NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua. Wanita berjilbab itu menumpahkan rasa lelah, atas kejamnya dunia, disaat sang suami tercinta tidak ada lagi disisinya.

Karena kesalahan dimasa lalu, Hafsah terpaksa hidup menderita, dan berakhir diusir dari rumah orang tuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya, Bastian. Namun hampir 4 tahun mencari, Hafsah tak kunjung bertemu juga.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga Hafsha berhasil mendapati kebenaran yang tersimpan rapat hampir 5 tahun lamanya. Rasa benci mulai menjalar menyatu dalam darahnya, kala tau siapa Ayah kandung dari putrinya.

"Yunna ingin sekali digendong Ayah, Bunda ...." ucap polos Ayunna.

Akankan Hafsah mampu mengendalikan kebencian itu demi sang putri. Ataukah dia larut, terbelunggu takdir ke 2nya.

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

"Kamu itu kebiasaan pelupa, tau nggak! Kamu bawa motor, jadi gampang terkena polusi! Ingat Hafsah ... Pernafasan itu salah satu karunia ALLAH yang tidak dapat ditukar dengan apapun, termasuk uang!" ucap Raga sambil memasang masker ke wajah sang sahabat.

Hafsah hanya mematung menatap manik mata sahabatnya itu.

Tidah hanya Hafsah yang tepaku, Bastian juga menatap kedua sahabatnya itu. Bibirnya tersenyum, namun hatinya terasa perih.

"Sudah!"

"Ya sudah, aku pamit dulu ya! Bas, aku berangkat dulu ya," ucap Hafsah menepuk bahu Bastian.

Sementara Bastian, dia hanya tersenyum hangat menepuk kembali tangan Hafsah, "Kalau ada apa-apa, telfon kita!" teriaknya.

Hafsah hanya mengangkat satu jempol keatas, sambil sedikit berlari.

Raga kembali duduk. Dia menatap Bastian yang masih menoleh kebelakang, hingga Hafsah tidak terlihat lagi.

"Anak itu benar-benar aktif!" ucap Raga terkekeh.

Bastian lalu menoleh kembali. Bibirnya tertarik keatas, "Dia mencintaimu, Ga!" spontan kalimat itu keluar dari mulut Bastian.

Ragantara sedikit terkejut. Dia tidak pernah terpikir sebelumnya, jika Hafsah begitu memperhatikannya. Yang dia tahu, Bastian lah yang menaruh rasa pada Hafsah.

"Kamu mencintai, Hafsah-"

"Majulah, Ga! Jika kamu maju, maka aku yang akan mundur!" sela Bastian bersungguh sungguh.

"Aku tidak pernah mencintai, Hafsah! Kamu saja yang maju, Bas! Aku akan mendukungmu," dalih Raga, karena dia tidak ingin merusak persahabatannya dengan Bastian.

"Thanks, Ga!" jawab Bastian.

Semenjak itu, hubungan persahabatan mereka tetap berjalan dengan baik. Bastian lebih aktif menunjukan sikap perhatiannya untuk Hafsah. Selain absurd, Bastian terkenal peduli dengan sahabatnya itu. Tidak hanya Hafsah, Bastian juga peduli dengan kehidupan Raga, yang jauh dibanding hidupnya.

Raga hidup dengan mbok Nah sang Nenek. Bu Nanik, ibundanya sudah meninggal sewaktu melahirkan Raga kedunia. Tidak hanya itu, ayah Raga juga pergi, 1 bulan sebelum kelahirannya waktu lalu. Jadi hingga kini, Raga tidak pernah melihat wajah ayahnya.

Karena kecerdasannya, Raga mendapat beasiswa sejak duduk dibangku SMP. Dia sempat ingin berhenti sekolah, namun sang Nenek selalu memberi semangat untuk hidupnya. Ketika seusia teman temannya sedang sibuk bermain, Raga setelah pulang sekolah, dia membantu sang Nenek untuk berjualan keliling dengan sepeda onta kuno milik mendiang kakeknya.

Tetapi, semenjak dia menginjak usia 21 tahun, kesehatan Raga sering terganggu.

Pernah pada suatu kejadian, disaat dia sampai dihalaman fakultasnya, dalam posisi masih berada diatas motor memakai helm. Entah mengapa kepala Raga berdenyut nyeri spontan.

Dari kedua hidungnya, terasa ada yang mengalir, namun bukan ingus. Raga mengusapnya. Demi apa, yang keluar itu DARAH SEGAR.

Raga mengaca pada spion motornya, dan benar darah pekat baru saja keluar dari hidungnya.

"Ga ....." teriak Bastian setelah dia keluar dari mobilnya.

Raga dengan cepat mengelap darah itu dengan jaket yang dia pakai. Setelah itu Raga turun, dan langsung membuka jok motornya.

"Ga, apa yang kamu sembunyikan?" Bastian menyangkal jok motor tersebut, dan langsung menyambar jaket bewarna putih tulang itu. Dan memang kebetulan, Raga memakai hodie putih kesayanganya itu.

Sreeet!!!

Kedua mata Bastian hampir melompat dari tempatnya, saat melihat bekas darah kemana mana. Bastian kemudian menatap Raga penuh selidik. Dan benar, dibawah hidung Raga masih terdapat bekas darah yang sama, namum cukup samar.

"Ga, katakan apa yang kamu sembunyikan dariku? Darah apa, ini? Kamu sakit apa, Ga?" suara Bastian meninggi, karena dia merasa tertipu dengan tubuh sehat sang sahabat.

Raga malah tertawa lepas.

"Kamu ini bicara apa, Bas? Hahaha ... Aku nggak kenapa-kenapa! Lihat, aku sehat! Darah itu? Itu tadi pas dirumah, Simbok memintaku buat nyembelih ayam terlebih dulu. Lha malah darahnya nyebar kena hoodieku!" bohong Raga agar sahabatnya tidak terlalu kepikiran.

"Kamu serius, Ga? Awas saja kalau bohong," jawab Bastian penuh selidik.

"Nggak kok! Ya sudah, ayo kita masuk! Hafsah pasti sudah menggerutu karena menunggu kita."

Bastian hanya mengangguk. Dia lalu berjalan beriringan, dengan mata yang sesekali melirik gerak gerik sahabatnya itu.

*

*

*

Singkat waktu, pada saat itu anak anak Fakultas tengah merayakan hari kelulusan mereka. Jadi salah satu Mahasiswa ada yang merayakan kelulusannya, dengan mengadakan pesta di sebuah Cafe.

Dalam undangan yang tertulis, disana disebutkan jika nantinya pesata akan digelar di Cafe biasa. Namun siapa sangka, itu semua hanya dalih si pembuat. Ada sebagian mereka yang terkejut, ada juga yang happy saat sampai di sebuah Diskotik mewah yang sudah dipesan sebelumnya.

Pada saat itu, Raga tidak dapat hadir. Di karenakan Neneknya sedang sakit. Bastian dan juga Hafsah juga ingin melakukan hal yang sama, namun langsung di cegah oleh Raga. Dia sudah tidak hadir, jadi untuk menghargai undangan itu, Raga meminta dua sahabatnya untuk hadir.

"Bas ... Kita nggak salah, kan? Ini Diskotik, lhoh!" ucap Hafsah menatap bingung kearah tempat itu, sementara didalam ponselnya tertulis sebuah Cafe.

"Tapi di Maps, memang ini tempatnya."

Dan kebetulan, ada anak anak kampus yang juga masuk kedalam Diskotik tersebut.

"Tu kan, ini benar tempatnya. Ya udah, ayo kita masuk!" Bastian segera turun dan diikuti oleh Hafsah.

Seumur hidupnya, baru sekarang Hafsah memasuki tempat laknat seperti saat ini. Dia yang masih sedikit kesal, spontan menarik lengan satu Mahasiswi.

"Mir, bukanya di undangan tertulis Cafe? Ini kok malah di tempat kek gini, sih!" gerutu Hafsah yang merasa risih, melihat teman temannya pada enjoy menikmati alunan musik.

Wanita bernama Mira itu hanya mengangkat kedua bahu acuh. "Sudahlah, nikmati saja! Kamu nggak pernah 'kan datang kesini. Dan lo tahu, Hafsah ... Tempat ini ternyata mengasikan juga," ujar Mira yang kini perlahan menjauh, sambil menggoyangkan kepalanya.

"Agak agak tu, Bocah!" Hafsah lalu menarik lengan sahabatnya, "Kita duduk disana aja, Bas! Kepalaku bisa keliyengan lihat lampu segede itu. Mana puter puter terus dari tadi," lanjutnya mendesah kasar.

Bastian hanya terkekeh. Dia lalu ikut menjatuhkan tubuhnya disebuah sofa dengan Hafsah, yang berada agak jauh dari musik tadi.

"Beruntung banget si Raga. Imannya masih terlindungi. Ngerti gitu, aku nggak mau dateng!" pekik Hafsah kembali. Dia benar-benar muak melihat kepalsuan ini.

"Tapi bener kata si Mira, ini seru ko! Nggak terlalu buruk." Bastian mengangkat tanganya, menikmati ritme DJ yang membuat kepalanya ikut bergoyang.

Hafsah memicing, "Kamu juga agak gila, Bas! Hah ...." desah Hafsah merasa pusing.

Tiba-tiba datang Puspita dari arah depan. Dia membawa dua gelas jus, dan diletakan di depan Bastian serta Hafsah. Wanita itu mengedarkan pandangan, namun tidak menemukan pria pujaan hatinya.

"Cari siapa, Pus?" tegur Bastian menatap sinis.

"Raga, mana? Jangan bilang dia nggak dateng?"

"Emang Raga nggak dateng! Sudah, pergi sana!" usir Bastian mengibaskan tangannya.

'Dasar kalian saja yang bodoh! Heh, setelah ini Raga pasti akan membenci kalian berdua'

Puspita melirik sekilas kebelakang, lalu segera melanjutkan kembali jalannya. Entah apa yang dia rencanakan, sehingga ambisinya untuk membuat tiga sahabat itu dapat terpecah belah.

Bastian dan Hafsah yang sejak tadi sudah haus, karena tidak ada yang memberi minum. Begitu melihat jus didepannya, mereka langsung menenggaknya hingga separuh.

5 menit, 20 menit, mereka masih terlihat baik-baik saja. Mengingat ada panggilan alam, Hafsah meminta izin Bastian untuk mencari kamar mandi.

"Aku anterin?"

"Nggak usah, aku bukan bayi, Bas!" tolak Hafsah melotot.

Bastian hanya tertawa lepas, lalu kembali menikmati cemilan didepannya.

Rupanya, Hafsah telah menghabiskan segelas jus tadi. Mungkin dari itu, dia kebelet buat buang air kecil. Entah perasaan Hafsah atau tidak hanya tidak terbiasa, jus orange tadi benar-benar terasa pahit dalam mulutnya. Dia masih berpikir positif, mengenyahkan semua itu.

Setengah perjalanan, mendadak kepala Hafsah terasa berat serta berkunang-kunang. Karena kebelet, jadi Hafsah sedikit berlari untuk menuntaskan hajatnya. Begitu selesai, Hafsah benar-benar tidak kuat, hingga dia merambat sambil memegang kepalanya.

Awhhh!!

"Ya ALLAH, kepalaku sakit sekali," rintihnya dengan sesekali bergeleng, mencoba mengusir rasa penat itu.

Bastian sejak tadi mengangkat kepalanya, melihat kesekeliling karena sang sahabat belum juga kembali. Dan kebetulan, Mira datang dengan nafas terengah.

"Bas, Bas ... Hafsah, Bas! Hafsah ... Dia, dia pingsan di kamar mandi!" ucap Mira terbata.

Bastian spontan terkejut. Kedua matanya membola dengan tatapan tajam. Bagaimana bisa Hafsah dapat pingsan, sementara tadi terlihat baik-baik saja.

Setelah itu, Bastian langsung mengikuti Mira menuju belakang. Dan benar, disana sudah ada satu Mahasiswi perempuan yang sedang menunggu Hafsah.

Bastian pada saat itu menjadi panik, kalang kabut. Dia lalu mengangkat tubuh Hafsah, sambil sesakali memanggil nama sahabatnya itu.

"Gue mau bawa pulang, saja-"

"Bas, mending jangan deh! Disana ada kamar, kamu tidurkan saja Hafsah disana! Ikuti gue."

Bastian hanya pasrah. Dia mengikuti langkah Mira dan satu Mahasiswai, agar Hafsah segera dapat diberi pertolongan.

Begitu Bastian masuk kedalam kamar. Mira dan temannya, mereka saling tatap setelah itu mengangguk. Mira berjalan masuk juga dengan wajah tak kalah cemas.

"Bas, lo tungguin Hafsah dulu disini! Gue sama Wati, mau keluar cari minyak angin dulu!"

Bastian yang masih panik, dia hanya dapat mengangguk tanpa menoleh. Setelah itu keduanya keluar menarik sebelah ujung bibirnya.

"Kamu kenapa, Sah! Bangun dong, jangan buat aku panik!" Bastian terus saja menepuk nepuk pipi Hafsah, agar sahabatnya itu sadar.

Awhhh!!!

Tiba-tiba kepala Bastian juga berdenyut nyeri. Namun itu hanya beberapa menit saja. Dia perlahan turun dari ranjang tempat Hafsah tak sadarkan diri. Mendadak, tubuh Bastian terasa aneh. Entah mengapa hasratnya seketika bangkit.

1
Sunaryati
Kamu salah cari lawan Reza, jangan berani hanya dengan wanita, ini ada Bastian lelaki biadap yang akan jadi pahlawannya
Sunaryati
Semangat Hafsah, jadilah ibu yang tangguh
Septi.sari: 😊🙏🙏❤nantikan update selanjutnya ibu.
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika bertindak tanpa dipikir dulu akhirnya dihinggapi penyesalan. Tapi jika niatmu sungguh-sungguh, mudah- mudahan masih ada waktu memperbaiki kesalahan
Septi.sari: iya bu, semoga niat bastian sungguh2.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Wah ternyata banyak yang tertarik sama Hafisyah, sayang masa mudanya dihancurkan teman- temannya.
Septi.sari: hai ibu sunaryati selamat mebaca cerita sederhana ini❤🙏
total 1 replies
yumi chan
thor lps ini bt hafisah pergi jauh sm anknya thor..stlh bas tau kalau dia punyn ank stlh kjdian itu...bt bas mkn berslh dn gla di tgl pergi kauh sm hafisah....sbd kt maaf tdki ckp dgn apa yg di lkukn..
Septi.sari: kak, terimakasih sudah mampir dicerita sederhana ini. nantikan bab selanjutnya ya❤❤🤗
total 1 replies
Tunjiah
aq sika cerita nya. ngk ber tele2
Septi.sari: kak terimakasih banyak, 🙏🙏❤❤🤗
total 1 replies
yumi chan
good jod thor
Septi.sari: kak selamat membaca, dan nantikan updatan terbarunya🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
ceritanya bagus
Septi.sari: maa syaa allah kak, terimakasih bintangnya😊🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
lanjut thor
Septi.sari: baik kak❤🙏
total 1 replies
Elly Irawati
pengen tak cakar" tuh ya wajah si pus pus😡
Septi.sari: gas dek ell, 🤣🤣🤣
total 1 replies
Elly Irawati
lanjut gais, ditunggu up selanjutnya😍😍💪💪
Septi.sari: macih dekk ell😍🤗
total 1 replies
CF
wduh sya suka kota mlang
Septi.sari: Saya juga suka kak, walaupun saya asli jawa tengah😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!