Setelah dikhianti oleh pria yang dicintainya, Vani tidak ingin lagi jatuh cinta, tetapi takdir justru mempertemukan Vani dengan Arjuna.
Seorang CEO yang dikenal dengan rumor sebagai pria gay.
Karena suatu alasan, Vani setuju saat Juna melamarnya, karena berpikir Juna seoarang gay dan tidak mungkin menyentuhnya. Namun siapa sangka jika rumor tentang gay itu salah. Juna adalah sosok suami yang begitu memuja Vani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merindukan Vani
"Apa kamu ingat salah satu nasabah pasangan suami istri tadi?" tanya Vani saat dia dan Esi tengah menikmati makan siang.
"Ya, aku ingat. Mereka masih saja cantik dan tampan meski sudah tua. Mereka juga terlihat serasi," jawab Esi. "Ngomong-ngomong, ada apa?" tanyanya.
"Aku merasa bapak tadi itu mirip dengan pria gila itu," ucap Vani kembali mengingat wajah pria paruh baya yang tadi menjadi nasabahnya.
"Benarkah? Siapa namanya?" tanya Esi.
"Aku tidak tahu, slip setoran menggunakan nama istrinya. Namanya juga tidak tertulis Lakeswara," jawab Vani.
"Hemmm itu artinya bukan. Mungkin hanya mirip, sebab orang-orang besar seperti mereka pasti akan selalu menggunakan nama belakang keluarga," tanggap Esi. "Apa kamu merindukan pria itu, hingga semua yang kamu lihat terlihat mirip dengannya?" ucap Esi lagi dengan sengaja menggoda Vani.
"Tidak. Kamu ada-ada saja." Vani yang telah selesai dengan makan siangnya, bangkit lebih dulu, sebelum Esi terus menggodanya.
***
Saat masih berstatus sebagai pasangan, siapa pun itu tentu akan memiliki perasaan rindu ketika tidak bertemu, tidak saling berkabar, muncul perasaan cemas dan membuat kita memikirkan pasangan. Rasa rindu itu bisa menghilang saat bertemu dengan orang yang kita rindukan.
Lalu, bagaimana jika rasa rindu itu ada pada seseorang yang tidak bisa digapai lagi? Seseorang yang tepatnya sudah menjadi bagian dari masa lalu yang tidak dapat dilupakan.
Kehilangan seseorang yang amat dicintai merupakan salah satu hal tersulit dalam hidup. Entah itu diakibatkan oleh perpisahan atau hal lainnya selalu saja akan menyakitkan untuk pihak yang kehilangan.
Seiring dengan kehilangan seseorang, selalu muncul perasaan kesepian dan ketidakmampuan, semacam kerinduan yang sepertinya tidak pernah bisa dipenuhi.
Itulah yang dirasakan Johan saat ini. Kesedihan yang mencekam karena merindukan Vani. Kerinduan dan rasa bersalah yang selalu menguasai pikiran, yang membuatnya sulit untuk memikirkan apa pun selain Vani dan hanya Vani.
Tiga tahun berpacaran dan hampir selalu menghabiskan waktu bersama, membuat Johan amat terbiasa dengan keberadaan Vani dalam hidupnya. Tiada hari tanpa kehadiran Vani, tetapi sekarang justru setiap hari akan dia lalui sendiri dalam kesepian.
Johan merasa hanya melakukan satu kesalahan yaitu tanpa disengaja tidur bersama Amelia, lalu kenapa Tuhan menghukumnya dengan begitu berat? Johan merasa Tuhan tidak adil padanya.
Disaat istri dan kedua orang tuanya berpikir jika Johan tengah berada di kantor, Johan justru tidak di tempatnya.
Johan saat ini berada di parkiran gedung sebuah bank, gedung yang selama tiga tahun belakang sering dia datangi.
Johan masih setia menunggu di dalam mobilnya menatap ke arah tempat Vani bekerja. Mengikuti Vani sudah menjadi kebiasaan baru Johan belakangan ini, menjadi penguntit untuk mantan kekasihnya itu, berharap rasa rindu itu bisa sedikit berkurang, namun nyatanya rasa rindu itu semakin menyiksa saat Johan dapat melihat tapi tak dapat menggapainya. Berbeda dengan sebelumnya dimana Johan selalu dapat menempel pada Vani.
Johan hanya bisa menatap Vani dari kejauhan, menangisi kebodohannya yang telah menyakiti Vani. Seharusnya Johan sadar jika menyakiti Vani sama saja dengan menyakiti dirinya sendiri.
Rasanya ingin sekali Johan kembali datang dan meminta maaf pada Vani. Tapi Johan tidak sanggup melakukannya. Bukan karena tidak sanggup meminta maaf dan mengakui kesalahan nya. Tapi tidak sanggup saat nanti mendengar dan melihat Vani semakin menjauhinya dan menjaga jarak darinya. Sudah berulang kali Vani menolak kehadirannya dan itu membuat Johan takut.
Tiga tahun bersama, Johan sangat mengerti sikap dan sifat Vani. Johan sangat yakin jika Vani pasti akan selalu menjaga jarak darinya. Penolakan seperti itulah yang tidak sanggup Johan hadapi. Katakanlah Johan pria yang lemah, pengecut dan bodoh. Johan akui semua itu benar. Karena ia juga merasa jika dirinya adalah pria terbodoh yang ada di dunia. Pria bodoh yang telah menyakiti dan melepaskan wanita sebaik Vani.
"Aku sangat merindukanmu, Sayang. Sangat merindukanmu!" Tangis Johan kembali terdengar saat sosok Vani terlihat keluar dari kantor bersama para pegawai kantor yang lain saat jam kantor telah usai.
Tak sedetik pun Johan melewatkan tanpa menatap sosok Vani.
Degh... degh.....
Debaran jantung kembali berdetak kencang saat tak sengaja tatapan Vani mengarah kepadanya. Meskipun Vani tidak akan menyadari keberadaannya tapi Johan merasa yakin jika di lubuk hati Vani, Vani juga pasti merindukannya.
Aku tahu itu kamu, Jo. Meskipun kamu menggunakan mobil yang tidak akan ku kenali, tapi aku tahu pasti jika didalam mobil itu adalah kamu. Pergilah Jo, menjauhlah dari hidupku. Seperti kamu yang dengan mudah melepaskanku maka tolong biarkan aku hidup tenang tanpa bayang bayangmu. Pergilah Jo, karena aku tidak akan melirik pria yang sudah menjadi milik wanita lain. Aku wanita yang menjunjung tinggi harga diri dan menghargai perasaan perempuan, kamu salah jika berpikir aku masih menaruh rasa padamu. Batin Vani yang sesungguhnya sadar akan kehadiran Johan.