NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:457.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 07

“YA!”

Tidak ada keraguan dalam nada tegas bercampur amarah itu. Sawitri melepaskan cekalannya, badannya luruh terduduk dengan memeluk lututnya, kembali meraung menangisi kebodohannya yang berakhir malapetaka.

“Mamak_” Langsung saja dia mendongak, sekujur tubuhnya seperti orang menggigil. “Mamak ku dimana? Dia tak jadi korban Iblis itu kan? Tolong jawab!”

Namun, tak ada yang menjawab. Baik Ni Dasah dan Kunti memilih mengabaikan pertanyaan Sawitri.

“Kau yakin ingin membalas mereka? Terutama Bahri dan keturunannya?” Kunti masih duduk di posisi tadi, tapi tatapan matanya begitu tajam.

“Katakan saja apa syaratnya! Nyawa pun akan ku persembahkan asal bisa melenyapkan mereka!” Sawitri berdiri, hilang sudah binar sendu, hangat, tergantikan oleh sorot bengis.

“Sawitri … kau harus tahu fakta ini. Meskipun membingungkan sekaligus menyakitkan, tapi inilah awal hari pembalasan yang sudah Nini nantikan belasan tahun lamanya .” Ni Dasah menoleh ke arah Kunti, memberikan perintah tanpa suara.

Kening Sawitri mengernyit dengan mata memicing, jelas dia tidak mengerti maksud Ni Dasah. Terlebih saat Kunti melayang menembus dinding.

Namun semenit kemudian, sosok ibunya sudah berdiri di batas kamar. Wanita berpakaian baju kurung lengan panjang lusuh, bawahan jarik itu mencoba menyesuaikan pengelihatannya.

Selama tiga hari, bu Mina dikurung oleh Kunti di dalam gua minim pencahayaan. Ditawari makan Cacing, Jangkrik, dan Ular. Jelas wanita malang itu trauma berat, sering pingsan setiap kali sosok Kuntilanak itu muncul secara tiba-tiba tepat di depan matanya.

“Mamak!” Sawitri berlari menerjang ibunya, memeluk erat.

“Witri kau masih hidup, Nak?” Tangan bu Mina bergetar menepuk punggung putrinya, ia menarik diri mengamati penampilan anak semata wayangnya.

"Kau kenapa? Apa yang terjadi? Mengapa tampilan mu seperti ini?!" bu Mina mengguncang bahu ringkih putrinya.

Namun, dia merasa aneh kala menatap sorot mata Sawitri terlihat membara, napas tersengal-sengal. "Ini semua ulah si biadab Hardi. Dia dalang kehancuran keluarga kita!"

"Maksudnya apa? Witri, bapakmu ... Dia_" bu Mina tidak sanggup meneruskan kalimatnya, dia tergugu dalam pelukan Sawitri.

"Aku tahu Mak."

“Apa yang terjadi?” Air mata berguguran, bibir bergetar. Bu Mina masih kebingungan, belum memperhatikan sekitar, hanya fokus pada sang putri.

“Duduk di amben itu Mina!”

Deg.

Lewat bahu Sawitri, bu Mina mencari sumber suara itu. “Ni_ Dasah?”

“Ya ini aku. Kemari lah!”

Bak Kerbau di cucuk hidungnya, bu Mina melangkah mendekat dengan ekspresi terkejut dan tidak percaya. “Nini masih hidup? Bukankah dulu_”

“Aku melarikan diri ke hutan terlarang. Hanya disinilah mereka tak dapat memburuku bak binatang,” ada nada getir dalam suara tegas itu.

Sawitri ikut melangkah mendekat, benaknya bertambah penasaran. 'Mamak mengenal Ni Dasah? Sejak kapan?'

Lebih heran lagi kala tak mendapati keberadaan Kunti, hanya ada mereka bertiga.

Bu Mina dan Sawitri duduk bersisian, menggenggam saling menguatkan.

Jari telunjuk Ni Dasah menunjuk jendela kayu, seketika terbuka sendiri.

"Pada malam kelam itu, aku dan suamiku melarikan diri saat hendak dibakar warga yang termakan hasutan Bahri dan juga Sugeng, sahabatnya,” netranya menerawang jauh ke masa lalu.

Flashback 15 tahun lalu.

“BAKAR!”

“BAKAR!”

“MEREKA BERDUA INI MANUSIA IBLIS BERWUJUD MANUSIA, MENYEMBAH SETAN! WAJIB DIMUSNAHKAN!”

Bahri berdiri dengan gagah berani, menuding sepasang suami istri yang wajah dan badannya babak belur di massa.

“Fitnah! Kami tak pernah bersekutu dengan Iblis.” Sang pria membungkuk melindungi kepala istrinya, agar tidak terkena lemparan batu, sedangkan wajahnya sendiri sudah bersimbah darah, pelipis dan kening robek.

“HALLA JANGAN BANYAK CAKAP! AYO SIRAM MEREKA DENGAN MINYAK TANAH!” Sugeng sahabatnya Bahri ikut berseru lantang, memprovokasi para warga yang terlanjur naik pitam.

Salah seorang warga maju, yang tak lain adalah Gandi di saat masih berumur 20 tahun. Dia membuka tutup dirigen, lalu menyiramkan minyak tanah ke badan suaminya Ni Dasah.

“Pak, macam mana ini?” Ni Dasah ketakutan, posisi mereka terjebak, dikepung para warga yang membawa obor menyala.

“Buk, selamatkan dirimu! Aku akan menghadang mereka. Lari lah ke hutan terlarang, hanya disana kau akan aman!” penuh kasih usap rambut istrinya yang lengket bercampur darah.

“Aku tak mau, Pak. Mana sampai hati melihatmu mati mengenaskan!” Ni Dasah menggelengkan kepalanya.

Para warga terlihat tidak sabaran, bersahut-sahutan berteriak meminta keadilan. Mereka murka mengetahui fakta dalang kematian tiga warga yang tak lazim.

"Jangan buat kematian putri kita sia-sia, Buk! Dia berhak mendapatkan keadilan. Perdalam ilmu turunan dari Simbah mu. Cepatlah!” Suami ni Dasah berdiri, berteriak menantang, sengaja mengalihkan perhatian agar istrinya bisa melarikan diri.

“Ha ha ha … kalian memang para manusia bodoh! Mudah diperdaya dengan iming-iming hendak dipekerjakan di perkebunan mereka!” Jari telunjuknya mengacung ke arah Bahri dan juga Sugeng.

“Banyak kali cakap mu! Hei para warga! Lemparkan saja obor kalian!” terlihat tubuh Bahri tegang, berusaha menutupi kegugupan.

“Aku bersumpah! Di masa mendatang, kalianlah yang akan menangis darah, mengemis, merangkak bahkan bersujud meminta diampuni kala malaikat pencabut nyawa itu datang!” Kakinya menendang kuat sang istri yang tetap duduk meringkuk memeluk lutut. “Lari Bukk!!”

Bertepatan dengan itu, obor bambu menyala menghantam dadanya, langsung menyambar layaknya kayu dibakar.

Tidak ada teriakan meminta ampunan, tak ada rintihan menahan sakit. Sosok manusia api itu berlari menerjang warga yang mana salah satunya adalah Herman, dia tidak sempat melarikan diri.

Kerumunan massa ketakutan, lari tunggang langgang, tidak lagi memperhatikan kalau Ni Dasah sudah menghilang.

Sementara Bahri dan juga Sugeng, sudah terlebih dahulu berlari dan bersembunyi di tempat aman.

Malam kelam itu tidak hanya menewaskan suami ni Dasah, tapi juga 4 warga tidak bersalah yang termakan fitnah Bahri dan Sugeng, mereka ikut terbakar.

Tempat eksekusi yang jauh dari sumber mata air, serta rumah penduduk. Menyebabkan nyala api sulit dipadamkan, meskipun mereka sudah berguling-guling di atas tanah tandus. Sebab minyak tanah telah dicampur dengan spiritus.

***

Sementara ni Dasah berusaha keras menyeberangi sungai di malam hari. Dia membuka pakaiannya, menyisakan dalaman saja.

Begitu sampai di tepian, berseberangan dengan batas perkebunan dan hutan terlarang. Dia berteriak sekencang-kencangnya.

Argghh!

"Aku bersumpah! Akan menuntut balas Dendam Kesumat ini!"

Hatinya hancur, jiwanya mati. Bukan hanya kehilangan sang suami, putrinya juga mati setelah dirudapaksa Bahri dan juga Sugeng.

Wanita yang kehilangan hati nurani itu, terseok-seok berjalan sampai hutan bagian paling jauh. Tak ada air mata yang terjatuh, tak lagi menangisi takdir kejam.

“Tunggu aku Pak, Nak! Ibuk janji akan menuntut balas! Memperdalam ilmu hitam demi membunuh mereka!” janjinya seraya menatap langit gelap tanpa bintang.

Kedatangannya disambut oleh penghuni hutan. Burung hantu, Gagak, saling bersahutan. Ribuan kunang-kunang berterbangan mengikuti langkah ni Dasah, memberikan penerangan. Gareng tak henti-hentinya berbunyi.

Dari sanalah wanita yang awalnya mati-matian menolak ilmu turunan dari nenek moyangnya, menjadi begitu berambisi mempelajari. Sampai dia bisa mengendalikan makhluk ghaib. Memperdaya manusia serakah agar melakukan pemujaan, yang berakhir nyawa mereka sendiri taruhannya.

Ni Dasah, wanita pemilik darah manis tulang wangi.

***

“Hanya keturunanku yang dapat membalaskan Dendam Kesumat masa lalu! Serta menggiring Iblis yang di puja oleh Bahri serta Sugeng, untuk memasuki hutan terlarang! ” Ni Dasah menatap lekat wajah Sawitri.

Sementara bu Mina menunduk dalam seraya meremas tangannya.

“Siapa dia? Bukankah putri Nini sudah meninggal dunia?”

.

.

Bersambung.

1
vinn17
paling ga minat sama cerita cerita horor, selalu skip. kali ini, karena cerita dr author, akhir ny baca pas sudah tamat dan berakhir lgsg selesai dibaca dlm 1 hari. selalu suka dengan karya thor, ide selalu fresh. di tunggu karya selanjutnya ✨️
Ann139
waaaahhh.... agak laen ni cerita, baru keliatan.
Mbok Ayune Shaki
cerita horor yg sangat bagus banget
Shee
belum pa apa dahs ser ser an aja.
merinding baru juga baca sinopsis 😖😖😖
Shee: takut g kuat kak 😂😂😂
Cublik: Biar senam jantung kita Kak 😁
total 2 replies
Mega Arum
Luar biasa...
Cublik: Terima kasih banyak Kakak 💜
total 1 replies
Mommy'ySnowy 💕
sudah mlam aq blom bca yoo,,,esok lgi...👌
Cublik: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Astiah Harjito
kenapa iklan go pay GK bisa dilewati?
Cublik: Kalau soal iklan ... saya gak tahu Kak, dari sistemnya.
total 1 replies
🍀 chichi illa 🍒
baru kali ini baca horor sampe tamat 😂 walaupun ending nya takut sendiri tapi bikin nagih 😀
Cublik: Terima kasih banyak Kakak 💜🥰🥰
total 1 replies
Nani Haryatiyati
Otewe kak cublik, jujurly sihhh td nya ku kira ada bonchap lagi hehehehhe... ngareppp nya aku 🤗
Cublik: Terima kasih Kakak 🥰
total 1 replies
Betri Betmawati
dah launching yang baru Thor novel nya
Cublik: Udah Kak 😊
total 1 replies
Eli Haryati
baru baca part 1 aj udh deg deg serr...👻
Cublik: 😁😁😁

Terima kasih mau mampir Kak ❤️
total 1 replies
Wanita Aries
Duhhh menegangkan ini ceritanya
Cublik: 💜💜💜💜💜
total 1 replies
imau
belum apa-apa sdh merinding, tapi bikin penasaran, cus lah otw walaupun baca sambal tahan napas 😄
imau: aman aja Kak asal bacanya pas sdh dlm kelambu 🤣🤣🤣
Cublik: Hahahaha ... cari aman ya Kak 😁
total 5 replies
Liana CyNx Lutfi
Semangattt thoorrr
Cublik: 💪💪💪💪🔥
total 1 replies
Astiah Harjito
Kades dan Lurah itu jabatan yg sama. Kades di pilih langsung oleh warga, sedangkan Lurah di tunjuk langsung oleh Pemda dan ber status PNS. Bedanya kalau Kades atau Kepala Desa adalah pimpinan dari sebuah desa atau kampung biasa. Sedangkan Lurah pimpinan Kelurahan yg biasanya sebutan utk wilayah perkotaan dan yg mengurus pemilihan Kades itu pihak kecamatan Maaf ini sekedar wawasan aja
Cublik: Terima kasih Kakak atas informasinya ❤️
total 1 replies
Bunggo Sikumbang
thor ini lanjutan demdam kesumat ga
Cublik: Nggak Kak, nanti dendam kesumat dilanjutkan oleh anaknya Sawitri.
total 1 replies
Hafifah Hafifah
horor lagi nih thor
Cublik: Iya Kakak 🥰
total 1 replies
neni nuraeni
wiiiih bkal seru nih..mntaaap
Cublik: 🥳🥳🥳🥰🥰🥰
total 1 replies
ora
Apakah ini akan lebih serem dari Dendam Kesumat😱😱
Cublik: Gimana ya Kak 😁
total 1 replies
Dedi Dedi
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!