariany Sudjana
aduh padahal ceritanya bagus, kok cepat tamat sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!