NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 7

Fajar belum datang, namun langit timur mulai berdenyut samar, menyemburatkan warna kelabu di balik kabut tebal yang menggantung di atas Desa Longyuan. Udara pagi terasa berat dan lembap; embun menetes dari ujung daun bambu, jatuh ke tanah batu yang dingin.

Di tengah lapangan batu, nyala api unggun bergetar lemah, seolah kehabisan napas. Cahaya jingganya menari di wajah-wajah para tetua yang berdiri dalam lingkaran. Mereka diam, hanya jubah mereka yang bergerak perlahan tersapu angin lembah.

Tian Long berdiri di pusat lingkaran itu. Bahunya terbalut kain putih yang basah oleh embun, dan napasnya tampak di udara dalam kepulan halus. Di bawah matanya masih terlihat sisa kelelahan, namun sorot pandangnya tajam, seperti seseorang yang baru saja kembali dari perbatasan antara hidup dan sesuatu yang lebih tua dari kehidupan itu sendiri.

Long Wei berdiri satu langkah di belakangnya. Kepala lelaki itu tertunduk dalam, tangannya menggenggam tongkat bambu dengan kuat hingga buku jarinya memucat. Tak seorang pun di antara mereka berani memecah keheningan; bahkan api seakan takut berkobar terlalu tinggi.

Di kejauhan, suara ayam jantan menggema sekali, panjang, lirih, lalu lenyap. Kabut menebal seolah ingin menutupi apa pun yang akan terjadi setelah ini.

“Anak itu siap?” suara berat Tetua Bai Shan memecah sunyi.

Long Wei menjawab pelan, “Tubuhnya sudah pulih sebagian. Tapi luka dalamnya belum tentu.”

Bai Shan mengangguk perlahan. Tatapannya jatuh pada Tian Long, seperti seorang ayah yang menatap anak yang tak ingin dilepaskan.

“Langit telah menandai tubuhmu. Kau tahu apa artinya itu, Tian Long?”

Pemuda itu menatap api di depannya, suaranya rendah tapi tegas.

“Bahwa aku tak bisa lagi sembunyi di bawah langit yang kecil ini.”

Senyum tipis muncul di bibir tetua itu. “Benar.”

Lalu matanya menatap jauh ke arah reruntuhan kuil di lembah. “Tapi langit yang besar pun tak selalu menerima dengan damai.”

Tiba-tiba, angin berhembus keras. Api unggun bergoyang liar, seolah ketakutan.

Dari arah utara, kabut yang pekat mulai berwarna merah darah.

Long Wei mengangkat kepalanya cepat. “Tidak…”

Dari kabut itu, suara gemuruh muncul seperti puluhan langkah kaki menghentak tanah bersamaan.

Bai Shan menggenggam tongkat batu naga di tangannya. “Mereka datang lebih cepat dari perkiraan.”

“Tetua Bai!” teriak salah satu penjaga desa yang berlari dari kejauhan. “Gerbang spiritual di utara terbuka! Energi iblis menembus segel!”

Tian Long berbalik, matanya menajam. “Raja Iblis naga sudah mati. Kenapa mereka masih datang?”

Long Wei menjawab dengan wajah muram. “Karena darahmu membangunkan mereka, Tian Long. Kau jadi sinyal bagi yang mencari kekuatan naga.”

Kabut semakin dekat, dan di dalamnya muncul siluet-siluet hitam berbalut kabut merah.

Mereka berjalan dengan langkah berat, thumm… thumm…—suara yang sama seperti malam sebelumnya, tapi kali ini lebih banyak.

Sepuluh… dua puluh… bahkan lebih.

Bai Shan menurunkan tongkatnya ke tanah. Simbol naga menyala dari ujung tongkat, menyebar di tanah seperti cahaya perak.

“Lindungi warga! Long Wei, bawa Tian Long keluar dari desa! Sekarang!”

Tian Long melangkah maju, menolak. “Aku tidak akan lari lagi.”

“Tian Long!” suara Long Wei bergetar. “Kau pikir keberanian adalah maju tanpa arah? Keberanian sejati adalah tahu kapan harus hidup untuk bertarung esok hari!”

Tapi makhluk pertama sudah melompat keluar dari kabut, tubuhnya seperti kabut padat dengan wajah manusia yang terdistorsi, matanya merah membara.

Ia menubruk perisai spiritual yang dibentuk para tetua—

Braaakkk!

Gelombang ledakan membuat tanah bergetar.

Bai Shan mengangkat tongkat, melafalkan mantra kuno. “Yao long feng jie!”

Cahaya biru menyembur dari tanah, menahan makhluk itu untuk sesaat.

Namun dari belakangnya muncul dua makhluk lain, menyerang dari arah kiri dan kanan.

Long Wei melompat maju, tangan kanannya menampar udara.

Whuummm! Energi hijau membentuk bilah angin besar, memotong satu makhluk menjadi dua.

Darah hitam memercik, tapi potongan tubuh itu menyatu lagi.

“Tidak berguna!” desis Long Wei. “Mereka bukan iblis biasa… tapi roh penjaga dari zaman naga!”

Bai Shan menatap Tian Long. “Pergi! Ini perintah!”

Namun sebelum ia sempat menjawab, suara berat terdengar dari balik kabut:

“Kau pikir bisa melarikan diri dari utusan langit, pewaris naga?”

Suara itu dingin, tapi di dalamnya ada keangkuhan kuno yang membuat semua orang gemetar.

Sosok tinggi muncul perlahan dari kabut merah berjubah hitam dengan topeng batu naga.

Setiap langkahnya membuat api unggun padam.

Bai Shan bergumam pelan, “Itu… penjaga neraka naga. Aku tak menyangka mereka masih ada di dunia ini.”

Long Wei mengangkat senjatanya. “Kalau begitu, aku yang menahan mereka!”

Tapi Tian Long sudah bergerak lebih dulu. Ia melangkah maju dengan langkah goyah tapi pasti, tombak patahnya kembali di tangan.

“Jika mereka datang karena aku, biarkan aku yang menyambut mereka.”

Long Wei menatapnya, rahangnya mengeras. “Kau belum siap!”

Tian Long menatap lurus ke depan. “Mungkin tidak. Tapi kekuatan yang menolak langit tak akan pernah siap. Aku hanya ingin… memastikan mereka tak menyentuh desa ini lagi.”

Topeng batu itu menoleh padanya. “Kau menentang takdir, pewaris naga?”

Tian Long menegakkan tubuhnya. “Kalau takdir ingin menenggelamkan dunia, maka biarkan aku menjadi batu pertama yang menahan ombaknya.”

Makhluk bertopeng itu tertawa rendah. “Kata-kata besar dari darah muda.”

Ia mengangkat tangannya, dan angin malam berubah menjadi badai hitam yang melingkar cepat.

Suara petir dan debu bercampur jadi satu.

“Baiklah. Tunjukkan padaku seberapa jauh kekuatan naga langit yang diwariskan padamu.”

Tian Long menarik napas panjang. Cahaya emas samar mulai muncul di sekitar tubuhnya lagi, tapi kali ini ia tidak ingin kehilangan kesadaran.

“Jika aku jatuh malam ini…” katanya perlahan, “biarkan langit mengingat namaku.”

Whuooosh!

Ia melesat ke depan, tombaknya menembus badai hitam.

Ledakan cahaya dan suara guntur memenuhi langit Longyuan.

Dari kejauhan, Bai Shan menatap pertarungan itu dua cahaya, emas dan hitam, saling beradu di tengah badai.

Tanah terbelah. Gunung bergetar.

“Langit sudah mulai bergerak,” katanya pelan. “Anak itu akan mengubah dunia.”

Pertarungan berlangsung hanya beberapa napas, tapi setiap detiknya terasa seperti seabad.

Tian Long menahan setiap serangan dengan nyawanya.

Setiap pukulan dari makhluk bertopeng menghancurkan udara —boom!— dan setiap tebasan tombak Tian Long memecah kabut menjadi serpihan cahaya.

Namun pada akhirnya, ia terpukul mundur, lututnya menancap ke tanah. Tombaknya patah lagi di tengah, darah menetes dari bibirnya.

Makhluk bertopeng itu melangkah mendekat. “Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga.”

Tian Long mengangkat kepala, matanya masih berkilat emas samar. “Aku belum kalah.”

Ia menggenggam sisa tombak di tangannya, menancapkannya ke tanah. “Selama aku masih bisa berdiri, aku masih bisa melindungi mereka.”

Makhluk itu terdiam sejenak, lalu tertawa pelan. “Kau bukan naga biasa…”

Sebelum ia sempat menyerang lagi, cahaya biru menyambar dari sisi kiri.

Long Wei datang dengan teriakan keras.

“Sekarang, Tian Long! Pergi!”

Ledakan besar terjadi. BOOM!

Kabut tersapu, tanah retak, dan ketika debu reda, sosok Tian Long sudah tidak ada di sana.

Long Wei berdiri di tengah reruntuhan, tubuhnya berdarah, tapi senyum tipis muncul di wajahnya.

“Maafkan kami, anak muda. Dunia luar sudah menunggumu.”

..... ..... .... ..... ..... ..........

Di langit, angin berputar membawa debu dan daun.

Tian Long kini berada jauh di luar desa, berjalan di bawah cahaya fajar yang baru naik di ufuk timur.

Langit tampak luas dan kosong, tapi di dalam hatinya, ia tahu —

jalan pulang sudah tertutup, dan jalan menuju takdir baru baru saja terbuka.

1
Nanik S
Elder Mo... takut Anaknya tersaingi hingga berupaya menghancurkan Tian Long
Nanik S
Langit lama... 🤭🤭
Nanik S
Naga tempatnya racun, Elder Mo salah sasaran 🤣🤣🤣
Nanik S
Tian Long.... sang naga yang akan melangkah
Nanik S
Apakah masih ada Ujian untuk Tian Long
Nanik S
Laaaanjjuuuuuut
Nanik S
Tian Long cepat buka Titik Formasi
Nanik S
Elder Mo... Pak Tua tak tahu malu muridnya kalah Dia tidak terima
Nanik S
Ujian Roh Lulus dan apalagi
Nanik S
Ceritanya mulai hidup Tir
Nanik S
Di Akademi pasti bertemu musuh pertamanya
Nanik S
Kalau bukan manusia apa Pak Tua
Nanik S
Teruskan
Nanik S
Lanjutkan 🙏🙏
Nanik S
ceritanya bagus tapi buatlah lebih hidup
Nanik S
Kenapa Tian Long bisa jauh dari pamanya
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!