Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Bertemu Lagi
***
William memijat pelipis yg mendadak pusing akibat ucapan sang ibu terakhir kali dipanggilan.
"Bukan tidak mau pulang Mommy ku sayang, anakmu ini sedang terluka! nanti pasti Mommy histeris lihat wajah tampan ku yg lagi tergores-gores manja seperti ini, Huh!"
William sedang berbicara pada layar ponsel yg sudah tidak lagi tersambung dengan sang ibu, ia menganggap seolah itu adalah sang ibu tercinta. Dia berharap Mommy nya mengerti tanpa harus ia beritahu yg sedang terjadi sesungguhnya. Tetapi kenyataannya, itu sulit karena sebentar lagi sang ibu tersayang akan muncul di apartemennya.
Tidak perlu menunggu hingga fajar, Vivi dan juga James sudah tiba di apartemen milik William. Kini disebelah William sudah ada seorang wanita paruh baya tetapi masih cantik sedang menangisi putra semata wayang.
"Huhuhu.... Kamu kenapa tidak bilang kalau lagi terluka begini, Kamu keterlaluan! Kenapa Kamu sampai tidak tahu anak kita di keroyok orang! Kamu bagaimana bisa lengah seperti ini Sayang, tidak peduli dengan anakkah kamu!" Cecar Vivi kesal menyalahkan suaminya. Ia sudah dengar penjelasan William dan berakhir memarahi James yg lengah akan hal ini. Walau ia tahu tidak mungkin suaminya tidak mempedulikan putra mereka, hanya saja rasa kesal membuatnya berucap sekenanya.
James hanya bisa pasrah ketika disalahkan. Ia menggeram rendah, napasnya terengah melihat kondisi anaknya yg tidak baik-baik saja. menatap sekeliling, ia mencari bodyguard yg selalu mendampingi William.
"Tidak perlu menyalahkan mereka Daddy, ini murni permintaan aku sendiri untuk tidak perlu memberitahu kalian."
James menggeram marah. "Siapa?" Tanyanya tegas pada siapa dalang dari ini semua.
"Rekan bisnis Daddy, mereka tidak terima tander dimenangkan kembali oleh Anderson Grup. Tetapi mereka sudah diurus oleh Darren dan juga teman-temanku yg lain."
"Harus dikasi pelajaran lebih sayang! aku tidak terima anak kesayangan Mommy babak belur seperti ini."
"Mereka malah sudah hancur lebur Mommy, lebih parah dari yg aku alami. Lihat saja ini." Ucap William menyerahkan ponsel berisi foto geng motor yg melakukan pengeroyokan pada nya tempo hari. Terlihat disana ada lima orang sudah babak belur di bawah kendali Darren, Marsel dan juga Alex.
Melihat itu, barulah Vivi bisa bernapas lega dan memeluk William.
***
Pagi menyinsing, Kimi mulai mengayunkan kaki menuju supermarket di tempat ia bekerja. Setiap hari ia memang berjalan kaki kemana pun ia pergi. Mengingat ia harus berhemat. Beruntungnya ia tinggal di tengah kota. Jadi perlu apa-apa tidak begitu jauh.
"Hai Kim, ikut aku saja."
Kimi menoleh berhenti sejenak lalu menggeleng sopan, menolak ajakan Gilang teman pria satu kerjaan Kimi. Pria bernama Gilang menawarkan tumpangan untuk wanita cantik itu.
"Ayo lah Kim, kamu tidak pernah mau diajak sama aku, kan aku tidak pernah jahat sama kamu." lanjutnya membujuk dengan harapan penuh.
Kimi tetap menolak sopan dengan kepala menggeleng. Ia terus berjalan menyusuri jalan menuju tempat bekerja. Bukan tanpa alasan dirinya selalu menolak tumpangan sang senior. Pasalnya ia pernah di ancam oleh Siska sesama senior ditempat mereka berkerja, untuk jangan pernah mendekati Gilang.
Namun kali ini, Gilang seperti hilang akal. Ia kesal lalu menarik paksa lengan Kimi untuk tetap naik ke atas motor milik nya.
"Naik tidak! Kamu merasa terlalu cantik dengan menolak ajakan aku terus! Cepat naik sekarang!" Ancam Gilang terus menggeret Kimi.
Kimi terkejut lalu berusaha melepaskan diri, ia juga berteriak meminta tolong pada siapapun yg melintas. namun sial nya, tidak ada satu pun yg melintas di tempat ia berada sekarang. Hanya ada kendaraan dengan atap terbuka melintas cepat melewati keduanya.
"Lepas Kak! Lepasin aku! Aku tidak mau ikut kakak, kenapa di paksa!"
"aku bilang naik!"
"Enggak!"
"kamu berani sama aku hah? Ber-"
Bugh bugh aargghh!
"Pergi! Jangan mengganggu kekasih saya!"
***
Kimi berdiam diri di dalam kendaraan yg melaju sedang. kendaraan itu entah mau membawa nya kemana, tetapi anehnya Kimi sama sekali tidak menolak saat dibawa masuk ke dalam kendaraan mewah tersebut.
"Eh stop stop kelewatan!" Seru Kimi saat supermarket di tempat nya bekerja terlewatkan begitu saja.
"Mau apa kamu kesana?"
"Liam aku kerja disana, ayo bawa aku kembali!"
Ya benar, yg menolong Kimi tadi adalah William Anderson. Merasa badan sudah cukup pulih, ia memilih berjalan keluar apartemen untuk menghirup udara segar. walaupun menggunakan kendaraan roda empat, Setidaknya ia memilih mobil yg atap terbuka. Ketika melaju dengan kecepatan lumayan tinggi, William seketika menoleh kala melihat aksi tarik menarik yg dilakukan oleh Gilang pada Kimi. Tanpa membuang waktu, ia pun sigap berbalik untuk menolong Kimi.
'Liam? Cih, baru dia yg manggil aku seperti itu.' Decih William sambil tersenyum di dalam hati.
"Kerja? Disana?" Kembali fokus, William mengernyitkan dahi mendengar ucapan Kimi. Pasalnya supermarket itu adalah salah satu miliknya yg di urus oleh orang kepercayaan William.
"Iya aku bekerja disana. sudah tidak perlu kembali, biar aku berlari saja kebelakang. Terimakasih ya sudah menolongku. Ayo berhenti didepan sebelum semakin jauh." Pintanya resah.
Namun bukan nya berhenti, William malah terus melaju bahkan lebih cepat dari sebelumnya.
"William! Apa-apaan kamu! Aku mau kerja!"
"Tidak perlu kerja disana. Cari tempat lain, pasti pria brengsek tadi akan mendekati kamu lagi." Jawabnya tegas.
Kimi meluruhkan bahu dan menyender ke sandaran kursi. Ia mengakui kemungkinan itu pasti ada. Malah bisa jadi akan lebih brutal dari sebelumnya.
"Tapi mencari kerjaan susah."
"Menikahlah dengan saya biar saya biayain hidup kamu."
"Dasar tidak waras! Turunin aku didepan!"
Kimi memberontak sambil terus berteriak minta di turunkan. Sementara William malah tertawa gemas melihat tingkah wanita yg sudah berhasil mencuri hatinya ini.
'Cantik sekali wanita ini.'
***
Ditaman asri tempat biasa orang berolahraga dipagi hari. William melipirkan kendaraan mewahnya disana. Kimi yg sejak tadi berteriak minta di turunkan akhirnya diam dan bersiap untuk turun.
Dengan wajah di tekuk dalam, ia banting pintu mobil William dengan keras.
"Eh sayang.. mau kemana?" Kejar William saat melihat Kimi menjauh.
"Mau kamu apa Willy, malah berhenti disini!"
"Oh harusnya dimana? Di kantor pernikahan? Ya sudah ayo."
"William!!!" Kimi histeris di bakar emosi, sehingga para pengunjung taman beralih atensi pada mereka.
"Iya sayang, kenapa berteriak terus, Aku mendengarmu. Kita tetap akan menikah sayang, ayo kembali masuk ke mobil lagi ya." Balas William tanpa dosa.
Tentu saja hal itu membuat penasaran orang sekitar. Mereka bahkan tidak segan-segan memberi komentar.
"Ooohh minta di dinikahi ternyata."
"Masih pagi, sabar..sabar, kantor pernikahan juga belum buka."
***
Kimi menangis di dalam mobil William. Setelah mendengar ocehan para pengunjung taman tadi, ia merasa malu dan langsung kembali ke dalam kendaraan. Sedangkan disana, William malah berkata...
"Maaf ya ibu ibu, calon istri saya lagi PMS jadi sensitif sekali. Dan lagi, saya memang mau menikahi kekasih saya, jadi bukan cuma sekedar janji."
Ucapan terlampau santai dari William semakin membuat Kimi malu sekali.
"sudah jangan menangis, ini sebentar lagi kita akan sampai di rumah kamu. Saya lamar kamu dulu boleh ya, jangan langsung menikah. Bisa sabar kan sayang."
Kimi menghapus kasar air mata nya, lalu menatap tajam William yg sedang cengengesan.
"Aku sedang marah Liam, aku lagi marah." Ucap Kimi tidak bertenaga di iringi sisa air mata. Ia menatap dengan sorot harapan pria di depannya ini jangan semakin diluar batas.
"Iya maaf, harusnya saya peka tadi, harusnya saya langsung bawa aja kamu ke kantor pernikahan saja kan."
"William!"
"Iya Sayang... Jangan teriak-teriak. Nanti aku di kira lagi anu-anu sama kamu, kita kan belum menikah, atau kamu sudah tidak tahan ya sayang, ya sudah sini-"
Gedebugh
"Aakhh sakit, Kim!" Pekik William spontan berhenti mengemudi.
"Biar saja, biar otak sapi kamu itu sadar, ini baru pakai botol air, gimana kalau aku ganti pakai batu. Bisa langsung bocor kepala kamu!" Amuk Kimi jengah. Ia bersiap turun dari mobil namun sigap William menghalangi.
"Lepas Liam lepas!"
Cup
Kimi membeku ketika benda asing mampir di atas bibirnya. Mata nya melotot tidak percaya. Benda kenyal dan sialnya menghantarkan keharuman khas menyeruak di benak Kimi. Pergerakan itu menghanyutkan hati wanita tersebut.
Perlahan namun pasti William memagut bibir merah alami milik Kimi. Entah apa yg mendorongnya melakukan itu, yg jelas ia hanya begitu gemas pada sang wanita pemberontak dihadapannya. Sedangkan diluar sana banyak sekali wanita yg rela antri bahkan suka rela menyerahkan diri, Kimi malah berlaku sebaliknya.
Seiring berjalannya waktu Kimi menutup mata terbawa suasana intim yg di buat oleh William. Ia bahkan meremas lengan William sebagai pelampiasan kegugupan. Beruntung mobil mereka sudah dalam keadaan tertutup. Jadi tidak perlu takut ada yg melihat. Meskipun ada yg melihat, apa peduli William. Begitu pikirnya.
"Hmm aahh~" Desah Kimi muncul saat William sudah terpancing nafsu lebih dalam dengan sedikit memberikan gigitan kecil pada bibir seksi Kimi. Ya, hanya William yg terus menerus mencium memagut dan bahkan terlihat ingin melahap semua bibir Kimi.
Sedangkan Kimi, ia hanya terdiam namun tidak juga melepaskan. Ia bingung harus bereaksi seperti apa. Karena ini adalah ciuman pertama baginya.
"Balas Sayang, buat seperti apa yg aku lakukan." Pinta William di sela-sela ciuman mereka. Ia meminta dengan suara rendah yg sial nya semakin membuat Kimi jatuh dalam kubangan nafsu.
Sedikit demi sedikit ia mulai mengikuti cara William mencium dirinya. Ia pagut bibir William perlahan dan lembut sampai.. "aahh~" Erang William menggeram tertahan dan semakin membuatnya gelap akan nikmatnya berciuman.
Percayalah, ini adalah kali pertama dirinya mencium seorang wanita. Bagaimana dia bisa terlihat begitu mahir, salahkan teman-teman nya yg selalu saja menunjukkan koleksi-koleksi film biru padanya.
Pasokan oksigen mendadak hilang. Kimi memberontak ingin melepaskan diri, ia menepuk-nepuk dada bidang William meminta di lepaskan. Dengan geraman rendah, William terpaksa melepaskan mainan barunya.
"Hah..! hah..!" Kimi ngos-ngosan. Ia tidak mau menatap William yg tengah menatapnya intens. Demi apapun juga ia malu sekali. Kenapa dirinya tidak menghindar! Tetapi yg jelas, ia memang penasaran dengan rasanya.
Masih dalam posisi berdekatkan. William mengulurkan tangan untuk mengusap sisa aksi mereka di bibir Kimi.
"Ja-jangan.." Tolak Kimi menggenggam jari William. William tersenyum dan mengamit tangan Kimi mendekat ke arah bibirnya dan mengecup lembut.
"E-eh..."
"Kenapa sayang? Suka dengan yg kita lakukan barusan."
"H-hah? Ka-kamu! Brengsek! Kenapa cium aku!" Sumpah demi apapun Kimi sangat ingin terbang ke langit ke tujuh, karena tidak tahan menahan malu. Wajahnya pasti sudah seperti tomat matang bahkan menuju busuk mungkin.
"Ck, padahal kamu menikmatinya. Apa ini yg pertama bagimu sayang?"
"Jelas saja! Kamu mengambil perawan bibirku Liaaamm!!! Eh! Ups!"
William tertawa puas, dalam hati ia berkata beruntung karena wanita di depan nya ternyata wanita baik-baik.
***
BERSAMBUNG
Halo guys, ketemu lagi ..
Semoga suka terus ya, maaf kalau masih belum rapih dan banyak typo..
Thank you ❤️