 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Tak Terduga
Karena tidak enak untuk menolak perintah bosnya, Kamal pun akhirnya ikut wanita yang datang mencari bosnya. Tanpa mandi, anak muda itu bergegas mengenakan baju dan celana seadanya, lalu mengikuti wanita yang menyuruhnya ikut ke dalam mobilnya.
Apa lagi Kamal memang tahu alamat seseorang yang menjual alat-alat yang dibutuhkan wanita itu, jadi mau tidak mau dia memang harus ikut untuk menunjukannya. Kamal pun cukup canggung karena dia memang tidak mengenal wanita itu meski pernah melihat wajahnya beberapa kali.
"Jadi, kamu masih satu kampung dengan Mas Deni?" tanya perempuan yang mengajaknya pergi. Kedunya memeng sedang ngobrol di dalam mobil agar tidak terlalu canggung.
"Iya, Mbak," jawab Kamal singkat.
"Gimana kerja ngikut Mas Deni? Betah kan?" wanita itu kembali bertanya dengan mata fokus menatap ke arah depan jalan.
"Sampai saat ini sih betah, Mbak," jawab Kamal. "Mbak sudah lama kenal sama Mas Deni apa?"
Lawan bicara Kamal lantas tersenyum. "Ya sejak dia pacaran sama Mbak Gita, aku mulai mengenalnya," jawabnya. "Sebenarnya, aku kan teman adiknya Mbk Gita. Kamu kenal adiknya Mbak Gita kan?"
"Adik yang nomer dua apa, Mbak?" lawan bicara Kamal lantas mengangguk. "Kenal, Mbak."
"Aku teman sekolah dia. Dulu aku sering main di rumahnya tiap pulang sekolah, makanya aku juga kenal Mbk Gita," balas si pengemudi mobil. "Berarti kamu sudah berapa lama kerja ikut Mas Deni?"
"Jalan tiga bulan, Mbak," jawab Kamal.
"Oh..." jawab si wanita. "Padahal aku sering lihat kamu ya, kalau aku ke tempat Mbak Gita, aku pikir kamu orangnya cuek tapi cenderung sombong loh."
Kamal pun langsung tersenyum. "Kok bisa gitu sih, Mbak?"
"Ya ngak tahu," balas si wanita. "Mungkin karena tiap lihat kamu, kamunya jarang menyapa. Aku sampai mikir, ni cowok wajahnya ganteng, tapi kok sombong banget, gitu."
Kamal pun kembali tersenyum. "Sebenarnya aku bingung, Mbak kalau mau nyapa," balas Kamal. "Canggung banget gitu rasanya. Takut dikira sok kenal."
Lawan bicara Kamal malah tersenyum lebar. "Tapi selama kamu kerja di tempat Mas Deni, nggak pernah ada masalah kan?"
"Nggak ada Mbak," jawab Kamal.
"Bagus lah, semoga kamu nggak ada masalah kerja di tempat itu, nggak kaya karyawan yang lain sebelum kamu, banyak yang bekerja dalam waktu singkat karena bikin masalah."
"Bikin masalah, Mbak? Masalah apa?" Kamal pun jadi penasaran.
"Ya biasa, banyak yang nggak jujur," balas wanita itu. "Yang namanya jualan, kan otomatis sudah ada hitungannya. Apa lagi martabak, kalau habis melayani beberapa porsi, kan jelas banget tuh, berapa bahan yang dipakai, seperti telur atau kotak tempat martabak, iya kan?"
"Iya, Mbak," jawab Kamal. "Apa karyawan yang dulu sering menipu laporan ya, Mbak? Misalnya habis melayani martabak asin menggunakan telor dua ngakunya satu?"
"Itu salah satunya," jawab si wanita. "Hal itu sering terjadi jika kebetulan Mas Deni lagi nggak ikut jualan. Apa kamu pernah ditinggal jualan sendiri?"
"Pernah beberapa kali, Mbak," jawab Kamal. "Katanya untuk melatih mental sama kepandaianku dalam melayani."
"Nah, itu juga yang dilakukan Deni pada karyawan yang lain. Tapi sayang, mereka malah pada menipu ketika mereka sudah pintar. meski nggak semua mantan karyawannya curang. Ada juga yang keluar karena pengin kerja di tempat yang suasananya beda."
Kamal mengangguk paham. "Mbak jualan martabak juga apa?"
lawan bicara kamal lantas menggeleng. "Kalau aku buka salon sama jualan alat kecantikan serta pakaian," jawabnya. "ini mau ngambil barang, karena kakakku yang mau jualan martabak."
"Oh," jawab Kamal tanpa dibarengi pertanyaan lagi. Di saat mobil melewati suatu tempat, Kamal dibuat terkejut kala tiba-tiba mobil menepi dan berhenti.
"Kok berhenti, Mbak?' kamal pun langsung melempar pertanyaan. "Ada apa?"
"Kamu lihat hitam yang ada di depan toko itu?" tunjuk si wanita. "Aku yakin itu mobil selingkuhan suamiku.
"Hah! Mobil Selingkuhan suami? maksudnya, Mbak?" Kamal cukup kaget mendengarnya.
"Suamiku tuh kerja di batam, bareng pemilik mobil itu. Satu tahun belakangan ini entah kenapa aku merasa ada yang beda pada sikap suamiku. Kecurigaanku semakin menguat kala beberapa teman kerja suamiku yang kebetulan aku kenal, seperti memberi kode kalau suamiku ada main dengan teman kerjanya yang kebetulan masih satu kabupaten dengan aku di sini."
"Loh, cuma lewat omongan doang, Mbak langsung percaya?" tanya Kamal merasa aneh.
"Tentu mereka pakai bukti dong," balas si wanita. "Mereka ngasih tahu pas pada pulang kampung. Kebetulan kan ada tuh rekan kerja suamiku yang satu kampung denganku."
"Owalah," balas Kamal. "Mbak udah bertanya sama suami, Mbak?"
"Mana mau ngaku dia," jawab si wanita. "Yang ada malah dia akan menutup rapat-rapat jika memang benar. Apa lagi kita sama-sama jauh, udah pasti kalau membahas masalah ini, ujung-ujungnya kita bertengkar."
Kamal nampak manggut-manggut paham.
Di saat bersamaan, mobil yang dimaksud wanita itu terlihat bergerak. Sontak wanita itu pun langsung melajukan mobil miliknya untuk mengikuti mobil itu. Tidak ada obrolan di dalam mobil karena wanita itu sangat fokus mengikuti targetnya.
Hingga beberaapa menit kemudian setelah mobil yang diikuti berhenti di suatu tempat, Kamal dan wanita itu melihat sosok perempuan keluar dari dalam mobil, lalu dia masuk ke dalam sebuah rumah makan. Sontak wanita yang bersama Kamal, mengajak anak muda itu untuk turun dan menyelidiki wanita tersebut.
Setelah mencari beberapa detik, Kamal dan wanita itu melihat keberadaan si target dan mereka pun mendekat lalu memilih duduk di belakang wanita yang diikuti.
Tak lama setelah itu, wanita yang bersama Kamal dibuat kaget kala matanya menangkap sosok lain yang datang terus mendekat dan duduk satu meja dengan si target.
Wanita yang bersama Kamal terlihat sangat terkejur dan dia buru-buru mengambil ponselnya, lalu menulis sesuatu.
Mata kamal seketika agak melebar kala wanita yang bersamanya, menunjukan tulisan yang diketik wanita itu di ponselnya. Kamal semakin yakin kalau wanita itu memang mengenal sosok yang baru datang dan duduk bersama dengan wanita yang mereka ikuti.
Hingga beberapa menit kemudian, wanita yang datang bersam Kamal nampak menahan amarahnya kala dia mendengar pembicaraan dua wanita yang ada di belakangnya.
Wanita itu dan kamal bahkan diam-diam merekam semua yang mereka dengar sambil pura-pura menikmati hidangan yang mereka pesan.
Setelah merasa cukup puas dengan bukti yang didapat, Kamal dan wanita itu segera pergi sebelum dua wanita yang mereka ikuti menyadari keberadaannya.
"Kurang ajar!" wanita itu langsung mengumpat dengan segala amarah yang berkobar dalam benaknya. "Ternyata selama ini aku dibodohi, awas aja kamu mas, akan aku buat kamu menyesal karena bermain kotor denganku!"
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆