NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:200k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalian kayak pacaran

Begitu nama mereka dipanggil untuk boarding, rombongan alumni itu berbaris dengan riuh rendah. Ada yang masih sibuk mengecek paspor, ada yang selfie entah untuk ke sekian kalinya, dan ada pula yang diam-diam mencuri pandang ke arah Devan dan Gauri.

Gauri berjalan sambil memeluk bonekanya, kakinya berjinjit kecil tiap lewat jendela kaca yang memperlihatkan pesawat.

"Kak Devan … itu pesawat kita?" tanyanya pelan.

"Bukan, yang itu tujuannya beda." Devan menuntunnya pelan.

"Yang sebelah sana."

Gauri mengangguk-angguk, tak berhenti tersenyum seperti anak kecil pertama kali melihat taman bermain.

Sementara itu, Diana mengikuti beberapa langkah di belakang. Tas tangannya dipeluk seperti memeluk ego yang terancam runtuh. Setiap kali Gauri memanggil kak Devan, ia merasa ingin muntah. Dan setiap kali Devan menunduk untuk merapikan rambut Gauri, ia merasa telinganya panas.

Seharusnya, pikir Diana, liburan ini jadi momen dia terlihat dekat dengan Devan di depan alumni lain. Seharusnya semua orang memuji mereka sebagai pasangan paling serasi di antara guru muda yang bekerja di sekolah populer. Seharusnya, bukan begini.

Ketika masuk lorong sempit menuju pintu pesawat, Gauri sempat berhenti, memandang pintu pesawat yang besar.

"Kayak pintu robot …" gumamnya penuh kagum.

Gino mengelus puncak kepalanya sambil tertawa kecil.

"Iya, robot yang bakal terbang ke awan."

Tatapan tajam Devan berhasil membuat Gino mengangkat tangannya. Tertawa kecil.

"Oke, oke. Nggak usah galak-galak pak guru."

Para alumni hanya menatap, sebagian geli, sebagian menyimpan tanya.

Begitu masuk kabin, suara AC dan derap langkah penumpang lain memenuhi ruang sempit itu. Barisan kursi ekonomi tampak rapat, tapi Gauri jelas tidak peduli. Ia sibuk memutar kepala, melihat jendela, atap, tombol lampu, semuanya.

Di lorong, Mila sempat berbisik pada Ella.

"Gila ya… Devan itu… beda banget kalo sama Gauri. Namanya Gauri kan?"

Ella mengangguk.

"Kayaknya bukan cuma karena dia sakit deh."

Dan bisik-bisik itu semakin membuat Diana ingin merobek boarding pass-nya sendiri.

"Gauri, ayo duduk." ucap Devan lembut ketika mereka tiba di kursinya.

Gauri berusaha duduk, tapi bonekanya terselip dan hampir jatuh. Ia panik kecil.

"Hah! Teddy!"

Devan langsung menangkap boneka itu sebelum menyentuh lantai, memberikannya kembali sambil menepuk kepala Gauri.

"Aman."

Gauri kembali duduk dengan ekspresi senang. Gino yang duduk di seberang lorong terkekeh pelan.

"Astaga, kakak Devan perhatian banget deh sama si dedek."

Devan tidak menggubris. Ia membantu Gauri memasang seatbelt, memastikan posisinya nyaman. Teman-teman alumninya yang sedang menaruh tas di kabin atas memperhatikan momen itu diam-diam.

"Gua pikir Devan cuma bisa sayang sama buku matematika." celetuk salah satu cowok.

"Eh ternyata bisa sayang manusia juga…" balas yang lain.

Gino yang mendengar celetukan itu ikut tertawa.

Diana masuk terlambat, tubuhnya hampir membentur seorang pramugari karena terlalu sibuk melirik ke arah Gauri. Cara Gauri duduk, cara Devan mencondongkan badan untuk memastikan seatbelt-nya terpasang dengan benar, semuanya menusuk matanya.

Ia duduk di kursinya yang dua baris di belakang, namun pandangannya tak berhenti melirik ke depan. Seakan ia harus memastikan rumor Devan sudah punya pacar tidak semakin terbentuk.

Sari yang duduk di sebelahnya bersandar.

"Din, kok lo diem banget dari tadi?"

Diana tersenyum kaku.

"Capek." Sari hanya mengangkat bahu.

Pesawat mulai bergerak ke landasan. Gauri mendadak mengenggam tangan Devan erat-erat.

"Kak Devan! Kenapa kursinya goyang?"

"Pesawatnya jalan." jawab Devan sabar.

"Nanti tenang."

Gauri menunduk, sedikit gugup. boneka beruang pemberian Devan ditekan di dadanya.

Devan meraih kepalanya dan menariknya perlahan ke bahunya.

"Nggak apa-apa. Tenang aja."

Di baris belakang, Diana bisa melihat itu jelas. Darahnya seperti mendidih.

Sari yang mengunyah permen karet juga melihat.

"Mereka makin mirip keluarga kecil. Lucu sih."

"Lucu?" Diana menatapnya

"Iya. Lucu banget. Gue suka cewek itu, polos banget kayak anak-anak.

Diana tersenyum sinis dalam hatinya. Polos? Bukan polos, tapi gila. Rasanya dia pengen teriak bilang kata itu.

Saat pesawat mulai lepas landas, Gauri memejamkan mata. Kursinya bergetar, suara mesin menggema.

"Kak… kenceng banget suaranya ..." bisiknya.

Devan mengusap punggungnya lembut.

"Cuma sebentar."

Gauri merapat lebih dekat. Devan mengencangkan lengannya sedikit, memastikan gadis itu merasa aman. Di seberang, Gino melihat itu dengan mata menyipit geli.

"Kamu sadar nggak sih," bisiknya.

"Kalian tuh kayak … pacaran."

Devan menatapnya cuek. Gino makin geli.

Setelah pesawat stabil di udara, suasana mereda. Penumpang mulai membuka meja kecil, menonton film, atau sekadar tidur.

Sementara Gauri, gadis itu mulai mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan lucunya.

"Kak Devan, kalau pesawatnya capek gimana?"

"Awan bisa dimakan nggak?"

"Kalau kita jatuh ke laut, kita jadi ikan?"

Gino hampir tersedak menahan tawa, dia tidak bisa tertawa kuat karena takut Gauri tersinggung dan tantrum di pesawat. Sedangkan Devan hanya menjawab semua pertanyaan itu dengan suara tenang dan sabar seolah memang tugas hidupnya adalah menjelaskan dunia pada Gauri.

Dan alumni lain?

Mereka melihat semua itu seperti menonton drama romantis di layar besar.

Kecuali Diana. Wanita itu satu-satunya yang merasa semua rencana besarnya untuk mendekati Devan hancur karena Gauri ikut dengan liburan ini. Perempuan gila itu, selalu saja membuat hidupnya tidak tenang. Gak di sekolah, di kelas, dan sekarang, liburan juga.

Beberapa jam perjalanan dan mereka hampir sampai. Begitu pramugari mengumumkan bahwa mereka akan mendarat sebentar lagi, Gauri kembali menggenggam lengan Devan.

"Takut?" tanya Devan lembut.

Gauri mengangguk pelan. Devan kembali meraih kepalanya, membiarkan Gauri bersandar.

"Tidak apa-apa. Ada aku."

Kata-kata sederhana itu menghantam lebih keras daripada turbulensi. Gauri memejamkan mata, merasa aman. Tangannya melingkar di perut Devan, menekan dengan kuat. Sementara Gino cepat-cepat mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen itu. Dia sudah janji akan kirim video ke Agam apa saja yang di lakukan Gauri. Dan momen yang begini pasti Agam juga akan senang menontonnya. Sahabatnya yang satu itu kan memang senang sekali melihat Gauri menempel pada Devan.

Gino sempat menahan napas saat merekam, takut Devan akan sadar dan melempar ponselnya keluar jendela pesawat. Tapi Devan terlalu fokus pada Gauri yang gemetar halus di dadanya.

Roda pesawat mulai menyentuh landasan, hentakannya membuat Gauri merapat lebih erat lagi. Devan menunduk, berbisik pelan di telinganya.

"Sudah sampai."

Gauri membuka mata perlahan, senyumnya muncul, kecil, tapi tulus. Devan membalas dengan senyum lembut yang jarang terlihat oleh siapa pun. Dan semuanya terekam dalam hape Gino.

Di belakang, Diana menutup mata, menahan rasa panas di dadanya.

1
Rita
ini lg ya jgn dilihat
Rita
mau gmn lagi yg kmu bawa liburan dibilang pikiran anak2,badan dewasa
*Septi*
minta dimandiin lagi nggak Gauri? 🤭
Herman Lim
lihat aja bntr lagi Gauri pasti sembuh dan kalian bukan² apa² utk Devan
acih aja
gaskeun kk Mae,,,,,,,💪
Ilfa Yarni
karuan para ulet bul ga dpt yg diinginkan
shenina
ada aja orang2 yg suka julid 😝
sum mia
pokoke hanya Gauri yang bisa mengendalikan dan menguasai Devan . yang lain.... jangan harap .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Anonim
Tidur Gauri nyenyak dalam pelukan Devan.

Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.

Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.

Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.

Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.

Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
kyo
semoga Gauri lekas pulih
Anonim
Makan malam, Gauri ngga lapar, tidak mau makan, ngantuk katanya. Devan dengan sabar membujuk Gauri. Devan ini sudah mode bapak suapin putrinya.

Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.

Gauri mimpi buruk.

Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Srie Handayantie
lanjut lagi kak maee /Determined/
Srie Handayantie
kalian tidak suka sama kedekatan Gauri dan Devan ya gak masalah , toh mreka berdua juga bodo amat sama ucapan kalian 😁😂
Anonim
Telinga Devan sudah merah kek kepiting rebus kali ya 😄.

Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.

Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.

Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.

Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Al Fatih
Manis bngt sih interaksinya kak Devan sama Gauri...,, Ga tau gimana rasa kehilangan dan kerinduan misalnya kalian berpisah walaupun hanya sebentar,, secara kan Gauri itu sdh nyaman bngt sama kak Devan.

Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Hanima
👍👍
Dian Rahmawati
devan selalu luluh klo sama Gauri
faridah ida
kalo mata kamu sakit , yaa jangan di lihat laah Nini...🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Gauri sangat manja skl sm devan, devan sangat sabar skl dan telaten memperlakukan gauri sangat lembut dan hangat....

Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....

Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....

tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....
Dwi Winarni Wina: iya bunda gunung telah mencari jd lembut dan hangat😀
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!