Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.
Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.
Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.
CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.
Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Bertemu Kembali
Aisyah yang telah membersihkan tubuhnya langsung menuju tempat tidur. Dia lalu membuka laptop dan membaca satu persatu email yang masuk. Belum ada kabar tentang lamaran yang dia kirimkan.
"Apakah aku tak di terima?" tanya Aisyah pada dirinya sendiri.
Aisyah mencoba mencari lowongan pekerjaan lagi, sekaligus mencari informasi tentang kos putri. Dia tak mungkin menginap di hotel terus. Bisa-bisa uang simpanannya terkuras habis.
**
Pagi Minggu ini udara di kota P tampak sangat cerah. Aisyah telah terbangun dari tidurnya. Dia membuka tirai jendela kamar. Melihat udara sangat cerah.
"Udaranya sangat cerah. Apa aku jogging aja ya?" tanya Aisyah dalam hatinya.
Dia melihat banyak orang-orang berjalan kaki dan berlari kecil di depan hotel tempatnya menginap. Setelah berpikir sesaat, akhirnya dia memutuskan untuk pergi olahraga saja. Kebetulan ada car free day.
Aisyah mengambil baju kaos dan celana training. Dia lalu keluar dari kamar.
"Selamat Pagi Dunia. Ini hari pertamaku tanpa Ammar. Aku mohon, kuatkan hatiku untuk dapat melupakan pria itu," gumam Aisyah dalam hatinya.
Aisyah berjalan kaki menuju keramaian. Dia melihat banyak penjual makanan.
"Ini pasar kuliner atau car free day buat olahraga? Kebanyakan mereka makan dari pada olahraga," ucap Aisyah pada dirinya sendiri.
Aisyah terus berjalan sambil sesekali tersenyum dengan pejalan kaki lainnya. Saat sudah merasa lelah, dia memilih duduk di bangku taman. Membeli air mineral untuk menghilangkan hausnya.
Setelah air mineral habis, Aisyah ingin membuang ke dalam tong sampah. Malas berdiri dia melempar dari tempatnya duduk.
"Ammar, ini ibarat kamu. Aku akan membuang kamu ke tong sampah, karena kamu lebih cocok di sana," ujar Aisyah.
Aisyah melempar dengan sekuat tenaga karena menganggapnya Ammar. Botol air mineral itu bukannya masuk ke tong sampah, tapi mengenai lengan seseorang yang kebetulan lewat di dekat tong sampah.
"Aduh ... gawat," ucap Aisyah begitu melihat botol mengenai tubuh seorang pria muda.
Aisyah langsung berdiri dan berjalan mendekati pria itu. Dengan menunduk dia minta maaf.
"Maaf, Mas. Aku tak sengaja. Tadi mau masukan ke tong sampah," ucap Aisyah dengan menunduk. Tak berani memandang wajah orang tersebut.
"Mbak, apa kamu tak bisa berdiri saja saat membuangnya. Lagian kamu punya dendam apa sama botol mineral itu, melempar dengan seluruh kekuatan di tubuh," balas pria itu.
"Aduh, aku emang punya dendam, Mas. Dia itu seenaknya meninggalkan aku setelah jadi abdi negara," ujar Aisyah.
"Hei, kenapa jadi curhat? Aku tanya kenapa kamu melempar botol air mineral dengan kuat, bukan melempar mantanmu!" seru pria itu lagi.
Aisyah menutup mulutnya. Menyadari kalau dia sudah keceplosan bicara.
"Anggap aja botol itu dia," balas Aisyah. Setelah itu dia kembali menutup mulutnya. Entah mengapa dia masih saja marah dan kecewa, padahal sudah berjanji untuk melupakan semua.
Pria itu memukul jidatnya. Baru kali ini dia melihat ada wanita unik seperti orang dihadapannya.
"Mbak, kamu patah hati jangan ngajak-ngajak orang. Kamu yang patah hati, tapi lenganku yang sakit kena timpuk," kata pria itu masih dengan suara kesal.
Aisyah lalu mengangkat wajahnya. Dia mengulurkan tangan. "Maaf ... dari hati terdalam aku minta ma ... af." Aisyah mengucapkan dengan terbata karena terkejut melihat siapa pria yang kena timpuk botol air mineralnya.
"Kamu ...." Aisyah dan pria itu serempak saling menunjuk.
Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Pria tersebut adalah pria yang sama saat dia di bandara. Pemilik mobil yang dimana dia salah masuk.
"Dasar cewek aneh! Kamu itu pasti mencari tau tentang aku, dimana aku tinggal dan kebiasaanku. Kamu naksir ya denganku?" tanya Pria itu sambil tersenyum.
Aisyah langsung mengelus dada. Tak percaya masih ada manusia yang tingkat percaya dirinya begitu besar.
"Mas, kita tak saling kenal. Kenapa aku harus mencari tau tentang kamu?" tanya Aisyah dengan suara yang dibuat senormal mungkin agar tak terbawa emosi.
"Kalau begitu, kenalkan, Alby," jawab pria yang ternyata bernama Alby.
Aisyah terpaksa menyambut uluran tangan pria itu. Dia sadar semua memang salahnya yang begitu ceroboh.
"Aisyah ...," balas Aisyah menyambut uluran tangan pria itu.
Saat Alby ingin mengucapkan sesuatu, terdengar suara seorang pria memanggil namanya. Aisyah ikutan memandangi orang itu. Dia jadi ingat kalau itu sang supir kemarin.
"Pak Alby, Mama Bapak minta Bapak segera pulang," ucap Pak Supir.
"Pasti mau minta ditemani ke pasar! Padahal ada bibi," jawab Alby.
"Pak Alby kan tau, kalau Ibu tak mau ditemani orang lain," balas Pak Supir.
Alby langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Aisyah tanpa pamit sepatah katapun. Wanita itu hanya memandangi kepergian pria itu hingga hilang dari penglihatannya.
"Walau penampilannya seperti bos, tapi saat sang ibu meminta pulang, langsung patuh. Pasti dia anak kesayangan orang tuanya. Patuh banget. Jangan-jangan dia sama saja dengan Ammar. Apa yang ibunya katakan, langsung diikuti," ucap Aisyah bermonolog pada dirinya sendiri.
Aisyah lalu berjalan menuju hotel tempatnya menginap. Saat melihat ada penjual makanan yang dia sukai, wanita itu membelinya untuk di makan dalam kamar hotel.
Lima belas menit berjalan, Aisyah telah sampai kembali ke hotel. Dia langsung mengambil laptopnya. Membawa menuju meja yang ada di dekat jendela kamar. Dia ingin membuka email. Siapa tahu ada jawaban dari beberapa perusahaan tempatnya melamar pekerjaan.
Saat membuka email, dia melihat ada beberapa pesan masuk. Ada juga dari Ammar. Namun, Aisyah tak mau membukanya. Dia langsung saja membuka salah satu email dari perusahaan.
Aisyah membaca satu demi satu kata dalam email. Dia tersenyum saat membaca kata, jika dia diterima di perusahaan tersebut.
"Alhamdulillah. Ada juga perusahaan yang menanggapi lamaran pekerjaanku," ucap Aisyah dengan tersenyum.
Aisyah tak bisa menahan air matanya agar tak tumpah. Terharu karena Tuhan mempermudah semuanya. Dalam waktu singkat, ada perusahaan yang menerimanya sebagai karyawan.
"Aku harus buktikan pada pimpinan perusahaan tersebut, jika aku memang layak diterima. Ini berarti aku harus mencari kos untuk tempat tinggal'ku siang ini. Aku akan menjadi penduduk kota ini. Mungkin selamanya," gumam Aisyah pada dirinya sendiri.
seperti cintanya alby yg nyantol di hati wanita yg sudah hamil anak orang lain.../Smile//Smile/
next...
alby rela melakukan ini...