Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7 kenangan mengerikan 3
Amara menatap nanar kepada Mattew yang saat ini telah bangkit dan berdiri agak jauh darinya.
" apa maksudmu ?! " tanya Amara sedikit panik.
Mattew tertawa menyeringai dan sedikit terpingkal kepada Amara.
Ia seperti melihat hal yang lucu ketika wajah Amara nampak ketakutan.
" tidak ada...aku hanya ingin sedikit membantumu,
Kulihat kau begitu menggatal ke pada Carter, tapi sayang sepertinya dia tak tertarik padamu. Aku pikir kau butuh sentuhan...
Karenanya aku berbaik hati padamu, ku pinjamkan teman temanku agar kau bebas menggatal.
Bagaimana...aku baikkan ?! " kata Mattew yang sontak membuat Amara menatapnya kian tajam
" kau tidak berhak ikut campur urusanku " sentak Amara kesal
" ouww....berani juga kau rupanya padaku ya, kita lihat...apa setelah ini kau masih akan berani kepadaku "
Kali ini Mattew bersuara sedikit keras dan tegas kepada Amara.
Mata keduanya saling menatap tajam.
" kau...kau bajingan, kau....aww...." kata kata Amara tak berlanjut, ia yang berusaha bangkit tiba tiba kembali terjatuh.
Bugh...
tubuh Amara terasa lemas tiba tiba, ia kembali tersungkur di sofa
" shitt...apa yang kau berikan padaku ?! Apa salahku padamu ?! " suara Amara tak lagi terdengar keras dan menantang seperti tadi.
Saat ini tiba tiba ia merasakan tulang tulangnya terasa kelu dan otot ototnya terasa putus.
Tubuhnya terasa begitu lemas tak bertenaga.
Mattew yang melihat itu kembali tertawa terbahak bahak.
Seolah ia benar benar sedang menonton drama komedi.
" ha ha ha..... kau memang tidak salah apa apa padaku Amara, aku saja yang penasaran denganmu.
Tapi baru saja kau sudah berani lancang menolakku.
Maka itu artinya kau sudah bersalah padaku, dan sekarang terima konsekuensinya...." jawab Mattew sambil menyalakan sebuah Kamera yang baru saja ia ambil dari atas meja.
" kalian...sentuh dia sesuka kalian !!! " perintah Mattew kepada teman temannya sambil mengarahkan kamera yang ia pegang kepada Amara.
Amara sontak menggeleng,
" ku mohon jangan...jangan lakukan itu padaku...kasihanilah aku " rintih Amara tak berdaya.
Tapi sepertinya itu percuma, tak ada yang mau mendengar rintihannya.
Amara berusaha mati matian menjauh dari beberapa laki laki yang sudah mulai mendekat sambil menyeringai padanya ketika tiba tiba ia merasakan sepasang tangan melingkari pinggang dan perutnya yang rata.
Sebuah kecupan dan sesapan ia rasakan di tengkuknya.
Amara menjerit seketika,
" tidak tidak...jangan lakukan ini padaku...lepaskan aku...." Amara kian histeris.
Ada yang mengusap pahanya dan ia juga merasakan kecupan di sana.
Saat ini ia sedang memakai rok mini bermodel umbrella.
Sehingga seseorang yang entah siapa dan Amara tidak tahu siapa itu bisa dengan mudah meraba dan mengelus pahanya.
Hati Amara menjerit.
" dia sangat mulus...kulitnya begitu halus....dia juga sangat wangi " seseorang berucap di bawah sana.
Mattew terus mengarahkan kamera yang ia pegang ke arah adegan di hadapannya.
Namun tiba tiba ia merasakan hal lain di hatinya kala ia melihat Manuel mencium paha Amara yang terbuka.
Pujian yang Manuel lontarkan untuk Amara entah kenapa tiba tiba terasa membakar hatinya.
Sementara Amara...
Gadis itu masih terus berontak dari tangan tangan yang terus berusaha menggerayangi tubuhnya.
Hingga sebuah tangan berhasil menyentuh dan meremas dadanya.
Amara menjerit sekuat tenaga.
" akh..dadanya....akhh....sialan dia membuatku basah "
Manuel yang ternyata berhasil meremas aset kembar Amara mengerang nikmat.
Ia ingin merasakan lebih.
Tangan Manuel hendak beralih kebawah, tepatnya ke arah milik paling sensitif gadis itu yang masih tertutup.
Dan beruntungnya Amara ia tak hanya memakai dalaman saja tapi celana pendek yang cukup tebal khusus memang untuk dalaman.
Dan hal itu menyelamatkannya dari niat jahat Manuel yang ingin menyentuh miliknya yang paling pribadi.
Tapi ternyata hal itu tak menyurutkan niat seorang Manuel.
Laki laki itu tak patah semangat, ia terus berusaha demi niatnya bisa tercapai.
Namun termyata niatnya tak bisa terlaksana karena Mattew yang tiba tiba justru membentak dan menghentikan keempat temannya itu.
" stop....berhenti...!! " sentak Mattew sambil meletakkan kameranya di meja.
Bersamaan dengan itu, tubuh Amara terkulai lemas dan gadis itu jatuh pingsan karena syok dengan perlakuan yang baru saja ia terima.
Federick, Isa, Manuel dan Noah menatap Mattew penuh tanya.
" ada apa Matt...?! Kenapa kau meminta kami berhenti ?!
kami sudah tanggung ini....lihat...milikku sudah berdiri begini " protes Manuel yang merasakan miliknya telah tegak berdiri,
Ia bahkan sudah merasakan basah di bawah sana.
Plak...
Tiba tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Manuel.
Dugh..sebuah tendangan mendarat di selangkangan Manuel.
" auww shittt... Matt..!!! " Manuel sontak mengerang sakit sambil memegangi aset berharganya.
" apa kau sudah gila Matt ?! " sentak Manuel sambil meringis menahan nyeri tak terkira di antara selangkangannya juga pipinya.
" hei hei hei...Matt...apa yang kau lakukan ?! " Manuel kaget ketika tiba tiba Mattew kembali menarik kerahnya dengan kuat.
" apa kau bodoh hah...?! Atau kau sudah tuli ?! Jika ya maka katakan padaku agar ku gorok telingamu dengan belati tajamku " sentak Mattew dengan wajah penuh amarah dan mata yang telah nampak memerah.
" Matt...Matt...no...Matt plis jangan begini, kenapa kau marah begini ?! " kata Manuel sembari menjauhkan kepalanya dari tangan Mattew yang saat ini tengah memegang sebilah belati tajam.
Siapa yang tak takut kepada Mattew Nix, laki laki brutal dan tak tahu rasa takut itu.
" kau masih bertanya bodoh....siapa yang menyuruhmu menyentuhnya hingga meninggalkan jejak di tubuhnya ?!
Aku hanya menyuruh kalian menempel padanya...bukan menyentuhnya " sentak Mattew kesal.
Ya...yang mendekap erat pinggang dan mencium kemudian meninggalkan jejak di tengkuk dan paha Amara adalah Manuel.
Di kala ketiga teman temannya hanya mendekat kepada Amara,
Manuel justru telah lebih dulu menyentuh Amara dengan begitu beraninya.
" a....aku...aku...." Manuel tergagap menyadari kesalahannya.
Melihat tubuh Amara benar benar membuatnya seperti kehilangan arah.
Entahlah kenapa...padahal dirinya sering juga menyentuh seorang wanita.
" maaf Matt...aku...aku khilaf " kata Manuel kemudian.
Bugh....Mattew menghempas tubuh Manuel ke lantai.
" brengsek kau..." umpat Mattew sambil kembali menghempas tubuh Manuel ke lantai kemudian menendangnya.
Tak ada yang berani menghentikan seorang Mattew Nix.
Bahkan ketiga teman temannya sekalipun.
Federick, Noah dan Isa hanya bisa melihat perlakuan Mattew kepada Manuel tanpa bisa berbuat apa apa.
Mereka tidak menyalahkan Manuel, lagi pula....laki laki mana yang akan tahan dengan mudah melihat tubuh seksi seorang Amara Raharja.
Karena mereka sendiripun mati matian menahan diri tadi.
Selain itu, mereka tak paham kenapa Mattew bersikap berlebihan seperti itu hanya karena Manuel yang menyentuh Amara berlebihan menurutnya.
Padahal menurut mereka....sentuhan Manuel sewajarnya laki laki menyentuh seorang wanita.
🍀
Jam di dinding sebuah kamar apartemen menunjuk angka tiga.
Itu artinya saat ini adalah pukul tiga pagi waktu setempat.
" eughh..." Amara yang berbaring di atas tempat tidur bergumam lirih.
Perlahan gadis itu membuka matanya.
Tak lama, Amara bangun dengan cepat dari berbaringnya ketika ia mengingat sesuatu. Matanya sontak memindai ruangan itu.
Sepi...
Tak ada satupun orang di ruangan ini. Dan ia tak asing dengan ruangan ini.
Ini adalah.....kamarnya.
Amara duduk dan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur.
Perlahan gadis itu menghela nafas lega. Setidaknya saat ini ia telah berada di apartemennya sendiri.
Tapi bukankah....
Tiba tiba Amara bergidik ngeri membayangkan bagaimana seorang Mattew Nix membawanya begitu saja dari kampus.
Dan sekrang....
Laki laki itu bahkan bisa mengakses apartemen milknya semudah ini.
Think...
Amara terjengkit mendengar tanda adanya pesan masuk ke dalam ponselnya.
Amara mengambil dan membuka ponselnya dengan tangan bergetar.
Tak lama ia membuka aplikasi berwarna hijau.
Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak tersimpan.
( kau sudah sadar....?! lihat hadiah dariku...aku kirimkan video untukmu.
kedepannya....semoga kau bisa bersikap lebih baik padaku )
Pesan itu membuat Amara tremor.
Perlahan di bukanya pesan video itu, Amara sontak melempar ponselnya ketika video itu terputar.
" tidak....." Amara memekik dan menutup telinganya dengan kedua telapak tangannya.
Flass off
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗