NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang

Dedaunan di luar baru  saja kering dari embun malam yang menyelimutinya, panasnya mentari pagi cukup membuat embun yang menemani daun-daun di luar sana seketika menyusup tanpa bekas. Beberapa burung murai batu terlihat sibuk berterbangan menghiasi langit pagi tanpa  awan.

Di waktu ini sebagian makhluk hidup di hamparan bumi memang sibuk beraktivitas memulai hari baru, mulai dari para burung hingga Bani Adam yang tak kalah sibuk menyambut awan pagi dengan berbagai macam aktivitasnya.

Di rumah minimalis yang terletak di komplek sederhana pusat kota terdapat dua pasang manusia yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan tampak kalang-kabut. Sebagai seorang istri Alena merutuki kelalaiannya sendiri yang bangun kesiangan sehingga berpotensi membuat suami tampannya terlambat berangkat kerja.

“Sayang liat kaus kaki aku gak yang ini?” Danen menghampiri istrinya yang sibuk menyetrika jas putih miliknya yang masih sedikit lembab. Ini terjadi akibat kelalaian Danen menghidupkan mesin cuci lalu lupa  menjemur sehingga saat Alena bangun pagi ia terkejut melihat seragam dokter suaminya masih bersatu dengan tumpukan pakaian yang habis digiling di dalam mesin itu.

“Aduh kamu ini, kan kaus kaki yang lain banyak, pake yang ada aja Sayang jangan nambah kerjaan.” Alena mengomel panik bisa-bisanya Danen masih sempat bertanya mencari pasangan kaus kaki yang berada dalam genggamannya.

“Pake yang ini!” Danen sedikit cemberut saat istrinya menjulurkan kaus kaki bewarna merah muda, ia ingin protes tapi takut saat melihat mimik wajah Alena yang penuh kepanikan, sungguh ini memalukan mana mungkin setelan gagah dokternya harus menggunakan kaus kaki merah muda. Kaus kaki ini memang miliknya karena ini kaus kaki pasangan ia hanya menggunakan ini jika sedang berdua dengan Alena.

“Ayo cepat sayang udah gak ada waktu, kamu bisa diomelin Kak Aleon karena telat ini pagi senin pasti rumah sakit sedang apel pagi.”

Mau tidak mau sosok suami yang penurut itu tetap berangkat kerja dari pada melihat istrinya terus mengomel. Dia melesatkan kendaraannya laju sekali selalu terbayang ucapan istrinya, “ini sudah kesiangan awas kamu telat!”

Karena berangkat terburu-buru Danendra melupakan kegundahan hatinya yang lain, ia terlalu fokus berangkat ke rumah sakit hingga lupa semalaman dia tidak bisa tidur nyenyak sebab  takut bertemu kakak iparnya.

Jadi saat tiba di parkiran rumah sakit mendadak pria itu ragu untuk turun dari mobilnya, ia baru saja ingat bagaimana ternyata Aleon sudah tahu perbuatan busuknya, bagaimana ternyata Meisya sudah menceritakan semua kejadian itu.

“Ahh!” Lagi ia terus bergumam frustasi, terlalu beresiko jika memutuskan untuk  tetap nekat turun dari kendaraan ini apa sebaiknya ia bolos kerja saja. Tapi jika ia terus menghindar bisa saja Aleon akan mendatangi rumahnya dan menceritakan semua  kepada Alena, ini lebih menakutkan hatinya.

Danen melirik ruang parkiran di sebelah─ masih kosong penghuni yang biasa memarkirkan mobil di tempat itu belum datang. Ini kesempatan bagus karena Meisya belum datang ia bisa lebih dulu menemui Aleon dan memohon pengampunan. Dia yakin sekali wanita itu belum menceritakan apapun kepada kekasihnya jika sudah pasti saat ini ia sudah dikejar-kejar Aleon.

Butuh beberapa menit bagi pria itu untuk mengumpulkan keberanian demi menghadap sang kakak ipar. Ini bukan perkara yang mudah ia sudah menyiapkan tubuhnya jika harus babak belur  lagi yang terpenting Aleon bisa mengerti dirinya dan ini semua demi Alena, ia yakin jika mempertimbangkan perasaan Alena pria itu tidak akan egois.

“Kau hampir terlambat kelinci licik!” Bisik salah satu rekan dokternya yang melihat kedatangan Danen dengan terburu-buru memasukki barisan, tapi Danen tidak menghiraukannya ia sibuk melirik ke  depan barisan para pimpinan rumah sakit, “kemana tuan muda Aleon?” bisik Danen  kepada rekan sebelahnya.

“Entahlah tuan muda kita  sepertinya sedang malas bekerja, lagian apa pedulimu tidak ada yang akan menghukumnya jika ia tidak mengikuti apel pagi ini.” Balas rekannya. Danen bersama rekan-rekan dokternya yang  lain sering menjuluki Aleon dengan tuan muda, ia tidak memanggil namanya  dengan benar anggap saja itu sebuah julukan khusus  yang rahasia dari bawahan untuk atasannya yang terlalu  egois. Sebenarnya mereka ingin menjulukinya anak papi atau anak manja, tapi itu terlalu beresiko jika ketahuan mereka bisa langsung di cut dari tempat mereka mencari nafkah.

“Lalu di mana kekasihnya?” Aleon bertanya lagi saat melihat  posisi barisan yang biasa diisi oleh Mei juga kosong.

“Dasar bodoh,  Mei itu calon istri tuan muda kita tentu saja ia bisa bersikap seenak hatinya, paling-paling wanita ular itu terlambat dan walapun terlambat ia tetap mendapat perlakuan khusus.”

Danen mencoba memikirkan kemungkinan-kemungkinan ke mana dua pasangan itu, ia takut sekali jika saat ini ternyata Mei sedang bersama Aleon dan menceritakan semuanya, ini sama saja ia dalam keadaan terancam.

Setelah apel pagi selesai pria itu memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan kerja Aleon, ia sudah mengetuk sopan dan hanya dibalas deheman pelan oleh sang empu yang berada di dalam tempat itu.

Danen melangkah perlahan dan langkahnya semakin pasti saat ia melihat pimpinan rumah sakit ini sendirian. Tidak ada Meisya aneh sekali batinnya berujar. Raut wajah pria itu suram sekali, air wajahnya pucat dengan kantong mata yang kentara.

“Ada apa Ndra?” Pria yang terlihat suram itu membuka pertanyaan.

“Emh, sebelumnya maaf pak saya sedikit  lancang. Saya.. “ Danen terdiam ia sedikit bingung bagaimana menjelaskan situasi ini, tidak mungkinkan dia langsung berkata ‘Aleon saya sudah melecehkan kekasihmu tolong ampuni saya.’  Tidak-tidak mungkin itu sama saja dengan bunuh diri. Tujuan dirinya kesini memang ingin memastikan bahwa Meisya belum menceritakan apa pun dan jika dilihat dari air wajah Aleon pria itu tidak menaruh kemarahan apa pun pada adik iparnya.

Bibir pria itu kaku sekali terlalu takut untuk mengutarakan niatnya, “Saya hanya ingin memastikan bahwa anda baik-baik sajakan?” Kata itu terucap begitu saja, Danen menciut ia tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan niatnya jadi ia mengalihkan topik.

“Kamu mengkhawatirkanku?”

“Anda terlihat pucat dan kurang tidur, saya hanya ingin memastikan bahwa anda baik-baik saja bagaimanapun kita keluarga.”

Suasana hening beberapa menit, Danen tidak tahu harus memulai obrolan dari mana, tapi ia masih dihantui jika tidak memohon ampun sekarang bisa saja saat nanti bertemu Mei, Aleon menjadi lupa diri dan tidak mau mendengar penjelasan apa pun dari dirinya.

“Meisya… ” Saat mendengar nama itu mendadak dada Danendra bergemuruh, pupilnya bergerak gelisah.

“Mei menghilang.” Helaan napas berat keluar dari sosok yang paling dihormati di tempat ini.

“Menghilang?” Danen kebingungan ia menuntut jawaban dari pertanyaannya.

“Bang maksudnya apa?” Suasana semakin serius, Danen tidak lagi bersikap layaknya atasan dan bawahan.

“Aku tidak tau Ndra, sejak acara kemarin aku sudah tidak melihatnya dia tidak bisa dihubungi bahkan tidak ada di apartemennya. Kau tau Ndra kemarin seharian aku berkeliling mencarinya tapi tidak ada yang tahu di mana dia.”

Entah harus bersyukur atau bersedih mendengar jawaban dari Aleon, tapi setidaknya saat ini Danen tahu ia aman. Aman berarti Aleon belum tahu apa pun mengenai kejadian mengerikan di malam itu.

“Aku sudah menghubungi semua temannya tadi tetap saja nihil. Aku tidak mengerti kenapa dia pergi tanpa kabar. Menurut rekaman CCTV dari apartemennya Mei pergi menggunakan taxi, dia melarikan diri Ndra tapi… tapi kenapa?”

Danen berusaha bersikap baik, pagi itu ia mencoba mendengarkan semua keluh-kesah kakak iparnya yang sedang kebingungan karena kekasih hatinya pergi tanpa kabar, segala kemungkinan coba ia sampaikan.

“Mungkin Mei sedang butuh waktu sendiri bang.”

“Atau mungkin saja Mei mencoba menenangkan diri dari pekerjaan dia bang, kan kamu tahu sendiri pekerjaan dokter bedah tidak gampang, terlebih beberapa minggu lalu Mei melakukan kegagalan operasi hingga menyebabkan pasiennya kehilangan nyawa. Saya rasa bang Mei sedikit tertekan karena itu.”

Setelah mencurahkan semua isi hatinya Aleon sedikit tenang, ia perlahan mulai setuju dengan pernyataan Danen, mungkin memang benar cintanya itu sedang butuh waktu sendiri dan tidak ingin diganggu, dia yakin sekali jika hati wanita itu sudah membaik pasti Mei akan kembali lagi di sisinya.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
kok cuma diam Bu.. harusnya ngadu sama orang tua.. minimal kakaknya biar i selidiki..kalo ngedumel doank ya percuma /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!