Suami Kedua Pilihan Mertua (Setelah Ditalak)

Raja membawa Bram ke rumah miliknya, sementara Melati dalam pengejaran orang-orang Raja. Setelah mengetahui Bram diselamatkan, Melati malah menghilang.

“Ini kamar tamu, Pak Bram bisa tinggal disini.“

“Saya seorang laki-laki, saya bisa menjaga diri. Saya akan pulang ke rumah saya sendiri, Tuan Raja.“

“Melati memang seorang wanita tapi dia banyak akal bulusnya, saya tau Pak Bram disekap bukan karena Pak Bram lemah tapi karena saat itu Pak Bram ditabrak dan dalam keadaan tak berdaya. Saya hanya ingin Pak Bram bertemu dengan__“

“Arghtt... sakit...“ Bram memegang kepalanya yang selalu kesakitan, rasa sakit di kepalanya dimulai setelah ditabrak oleh Melati.

“Ada apa?“

“Tidak apa-apa, kepala saya sering sakit setelah ditabrak. Tapi akan sembuh sendiri, jangan khawatir. Bisakah saya istirahat sebentar, nanti saya akan pulang ke rumah saya sendiri.“

“Sebaiknya Pak Bram di periksa di rumah sakit, mari Pak ikut saya.“

"Tidak perlu, saya hanya butuh istirahat.“ Bram menolak, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur di kamar tamu.

Raja masih ingin bicara, namun melihat betapa pucat dan lelahnya Bram dia pun tak mengganggu lagi. “Ada Mbok di rumah, jika ada yang Pak Bram inginkan... mintalah padanya.“

Bram hanya mengangguk pelan, tak lama ia memejamkan mata seraya menahan rasa sakit.

Raja akan segera mempertemukan Embun dan Bram.

•

•

•

Embun begitu dimanja oleh Mama Jasmin, Raja tersenyum bahagia melihat kedua wanita yang ia sayangi begitu terlihat bahagia. Ketiganya sudah berada di rumah, namun Raja belum bicara tentang Bram yang ada di rumah itu.

“Aku cemburu...“ bisik Raja pada Embun.

"Cemburu?“

“Mama bisa bebas berpelukan dengan mu, sementara aku hanya bisa berpegangan tangan. Aku ingin secepatnya kita menikah...“

Embun terkekeh geli melihat wajah Raja yang merengut, “Kata baby, Ayah yang sabar ya.“

“Kamu udah bisa menggoda ku, ya.“ Raja tergelak dipanggil dengan sebutan 'Ayah' untuk pertama kalinya, dia mendekatkan wajahnya ingin menggoda Embun.

Namun....

“Ish! Jangan deket-deket! Kalian tau kan, yang ketiga itu setan! Kalian belum halal, tunggu beberapa bulan lagi. Bisa?“ Mama Jasmin menjewer telinga Raja.

“Aduh! Mama udah gak sayang Raja ya, mentang-mentang udah ada Embun. Tega banget sih!“ Raja pura-pura meringis.

Ketiganya pun tertawa dan terus saling bercanda, sementara Melody sedang galau memikirkan kedekatan Adam dan Anggun.

“Aish! Saingan gue berat banget! Dokter Anggun terlalu sempurna jadi cewek! Sementara gue masih kayak gini-gini aja! Huff! Apa ada yang mau nerima gue apa adanya?“ Melody benar-benar patah hati namun karena Anggun wanita baik dan lebih darinya ia pun merelakan Adam.

Melody pergi dari rumah, dia menelepon geng nya untuk balapan.

Di rumah sakit Adam melirik ke arah Anggun yang memeriksa kondisi Papa Hendra bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter Anggun sendiri adalah spesialis Dokter saraf.

“Mulai sekarang, Dokter Anggun akan bertanggung jawab terhadap kesembuhan Tuan Hendra.“ Ucap Dokter penyakit dalam.

“Terima kasih, Dok.“

“Sama-sama, saya permisi.“

Di ruangan tinggal Dokter Anggun dan juga Adam serta Mama Hana.

“Dam, kalau kamu ada kerjaan pergi saja. Ada Nak Anggun disini...“

“Jadwal Adam lagi kosong, Tan. Entar malem baru ada operasi, jadi sekarang Adam bisa temenin Tante.“

Mama Hana menarik Adam agak menjauh dari Anggun yang masih memeriksa tubuh Papa Hendra.

“Dokter Anggun selain cantik juga baik, dia tidak licik atau jahat. Dia mendekati kamu dengan sportif tanpa menyakiti Embun yang baginya saingan nya. Buka hati kamu untuk Anggun... Jangan sampai menyesal setelah kehilangan. Kamu pernah merasakan kehilangan saat Embun nikah sama Gio."

“Adam bakal pikirin, Tan. Jujur... saat ini Adam masih belum bisa melepaskan perasaan cinta Adam pada Embun, meski sekarang Adam gak akan berharap lagi karena Raja memang pantas untuk Embun. Namun, seandainya suatu hari Raja menyakiti Embun seperti Gio... Adam akan sekali lagi berjuang.“

"Itu artinya kamu masih menggantungkan harapan pada Embun, Nak.“

"Tan, ini sangat sulit buat Adam. Doakan saja agar Adam bisa mencintai wanita lain, tapi untuk saat ini Adam masih belum ingin menjalin hubungan dengan siapapun.“

"Baiklah, itu keputusan kamu. Baik dan buruk, kamu sudah dewasa dan mengerti apa yang harus diperjuangkan dan apa yang harus benar-benar kamu lepaskan.“ Mama Hana tak ingin mendesak keponakan nya lagi.

“Adam keluar dulu,“ Pria itu pun keluar dari ruangan, sudut mata Anggun melirik ke arah Adam yang berjalan keluar.

Mama Hana tersenyum menghampiri Anggun, "Sepertinya kamu harus berusaha lebih keras lagi mengambil hati Adam, keponakan Tante itu masih belum bisa sepenuhnya melupakan Embun. Jangan patah hati dan juga jangan menyerah... Adam hanya butuh waktu.“

Anggun tentu saja tak akan menyerah, dia tahu perasaan Adam untuk Embun sangat dalam dan akan sulit untuk melepaskan.

...******...

8 bulan kemudian...

“Saya terima nikah dan kawinnya Embun Arsyila Savina binti Bram Pramudya dengan mas kawin uang 2 milliar dan seperangkat berlian dibayar tunai!“

“Sah!“

“Sah!“

“Alhamdulillah...“

Air mata menggenang di pelupuk mata Embun, ia melafalkan doa seiring Raja mengucapkan ijab kabul agar pernikahan keduanya akan langgeng dan dijauhkan dari segala kemudharatan dan kejahatan orang-orang yang ingin menghancurkan.

“Bang...“ Embun mengecup punggung tangan Raja, sementara Raja mengecup kening Embun dengan lembut.

“Alhamdulillah, akhirnya setelah sabar menunggu.“ Raja mengusap air mata bahagia Embun.

Embun tersenyum penuh kebahagiaan, ia telah melahirkan sebulan lalu dan akhirnya pernikahan nya digelar sesuai kesepakatan seluruh keluarga.

Sementara Anggun menghela nafasnya, Adam masih belum membuka hati untuknya meski hubungan keduanya baik-baik saja.

Mas Adam, kapan kamu mau menerima ku?

Seakan mendengar kata hati Anggun, tiba-tiba saja Adam menoleh ke arah wanita itu dan Adam tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya pada Anggun.

Eh? Anggun bengong.