Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.
"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.
"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"
Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.
"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.
David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.
"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
16
David tersenyum tipis. Sepertinya gadis kecilnya mulai merasa jenuh.
"Kamu benar-benar ingin bekerja?"
Sea mengangguk mantap.
"Kalau begitu, akan kuberikan kamu sebuah pekerjaan!" ucap David sambil menyeringai penuh arti.
"Sungguh?" tanya Sea dengan mata berbinar-binar.
David mengangguk singkat.
"Pekerjaan apa, bos David?"
"Menjadi sekretaris pribadiku di perusahaan!" jawab David dengan nada tegas.
Sea terdiam sejenak, tampak berpikir keras.
"Kenapa? Kamu tidak suka?" tanya David dengan rasa ingin tahu.
"Aku mau, Bos. Hanya saja, aku tidak tahu apa saja yang dikerjakan seorang sekretaris."
"Nanti akan kujelaskan lebih lanjut. Sekarang cepat ganti pakaianmu, karena sebentar lagi kita akan berangkat ke kantor!" jawab David sambil mengelus pipi Sea dengan sayang.
"Berarti, aku langsung mulai bekerja hari ini, bos?" tanya Sea dengan ekspresi kaget.
David mengangguk membenarkan.
"Betul. Cepat sana, aku akan menunggumu di sini!"
"Oke, bos. Ah, bahagianya, akhirnya aku tidak menganggur lagi!" seru Sea dengan gembira, lalu bergegas menuju lemari pakaian.
David tersenyum mendengar ocehan Sea yang terus-menerus mengungkapkan rasa senangnya setelah mendapatkan pekerjaan.
"Maafkan aku karena terus memanfaatkanmu, Sea. Aku terpaksa melakukan ini agar kamu selalu berada di sisiku!"
David bergumam sambil mengamati gadis kecilnya yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya.
"Sejak kapan seleramu berubah jadi anak kecil, David?" tanya Arda sambil memperhatikan seorang gadis kecil yang tampak menikmati kesibukannya sendiri.
David memang sengaja membawa Sea ke kantornya. Pekerjaan sekretaris yang dijanjikannya hanyalah alasan yang dibuat-buat. Pada kenyataannya, Sea datang bukan untuk bekerja, melainkan hanya untuk menemaninya sambil menggambar apa pun yang menarik perhatiannya. Masa percobaan, itulah yang David katakan pada Sea saat gadis kecil itu bertanya kepadanya.
"Terlalu banyak mencari tahu bisa berbahaya untukmu, Arda!" jawab David dengan nada datar.
Arda terkekeh pelan. Sepupunya itu memang sulit ditebak. Setelah sekian lama hidup tanpa seorang wanita di sisinya, tiba-tiba saja sekarang ia tinggal bersama seorang gadis kecil. Lebih anehnya lagi, gadis kecil itu selalu diajaknya kemana pun ia pergi. Semua orang tahu bahwa tidak semua orang bisa keluar masuk ruangan khusus sultan itu.
"Apa paman dan bibi tahu tentang ini?" tanya Arda penasaran.
David menggeleng pelan. Dia tersenyum kecil melihat Sea yang sedang menguap tanpa repot-repot menutup mulutnya.
"Hei, aku sedang bertanya padamu!" protes Arda sambil menjentikkan jarinya tepat di depan wajah David.
"Aku dengat!" jawab David tanpa mengalihkan perhatiannya dari Sea.
Arda berdecak sebal. Dia kemudian ikut melihat ke arah gadis kecil yang kini mulai tampak mengantuk.
"Imut sekali!" gumam Arda tanpa sadar.
Tangan David terkepal kuat saat mendengar gumaman Arda yang menyebut Sea-nya imut. Dengan raut wajah yang tidak ramah, dia menatap tajam ke arah sepupunya itu.
"Arda?"
"Ada apa?" jawab Arda tanpa mengalihkan pandangannya dari sesuatu yang lain.
Arda terkekeh geli saat melihat kepala gadis kecil itu hampir mencium meja karena menahan kantuk yang luar biasa. Namun, tawanya langsung lenyap ketika ia merasa ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan yang bisa membunuh.
"Kenapa kau melihatku seperti itu, David?" tanya Arda dengan nada sedikit tercekat.
"Bagaimana menurutmu?"
Arda mengusap bagian belakang lehernya yang tiba-tiba terasa dingin. Sepertinya pria dingin di depannya ini sedang dilanda cemburu.
"Aku tidak berniat merebutnya darimu. Santai saja!" kata Arda mencoba menenangkan.
"Kuharap kau sadar diri, Arda. Jangan mentang-mentang sepupu, aku tidak akan ragu bertindak!" kata David dengan nada penuh peringatan.
Arda adalah salah satu sepupunya yang tinggal di negara Sakura. Sebenarnya, ada satu lagi sepupu mereka yang tinggal di Jepang, yaitu adik dari Arda.
"Cih, bukan seleraku merebut milik orang lain. Di luar sana, banyak wanita yang rela antre untuk mendapatkan perhatianku!" ucap Arda sambil tertawa geli melihat sikap posesif sepupunya itu.
David mendengus pelan. Kemudian, pandangannya beralih pada Sea yang sudah terlelap dengan kepala bersandar di meja.
"Antarkan gadis kecil itu ke kamar, David. Ada hal penting yang perlu kita bahas!" kata Arda dengan wajah yang sangat serius.
Sejujurnya, David sudah bisa menebak sejak awal bahwa kedatangan Arda ke negara ini pasti ada tujuan tertentu. Pagi ini, Arda tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan apa pun. Bahkan, sepupunya itu tanpa sungkan memaksa masuk ke mobil yang sama dengan yang dia gunakan bersama Sea.
"Bicaralah saja terus terang. Sea tidak seperti wanita lainnya!" balas David dengan senyum misterius.
Alis Arda sedikit terangkat, menunjukkan keraguannya untuk mengatakan sesuatu.
"Santai saja. Dia tidak akan mengerti apa pun dari percakapan kita, Arda. Percayalah padaku!" kata David, menyadari keraguan di wajah sepupunya.
"Kau yakin?" tanya Arda memastikan.
David mengangguk.
"Sea itu sangat lugu dan polos. Tapi aku menyukainya!", ujar David dengan nada tulus.
Arda tertawa mendengar pengakuan David barusan.
"Sepertinya kau mulai kehilangan akal sehatmu, David!" ledek Arda.
David mengangkat bahunya acuh.
"Cepat katakan!", desak David.
"Aku dengar ada seorang mafia yang belakangan ini mengawasi gerak-gerik kita," ucap Arda dengan serius.
" Informasi itu kuperoleh dari laporan para mutan yang disebar di keluarga kita. David, apakah Tia sudah mengusik salah satu dari mereka?" tanya Arda dengan nada serius.
David menarik napas dalam-dalam mendengar berita itu.
"Membuat masalah langsung sih belum. Tapi, mengejar salah satu dari mereka, iya!" jawab David sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Apa maksudmu?" tanya Arda dengan bingung.
"Oksa Revaleno. Tia menginginkan pria itu!" jawab David menjelaskan.
Mata Arda membulat. Meskipun dia tidak terlalu sering berurusan dengan dunia mafia, nama Oksa sangat terkenal di kalangan dunia hitam. Dia adalah salah satu mafia dengan reputasi yang sangat menakutkan dan dikenal karena kekejamannya oleh kelompok lain. Dan Tia tertarik pada pria seperti itu. Ya Tuhan, sepertinya wanita itu sudah kehilangan akal sehatnya.
"Apa kau sudah memeriksakan kondisi kejiwaan saudara kembarmu itu, David?" tanya Arda.
"Tak perlu diagnosis psikiater untuk tahu Tia itu sakit. Biarkan saja dia melakukan apa pun selama tidak mengusik hidupku dan hubunganku dengan Sea!" jawab David dengan nada acuh.
Tia adalah tipe wanita yang unik. Sekilas, dia tampak seperti gadis nakal dan periang. Namun, jika diperhatikan lebih saksama, dalam setiap tatapan mata Tia ada sebuah kegelapan yang tidak akan pernah bisa di tebak oleh orang yang memiliki niat buruk kepadanya.
"Dasar sinting kau David. Bagaimana bisa kau bicara seperti itu tentang adikmu sendiri?" tanya Arda tak percaya.
David membuang nafas kasar saat dia di katai sinting oleh sepupunya.
"Lalu aku harus bicara apa Arda? Ungkapan seperti apa yang cocok untuk gadis aneh itu hahhh!",".
Benar juga. Arda sangat hafal dengan kelakuan Tia yang sering sekali muncul tiba-tiba dan pergi dengan seenaknya mirip dengan makhluk gaib. Dia lalu menggaruk keningnya yang tidak gatal saat menyadari kebodohan dari perkataannya barusan.
"Aku terkadang suka lupa kalau gadis itu masuk dalam golongan belut listrik David. Licin dan mematikan!"
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak