Ternyata cinta yang ia terima hanya semu, ternyata selama ini ia hanya cinta sendirian. lalu...
apa yang harus ia lakukan saat ia telah menyerahkan sagalanya sebagai bukti cintanya justru kenyataannya....
ketulusannya hanya di jadikan bahan taruhan.
Azalina Akira Sadewa,
gadis cantik berusia 17 tahun yang cinta mati kepada kekasihnya yang bernama Alexis Arron Megantara hingga bersedia menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk laki laki itu.
namun ternyata....ia hanyalah bahan taruhan Alex dan teman temannya.
Tidak ada cinta bagi Alex untuk Zalina.
apa yang di lakukan Zalina saat ia tahu kenyataan pahit itu.....?!
sementara ia sudah terlanjur menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk Alex.
ikuti kisah baru aku ya .....
" LUKA BERSELIMUT CINTA...."
Semoga suka dan tak pernah bosan selalu ngikuti karya aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7 hanya teman
Malam di suatu tempat.
Alex nampak duduk dengan memainkan ponselnya.
Di tengah ruangan, nampak teman temannya sedang asyik bermain bilyard.
" kau terlihat sangat senang sekarang Lex.... " tiba tiba Marik duduk di sisi Alex sambil menatap motor sport keluaran terbaru milik Alex yang merupakan hasil kemenangannya atas taruhannya bersama teman temannya.
" ckk...kau iri ?! " jawab Alex ketus.
" tidak...aku hanya penasaran saja, kau bisa saja membeli motor itu dengan mudah tanpa harus ikut taruhan " jawab Marik.
Alex terdiam sejenak,
Tatapan matanya terarah pada motor sport barunya yang terpakir di teras tempat ia berkumpul dengan teman temannya itu.
" kau benar...
tapi aku ingin mendapatkannya dengan caraku sendiri,
aku ingin papaku tahu jika aku juga bisa memiliki apapun yang ku inginkan tanpa uangnya " jawab Alex kemudian.
" dengan menjadikan seorang gadis sebagai korban begitu maksudmu ?! " kata Marik dengan menatap tajam kepada Alex,
mendengar ucapan Marik,
Alex menoleh dan menatap Marik tajam, keduanya saling menatap tajam.
" kenapa denganmu ?! Kau ada masalah denganku Marik ?! " tanya Alex ketus.
" ya...aku ada masalah denganmu, aku tidak suka caramu mempermainkan Zalina " sentak Marik. Alex sontak berdiri dan di susul dengan Marik.
" Zalina pacarku...dia tidak ada urusannya denganmu "
Alex tak suka mendengar ucapan Marik tentang Zalina. Saat ini Alex dan Marik saling berhadapan.
" jika kau menganggap dia adalah pacarmu, kau tidak akan mungkin menjadikan dia sebagai bahan taruhan.
Dan satu hal lagi...jika Zalina adalah pacarmu lalu bagaimana dengan Zoya ?! Bukankah kau bilang kau menyukai Zoya ?! " sentak Marik
" itu bukan urusanmu "
" itu menjadi urusanku karena ada Zalina di sini " sentak Marik.
Alex merangsek maju dan memegang kerah baju Marik dan begitu juga sebaliknya.
" jangan ikut campur urusanku dengan Zalina Marik.."
" selama ada Zalina di dalam urusanmu maka aku akan ikut campur..." sentak Marik tak mau kalah.
" hei hei hei....apa apaan kalian, lepaskan..." Cello dan Ragaf sontak memisahkan Alex dan Marik.
Cello menarik Alex dan Ragaf menarik Marik, di tengah tengah mereka berdiri Arthur.
" apa kalian sudah gila...?!! " sentak Arthur.
" bilang padanya jangan ikut campur urusanku dengan Zalina " teriak Alex sambil menunjuk kepada Marik.
" aku akan tetap ikut campur jika itu ada kaitannya dengan Zalina..." jawab Marik masih tak mau kalah.
" brengsek kau Marik..."
" kau yang brengsek Alex..."
" cukup...sudah cukup...kalian memalukan..." sentak Arthur.
Alex dan Marik sama sama terdiam hingga akhirnya Marik melepaskan diri dari Ragaf kemudian keluar dari tempat itu.
" lepaskan aku..." sentak Alex dan melepaskan diri dari Cello dengan kasar.
Namun berbeda dari Marik yang memilih meninggalkan tempat itu,
Alex malah kembali duduk di tempatnya semula.
Wajahnya nampak keruh.
Arthur, Cello dan Ragaf hanya bisa diam menatap sahabat mereka itu.
🍀
Pagi di rumah Zalina,
Think...
Ponsel Zalina berbunyi, saat ini gadis itu sedang mematut dirinya di depan cermin dengan memakai seragam sekolahnya.
Zalina meraih ponselnya dan membuka pesan yang masuk.
( kau masuk sekolah hari ini ?! )
Zalina tersenyum tipis, ia tahu siapa yang mengiriminya pesan itu.
Setiap hari Carlo selalu bertanya tentang itu.
( ya...)
Jawab Zalina
( aku jemput )
( tidak usah...aku berangkat sama papa )
( kalau begitu nanti pulang aku yang antar )
( Carlo...)
( hanya teman...tidak lebih...)
( terserah kau saja )
( ok...aku bawa mobil kalau begitu, sampai jumpa di sekolah👋🏻 )
Pesan terakhir Carlo untuk Zalina.
Zalina menarik nafas panjang,
" semangat Zalina...kau bukan gadis lemah. Kau pasti bisa melewati ini semua.
Alex bukan siapa siapa yang bisa menghentikan langkahmu untuk mencapai cita citamu.
Dia hanya batu kerikil yang berusaha merintangi langkahmu.
tinggal dua bulan lagi ujian nasional, setelah itu kau bebas..."
Zalina bicara pada dirinya sendiri.
Tatapan mata gadis itu menatap lurus ke arah kaca di hadapannya.
jujur...sebenarnya ia tidak baik baik saja.
Hatinya sakit tiada terkira dan jiwanya terasa hancur.
Tapi ia sudah memutuskan, apapun yang telah terjadi...
ia tidak akan menyerah apa lagi tumbang begitu saja.
Ia akan tetap tegak berdiri dan terus melangkah demi kedua orang tuanya.
Ia rela menyimpan sendiri kehancurannya...
Karena ia sadar.... dirinya adalah satu satunya harapan sang mama dan papa.
Zalina tahu,
Begitu tinggi asa yang telah kedua orang tuanya titipkan di bahunya.
🍀
" belajar yang baik ya sayang....nanti kalau papa dan mama sempat papa jemput.
Tapi kalau enggak gojek aja kayak biasanya ya sayang..." ucap sang papa ketika menurunkan Zalina di depan gerbang sekolah.
" Iya pa...tapi papa nggak usah maksa deh, tadi ada yang nawarin Zalina tumpangan " jawab Zalina.
" cowok apa cewek sayang ?! " tanya sang papa dengan wajah seriusnya.
" emmm...cowok sih pa...tapi suer...cuma temen doang kok " jawab Zalina sambil membentuk huruf V dengan kedua jarinya.
" ok...papa percaya sama kamu, da sayang..."
" dada mama...dada papa..."
Usai berpamitan Zalina pun segera masuk ke gerbang sekolah.
Zalina terus melangkah hingga ketika ia hampir sampai di parkiran sekolah ia melihat Alex dan teman temannya berada di sana sedang duduk duduk di atas motor mereka masing masing seperti biasa.
Ingatan tentang rekaman yang di tunjukkan Alex hari itu kepada teman temannya membuat wajah Zalina seketika berubah datar dan dingin, hatinya terasa membeku tiba tiba.
Zalina terus melangkah tanpa melambankan langkahnya sama sekali.
Dan seperti tak pernah mengenal sebelumnya, Zalina terus melangkah dan melewati mereka yang tentu juga Alex yang saat ini tengah menatapnya.
Semua mata sontak tertuju kepada Zalina tanpa berkedip, hingga kepala mereka tertoleh mengikuti langkah kaki Zalina.
Namun Zalina terus melangkah dengan acuh
Alex yang saat ini juga tengah menatap Zalina yang terus melangkah dan melewatinya begitu saja tertegun.
Biasanya gadis itu akan langsung menghampirinya dan akan menyapanya.
kau sudah di sini ?!
atau...
kenapa belum masuk ?!
Atau juga
aku masuk dulu ya...
Tapi ini...
Jangankan menyapanya, Zalina bahkan melewatinya begitu saja tanpa menoleh sedikitpun ke padanya.
Tanpa sadar,
Alex mengepalkan tangannya, pemuda itu langsung turun dari motornya dan dengan langkah lebar ia menyusul Zalina.
Alex mengerutkan kening ketika ia melihat Zalina sedang melangkah menyusuri koridor bersisihan dengan seseorang dan nampak berbincang renyah.
Alex mempercepat langkahnya.
" Alin...!! " panggilnya kepada Zalina. Zalina pun menghentikan langkahnya dan kemudian memutar tubuhnya menatap Alex.
" ya.." jawab Zalina dengan raut wajah yang langsung berubah datar ketika menatap Alex.
" aku ingin bicara...." kata Alex dengan wajah mendominasinya seperti biasanya.
Zalina terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menjawab....
" maaf....lain kali saja, aku sedang di tunggu guru piket " jawab Zalina dingin kemudian ia langsung memutar kembali tubuhnya dan melanjutkan langkahnya.
Carlo yang berada di sisinya menatap sejenak kepada Alex penuh tanya mencoba mengira ngira apa yang sudah terjadi.
Namun sepertinya ia tak bisa menduga apapun hingga kemudian ia pun memutuskan segera mengikuti langkah kaki Zalina.
Alex mengepalkan tangannya erat,
Ia tak menyangka sama sekali jika Zalina berani bersikap seperti ini kepadanya.
Mata Alex menatap nyalang punggung Zalina yang terus menjauh darinya.
" brengsek...beraninya kau bersikap begini padaku Zalina..." desis Alex geram.
harusnya jika km punya rahasia,ungkapin dan jujurlah..ehh ini malah di sembunyikan.
kasiannya km,jika ini terungkap..di buang Alex,Arthur gak akan Sudi,bahkan Zakia gak akan ngenal km..Mampus!!
sama² egois,yg Alex jg oon.
ternyata yg murah bojo mu Dewe lex,pilihan e papa mu,orang yg ingin km Buat Bangga.
sudah baik Arthur mau tanggung jawab,tapi kembali lagi..mungkin Alex lebih kaya raya di bandingkan Arthur,Cello,dan Marikh.
eeeee tp justru zoya yg sll di prlakukn bak ratu... trnyata parah kelakuannya🤣🤣🤣
pleasee jgn balik k barng bekas
Dan pada akhirnya???Mantan ku jadi guru Anak ku..tapi bukan anak ku🤭🤭🤭
Aihsss..siapa yaa!!Cowoknya Zalinaa,apa jangan² Marik 😍😍 kalau di cermati satu² zalina pernah mengajar di daerah pelosok dan besar kemungkinan Marik yg anak seorang jendral ngikuti jejak bapaknya yg seorang Abdi Negara.
jangan² ketemu pas tugas di pelosok.
lanjut kak,ndk sabar sdh ini,penasaran polll