NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Memasak Sirip Hiu

Setelah mengatur nafasnya, Evindro memeriksa kondisi sumsumnya. Dia menemukan dirinya berhasil membersihkan satu persen sumsumnya menggunakan enam puluh lingkaran tenaga dalam.

'Aku bisa melakukannya sekali sehari, berarti kurang lebih aku membutuhkan tiga bulan untuk membersihkan sumsumku...' Evindro menghela nafas panjang.

Pada umumnya pembersihan sumsum memakan waktu paling lama diantara empat syarat Pendekar Raja, seseorang bisa menghabiskan tiga sampai sepuluh tahun untuk menyelesaikannya. Belum termasuk tahap kedua memurnikan darah.

Evindro mengeluarkan permata siluman yang didapatkan dari siluman kelinci, menggunakan permata itu dia memulihkan tenaga dalamnya yang hilang sekaligus menyerap permata itu untuk meningkatkan jumlah tenaga dalamnya.

Permata itu terus meredup sampai akhirnya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil di tangan Evindro. Selain memulihkan sebagian tenaga dalamnya, permata itu meningkatkan tenaga dalamnya sebanyak dua lingkaran.

Jika dihitung dari jumlah tenaga dalam yang diraihnya, Evindro hanya perlu membunuh tiga ribu siluman kelinci untuk mendapatkan tenaga dalam yang dia butuhkan. Masalahnya sama seperti pil, permata siluman memiliki batas penggunaan.

Contohnya Pil Bulan Emas yang bisa memberikan enam puluh lingkaran tenaga dalam, jika dikonsumsi untuk kedua kalinya maka pil itu hanya akan memberikan empat puluh lingkaran tenaga dalam, ketiga kalinya memberikan dua puluh lingkaran tenaga dalam dan berikutnya memberikan lima lingkaran sampai batas dikonsumsi sepuluh kali.

Pil kesebelas hanya akan memiliki efek penyembuhan tetapi tidak meningkatkan tenaga dalam.

Permata siluman juga bekerja demikian. Permata siluman kelinci ini hanya akan memberikan satu lingkaran tenaga dalam berikutnya, setelah menyerap lima permata yang sama maka tidak dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah tenaga dalam lagi tetapi masih bisa untuk memulihkan tenaga dalam yang hilang.

Itu sebabnya Evindro berpikir permata siluman saja tidak akan cukup untuk membantunya mencapai enam ribu lingkaran tenaga dalam yang dibutuhkan tetapi membuat hal itu menjadi tidak mustahil untuk dicapai.

"Evindro, aku kembali..."

Beberapa hari telah berlalu sejak kepergian Nacha, dia kembali dengan wajah ceria namun perhatiannya segera teralih pada sebuah bangunan baru yang tidak dikenalinya.

"Senior, kau sudah pulang?" Evindro muncul dari balik bangunan tersebut.

"Evindro, apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba ada rumah disini?" Nacha memandang rumah itu lalu melirik gubuk miliknya yang berada tepat diseberang.

Rumah itu dibuat dari papan, termasuk sederhana tetapi jelas lebih rapi dan indah daripada gubuk buatan Nacha.

"Ah, ini... Aku membuatnya untuk mengisi waktu luang..."

Berbeda dengan pola latihan sebelumnya, Evindro tidak bisa berlatih 24 jam karena melakukan pembersihan sumsum. Tubuhnya memang tidak merasa kelelahan dan sumber daya yang dimiliki cukup untuk terus berlatih, namun proses pembersihan sumsum menguras kekuatan mental Evindro.

Pada waktu istirahatnya, Evindro membaca Kitab Seratus Pengetahuan agar menambah wawasan. Dia kemudian berpikir akan tinggal di tempat ini untuk waktu yang lama, Evindro merasa tidak nyaman tidur di goa dan tidak enak menggunakan gubuk milik Nacha jadi dia membangun rumahnya sendiri.

Kebetulan Evindro menemukan kapak dan peralatan pertukangan di dalam goa yang memudahkannya membangun rumah sederhana ini.

Nacha menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung, dia ingin mengatakan sesuatu tetapi mengurungkan niatnya. Nacha mengayunkan tangannya dan memunculkan satu karung besar berisi berbagai sumber daya.

"Ini akan membantumu menjadi lebih kuat." Nacha menepuk pundak Evindro, wajahnya sedikit bereaksi.

"Hanya beberapa hari, kau sudah lebih kuat dari sebelumnya. Evindro mungkin seorang jenius ya?"

Nacha melihat Evindro dari atas sampai bawah, sepertinya dia takjub atas perkembangan Evindro selama dia tinggal beberapa hari.

Evindro tersenyum lebar, dia telah membersihkan lima persen sumsumnya. Biarpun tidak meningkatkan kualitas tubuhnya secara signifikan tetapi memang ada perubahan yang terjadi, selain itu kualitas tulang Evindro juga meningkat pesat berkat Lobak Sungai Es.

Memang baru beberapa hari berlalu tetapi latihan Evindro setara dengan seorang pendekar yang berlatih dengan sumber daya biasa selama satu tahun.

Evindro memeriksa isi kantong besar yang diberikan Nacha padanya, hampir tidak ada yang dia kenali. Evindro menyimpannya dalam Cincin Samudra dan berencana akan mempelajari sumber daya tersebut menggunakan Kitab Seratus Pengetahuan.

"Untuk mengambil sumber daya yang kau butuhkan, aku sempat berenang di laut dan berhadapan dengan beberapa siluman yang tinggal di dalamnya." Nacha mengayunkan tangannya sekali lagi dan memunculkan seekor ikan hiu yang cukup besar, "Hari ini kita akan makan sirip hiu."

Nacha memotong sirip hiu lalu menyimpan kembali jasad yang tersisa. Evindro terpana memandangi sirip seukuran seekor kambing dewasa.

"Dalam perjalananku beberapa hari ini aku bertemu beberapa siluman dan berhasil membunuh mereka tetapi aku tidak akan memberikan permata siluman mereka padamu Evindro, apa kau mengerti alasannya?"

Evindro mengangguk pelan, ini salah satu bentuk latihan dari Nacha. Memiliki tenaga dalam yang besar tetapi tidak pandai menggunakannya akan berdampak buruk. Setidaknya Nacha sudah memberikan sumber daya untuk memperkuat tubuhnya, Evindro akan mencari permata siluman dengan kemampuannya sendiri.

"Senior, bisa percayakan sirip hiu ini padaku? Aku akan mencoba memasaknya." Melihat Nacha ingin melempar sirip itu ke udara dan membakarnya, Evindro menghentikannya.

"Masak? Sejak kapan pria memasak?" Nacha memandang Evindro heran.

Evindro batuk pelan sebelum membujuk Nacha untuk membiarkannya memasak sirip hiu tersebut. Nacha menaikkan alis, menatap Evindro penuh curiga tetapi akhirnya menyerahkan sirip hiu itu padanya.

Evindro mulai memotong sirip hiu tersebut menggunakan Pedang Penguasa Malam, karena pisau biasa tidak cukup kuat untuk memotong daging siluman. Evindro mengeluarkan beberapa peralatan masak yang berhasil dia temukan dalam gua.

Sebenarnya Evindro sendiri tidak percaya namun ternyata ada pusaka yang berbentuk alat masak, dia juga menemukan informasi tentang pusaka seperti ini pada Kitab Seratus Pengetahuan.

Dengan sembilan macam pusaka berbentuk peralatan masak yang Evindro temukan, dia bisa membuat beberapa jenis masakan.

Beberapa hari terakhir Evindro juga berjalan-jalan disekitar tempat tinggal mereka dan berhasil mengumpulkan beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai rempah-rempah.

Nacha mulai menggoyangkan kakinya setelah menunggu Evindro selama kurang lebih satu jam, dia mulai bertanya kapan mereka bisa makan namun Evindro memintanya untuk sabar.

Ketika panci pusaka yang berisi sirip ikan hiu diiris tipis-tipis itu mulai mengeluarkan aroma yang membuat air liur menetes, Nacha semakin tidak sabar.

"Senior, silahkan..." Evindro belum membuat mangkok jadi mereka harus makan dari panci, dia membuat sumpit sederhana dari kayu.

Nacha tidak berbasa basi, dia mulai mengambil potongan sirip hiu menggunakan sumpit. Suapan pertama membuatnya mematung sambil memejamkan mata selama beberapa detik sebelum mengeluarkan desahan, "Ahhh... Rasa ini... Rasa yang telah aku lupakan..."

Nacha mengambil lebih banyak dan lebih cepat, membuat Evindro menelan ludah sekaligus ragu ikut makan. Akhirnya Evindro membiarkan Nacha menghabiskan satu panci sirip hiu itu sendirian.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!