Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Mengingatkan pada Helen
Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Hani mengejutkan semua orang.
"Tidak berguna! Beraninya kau mengancam ibu mertuaku yang selama ini telah memberimu tempat tinggal dan makan gratis? Kau benar-benar perempuan tidak tahu malu ya?!" Bentak Clara penuh emosi, Ini pertama kalinya seorang sampah seperti Hani berani melawannya.
Padahal, dari sisi manapun sudah jelas bahwa Hani tidak akan punya kesempatan untuk melawan mereka berdua.
"Tempat tinggal dan makan gratis katamu?" Hani merasa begitu konyol, tatapan yang sangat dingin ditujukan pada Clara membuat Clara terkejut, ini tatapan yang familiar tapi Siapa yang pernah menatapnya seperti ini sampai-sampai membuat bulu kuduknya tiba-tiba merinding?
Clara benar-benar bingung, dan dalam kebingungannya, Clara mendengar Hani berkata, "Sepertinya kau sudah salah paham Nyonya, aku tidak pernah tinggal dan makan gratis dari seseorang. Saat berada di keluarga Aruna, kami memang memiliki hak di sana karena suamiku adalah cucu resmi keluarga Aruna. Bahkan dengan hal itupun, kami masih tetap dipaksa bekerja sebagai babu, yang lebih rendah dari pelayan di sana. Keluarga Aruna tak pernah sekalipun memberi upah pada kami! Jadi ingat baik-baik, semuanya akan kami tuntut tanpa melupakan satu bagian pun dari orang-orang picik seperti kalian!" Tegas Hani lalu melangkah pergi dengan wajah terangkat tinggi.
Jelas sudah diputuskan Siapa yang memenangkan pertarungan kali ini!
Siapapun pihak yang pergi terlebih dahulu dengan wajah terangkat tinggi sudah diberikan piala kemenangan!
Clara tak mampu berkata apapun lagi melihat betapa akunya Hani saat ini.
"Ibu," Clara berbalik menatap Ibu mertuanya, Tapi saat itu Delita hanya merangkul Clara dan pergi meninggalkan restoran tersebut.
Orang-orang langsung berbisik satu sama lain.
"Gila! Aku tak menyangka perempuan itu akan menang dalam pertengkaran bersama Delita dan Clara, tapi jelas masalahnya tidak akan sampai di sini saja."
"Delita pasti malu sekali, harga dirinya yang setinggi langit itu kini tercoreng oleh seorang perempuan yang ia anggap rendah."
"Ha ha... Meski aku tidak tahu dari mana keberanian perempuan itu mengusik keluarga Aruna, tapi aku harus memberinya acungan dua jempol, dia luar biasa!"
Sementara Clara yang memasuki mobil Bersama sang ibu mertua, ia memperhatikan Ibu mertuanya yang tampak kesal hingga Clara tak berani mengganggu sang ibu mertua.
Clara memilih mengalihkan pandangannya ke luar jendela, keningnya berkerut memikirkan sikap dan tatapan Hani yang baru saja ia lihat.
'Dia mirip siapa?' Clara berusaha mengingat kapan dan di mana dia pertama bertemu dengan orang yang pembawaannya mirip dengan Hani sampai-sampai membuat bulu kuduknya merinding.
Sampai mobil hampir tiba di kediaman keluarga Aruna, Clara melototkan matanya "Helen! Si jallang sialan itu!" Seru Clara terkejut dan penuh dengan emosi.
"Apa yang kau bicarakan? Helen?" Ucap Delita bingung dengan ucapan tiba-tiba sang menantu.
"Apakah ibu tidak merasa kalau sikap Hani tadi mirip seperti Helen?" Tanya Clara.
"Helen asisten Hardi maksudmu?" Tanya Delita bingung.
"Iya, Bu," jawab clara.
"Helen sudah mati, jadi tidak mungkin dia. Bukankah kau melihat sendiri mayatnya dikremasi?" Tanya Delita.
"Clara mengangguk, tapi pikirannya masih tidak tenang mengingat sikap Hani.
Bagaimana kalau Helen sebenarnya tidak mati tapi melakukan operasi plastik atau sesuatu yang lain untuk berubah menjadi Hani?
Kalau itu terjadi, maka rahasia besar mereka, seluruh keluarga Aruna sedang terancam!
Tapi ini sungguh mustahil!
Clara menggelengkan kepalanya, tidak akan mempercayai hal-hal aneh seperti itu!
lanjut Thor....