NovelToon NovelToon
Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:669
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Alvino pun langsung pamit karena tidak bisa menemani Jiwa lebih lama lagi seperti yang mereka ketahui saat ini Alvin sudah bertunangan.

Jiwa tersadar setelah keesokan paginya tepat saat Arjuna terjaga dari tidurnya."Kamu sudah sadar syukurlah."ucap Arjuna.

"Kakak."ucap Jiwa lirih.

"Kakak disini sayang apa ada yang sakit?"ucap Arjuna bertanya.

"Aku ingin pindah kak, aku ingin pergi jauh."ucap Jiwa.

"Baiklah tapi tunggu dulu sampai kakak punya uang, biar kita tidak perlu lagi mengontrak rumah."ucap Arjuna.

"Itu butuh waktu lama kak, aku tidak ingin lagi bertemu dengan nya."ucap Jiwa.

"Jiwa kakak tau betapa sakit dan terlukanya hatimu, tapi sampai kapan pun kita tidak akan pernah bisa menjauh darinya kecuali jika kamu dengan tegas meminta dia untuk tidak lagi menemui mu. Dan satu lagi kamu harus punya pengganti nya agar dia bisa melepaskan mu."ucap Arjuna.

"Mencari pasangan itu tidak mudah kak, dan lagi aku tidak mau lagi jatuh cinta karena rasanya sungguh sangat menyakitkan."ucap Jiwa yang kini menatap kearah lain.

"Setidaknya ada seseorang yang bisa kamu ajak kerja sama meskipun hanya berpura-pura."ucap Arjuna.

"Aku tidak tau apa ada orang yang bisa diajak kerja sama saat resiko yang akan dihadapi itu begitu besar."ucap Jiwa lagi.

"Tapi kakak yakin kalau itu akan berhasil."ucap Arjuna.

"Baiklah aku akan mencobanya."ucap Jiwa.

Setelah keadaan Jiwa membaik akhirnya mereka pun kembali dari rumah sakit dan kini Arjuna tengah bersiap untuk menyiapkan lamaran kerja.

Setidaknya dia bisa bekerja meskipun tidak lagi menjadi asisten pribadi CEO, karena catatan kelamnya. dia tidak melakukan tidak kriminal dan dia ditahan karena kelalaiannya meskipun tidak sepenuhnya kesalahan nya.

Arjuna berharap akan ada perusahaan yang akan menerima dia bekerja, mengingat catatan baik selama berada di penjara dan juga kecerdasan yang ia miliki selama ini. Tapi kalaupun tidak ada yang menerima nya, setidaknya dia masih bisa membuka usaha dengan uang dari penjualan rumah nanti.

"Kakak sedang apa? ayo makan malam dulu aku sudah buat ayam goreng kremes dan sambal favorit kakak."ucap Jiwa.

"Kamu masih ingat itu sayang?*ucap Arjuna.

"Hmm... kakak aku sudah mengingat semuanya."ucap Jiwa.

"Syukurlah."ucap Arjuna yang kini mengusap lembut puncak kepala jiwa, mereka pun pergi menuju ruang makan.

Arjuna terlihat terdiam saat melihat hidangan lezat yang sama persis dengan buatan sang mama.

"Ada apa kak, itu mirip kan dengan buatan Mama? ayo dicoba siapa tau ada yang kurang."ucap Jiwa.

"Terimakasih sayang kakak sangat terharu melihat nya, kamu bisa mengobati rasa rindu kakak pada mama selama ini."ucap Arjuna yang kini mengambil ayam bagian paha itu, dan Arjuna menitikkan airmata saat merasakan rasanya yang begitu pas. Persis dengan buatan ibunya.

"Berdoalah kak, Jiwa yakin kalau mama saat ini sudah bahagia bersama papah di alam sana karena kita sudah bersama dan kita baik-baik saja."ucap Jiwa.

"Kamu benar de, ayo makan kita butuh tenaga untuk menghadapi hari esok."ucap Arjuna.

Keduanya pun makan dengan lahapnya, kemudian mereka kembali ke kamar masing-masing karena waktu sudah larut malam.

Sementara itu Alvin yang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Jiwa dia tidak mendapati Jiwa disana. Alvin pun bertanya pada perawat yang melewati ruangan tersebut, dia bilang dia baru masuk kerja dan tidak tahu bahwa kamar kosong itu dihuni oleh siapa sebelumnya hingga Alvin menemui dokter jaga, dan akhirnya dokter jaga memberitahu bahwa pasien atas nama Jiwa telah pulang.

Alvin pun langsung bergegas menuju kediaman Jiwa, sesampainya disana dia mendapati rumah itu gelap gulita dibagian depan dan dalam rumah yang terlihat dari gorden kamar.

Alvin mengira bahwa mereka tidak ada disana, dia sudah berusaha untuk menghubungi ponsel milik Jiwa tapi nomor nya sudah di blokir.

Alvin pun mengacak rambutnya dia frustasi saat ini hingga dia pergi meninggalkan rumah tersebut, Arjuna yang tau hal itu pun langsung menyala kan batrei di ponselnya dan pergi menuju kamar Jiwa yang tidak menyadari bahwa token listrik di rumah itu telah habis.

Arjuna pun menyalakan lampu cadangan yang jiwa Miliki di dalam kamar nya, kemudian dia kembali ke kamar nya.

Sepertinya tuhan melindungi mereka dari mara bahaya, karena jika tidak urusan akan panjang kalau Alvin nekad menemui dia.

Jiwa yang sedang dalam masa pemulihan pun terlelap dalam tidurnya hingga keesokan paginya disaat bos pemilik cafe tersebut datang karena Jiwa tidak masuk kerja dan banyak yang kecewa karena tidak bisa melihat Jiwa tampil, terutama para anak muda yang sudah menjadi pelanggan tetap di setiap malam nya.

"Jiwa apa kamu ada masalah, kenapa tidak menghubungi ku?"ucap Devan.

"Tidak ada bos, hanya saja kemarin malam aku masuk rumah sakit dan aku baru pulang malam tadi."ucap Jiwa.

"Hmm...kau bilang tidak ada masalah, itu sudah masalah besar Jiwa.. Sakit apa?"ucap Devan.

"Hanya sakit mag bos."ucap Jiwa.

"Bagaimana sekarang apa masih sakit?"tanya nya lagi.

"Tidak bos sudah baikan mungkin nanti malam sudah bisa masuk."ucap Jiwa.

"Baiklah jangan lupa makan dengan teratur dan obat juga harus dikonsumsi tepat waktu."ucap Devan.

"Bos kakak ku sedang mencari pekerjaan, apa masih ada lowongan di perusahaan. Dia orang yang sangat bertanggung jawab meskipun ada masalah."ucap Jiwa.

"Datang lah dan bawa lamaran kerja nya, aku tidak melihat dari masalalunya, yang aku lihat dia mampu bekerja atau tidak dan berjanji untuk bekerja bersungguh-sungguh itu sudah cukup."ucap Devan yang dengan tulus, karena dia tau riwayat hidup keluarga Jiwa dari rekan bisnis nya.

"Benarkah itu bos, ah terimakasih bos, kau memang orang baik."ucap Jiwa yang reflek memeluk Devan.

"Kau boleh berterimakasih tapi jangan terlalu lama memeluk ku, nanti kekasih ku salah faham."ucap Devan yang kini tersenyum manis pada Jiwa.

"Ah maaf bos aku tidak kontrol saking bahagianya."ucap Jiwa.

"Syukurlah kalau begitu, aku harus segera ke perusahaan ingat untuk menghubungi ku."ucap Devan yang sudah seperti sahabat bagi Jiwa sejak pria itu menemukan dirinya di jalan saat Jiwa tidak sadarkan diri karena lelah berjalan jauh setelah mencari pekerjaan.

"Jiwa kakak sudah buat sarapan ayo sarapan pagi dulu, setelah itu kakak akan melamar pekerjaan."ucap Arjuna.

"Kakak tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan, bos ku siap menerima kakak untuk bekerja di perusahaan nya. Sekarang kakak hanya perlu datang dan membawa surat lamaran kerja nya untuk dia lihat."ucap Jiwa yang kini memeluk erat Arjuna.

...*****...

Sore hari pun telah tiba, Jiwa terlihat sangat bahagia karena kabar baik yang ia terima dari Arjuna yang kini diterima bekerja di perusahaan milik Devan sebagai manager keuangan dan itu membuat Jiwa benar-benar bangga pada sang kakak yang memang memiliki kecerdasan diatas rata-rata.

Arjuna langsung dipercaya untuk jabatan yang cukup tinggi itu, dan kini Jiwa masak makanan terlezat dengan harapan kakak nya bisa mendapatkan semangat baru dalam hidup nya.

Sementara Jiwa sendiri kembali bersiap untuk pergi bekerja dengan motor kesayangan nya itu.

Benar kata Arjuna, bahagia itu akan datang asal kita mau bersabar.

Sampai saat Arjuna tiba Jiwa sudah tidak ada di rumah, tapi dia meninggalkan pesan tertulis di atas meja nya untuk Arjuna karena kuota di ponselnya habis.

Jiwa yang kini masih berada di jalan menuju ke cafe tersebut, dia berpapasan dengan mobil Alvin yang datang dari arah lain tepat di lampu merah.

Alvin yang melihat itu pun langsung putar arah setelah melewati lampu merah tersebut, tapi sayang jiwa sudah tancap gas dan tidak ada disana. Tapi Alvin tau kemana Jiwa akan pergi petang ini.

Alvin melajukan mobilnya menuju cafe dimana gadis yang sangat ia cintai itu bekerja, hingga ia tiba di sana benar saja Jiwa ada di sana, dia sedang dikerubungi oleh anak-anak muda yang kini tengah meminta tanda tangan nya.

Meskipun Jiwa hanya penyanyi cafe, tapi dia memiliki banyak penggemar. Bukan dia tidak ingin menjadi penyanyi terkenal tapi dia tidak ingin menghadapi banyak masalah saat dia terkenal nantinya.

Sebenarnya sejak dulu dia sudah ditawari untuk masuk dapur rekaman namun dia selalu menolak karena dia tidak bercita-cita untuk menjadi artis, nyanyi pun itu hanya sekedar hobi karena cita-citanya ingin menjadi pengusaha sukses berbisnis adalah cita-cita awal nya tapi semua itu terkubur bersama hatinya yang hancur.

Gadis cantik yang kuliah di jurusan bisnis manajemen tersebut kini hanya mengubur cita-citanya itu setelah kedua orang tuanya tiada dan dia tidak lanjut kuliah seperti temannya yang kini menjadi tunangan Alvin.

Karena kecelakaan itu telah merenggut semuanya, tidak ada lagi orang tua yang dulu selalu mensupport dirinya dan sang kakak dengan biaya hidup dan biaya kuliah yang cukup besar yang mereka hasilkan dari kerja keras mereka yang membuka usaha butik dan konveksi selama hidup mereka dulu.

Mungkin sekarang jiwa pun mampu melanjutkan kuliahnya jika saja dia ingat semua masalalu nya sejak dulu, tapi dia baru mengingat semuanya itu saat ini.

Saat ini cita-citanya adalah bisa hidup dengan baik dan penuh ketenangan itu sudah cukup, dia juga tidak berfikir untuk menikah atau menjalin hubungan dengan pria lain karena rasa sakit itu masih membekas hingga saat ini.

Setelah ia selesai meladeni para penggemarnya yang kini duduk di barisan depan meja yang berjejer rapi tersebut, tentunya dengan banyaknya camilan dan minuman favorit mereka yang menjadi pendapatan di cafe tersebut.

Jiwa yang sudah bersiap untuk bernyanyi pun, tiba-tiba dihampiri oleh seseorang yang berbisik padanya hingga membuat Jiwa melirik kearah orang yang titip pesan pada wanita yang merupakan pelayan cafe tersebut.

Alvin tidak berekspresi apapun dia hanya menatap Jiwa yang justru tidak merespon nya, dan kini dia mulai bernyanyi dengan suara merdunya dia menyanyikan lagu yang di requests oleh anak-anak muda itu.

Hingga akhirnya lagu galau itu terdengar seakan tengah mewakili dirinya yang kini menghentikan sejenak lagunya lalu berkata."Sebentar-sebentar tadi siapa yang meminta saya menyanyikan lagu ini, ayo naik kesini saya ingin tau apa masalah nya setelah itu kita nyanyi bersama jangan menumbalkan saya, karena saya tidak suka galau jika putus cinta saya cukup diam dan lupakan berarti dia bukan yang terbaik untuk saya."ucap Jiwa yang kini membuat Alvin semakin menatap lekat pada Jiwa dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.

"Saya kak, pacar saya direbut teman saya."ucap seorang gadis belia yang kini terlihat sendu.

Jiwa langsung menghampiri nya, dan merangkul bahu gadis itu dia ajak ke panggung dan menyuruhnya untuk melupakan segala rasa sakitnya dengan bernyanyi meskipun suaranya tidak seindah Jiwa dan Jiwa berusaha membantu nya bernyanyi sampai lagu itu selesai dan gadis itu terlihat jauh lebih baik.

"Sudah ya, sekarang kamu lebih baik cari pacar yang jauh lebih baik dari nya dan dengarkan lagu ini."ucap Jiwa yang kini mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari semua pengunjung kecuali Alvin yang kini tengah minum meskipun tatapan mata nya tetap terarah pada Jiwa yang kini tengah bernyanyi diikuti oleh mereka yang menyukai lagu tersebut.

Hingga Jiwa mendapatkan saweran dari anak-anak muda yang kini terlihat seperti sedang konser musik tersebut.

Tidak sedikit dari mereka yang merekam momen itu dengan kamera handphone milik mereka.

"Kalian dermawan ya, baru kali ini ada saweran secara langsung saat saya bernyanyi. Biasanya suka diberikan dibelakang panggung dengan amplop tebal hehehe... bercanda tapi terimakasih lain kali kalian harus gunakan uang kalian sendiri bukan dari orang tua kalian."ucap Jiwa yang kini memotivasi mereka.

"Ok kak."ucap mereka serempak.

"Siapa nih yang di sawer sepertinya ada yang harus di traktir nih."ucap Rudy yang kini baru datang.

"Hmm... sudah datang terlambat minta ditraktir pula."ucap Jiwa yang kini terkekeh kecil.

"Iri bilang bos."ucap Rudy yang kini menyambung candaan itu dengan lagu yang kembali menghipnotis penonton karena suara duet maut mereka.

Jiwa bahkan berpegangan tangan dengan Rudy dan itu membuat Alvin terbakar cemburu hingga mengepalkan tangannya dan minuman yang ada di gelas nya ia habiskan detik itu juga.

Lagu romantis yang mereka bawakan saat ini sungguh membuat orang yang sedang jatuh cinta pun merasa dunia hanya milik berdua.

"Jadi traktir gak nih?"ujar Rudy lagi.

"Temen-temen bagaimana traktir gak nih?"ujar Jiwa yang kini kembali bertanya pada mereka.

"Traktir... Traktir..."ucap Rudy yang kini memprovokasi mereka.

"Iya deh nanti aku traktir, meskipun tidak ada jawaban yang pasti tapi sebagai calon istri yang baik aku akan mengalah."canda Jiwa yang kini membuat Alvin bangkit dan pergi menghampiri Jiwa disana.

"Tuan Alvino Wijaya ada apa? Apa anda juga ingin bernyanyi bersama kami disini."ucap Rudy yang kini bertanya pada Alvin.

"Yah calon istri yang baik dibawa pergi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!