Terjebak di sebuah negri yang tak dikenal.
Di sanalah kisah ini bermula, pertemuan yang tak terduga antara DEVNIA ANGGARA RISMA dan pangeran ALFATIH LYSANDER menumbuhkan benih cinta di hati sang pangeran, namun ketidak pekaan Nia terhadap rasa yang dimiliki Ly membuat kegilaan laki-laki itu muncul.
Cinta beda alam akankah semesta mendukungnya?
Yuk ikuti kisah mereka!
Untuk kalian semua pembaca setia novel Toon salam kenal dariku Diomira antika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diomira antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7 Berkunjung ke istana part 3
"El apa benar pangeran Ly punya kekasih dan akan segera menikah?" tanya purwati ibunya pangeran El.
"Sepertinya begitu bunda, gadis itu sekarang ada di paviliun nya, dan menurut berita yang kudengar katanya pagi ini mereka akan berkunjung ke istana untuk menemui ayahanda." jawab pangeran El.
"Bunda jadi penasaran seperti apa rupanya gadis itu?"
"Dia sangat cantik dan bahkan dia gadis tercantik yang pernah El jumpai, dia juga memiliki aroma yang begitu wangi, dan apa bunda ingat tentang ramalan seratus tahun yang lalu, ramalan tentang gadis pemilik darah biru yang lahir dari keturunan dewi kencana ungu?"
"Iya bunda ingat, katanya laki-laki pertama yang meny*tu*uhinya dia akan memiliki keabadian dan kekuatan yang tidak terkalahkan, tapi pertanyaannya apa hubungannya dengan gadis itu?"
"aku pernah mencari tau tentang ramalan itu, dan dari ciri-cirinya gadis itu memilikinya bunda."
"Kamu yakin tidak salah mengenali El?"
"yakin bunda, dan aku harus mendapatkan perawan gadis itu!" ucap pangeran El dengan yakin.
"Tapi sepertinya itu akan sulit El mengingat dia adalah kekasih pangeran Ly. dia pasti tidak akan tinggal diam, bahkan mungkin bisa saja dia akan menghabisi kita jika sampai kita mengusik kekasihnya itu."
"Tapi jika aku bisa mendapatkan gadis itu maka aku akan menjadi lebih kuat darinya bunda, ayolah bunda harus bantu aku pikirkan bagaimana caranya agar aku bisa melakukannya."
"kamu gila El itu sangat beresiko, setelah melakukanya kamu masih harus bertapa selama satu purnama untuk menyatukan dirimu dengan kekuatan itu."
"Terus apa masalahnya bunda, jangankan satu purnama satu tahun pun akan ku lakukan asalkan aku bisa menjadi lebih kuat dari pangeran Ly, karena jika pangeran Ly yang mendapatkan kekuatan itu dia akan semakin menginjak-injak kita bunda, posisi kita juga akan semakin terancam, kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari Kerajaan ini, ayo bunda coba pikirkan!"
Untuk beberapa detik ibunda pangeran El terdiam, lalu berkata, "baiklah nanti bunda akan pikirkan caranya!"
"Terimakasih bunda, bunda memang ibunda terbaik di dunia ini." ucapnya memeluk sang bunda.
"Semua ini bunda lakukan demi kamu El, kamu harus mendapatkan kebahagiaan mu, selama ini kamu selalu di kucilkan karena bunda hanya seorang selir, padahal meskipun selir kamu dan pangeran Ly hadir dari benih yang sama." ucap purwati dalam hati.
"Dengan kekuatan itu aku bisa lebih hebat dari pangeran Ly, dia tidak akan merendahkan ku lagi dan aku akan merebut semua yang dimilikinya harta dan juga tahtanya." pangeran El juga mengucapkan itu di dalam hati.
Di posisi pangeran Ly.
Nia datang menghampirinya bersama ayu, dia yang pagi itu sedang meminum teh herbal miliknya sempat terdiam untuk beberapa saat, terpesona dengan kecantikan sangat calon istrinya.
Pangeran Ly berdehem lalu bangkit, merapikan jubah kebesarannya dia berkata, "kau sangat lama, ayo cepat ikut aku dan ingat jangan melakukan kesalahan apapun di sana nanti cukup bicara seperlunya saja." ucap pangeran Ly.
"Iya aku paham tapi ingat janjimu ya!" ucap nia dengan ekpresi yang ceria.
"Mmm..." jawab pangeran Ly setengah hati.
Kini di samping pangeran Ly nia berjalan.
"Astaga jalanya jangan cepat-cepat dong aku capek tau ngejarnya. mama.....rasanya kakiku hampir copot." ucap nia sambil cemberut.
Pangeran Ly menghentikan langkahnya, lalu menatap ke arah nia. Dia memindai nia dari atas sampai bawah lalu berhenti di kaki Nia, kaki mungil dan mulus itu seolah memang sangat rapuh di mata pangeran Ly, haruskah ku ganti kakimu dengan kaki kuda?"
Melebar kelopak mata Nia.
"Dasar sinting bisa-bisanya kakiku mau kau ganti dengan kaki kuda....kakimu itu yang harusnya di kasih rem bajai. menyebalkan!" ucap nia merotasi matanya kearah lain.
"kau terlihat sangat menggemaskan jika marah seperti itu, bolehkan aku gigit pipimu!"
Lekas Nia menatap pangeran Ly dengan mulut sedikit terbuka, namun pangeran Ly kembali meneruskan langkahnya dan setelah cukup jauh pangeran Ly memanggil nia yang masih mematung di posisinya.
"Ayo, cepatlah nia apa kau ingin aku menyeretmu?"
"Nggak perlu aku bukan kambing yang harus kamu seret!" jawab nia mendengus kesal, sambil berjalan dalam hati dia terus menggerutu memaki pangeran Ly.
Saat hampir sampai di depan gerbang utama masuk kerajaan, pangeran Ly menghentikan langkah lalu mengulurkan tangannya, tanpa kata dan nia mulai menebak jika saat ini pangeran Ly sedang memintanya untuk bersandiwara.
Nia tersenyum dan menyambut uluran tangan itu, kini bergandengan tangan layaknya pasangan kekasih sejati mereka berjalan masuk kedalam istana, menuju ke arah singgasana sang Raja.
Dan sampai lah kini mereka di sana, di hadapan sang raja keduanya berjongkok memberikan penghormatan.
Terlihat Darma mengendus nafas panjang dan menatap lekat kearah Nia. Lalu beliau meminta keduanya untuk bangkit.
Menggenggam tangan Nia pangeran Ly mengajak Nia duduk di dekat ayahnya.
"Sesuai janjiku pagi ini aku datang membawa kekasihku untuk menemui ayah." ucap pangeran Ly.
Darma mengangguk sambil menatap putranya, kemudian dia membawa Pandangannya ke arah Nia. untuk beberapa detik dia mengamati nia, wajah cantik, ekpresi takut dengan tangan di pangkuan yang terpaut menandakan ke takutan serta kegugupan nya.
"Dia cantik tapi bukan bangsa kita!" ucapan sang raja membuat tubuh nia bergetar, "bagaimana ini apa dia akan mencincang ku." cicit Nia dalam hati.
Pangeran Ly diam dengan tenang sambil pasang ekpresi datar dan itu membuat Nia semakin takut karena merasa sendiri di tengah badai.
"Tapi sepertinya dia gadis yang istimewa." kembali Darma menambahkan ucapanya, namun kini matanya tertuju kearah pangeran Ly.
sedangkan pangeran Ly hanya menanggapinya dengan senyuman tipis saja.
"Siapa namamu cah ayu?"
Nia sempat bingung namun hatinya terus berisik menginginkan dirinya agar tidak melakukan kesalahan.
"namaku Devnia Anggara Risma tuan raja."
"Tuan... Ly apa kau tidak mengajarinya cara bicara yang benar?"
"maafkan Ly ayahanda, nanti Ly akan memberi taunya."
Nia semakin ketakutan, bahkan air matanya hampir menetes. Melihat ekpresi nia yang polos dan ketakutan Darma tertawa kecil. "kau sangat menggemaskan Cah ayu, kemarilah calon menantuku, aku ingin melihat garis tanganmu!" ucapnya pada Nia.
Nia melirik kearah pangeran Ly dan pangeran Ly mengangguk sebagai tanda izin bagi Nia untuk maju kedepan menghampiri ayahnya.
Pelan Nia mulai bangkit, dengan rasa cemas dan takut yang tak terkira Nia berjalan mendekat.
"duduklah!" ucap Darma menyuruh Nia duduk di kursi yang paling dekat dengannya. "kemarikan tangan mu!"
Bergetar Nia mengulurkan tangannya, dan raja Darma lansung meraihnya, deg... ada desiran aneh yang Darma rasakan saat menyentuh kulit Nia, dan seketika itu juga jantungnya berdegup kencang saat melihat telapak tangan Nia.