Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 AKTI
Semua anggota keluarga Dirgantara tampak panik mengetahui Erina kabur dari rumah. Tuan Hans bergegas ke ruangan teknisi dan meminta pekerja untuk memeriksa cctv di kediamannya, namun tak satupun rekaman cctv menangkap sosok Erina.
Apalagi cctv di lantai dua tiba-tiba rusak dan tuan Hans yakin bahwa putrinya lah yang sengaja merusak cctv-nya. Ternyata putrinya sangat-sangat cerdik dan memikirkan hal-hal kecil seperti itu.
Sementara Nyonya Hani sudah menangis tersedu-sedu di sofa ruang tamu. Sedang Oma Miranda duduk di sampingnya dengan pikiran kemana-mana.
"Mommy tenang dulu, aku akan coba hubungi Erina." ucap Erlan mencoba menenangkan ibunya yang sudah menangis di sofa. Sedangkan ayahnya sudah bergabung bersamanya hanya mampu memijit keningnya yang kembali pusing dengan tingkah laku putrinya kabur dari rumah.
"Bagaimana? Apa telponnya tersambung?" tanya Oma Miranda dengan raut wajah cemas duduk di samping menantu kesayangannya.
"Nomornya tidak aktif Oma." ucap Erlan sambil menghembuskan nafas kasar.
"Ya Tuhan, anak itu sangat nekat. Bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya." ucap Oma Miranda dengan raut wajah khawatir, membuat Nyonya Hani semakin terisak dan sangat takut kalau putrinya sampai kenapa-kenapa di luar sana.
"Jangan khawatir, aku akan menghubungi Lucas untuk melacak titik keberadaan Erina." ucap Erlan bersungguh-sungguh, membuat orang tuanya hanya mampu mengangguk setuju.
"Bagaimana kalau Erina sampai kabur keluar negeri seperti halnya kejadian lima tahun yang lalu." ucap Oma Miranda dengan cemasnya.
"Tidak mungkin Oma, pasport Erina aku yang pegang. Kalaupun dia kabur kemungkinan besar ke kota-kota lain saja." jelas Erlan sesuai pendapatnya.
"Semoga saja nak, tolong temukan Erina secepatnya. Dia satu-satunya anak gadis di keluarga Dirgantara." ucap Oma Miranda memelas.
Walaupun cucunya hobi berkunjung keluar kota dan hobi liburan keluar negeri, namun tetap dalam pengawasannya, karena ada sosok tim bodyguard yang diutus untuk menjaganya, sehingga mereka tidak sepanik ini.
"Baik Oma." ucap Erlan lalu duduk di samping ibunya, membuat ibunya berhambur memeluknya dengan tangis pecah.
"Temukan adikmu secepatnya. Karena nanti malam rekan bisnis Daddy akan datang berkunjung ke rumah kita sekaligus melamar Erina." ucap Tuan Hans dengan tatapan sendu.
"Sebaiknya di tunda dulu, mas. Karena kita belum tahu keberadaan Erina." ucap Nyonya Hani dengan suara tangisnya dan sangat khawatir dengan putrinya.
"Benar yang dikatakan istrimu, Hans. Jangan sampai mereka datang, sementara Erina tak kunjung ditemukan." ucap Oma Miranda dan sangat setuju yang dikatakan menantunya.
"Baik ma, aku akan menghubunginya dan mengatakan bahwa acaranya ditunda dulu." ucap tuan Hans pada akhirnya lalu segera menghubungi rekan bisnisnya bahwa acara lamaran putrinya di tunda dulu.
Erlan sendiri mulai berpamitan kepada orang tua dan Omanya, untuk mencari keberadaan adiknya.
🍁🍁🍁🍁
Sementara di desa pesisir, seperti hari-hari biasanya Keysa mengantar anak kembarnya ke sekolah. Namun pagi ini dia mengantarnya ke taman sesuai yang dikatakan si kembar, bahwa mereka akan belajar di taman karena sekolahnya akan direnovasi.
"Belajar yang rajin ya nak, jangan nakal, dengar yang dikatakan ibu guru ya. Setelah pulang, mama akan datang menjemput kalian." ucap Keysa tersenyum sembari menasihati anak kembarnya.
"Baik mama " ucap Zidan dan Zara disertai anggukan kepala lalu mencium punggung tangan ibunya secara bergantian.
Keysa tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya menatap anak kembarnya berjalan bersama-sama dan sesekali melirik kearahnya dengan raut wajah menggemaskan, hingga anak kembarnya sudah bergabung bersama teman-temannya.
Keysa keasyikan melihat interaksi anak kembarnya yang begitu aktif berbicara dengan guru dan teman-temannya, sampai-sampai ia lupa janji bertemu dengan Bu Marwah.
"Ya ampun, aku sampai lupa dengan Bu Marwah. Dia pasti sudah menunggu lama di rumah produksi ZZ." ucap Keysa sambil menepuk jidatnya lalu segera melajukan motornya menuju toko aksesoris milik anak kembarnya, sekalian toko tersebut dijadikan sebagai rumah produksi aksesoris cangkang kerang yang mempekerjakan beberapa ibu-ibu tetangga.
Baru kali ini Keysa ngebut di jalan, hingga dia tak sengaja menyerempet seorang wanita yang tampak berjalan kaki tak tentu arah di jalan. Sialnya wanita bertas ransel pink dengan logo brand ternama itu terjatuh di pinggir jalan dan hampir saja nyungsep ke dalam got.
"Awww....sial!" terdengar umpatan wanita itu sambil mengadu kesakitan menyentuh kakinya.
"Ya Tuhan, semoga wanita itu baik-baik saja." gumam Keysa dengan raut wajah paniknya sembari menepikan motornya di jalan. Setelah itu dia lekas menghampiri wanita bertas ransel pink itu.
"Maaf mbak, apa ada yang terluka?" tanya Keysa dengan sopan sembari membantu wanita berparas cantik itu berdiri. Keysa sangat yakin bahwa wanita cantik itu berasal dari kota hanya melihat penampilannya saja.
"Kamu tidak lihat apa, tangan dan lutut saya berdarah gara-gara kamu yang tidak becus bawa motor. Kalau berkendara di jalan sempit jangan ngebut, lihatlah, kamu hampir membahayakan nyawa saya!" ucap wanita cantik itu dengan ketusnya mengomeli Keysa. Sedang Keysa hanya diam tanpa menimpali ucapannya, pasalnya memang dirinya lah yang salah disini.
"Sekali lagi saya minta maaf mbak. Kalau begitu saya antar mbak ke puskesmas." ucap Keysa khawatir melihat luka di tangan dan kaki wanita itu, dia berusaha untuk bertanggungjawab atas tindakannya.
"Awww...sakit sekali." lirih wanita cantik itu mengadu kesakitan saat menggerakkan kakinya. "Ya sudah, cepat bawa saya ke puskesmas." ucap wanita itu memelas dengan bulir keringat di keningnya dan sesekali meringis kesakitan dengan luka ditubuhnya.
"Sepertinya aku kualat sama mommy dan Daddy." gumam wanita itu dengan mata berkaca-kaca lalu duduk di jok belakang motor matic Keysa.
Kemudian Keysa mulai melajukan motornya menuju puskesmas yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sesampainya di puskesmas, Keysa memapah wanita itu masuk ke ruang UGD untuk segera diobati lukanya.
"Silahkan diisi identitas diri pasien." ucap perawat yang bertugas di UGD menyerahkan lembaran kertas untuk diisi.
Keysa tampak bingung, soalnya dia tidak mengenal wanita yang diserempet nya, boro-boro mengetahui identitas dirinya, namanya saja dia tidak tahu.
Sementara wanita itu sudah ditangani oleh dokter dan perawat yang bertugas di UGD puskesmas. Lukanya sudah terbungkus kain perban. Keysa lalu menghampirinya.
"Maaf mbak, saya belum mengisi identitas diri mbak." ucap Keysa menunjuk lembaran kertas ditangannya.
Wanita itu berdengus kesal lalu meminta Keysa untuk mengambil tasnya di atas kursi tunggu di samping brankar yang ditempatinya.
"Ini tasnya" ucap Keysa menyodorkannya.
"Kamu tidak lihat kalau tanganku masih sakit, kartu identitas ku ada di dalam tas, jadi ambil saja sendiri." ucap wanita itu dengan ketusnya, membuat Keysa hanya mampu bersabar menghadapinya.
Cantik-cantik kok galak amat. Batin Keysa sambil menghembuskan nafas kasar.
"Nama mbak, Erina!" ucap Keysa memastikan setelah mengambil kartu identitas wanita itu di dalam tas.
"Ya" sahutnya dengan raut wajah kesal. Ya, wanita cantik itu tidak lain adalah Erina, putri dari pasangan tuan Hans dan nyonya Hani.
Demi menghindari perjodohan yang sedang diatur oleh orang tuanya, dia pun terpaksa kabur dari rumah dan terdampar lah dirinya di desa Pesisir.
Keysa tidak lagi bertanya, dia mulai menulis identitas diri wanita itu yang ternyata bernama Erina Hans Dirgantara. Setelah selesai, dia pun menyerahkannya kepada perawat tadi.
"Bagaimana ? Apa aku sudah diperbolehkan pulang?" tanya Erina yang tampak lebih baik setelah lukanya diobati, namun tetap saja masih sakit.
"Iya mbak." ucap Keysa dengan anggukan kepala.
"Ya sudah, antar aku ke sekolah Yayasan Pendidikan Cemara." ucap Erina memberitahu wanita itu.
"Baik mbak." ucap Keysa tersenyum dan Erina hanya menatapnya dengan sorot mata tajam, seolah-olah wanita itu sedang menaruh dendam terhadapnya karena sudah menyerempet nya.