Born Again

"Aku tidak memiliki pilihan lain, kita harus menikah." pinta Celine dengan tatapan galaknya.

Pluuk...

Julian pura-pura melongo sampai kalung yang sedang berada di dalam genggamannya terjatuh ke lantai. Padahal sebenarnya dia ingin sekali berjingkrak-jingkrak, karena rencananya telah berhasil. Hanya dengan cara ini yang bisa dia lakukan agar bisa terus berada di sisi Celine. Dia ingin melindungi Celine.

Hal tersebut membuat Celine mengerutkan keningnya. Semenakutkan itukah wajahnya sampai Julian terlihat sangat kaget saat dilamar olehnya?

Julian pura-pura tertawa kecil, "Pasti anda bercanda kan, Nona Celine? Mana mungkin ada seorang CEO mau menikah dengan OB sepertiku? Dan kenapa juga tadi anda mengarang cerita kepada ayah anda bahwa kita sudah melakukan emm... a-anu."

Celine menjadi salah tingkah setelah mendengar perkataan Julian, "Kamu pikir aku mau menikah denganmu? Aku juga terpaksa melakukannya karena aku tidak memiliki pilihan lain. Aku hanya ingin terlepas dari Richard Dawala. Kamu tenang saja, aku pasti akan membayar berapa pun yang kamu inginkan. Yang penting kita harus menikah."

Celine berkata seperti itu sambil memberikan sebuah cek kosong kepada Julian. Agar Julian yang menulis sendiri berapa nominal uang yang dia inginkan untuk menjadi suami bayarannya Celine.

Julian tidak mungkin menunjukkan betapa bahagianya dia saat ini. Pada akhirnya dia memiliki kesempatan untuk bisa hidup bersama kembali dengan Celine, meskipun dengan identitas yang berbeda. Sehingga dia harus terlihat pura-pura terpaksa menerima penawaran dari Celine. "Kebetulan aku sangat membutuhkan uang. Tidak ada salahnya jika aku menerima penawaran darimu."

Celine pun menghela nafas. Sudah dia duga bahwa Rayyan adalah seorang pria mata duitan. Buktinya tadi pagi, Rayyan meminta dia untuk mempekerjakannya kembali sebagai imbalan karena sudah menolongnya. Tapi Celine memang benar-benar membutuhkan Rayyan untuk menjadi suami bayarannya.

Padahal dia sudah tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah lagi. Setelah merasakan bagaimana pahitnya pernikahan, membuat dia membenci dunia pernikahan.

Tapi Celine terpaksa harus menikah dengan Rayyan agar ayahnya tidak menjodohkan dia lagi dengan Richard. Lagi pula status Rayyan hanyalah sebatas suami bayaran. Tidak lebih dari itu.

"Tapi aku akan menulis nominalnya nanti, pada akhir bulan saja." ucap Julian sambil memasukkan cek kosong pemberian dari Celine ke dalam saku celananya.

"Kenapa harus akhir bulan?" tanya Celine sambil mengerutkan keningnya, kemudian dia menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Karena untuk sekarang ini aku belum membutuhkannya." Padahal memang Julian sama sekali tidak berniat untuk dibayar satu persen pun oleh Celine. Yang dia butuhkan bukan uang, dia sangat berharap Celine mau memaafkan semua kesalahannya dan jatuh cinta lagi padanya.

Celine pun berdecak. "Hhh.... Biar aku tebak, pasti untuk membayar hutang pinjol, kan?" tebaknya.

Di zaman sekarang memang tidak heran, banyak sekali orang-orang yang gajinya pas-pasan tapi terlibat pinjol. Demi memenuhi gaya hidupnya, gaya elit ekonomi sulit.

Julian menghela nafas, bisa-bisanya Celine mengira dia memiliki hutang pinjol. Semengenaskan itu kah penampilannya sekarang?

Julian ingin protes, tapi baru juga dia mangap sudah kedahuluan oleh Celine.

"Terserah kamu saja jika kamu mau aku membayarmu di akhir bulan atau kapanpun yang kamu mau, bahkan hari ini pun aku sanggup membayar kamu. Yang penting secepatnya kita menikah. Tapi ingat, kamu hanyalah suami bayaran. Tidak lebih dari itu." Celine mencoba untuk memperingatkan Julian bahwa pernikahan yang akan mereka jalani tidak seperti suami istri sungguhan. Celine hanya membutuhkan status saja.

Justru hal tersebut membuat Julian teringat pada perlakuannya terhadap Celine di masa lalu. Dia dulu tidak pernah menganggap Celine sebagai istrinya. Dia selalu memperlakukan Celine dengan buruk, seakan menciptakan neraka untuk Celine.

Jika mengingat semua itu, sungguh dia sangat membenci dirinya sendiri. Mengapa dia terlambat mengetahui semuanya tentang Celine. Rasanya dia ingin sekali mengatakan kepada Celine bahwa waktu itu dia sengaja ingin menelpon Celine untuk mengatakan bahwa sebenarnya dia sudah mengetahui semuanya, Celine adalah cinta pertamanya. Dan dia ingin meminta maaf kepada Celine. Berharap Celine mau memberikan kesempatan kedua untuknya. Tapi sayangnya dia tidak diberikan kesempatan untuk mengatakan semua itu. Karena ajal telah datang menjemputnya.

Dan kini Julian tidak ingat menyia-nyiakan kesempatan itu. Meskipun waktu yang dia punya sangat singkat. Dia masih berharap keajaiban akan datang. Dia bisa hidup lebih lama lagi di dunia ini.

Meskipun Julian tidak tahu bagaimana akhirnya, yang penting dia bisa memastikan keamanan Celine kedepannya, dengan cara dia harus menghancurkan Richard dan Liora. Mungkin dengan begitu, jika pada akhirnya dia harus pergi, dia akan pergi dengan tenang, karena dia bisa memastikan tidak akan ada lagi orang-orang yang mengancam keselamatan Celine.

"Tidak apa-apa, jika seandainya kamu hanya menganggap aku sebagai suami bayaran mu, Celine. Aku pantas diperlakukan seperti itu. Bahkan kamu boleh memperlakukan aku sesuka hatimu. Aku tidak akan pernah kecewa atau marah. Justru aku sangat merasa bahagia, karena aku bisa merasakan apa yang dulu pernah kamu rasakan. Aku ingin menebus semua kesalahan yang sudah aku lakukan padamu. Namun, jika pada akhirnya aku harus pergi. Aku akan memastikan keamanan kamu terjamin sebelum kau benar-benar pergi meninggalkanmu. Dan aku sangat berharap kamu akan hidup bahagia, bahkan aku harus merelakan kamu hidup bahagia bersama dengan pria lain yang tulus mencintaimu. Karena aku tidak bisa selalu berada di sisimu lagi. Yang penting di waktu yang tersisa kamu terus berada disisiku dan menjadi milikku." Julian berkata di dalam hatinya sambil memandangi Celine dengan tatapan matanya yang sayu.

Selama ini Julian harus berpura-pura menjadi seorang pria ceria untuk menutupi jati dirinya yang sebenarnya, agar Celine tidak mencurigainya. Padahal sebenarnya saat ini hatinya sangat tersiksa. Tersiksa dengan rasa rindu yang kian mendera. Rasanya ingin memeluk erat wanita itu. Tapi dia harus menahan diri.