NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:939.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Balasan

Sindiran Nateya meluncur begitu halus, tetapi tajam seperti sembilu. Amara membeku di tempat, wajahnya merah padam menahan amarah. Bibirnya bergetar, ingin melontarkan balasan, tetapi sebelum sempat kata itu terucap, Nateya sudah bergerak lebih dulu.

Dengan penuh kelembutan, ia meraih Anelis yang masih menunduk. Tubuh mungil itu diangkat, didekap erat, seolah semua luka batin sang anak bisa dipulihkan hanya dengan pelukan seorang ibu.

Tanpa menoleh lagi pada Amara, Nateya melangkah masuk ke kamar, membiarkan bayangan kebayanya melayang anggun.

Julian berlari kecil menyusul, wajahnya masih dipenuhi kebingungan. Ragu antara kewaspadaan dan harapan, ia tak kuasa meninggalkan adiknya sendirian dalam dekapan Seruni.

Di ruang tengah, keheningan mencengkeram. Bi Warti masih tertegun, kedua tangannya gemetar sambil memegang tas sekolah anak-anak.

Tatapannya berpindah-pindah antara pintu kamar Seruni dan sosok Amara. Perlahan ia berdeham, berusaha melepaskan diri dari suasana tegang.

"Izinkan saya menyimpan tas Noni dan Sinyo ke dalam kamar," ucapnya sopan, hendak melangkah pergi.

Namun, langkahnya dicegat oleh suara manis yang sarat racun. Amara mengangkat dagu sedikit, matanya menyipit penuh selidik.

"Bi Warti," katanya pelan, seolah berbicara dengan penuh kelembutan, padahal nada merendahkannya sangat jelas. "Apakah Kak Seruni barusan bertemu dengan salah satu kerabat mendiang ibunya yang… ah, orang Jawa kampungan itu? Atau jangan-jangan, Kak Seruni mulai menderita gejala penyakit aneh sehingga bersikap seperti orang gila?"

Kata "kampungan" meluncur begitu ringan, tapi tajam bagai cambuk. Bi Warti terperanjat. Wajahnya pucat, lalu buru-buru menggeleng kuat-kuat.

"Tidak, Nona. Nyonya Seruni tidak ke mana-mana. Nyonya baru saja bangun tidur, mandi, lalu sempat berbicara sebentar dengan Tuan Elias. Itu saja," jawabnya terbata-bata, berusaha sehalus mungkin agar tidak menyulut amarah kedua wanita itu.

Mata Amara berkilat singkat, lalu ia menekankan senyum palsunya. "Begitu, ya. Baiklah. Nanti saat Kak Elias pulang, katakan padanya bahwa aku sudah mengantar anak-anak dengan selamat. Dan bila salah satu dari mereka terluka, semua pasti karena ulah Kak Seruni."

Ucapannya seperti vonis, tajam dan penuh perhitungan. Bi Warti menunduk dalam-dalam, menyembunyikan kegelisahannya.

Tak berhenti sampai di situ, Amara merogoh lipatan gaunnya, mengeluarkan selembar kertas dengan cap resmi. Ia menyodorkannya ke tangan Bi Warti.

"Tolong berikan ini pada Kak Elias," ucapnya selembut mungkin. "Undangan makan malam dari keluarga besar kami. Perayaan kesehatan ayah kami, Jenderal Adrian Van Der Meer, yang akhirnya pulih setelah sekian lama dirawat karena penyakit jantung. Kak Elias dan Kak Seruni harus hadir."

Bi Warti menerima undangan itu dengan kedua tangan bergetar, lalu mengangguk cepat. "Baik, Nona."

Senyum Amara merekah tipis. Ia berbalik, melangkah keluar sambil menjinjing sedikit gaunnya yang panjang. Di balik wajahnya yang teduh, pikirannya sudah sibuk merencanakan.

Biar saja hari ini Seruni menang. Namun, dia akan membuatnya hancur di depan semua orang.

Dalam jamuan itu, Amara sudah menyusun rencana untuk mempermalukan Seruni. Tak hanya di hadapan keluarga besar, tetapi juga di hadapan Elias. Dan saat itu tiba, semua akan kembali seperti semula. Semua berpihak pada dirinya.

***

Nateya menutup pintu kamarnya rapat-rapat, lalu dengan lembut menuntun Anelis untuk duduk di tepi ranjang yang empuk. Anelis menunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat.

Tubuh mungilnya tampak bergetar ketakutan. Mata bulat Anelis memandang lantai, enggan bertemu tatapan ibunya.

Dengan teliti, Nateya meraih kaki Anelis, menyibakkan sedikit rok seragamnya. Di sana tampak luka gores di betis dan lutut, merah dan masih berdebu. Tangan Nateya bergetar halus saat menyentuhnya. Luka itu memang tidak parah, hanya lecet kecil, tapi tetap harus segera dibersihkan.

“Anelis… jangan takut,” tutur Nateya lembut. “Mama hanya ingin memastikan lukamu tidak semakin parah. Julian bilang kamu jatuh di sekolah, benar begitu?”

Anelis hanya mengangguk kecil, bibirnya bergetar tapi tak mengeluarkan suara.

Namun dari luar kamar, suara keras Julian memecah suasana. Ia terus mengetuk pintu dengan panik.

“Nyonya! Buka pintu! Jangan sakiti adikku! Aku tahu Anelis ada di dalam! Jangan pukul dia!”

Nateya mendecak kesal, wajahnya menegang. Ia menutup mata sejenak, menarik napas panjang untuk menambah kesabaran.

Dalam pikirannya, ia membayangkan sebuah kotak P3K yang modern, bersih dan lengkap. Sekejap kemudian, cahaya lembut memancar di meja rias, dan kotak P3K itu benar-benar muncul, seolah dipanggil oleh pikirannya sendiri.

Senyum tipis muncul di bibir Nateya. Ia menenteng kotak itu, lalu berjalan pelan membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, Julian langsung menerobos masuk. Wajahnya pucat dan penuh ketegangan.

“Anelis!” serunya sambil berlari menghampiri. Ia menarik tangan Anelis agar berdiri dari ranjang.

“Ayo kita keluar dari sini! Jangan dekat-dekat sama dia!”

Anelis yang masih kebingungan hampir saja terhuyung ketika ditarik Julian. Namun sebelum mereka sempat melangkah ke luar, Nateya bergerak lebih cepat.

Dengan tubuh besar Seruni yang ia kuasai, ia menutup kembali pintu. Nateya berdiri kokoh di hadapan mereka, menghadang jalan keluar.

“Cukup, Julian,” suara Nateya terdengar dingin sekaligus penuh wibawa.

“Adikmu tidak boleh ke mana-mana sebelum lukanya diobati. Apa kau mau biarkan luka itu bernanah? Apa kau tega melihatnya kesakitan hanya karena kau membenci ibumu sendiri?”

Julian menggertakkan gigi. Tampak jelas, bahwa ia membenci Seruni.

“Aku tidak percaya padamu! Kau selalu menyakiti Anelis! Kau selalu menakut-nakutinya! Jangan pura-pura peduli sekarang!”

Di sisi lain, Anelis memandang ibu dan saudaranya dengan mata berkaca-kaca. Bingung harus mengikuti siapa. Tangannya masih digenggam erat Julian, tetapi pandangannya tertuju pada kotak P3K di tangan Nateya.

Melihat situasi semakin tegang, Nateya berjongkok dengan susah payah. Tubuh gendut Seruni membuatnya sedikit kesulitan. Namun, ia pantang menyerah untuk meyakinkan kedua anaknya. Ia tahu ini tidak mudah, tetapi ia akan merebut kembali si kembar dari tangan Amara.

"Lihat kotak obat ini, Julian. Beri waktu sepuluh menit bagi Mama untuk mengobati Anelis. Kau bisa menyaksikan sendiri, apakah Mama berniat menyakiti atau menyembuhkan luka adikmu," tantang Seruni.

1
Nda
luar biasa,novel mu keren thor..
Amaya Fania
oh iya emang harus dicerai waktu udah jadi cantik biar makin sakit hati. lagaknya elias udah kaya cowok paling cakep sedunia aja
Andi Fitriani
hatiku berdebar menunggu kata selanjutx🤭
Yani Cuhayanih
Seruni maukah kau menikah denganku 😍 begitulah kira2 ucapan aldrich saat di restoran 🤭
chataleya
mungkin seruni mau dilamar 🤭🤭🤭 aku deg-degan thor... 🙈🙈🙈
Kusmawati Hartono
menyala pelakor 😝😝😝
pinpin
Kasian kalo Elias meninggal 😭
kalea rizuky
q demen sama orang yg blg penjajah karena kenyataan nya emank penjajah bkin sengsara
Yani Cuhayanih
kuharap acara pdkt seruni dan aldrich tdk bertele tele..keburu tahun baru..hd akhir tahun status seruni berubah jadi nyonya Aldrich
Mamae Daffa
😭😭😭sumpah Thor aku nangis kejer pas Elias di makamkan kasian ngerasain Julian dan anelis..pas adegan Julian ingin jadi seperti Elias ya Allah 😭😭
Mamae Daffa
aku nangis kasian lihat Elias knp bukan Amara aja yg mati Thor😭😭😭
Hary Nengsih
kapan nateya balik k raganya
Arin
Baguslah.... Tak sia-sia Nateya bertukar jiwa dengan Seruni. Dan membalik semua kesialan Seruni jadi keberuntungan dalam hidup nya
Semoga keberuntungan juga kepada Nateya bisa kembali kedunia nyata dan bersatu dengan kembaran Aldric 😁😁😁
Susanty
serakah gaa sih Thor kalo minta banyak. 1 aja kurang, apalagi menunggu 🤭🤣🤣

Selamat jalan Elis semoga tenang di keabadian 😭
Erna Fkpg
kok jadi penasaran setelah ini apakah nateya kembali ke dunia nyata apa tetap didlm novel dan hidup bahagia bersama aldric
Erna Fkpg
amin semoga menang thor dan menjadi juara terus semangat thor dlm membuat cerita 😘😘😘
Amaya Fania
ini sih kayaknya aldric emang udah suka seruni dari dulu makanya suka ngegangguin
Yusni
waduh kok elias mati ... kasian thorrdr
Wega Luna
alfatihah🤲🤲 untuk Elias 😞🤧🤧😭😭😭
Yani Cuhayanih
kenapa berahir tragis sesuai ekspetasi ku..elias gugur demi seruni../Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!