Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.
#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan radit dan alisa
Tepat pukul dua siang, Radit bersama Alisa baru saja tiba di Lapas yang ada di kota. Mereka duduk diruang tunggu, untuk menanti kedatangan Bara yang tengah di panggil oleh salah satu petugas sipir.
Sungguh, seumur hidup Alisa baru kali ini dia menginjakkan kakinya di dalam lapas, dan tentu saja hal itu membuat jantungnya sedikit berdebar kencang, saat merasakan hawa yang ada di dalam lapas yang begitu terasa berbeda. Lalu bagaimana dengan Bara? Apakah dia betah berada di tempat ini?
Berbagai pertanyaan bermunculan di benak Alisa. Rasanya dia benar-benar tidak tega saat melihat pemuda yang begitu dia cintai, malah mendekam di dalam penjara dengan tuduhan palsu yang telah dilayangkan untuk pria itu. Apalagi, penyebab dari penderitaan pria itu adalah keluarganya sendiri, sungguh! Kalau bisa membantu, maka Alisa akan melakukan apapun untuk bisa mengeluarkan Bara dari dalam pengapnya jeruji besi yang begitu mengerikan.
Sedangkan Radit, yang duduk di kursi tunggu langsung dikejutkan dengan kehadiran papanya. Papa Radit bertugas sebagai Kepala Urusan Kepegawaian dan Keuangan di dalam Lapas tersebut. Dan betapa kagetnya dia, saat melihat putranya berada di dalam ruangan tersebut.
"Radit! Kau, sedang apa di sini nak? tanya papa Radit yang bernama Tuan Jaya.
"Papa. Aku menjenguk temanku Bara. Kenapa papa tidak memberitahu ku kalau Bara di tangkap dan di tahan di lapas ini pa?" tanya Radit yang sudah bangkit dari duduknya.
Wajah Radit tampak memerah menahan rasa kecewa, sungguh dia tidak menyangka kalau papanya sendiri ternyata mengetahui tentang permasalahan yang menimpa sahabatnya Bara.
"Nak! Ini bukan ranahmu. Kau tidak boleh terlibat oleh anak itu. Dia telah mencari masalah dengan orang penting di negara ini. Jadi sudah sebaiknya kalau kau menjauhinya nak."
bisik tuan Jaya mencoba memberi pengertian kepada putranya.
"Pa! Aku tahu, kalau Bara tidak bersalah. Dia melakukan ini karena terpaksa, sebab kakanya telah mengalami.....!"
Belum sempat Radit menyelesaikan perkataannya, Tuan Jaya telah duluan membungkam mulut putranya itu.
Sedangkan Alisa yang melihat kemarahan dari wajah pria paruh baya tersebut, menjadi merasa bingung, sebenarnya kekuatan apa yang papa nya miliki, sehingga hampir para penegak hukum, begitu menurut
dengan papanya.
"Lepaskan pa...!" teriak Radit berusaha memberontak.
"Jangan bodoh kamu nak! Jangan mencari masalah dengan Tuan Herlambang. Kau tidak tahu seberapa mengerikannya dia. Sekarang, kau ku izinkan untuk menjenguk Bara. Tapi, tolong jangan pernah membahas tentang masalah itu. Cukup! Lihat saja keadaannya. Kau tidak perlu membahas yang bukan ranah mu nak."
"Tapi kenapa pa! Aku sangat sedih melihat Bara mendekam di dalam penjara."
"Ini semua demi kebaikan keluarga kita. Dan juga profesi papa di sini. Sekarang, duduklah. Papa akan kembali bekerja." titah Tuan Jaya kepada putranya.
Radit dan Alisa hanya menatap
diam kepergian dari pria tersebut. Mereka yang masih terlalu muda tidak mengerti sama sekali dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tidak dengan Bara. Setelah dia mengalami sendiri ketidakadilan yang dia rasakan, barulah dia tahu, kalau dunia orang dewasa tepatnya di dunia politik, dunia kerja dan juga bisnis, benar-benar sangat kejam dan keji. Mereka tega melakukan apapun demi bisa mewujudkan ambisi yang mereka inginkan.
Hingga detik kemudian, Bara pun telah tiba di ruangan tunggu. Dia di antar oleh seorang Sipir yang memiliki wajah begitu menyeramkan. Bara yang melihat kehadiran dari sahabat dan juga gadis yang sempat dia sukai, menjadi sangat malu, rasanya dia benar-benar ingin tenggelam dari dunia ini.
Sedangkan Radit dan Alisa, yang melihat penampilan Bara tengah mengenakan pakaian berwarna orange dan berpenampilan begitu lusuh, menjadi sangat sedih. Hingga tanpa terasa kedua mata mereka langsung berubah berkaca kaca.
"Bara...!"
"Kak Bara..!" panggil Alisa dan Radit secara bersamaan.
"Waktumu hanya 15 menit. Setelah itu kau akan kembali ke dalam sel." ucap Sipir itu memberikan peringatan kepada Bara.
Bara hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan tatapan matanya, sengaja dia arahkan ke bawah. Pagi ini, seluruh dunia telah mengetahui, kalau dia adalah seorang Pembunuh yang berusaha ingin menghabisi putra dari seorang Konglomerat. Nama baik seorang Bara Aditama telah tercoreng dan dikenal sebagai Kriminal, yang telah ditangkap dan menjadi sang Narapidana.
Air mata Radit dan Alisa tidak mampu untuk dibendung lagi. Dengan isak tangis yang begitu menyedihkan, Radit pun memeluk tubuh Bara yang
terlihat kurus dan penuh luka.
"Hiks.. Hiks.. Sahabat ku Bara. Kenapa kau tidak memberitahuku! Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Radit dengan suara sesegukan.
Alisa merasa sangat malu walau hanya menyapa Bara. Sungguh, dia sangat merasa bersalah, sebab karena keluarganya Bara menjadi korban dari ambisi jahat yang dimiliki oleh papa serta kakaknya.
"Apa yang harus aku beritahu padamu Radit. Bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi." jawab Bara seraya menatap tajam ke arah Alisa.
Melihat tatapan itu, Alisa langsung menundukkan pandangannya. Saat ini dia tengah menyamar, sehingga tidak ada satu orang pun yang mengetahui kalau dia merupakan putri dari Tuan Herlambang.
"Pada hari itu, tepatnya hari di mana seharusnya kau mendaftarkan diri ke Universitas Samudera! Kenapa kau tidak datang Bara! Apakah kau tahu kalau aku menunggu mu. Aku menunggu ke datangmu Bara. Tapi kenapa kau malah berada di tempat lain? Sebenarnya apa yang kau lakukan Bara?" tanya Radit sambil menangkup wajah Bara menggunakan kedua tangannya.
"Aku! Kau bertanya kenapa aku tidak datang, saat itu aku tengah mencari keberadaan dari kakakku, dan aku menemukan dia telah di perkosa oleh keempat pria bajingan. Aku melihat kakakku sudah pingsan tidak sadarkan diri, sedangkan luka dan darah, tampak menghiasi tubuhnya serta bagian intimnya. Dia tidak mengenakan pakaian sehelai pun, dia terlihat sangat hancur. Begitu juga dengan ku Radit. Aku benar-benar hancur, lalu aku berusaha untuk menyelamatkan kakakku, aku ingin mengeluarkan dia dari ruangan neraka itu, tapi! Keempat pria iblis itu, mereka berusaha untuk membunuhku, mereka menghajar ku dan menghunuskan pisau kearah tubuh ku. Aku berusaha untuk menghindar, sampai akhirnya aku berhasil menguasai pisau itu, dan di saat itulah aku menusuk pria berhati iblis itu, agar aku bisa keluar dari
tempat itu untuk menyelamatkan kakakku, tapi! Semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Dan mereka malah menuduhku sebagai pembunuh, dan memfitnah ku dengan sangat keji. Sedangkan kakakku. Saat ini dia mengalami ganguan mental, sedangkan keluarga ku mereka harus pindah dari kota ini, agar tidak membahayakan nama baik Tuan Herlambang. Mereka juga mengancam ku dan kedua orang tuaku. Bisa kau bayangkan betapa hancurnya aku Radit. Aku, bukanlah Bara yang dulu. Saat ini aku sudah tidak mempunyai tujuan hidup lagi."
"Tidak Bara. Tidak! Kau tidak boleh berkata seperti ini. Aku janji padamu, kalau aku akan berusaha keras untuk menjadi seorang Kepala Kepolisian. Aku akan berjuang untuk menyelamatkan nama baikmu kembali, dan aku akan mengeluarkan mu dari penderitaan ini Bara. Aku mohon, bersabarlah, aku pasti akan menjadi seorang Kepala Kepolisian di negara ini." ucap Radit sambil meyakinkan Bara.
Air mata Bara langsung jatuh tidak terbendung, dia benar-benar terharu terhadap kesetiaan yang dimiliki oleh sahabatnya ini.
"Terimakasih sobat. Kau adalah temanku yang paling baik dan setia." ucap Bara tersenyum bahagia.
Hingga detik kemudian, mereka berdua dikejutkan dengan suara Alisa yang memberanikan diri untuk mengucapkan perkataan yang membuat Bara dan Radit menjadi terpaku.
"Kak Bara. Aku sungguh meminta maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau papaku akan memanfatkan rasa suka yang aku miliki kepadamu. Andai aku tahu semuanya jadi begini, aku lebih memilih untuk tidak mengenalmu. Dan sekarang! Aku harus membayar harga yang telah keluargaku lakukan padamu. Jika nanti kamu bebas, maka aku siap untuk menjadi pelayanmu seumur hidupku. Sedangkan untuk keluarga mu, aku yang akan menjaga mereka. Aku akan menyembuhkan kak Nadia kembali, agar dia bisa sehat dan menjadi wanita kuat. Itulah janjiku kak Bara." ucap Alisa seraya meneteskan air mata.
Bara tidak menggubris perkataan dari gadis cantik tersebut. Rasanya dia benar-benar muak melihat kelakuan jahat dari keluarga gadis itu.
Dan tanpa terasa, 15 menit sudah berlalu, lalu Bara kembali di bawa masuk ke dalam tahanan. Sedangkan Alisa dan Radit, mereka berdua sudah bertekad, untuk menjadi penyelamat Bara dan juga keluarganya.
"Aku akan mengetes Kepolisian. Agar aku bisa masuk ke dalam jajaran hukum di negara ini. Setelah itu aku akan berjuang untuk mendapatkan titel sebagai Kepala Kepolisian. Guna untuk menyelamatkan Bara dan membongkar seluruh kejahatan yang sudah dilakukan oleh para penegak hukum yang tumpul dan tenang pilih."
ucap Radit dengan sangat yakin.
"Aku juga kak. Aku juga ingin menjadi penyelamat keluarga kak Bara. Setelah lulus sekolah, aku akan melanjutkan kuliah di Fakultas S1 Kedokteran dan melanjutkan pendidikan ke Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kedokteran Jiwa (Sp.KJ). Agar aku bisa menjadi seorang Psikiater, yang bisa menyembuhkan kembali kak Nadia dari ganguan mental yang menyerangnya. Dan setelah kak Bara bebas, maka aku akan menyerahkan diriku padanya, sebagai penebus atas kejahatan yang telah diperbuat oleh papa dan juga kakakku." ucap Alisa membuat Radit menatap lekat.
Lalu mereka berdua kembali pulang ke rumah masing-masing. Dan kini perjalanan hidup akan segera di mulai, begitu juga dengan Bara, yang akan berjuang mempertahankan dirinya di dalam sel lapas yang begitu kejam.
Bara, pemuda berusia 18 tahun itu, akan menemukan jati diri-nya yang sebenarnya, dan dia akan menjadikan hati serta jiwanya, menjadi seorang pemuda yang tak punya rasa takut dan belas kasih sedikitpun. Sebab, kejam nya penjara telah mengajarkan Bara caranya bertahan hidup.
Sedangkan kedua orang tua Bara berusaha untuk tegar menjalani hari hari mereka, sampai akhirnya masa Persidangan untuk kasus yang menjerat Bara akan segera di langsungkan, dan mereka pun akan menghadiri sidang pemutusan untuk putranya Bara. Kira kira berapa tahun Bara di jatuhkan hukuman ya? Ikuti terus perjalanan Bara. Semoga suka
ada musuh mengintamu