NovelToon NovelToon
Dinikahi Suami Kembaranku

Dinikahi Suami Kembaranku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Misstie

Syima dan Syama adalah kembar identik dengan kepribadian yang bertolak belakang. Syama feminim, sementara Syima dikenal sebagai gadis tomboy yang suka melanggar aturan dan kurang berprestasi akademik.

Hari pernikahan berubah menjadi mimpi buruk, saat Syama tiba-tiba menghilang, meninggalkan surat permintaan maaf. Resepsi mewah yang sudah dipersiapkan dan mengundang pejabat negara termasuk presiden, membuat keluarga kedua belah pihak panik. Demi menjaga nama baik, orang tua memutuskan Devanka menikahi Syima sebagai penggantinya.

Syima yang awalnya menolak akhirnya luluh melihat karena kasihan pada kedua orang tuanya. Pernikahan pun dilaksanakan, Devan dan Syima menjalani pernikahan yang sebenarnya.

Namun tiba-tiba Syama kembali dengan membawa sebuah alasan kenapa dia pergi dan kini Syama meminta Devanka kembali padanya.

Apa yang dilakukan Syima dalam mempertahankan rumah tangganya? Atau ia akan kembali mengalah pada kembarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misstie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syima on Fire

Ruang bimbingan konseling akademik Fakultas Teknik Sipil berukuran sedang dengan meja dan kursi yang ditata melingkar. Pagi itu, lima mahasiswa duduk dengan wajah yang tidak terlalu antusias. mereka semua tahu bahwa mereka dipanggil karena prestasi akademik yang kurang memuaskan, untuk mendapatkan bimbingan khusus.

Syima duduk di kursi paling belakang sambil memainkan ponselnya. Rio, Theo, Dandi, dan satu mahasiswa lagi yang tidak dikenalnya duduk di depannya sambil berbisik-bisik.

“Eh, katanya dosennya muda tapi killer,” bisik Nina pada Rio.

“Mudah-mudahan nggak cerewet kayak dosen wali yang lama,” sahut Rio.

“Atau mudah-mudahan gampang dibohongi,” tambah Dandi dengan senyum nakal.

Syima tidak ikut dalam percakapan mereka. Matanya terus menatap pintu, menunggu kedatangan pria yang sudah terlanjur dia kenal, meski secara tidak resmi. Mungkin dosennya ini akan menjadi kakak iparnya di masa depan, karena hubungannya dengan Syama tidak mungkin hanya main-main.

Ketika pintu terbuka dan sosok tinggi dengan kacamata bertengker di hidungnya melangkah masuk, jantung Syima langsung berdebar kencang. Devanka terlihat sangat menarik dengan kemeja biru langit, celana hitam, dan sepatu sneaker. Rambutnya rapi, tangan kanannya membawa tas laptop serta beberapa berkas.

“Selamat pagi,” sapa Devanka dengan suara tegas tapi ramah.

“Selamat pagi, Pak,” jawab mahasiswa-mahasiswa itu tidak serempak.

Devanka berjalan ke depan dan meletakkan barang-barangnya di meja. Matanya menyapu kelima mahasiswa di hadapannya dengan tatapan yang menganalisis. Ketika pandangannya bertemu dengan Syima, dia berhenti sejenak.

Ada sesuatu yang familiar dari gadis yang duduk paling belakang itu. Wajahnya benar-benar sangat mirip dengan kekasihnya, hanya sorot matanya yang berbeda. Kembaran kekasihnya ini memliki tatapan yang tajam seperti elang, sedangkan Syama matanya tampak sendu.

“Baik, perkenalkan, saya Devanka Gio Pratama. Mulai hari ini saya akan menjadi dosen wali kalian.” Devanka membuka laptop dan menampilkan presentasi di proyektor.

“Sebelum kita mulai, bagaimana kalau kalian memperkenalkan diri satu per satu. Nama, semester, dan satu hal tentang diri kalian yang perlu saya ketahui. Silahkan di mulai dari kamu." Devanka menunjuk Rio.

“Saya Rio, semester 7, hobby main game online,” kata Rio dengan senyum canggung.

“Theo, semester 7, suka traveling tapi belum punya budget,” lanjut Theo

“Dandi, semester 7, cita-cita jadi kontraktor kaya,” sahut Dandi sambil tertawa kecil.

“Bagas, semester 5, suka main basket,” kata mahasiswa yang tidak Syima kenal.

Semua mata tertuju pada Syima yang masih duduk diam di kursi belakang.

“Dan yang terakhir?” tanya Devanka sambil menatap Syima datar, menutupi rasa penasaran di hatinya.

Syima bangkit dari kursinya dengan gerakan lambat. “Saya Syima, semester 7, hobi menghajar cowok yang suka PHP-in cewek.”

Komentar itu membuat teman-temannya tertawa, tapi Devanka mengernyitkan dahi. Ada sesuatu dari cara gadis itu menatapnya, seolah-olah dia tahu sesuatu.

“Baik, Syima,” kata Devanka sambil mencatat nama-nama mereka. “Sekarang, mari kita lihat data akademik kalian.”

Devanka menampilkan tabel IPK di layar proyektor. “Rata-rata IPK kalian di bawah 2.8. Rio 2.5, Theo 2.6, Dandi 2.4, Bagas 2.7, dan Syima 2.7.”

“Rendah banget ya, Pak,” komentar Theo nyengir tidak tahu malu.

“Rendah, makanya kita berkumpul disini untuk memperbaikinya,” jawab Devanka. “Tapi yang ingin saya ketahui adalah, apa penyebab kalian sulit mempertahankan prestasi akademik dengan baik?”

“Susah konsentrasi, Pak,” jawab Rio.

“Materi kuliah terlalu sulit,” tambah Bagas.

“Dosen killer semua,” sahut Dandi.

Devanka mengangguk sambil mencatat jawaban mereka. “Syima, bagaimana denganmu?”

Syima yang sedang menatap keluar jendela menoleh dengan ekspresi datar. “Mungkin karena prioritas saya bukan cuma nilai, Pak.”

“Maksudnya?”

“Ada hal-hal lain yang lebih penting dari sekadar angka di transkrip,” jawab Syima dengan nada yang sedikit menantang.

Devanka menatap kembaran kekasihnya itu dengan lebih intens. Ada sesuatu dari cara bicaranya sangat mirip Syama. Meskipun berwajah lembut, tapi karakternya keras, dan kalau memiliki pendapat, dia akan berbicara sedikit menantang seperti Syima.

“Seperti apa contohnya?” Devanka jadi penasaran dengan Syima lebih dalam.

“Peduli lingkungan, membantu orang yang membutuhkan, memperjuangkan keadilan sosial,” Syima menjawab sambil bersandar di kursi. “Menurut saya, yang namanya pendidikan itu bukan hanya tentang nilai tinggi, tapi juga tentang membentuk karakter dan kepedulian sosial.”

“Pemikiran yang bagus,” kata Devanka. “Tapi dalam sistem pendidikan formal, nilai tetap menjadi parameter utama untuk mengukur keberhasilan akademik. Dan nilai yang rendah bisa menutup kesempatan kalian untuk mendapatkan beasiswa, magang di perusahaan bagus, atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.”

“Lalu menurut Bapak, hidup itu berputar di soal nilai dan materi?” tanya Syima dengan nada yang mulai naik.

Teman-temannya mulai tidak nyaman dengan arah percakapan ini. Mereka tahu Syima memang suka berdebat, tapi ini adalah pertemuan pertama dengan dosen wali baru.

“Bukan,” jawab Devanka dengan sabar. “Tapi nilai adalah salah satu cara untuk membuka pintu-pintu kesempatan. Dan sebagai mahasiswa, tugas utama kalian adalah belajar dengan baik.”

“Belajar dengan baik atau mengejar nilai tinggi?” Syima menatap Devanka dengan tajam. “Karena menurut saya, dua hal itu beda.”

Devanka tertarik dengan jawaban Syima. Dia cerdas. Pantas saja Syima selalu menjadi bahasan para dosen.

“Maaf, boleh saya tahu nama lengkap Anda?” tanya Devanka tidak menutupi rasa penasarannya.

“Syima Yuri Wijaya,” jawab Syima sambil menatap mata Devanka dengan pandangan yang penuh tantangan.

“Apakah Anda punya saudara yang kuliah di Fakultas Keguruan?” pancing Devanka, ingin mengetahui sejauh apa Syima berpura-pura tidak mengenalnya. Karena Devanka yakin Syima sudah mengetahui soal dirinya dan Syama.

Pertanyaan itu membuat suasana ruangan menjadi hening. Teman-teman Syima saling bertukar pandang, tidak mengerti kenapa dosen wali mereka tiba-tiba menanyakan hal personal seperti itu.

Syima tersenyum tipis, senyum yang tidak mencapai mata.

“Ada, Pak. Syama Puri Wijaya. Saudara kembar saya.” Syima berhenti sejenak sebelum menambahkan, “Mungkin Bapak kenal dia. Dia kan mahasiswa berprestasi. Asisten dosen juga. Kebalikan total dari saya.”

Devanka tersenyum, hingga memunculkan kerutan di kedua sudut matanya. "Benar. Saya sangat mengenal Syama."

Syima hanya membalas senyuman tipis dan menatap Devanka dengan ekspresi yang sulit diartikan.

“Oh,” kata Devanka akhirnya, berusaha menyembunyikan rasa geli yang tiba-tiba menggelitiknya.

Devanka merasa Syima tengah memasang aura menyeramkan untuk menunjukan bahwa Devanka tidak boleh macam-macam pada kembarannya. “Syama memang mahasiswa yang berprestasi.”

“Sangat berprestasi. IPKnya saja hampir 4, jadi asisten dosen, aktif organisasi tapi tetap pintar, sopan, anggun, dan perfect dalam segala hal.” Syima berdiri dari kursinya. “Kebalikan total dari saya yang Cuma tahu demo dan bikin onar. Jadi siapa pun yang menjadi suaminya nanti akan sangat beruntung. Kalau pun ada yang hanya main-main, dia akan berurusan dengan saya."

Syima mengangkat kedua alisnya menantang Devanka yang terlihat menahan senyum.

"Ternyata ini premannya keluarga Wijaya. Anaknya saja begini, kebayang bapaknya nanti kayak gimana," ucap Devanka dalam hati.

1
Ibvundazaky Ibundazaky
ditunggu up nya thor
Misstie
Ceritanya menarik.. 🥰🥰
muznah jenong
thanks untuk double up Thor.....
love you..../Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose/
Misstie: Sama-sama Kak...
Makasih udah jadi pembaca setia Syima
🥰🥰
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
muznah jenong
wah gawat pak dosen udah yoblos sebelum hari H..,..
Krisna Flowers
👍
muznah jenong
jangan2 bentar lagi pak Devan bucin lagi
di tunggu gaya bucin pak Devan ....pasti konyol istriya tomboy suami ya kaya kanebo ga ada expresi... di tunggu update selanjutnya thor/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Mepica_Elano
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Rizitos Bonitos
Bikin galau.
Rakka
Ngakak banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!