To heal & to grow
Remember,
when you forgive, you heal.
And when you let go,
you grow.
-unknown
Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori, ucap Alena dalam hati.
Aku Alena, ini kisah percintaanku, dimana aku seorang pengecut yang merasa rendah diri, setiap ujian datang menghampiriku maka aku akan memilih untuk pergi, merasa menghindari masalah adalah jawaban yang tepat. Lagipula menjalani cinta dan jatuh cinta adalah 2 hal yang berbeda. Kamu bisa jatuh cinta tanpa perlu memikirkan latar belakang dan konsekuensi yang datang bersamanya. Sedangkan menjalani cinta berarti perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan dan keputusan disetiap ujiannya.
"Al, aku berjanji untuk selamanya bersamamu menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di masa depan, yakinlah, kamu akan selalu menjadi pilihan pertamaku".
Full of love,
Author 🤎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Sembuh tanpa Bercerita
Ini pertama kalinya dalam hidupku, aku memegang uang sebanyak ini. Aku meminta bantuan satpam apartemenku yang juga bekerja sebagai ojek online untuk mengantarku ke rumah Jason sore nanti sepulang aku bekerja. Perjalanan motor membutuhkan waktu kurang lebih selama 45 menit.
"Al ada apa?", tanya Jason.
Aku memang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kupikir jika Jason tidak di rumah maka aku bisa menitipkan uang ini pada oma Jason.
"Hai Jas, oma dimana Jas? sudah lama aku tidak bertemu dengannya".
"Oma terkena flu, ia beristirahat di kamarnya".
"Ooo.... semoga oma cepat sembuh ya Jas".
"Ada apa Al?".
"Jason aku tidak bisa menerima ini, kalau kamu masih menganggapku teman tolong ambil kembali uang ini", aku meletakkan amplop coklat berisi uang di meja.
Kami sama sama terdiam, lalu aku berkata lagi.
"Kamu tau kan aku tidak suka dikasihani, apalagi orang itu adalah kamu".
"Coba berpikir dengan logika Al, kamu bisa melanjutkan sekolah, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, lalu saat itu baru kembalikan uangnya".
"Ini bukan soal logika Jas, tidakkah kamu mengerti itu?".
Aku melihat wajahnya yang tetap datar seolah tidak mengerti apa maksudku.
"Ahhh... kamu memang tidak berubah", ucapku pelan.
"Ini egoku, harga diriku, mana bisa aku menerima uang itu. Saat ini saja aku sudah cukup malu berhadapan denganmu", ucapku sedikit bergetar menahan tangis.
"Jika ada orang jatuh di jalan, bukankah kamu akan menolong mengambilkan barang bawaannya yang jatuh Al?".
"Apa bedanya aku dengan bank, kamu bisa mengembalikan uang itu dengan bunga jika kamu mau. Yang jelas saat ini kamu membutuhkan uang ini".
"Jas... jarang-jarang aku mendengar kalimat panjang darimu. Tapi kamu tetap tidak bisa mengerti perasaanku bukan?".
Kemudian aku berlari keluar rumah, lalu meminta satpam kenalanku segera membawaku pergi dari rumah itu.
Aku melakukan hal yang sama seperti dulu, aku menghindari Jason lagi, dan mengganti nomorku. Beruntung meski ia menemukanku kemarin, tetapi ia tidak pernah tau apartemenku.
"Ayo kamu bisa Al, kamu pasti baik-baik saja. Tidak perlu menangis, lupakan segalanya kita mulai lagi besok dari awal", ucapku pelan sambil menatap cermin kamarku.
Aku kembali menenggelamkan diriku dengan kesibukan antara bekerja dan belajar, aku harus mendapatkan beasiswa perguruan tinggi negeri, ya itu adalah target terdekatku saat ini.
Mama bekerja menjaga toko kue, selain itu ia juga memasukkan beberapa jenis kue buatannya di toko itu.
Sepeninggalan papa kami pindah ke kontrakan yang lebih kecil, di apartemen kecil ini aku berbagi kamar tidur dengan mama. Segala pengeluaran kami hitung dengan cermat, agar aku bisa duduk di bangku kuliah.
Di tahun itu juga aku berhasil mengambil ijazah SMU ku dengan mengambil program paket C.
Berbekal ijazah itu, aku mendaftarkan beasiswa ke perguruan tinggi negeri, setelah melalui beberapa tes dan ujian, aku berhasil diterima di perguruan tinggi negeri di kota lain yang hanya berjarak sekitar 1 jam 30 menit menggunakan kereta dan kendaraan umum.
Begitulah kulewati hari-hariku selama bertahun tahun. Bisa dikatakan keadaan ekonomi memaksaku menjadi lebih dewasa, sehingga jika selama kuliah teman-temanku sibuk bersenang senang dan tebar pesona dengan lawan jenis, maka aku tetaplah Alena yang hanya tau bekerja part time dan belajar. Hingga akhirnya aku lulus dengan nilai cum laude, kemudian tidak lama aku diterima menjadi manajemen trainee suatu perusahaan yang cukup ternama.
Jika selama kuliah ada lawan jenis yang berusaha mendekati, maka aku akan langsung memberikan ketegasan aku tidak tertarik dengan hubungan yang mereka inginkan. Berbeda dengan Alena saat ini, aku yang sekarang sedikit memberikan kelonggaran pada diriku sendiri. Karena setelah diterima di perusahaan ternama, rasanya bebanku sedikit berkurang.
Mama juga masih bekerja dan membuat kue di toko yang sama. Meski ekonomi kami masih jauh dari jaman kejayaan papa dulu, setidaknya aku tidak merasa memiliki beban saat ini. Kupikir akhirnya aku bisa hidup untuk diriku sendiri mulai saat ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
setiap hati punya luka, namun dengan ekspresi yang berbeda. beberapa menyembunyikannya dalam mata, sementara lainnya dalam tawa.
-unknown