NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:227.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Balasan

Sindiran Nateya meluncur begitu halus, tetapi tajam seperti sembilu. Amara membeku di tempat, wajahnya merah padam menahan amarah. Bibirnya bergetar, ingin melontarkan balasan, tetapi sebelum sempat kata itu terucap, Nateya sudah bergerak lebih dulu.

Dengan penuh kelembutan, ia meraih Anelis yang masih menunduk. Tubuh mungil itu diangkat, didekap erat, seolah semua luka batin sang anak bisa dipulihkan hanya dengan pelukan seorang ibu.

Tanpa menoleh lagi pada Amara, Nateya melangkah masuk ke kamar, membiarkan bayangan kebayanya melayang anggun.

Julian berlari kecil menyusul, wajahnya masih dipenuhi kebingungan. Ragu antara kewaspadaan dan harapan, ia tak kuasa meninggalkan adiknya sendirian dalam dekapan Seruni.

Di ruang tengah, keheningan mencengkeram. Bi Warti masih tertegun, kedua tangannya gemetar sambil memegang tas sekolah anak-anak.

Tatapannya berpindah-pindah antara pintu kamar Seruni dan sosok Amara. Perlahan ia berdeham, berusaha melepaskan diri dari suasana tegang.

"Izinkan saya menyimpan tas Noni dan Sinyo ke dalam kamar," ucapnya sopan, hendak melangkah pergi.

Namun, langkahnya dicegat oleh suara manis yang sarat racun. Amara mengangkat dagu sedikit, matanya menyipit penuh selidik.

"Bi Warti," katanya pelan, seolah berbicara dengan penuh kelembutan, padahal nada merendahkannya sangat jelas. "Apakah Kak Seruni barusan bertemu dengan salah satu kerabat mendiang ibunya yang… ah, orang Jawa kampungan itu? Atau jangan-jangan, Kak Seruni mulai menderita gejala penyakit aneh sehingga bersikap seperti orang gila?"

Kata "kampungan" meluncur begitu ringan, tapi tajam bagai cambuk. Bi Warti terperanjat. Wajahnya pucat, lalu buru-buru menggeleng kuat-kuat.

"Tidak, Nona. Nyonya Seruni tidak ke mana-mana. Nyonya baru saja bangun tidur, mandi, lalu sempat berbicara sebentar dengan Tuan Elias. Itu saja," jawabnya terbata-bata, berusaha sehalus mungkin agar tidak menyulut amarah kedua wanita itu.

Mata Amara berkilat singkat, lalu ia menekankan senyum palsunya. "Begitu, ya. Baiklah. Nanti saat Kak Elias pulang, katakan padanya bahwa aku sudah mengantar anak-anak dengan selamat. Dan bila salah satu dari mereka terluka, semua pasti karena ulah Kak Seruni."

Ucapannya seperti vonis, tajam dan penuh perhitungan. Bi Warti menunduk dalam-dalam, menyembunyikan kegelisahannya.

Tak berhenti sampai di situ, Amara merogoh lipatan gaunnya, mengeluarkan selembar kertas dengan cap resmi. Ia menyodorkannya ke tangan Bi Warti.

"Tolong berikan ini pada Kak Elias," ucapnya selembut mungkin. "Undangan makan malam dari keluarga besar kami. Perayaan kesehatan ayah kami, Jenderal Adrian Van Der Meer, yang akhirnya pulih setelah sekian lama dirawat karena penyakit jantung. Kak Elias dan Kak Seruni harus hadir."

Bi Warti menerima undangan itu dengan kedua tangan bergetar, lalu mengangguk cepat. "Baik, Nona."

Senyum Amara merekah tipis. Ia berbalik, melangkah keluar sambil menjinjing sedikit gaunnya yang panjang. Di balik wajahnya yang teduh, pikirannya sudah sibuk merencanakan.

Biar saja hari ini Seruni menang. Namun, dia akan membuatnya hancur di depan semua orang.

Dalam jamuan itu, Amara sudah menyusun rencana untuk mempermalukan Seruni. Tak hanya di hadapan keluarga besar, tetapi juga di hadapan Elias. Dan saat itu tiba, semua akan kembali seperti semula. Semua berpihak pada dirinya.

***

Nateya menutup pintu kamarnya rapat-rapat, lalu dengan lembut menuntun Anelis untuk duduk di tepi ranjang yang empuk. Anelis menunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat.

Tubuh mungilnya tampak bergetar ketakutan. Mata bulat Anelis memandang lantai, enggan bertemu tatapan ibunya.

Dengan teliti, Nateya meraih kaki Anelis, menyibakkan sedikit rok seragamnya. Di sana tampak luka gores di betis dan lutut, merah dan masih berdebu. Tangan Nateya bergetar halus saat menyentuhnya. Luka itu memang tidak parah, hanya lecet kecil, tapi tetap harus segera dibersihkan.

“Anelis… jangan takut,” tutur Nateya lembut. “Mama hanya ingin memastikan lukamu tidak semakin parah. Julian bilang kamu jatuh di sekolah, benar begitu?”

Anelis hanya mengangguk kecil, bibirnya bergetar tapi tak mengeluarkan suara.

Namun dari luar kamar, suara keras Julian memecah suasana. Ia terus mengetuk pintu dengan panik.

“Nyonya! Buka pintu! Jangan sakiti adikku! Aku tahu Anelis ada di dalam! Jangan pukul dia!”

Nateya mendecak kesal, wajahnya menegang. Ia menutup mata sejenak, menarik napas panjang untuk menambah kesabaran.

Dalam pikirannya, ia membayangkan sebuah kotak P3K yang modern, bersih dan lengkap. Sekejap kemudian, cahaya lembut memancar di meja rias, dan kotak P3K itu benar-benar muncul, seolah dipanggil oleh pikirannya sendiri.

Senyum tipis muncul di bibir Nateya. Ia menenteng kotak itu, lalu berjalan pelan membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, Julian langsung menerobos masuk. Wajahnya pucat dan penuh ketegangan.

“Anelis!” serunya sambil berlari menghampiri. Ia menarik tangan Anelis agar berdiri dari ranjang.

“Ayo kita keluar dari sini! Jangan dekat-dekat sama dia!”

Anelis yang masih kebingungan hampir saja terhuyung ketika ditarik Julian. Namun sebelum mereka sempat melangkah ke luar, Nateya bergerak lebih cepat.

Dengan tubuh besar Seruni yang ia kuasai, ia menutup kembali pintu. Nateya berdiri kokoh di hadapan mereka, menghadang jalan keluar.

“Cukup, Julian,” suara Nateya terdengar dingin sekaligus penuh wibawa.

“Adikmu tidak boleh ke mana-mana sebelum lukanya diobati. Apa kau mau biarkan luka itu bernanah? Apa kau tega melihatnya kesakitan hanya karena kau membenci ibumu sendiri?”

Julian menggertakkan gigi. Tampak jelas, bahwa ia membenci Seruni.

“Aku tidak percaya padamu! Kau selalu menyakiti Anelis! Kau selalu menakut-nakutinya! Jangan pura-pura peduli sekarang!”

Di sisi lain, Anelis memandang ibu dan saudaranya dengan mata berkaca-kaca. Bingung harus mengikuti siapa. Tangannya masih digenggam erat Julian, tetapi pandangannya tertuju pada kotak P3K di tangan Nateya.

Melihat situasi semakin tegang, Nateya berjongkok dengan susah payah. Tubuh gendut Seruni membuatnya sedikit kesulitan. Namun, ia pantang menyerah untuk meyakinkan kedua anaknya. Ia tahu ini tidak mudah, tetapi ia akan merebut kembali si kembar dari tangan Amara.

"Lihat kotak obat ini, Julian. Beri waktu sepuluh menit bagi Mama untuk mengobati Anelis. Kau bisa menyaksikan sendiri, apakah Mama berniat menyakiti atau menyembuhkan luka adikmu," tantang Seruni.

1
Siska Sutartini
semoga semuanya terekam ndg baik dg kelakuan Amara & Elias. meskipun Elias berusaha menyangkal tapi dg bukti rekaman kamera nanti lu bisa apa? dan smoga kerusuhan yg terjadi di kamp bisa diselesaikan dg baik oleh seruni & dalangnya segera tertangkap. smg Ragnar awas matanya bisa mengenali pelaku yg oernah pura-pura berobat sebelumnya
lin s
smga seruni bsa mengatasi keonaran wrga, gara2 siamara, sdangkan dikmr elias psti ada kamera pengintai psti bwt bkti perselingkuhan mereka, coba aj thor ayahnya seruni dtg kekediaman elias atau kepergok wargalah psti dinikahin masal , psti seru 🤭🙏
Hikam Sairi
iih udah gak sabar aju👊👊👊👊👊
Dianra Malakut
sekalian kedua anak Elias tau kebejatan klakuan bp + tantenya biar kedua anak Elias ikut mmbenci mreka berdua,,
semoga kerusuhan yg yg trjadi d camp seruni bsi mengatasinya d balik kerusuhan itu tntunya si Amara pelaku utama
Yani Cuhayanih
Tamatlah riwayat mu elias ..sebentar lagi kau akan jd duda merana /Smug/
Siska Sutartini
ya ampun ini pasti suruhan si pelakor Amara ya. smoga langsung ketahuan belangnya Amara. jadi senjata makan tuan. dan Elias mana nih yg katanya akan melindungi? beh mulutnya situan jendral. Elias ya manis di bibir doang. sudahlah langsung cut aja suruh tanda tangan surat cerai aja
Hikam Sairi
yaaaaah😫😫😫😫
Yani Cuhayanih
double up dong thor/Grin/
Sunaryati
Makin seru Thoor, jangan sampai ada penjahat yang bisa menyentuh, Nateya, bahkan dia masuk ke bahaya sendiri. Itu pasti orang suruhan Amara. Mereka tidak akan berhasil Amara.
Erna Fkpg
mantap thor gk sabar nunggu kelanjutannya soalnya makin seru ceritanya 💪💪💪❤️
Erna Fkpg
bagus seruni menghadapi suami yg plin plan harus dng tegas
🍁𝐘𝐖❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Silakn aja, ambil suami yg gk bisa setia itu, Nateya juga gk perlu tuh 🤭🤭🤭
Sunaryati
perbuatan licikmu untuk menyingkirkan Seruni, menguntungkan Seruni, dia akan punya bukti perselingkuhan Elias dan Amara
Sunaryati
Kamu berkata seperti itu karena Seruni berubah Lansing dan pinter menangani wabah, coba badannya masi gemuk apa yang kau katakan
Siska Sutartini
wow bedebah skali kelakuan adikmu Seruni. segitu busuknya rencana yg dia persiapkan untuk menyingkirkan saudara sendiri. tetap waspada seruni. bangun dukungan lebih banyak dari orang-orang sekitarnya. smg Aldrich cepat balik ke Batavia jadi kamu punya pelindung lain slain mayor Ragnar
Sunaryati
Tunjukkan jika anda mampu dr Nateya
Wega Luna
semoga jadi bumerang buat Amara,
lin s
ya smga keberuntungan seruni gk msuk jebakan amara, seandainya elias bneran jatuh dipihak amara blm tntu hdupnya langgeng bisa jd awal kehancuran buat amara/Toasted/
Imas Masripah
g sabar nunggu up lagi /Determined/
Wega Luna
terserah seruni saja ,,,,,yg penting cerita pengobatan nya lebih di banyak kan .🤭 asal pilihan mu tidak merugikan anak anak mu saja resiko perceraian yh mental itu.siap siap aja sih nanti di sekolah anak-anak mu ada yg ngatain ,,,, biasanya yh....
Wega Luna: soalnya pernah di posisi anelis dan Julian ...jadi agak gimana gitu ada rasa trauma yang timbul
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!