NovelToon NovelToon
Dunia Dzaka

Dunia Dzaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:626
Nilai: 5
Nama Author: Bulan_Eonnie

Aaron Dzaka Emir--si tampan yang hidup dalam dekapan luka, tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dan berjuang sendirian menghadapi kerasnya dunia.

Sebuah fakta menyakitkan yang Dzaka terima memberi luka terbesar sepanjang hidupnya. Hidup menjadi lebih berat untuk ia jalani. Bertahan hidup sebagai objek bagi 'orang itu' dan berusaha lebih keras dari siapapun, menjadi risiko dari jalan hidup yang Dzaka pilih.

Tak cukup sampai di situ, Dzaka harus kehilangan salah satu penopangnya dengan tragis. Juga sebuah tanggung jawab besar yang diamanatkan padanya.

Lantas bagaimana hidup Dzaka yang egois dan penuh luka itu berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulan_Eonnie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DD 01 Hanya Objek

“Bi! Bi Edah! Kenapa Bi Edah diam aja?” desak anak itu tak sabaran.

“Ta-tapi, Den.” Bi Edah terlihat gelisah.

“Dzaka udah gede, Bi Edah. Tahun ajaran baru Dzaka udah masuk SMP. Bi Edah nggak boleh gini terus.”

Anak itu merasa dia harus mendapatkan jawabannya saat ini. Sebab, sudah sejak lama dia menunggu dan terus menunggu.

Wanita paruh baya itu akhirnya menghela napas berat. Mungkin memang sudah waktunya majikan kecilnya itu tahu semuanya.

“Soal itu .... Sebenarnya—"

“Ka! Dzaka! Bangun, woi!”

“Hosh ... hosh.” Cowok itu terbangun dengan napas yang tidak beraturan dan air mata yang tiba-tiba meluruh dari sudut matanya.

Mimpi buruk itu terus-menerus menghantuinya. Jika bisa berkata, dia lelah terus diingatkan pada hal yang sama.

Bukankah dia sudah berusaha untuk melupakannya? Namun, semakin keras dia mencoba melupakan, ingatan itu selalu menjelma menjadi mimpi buruk baginya.

“Lo kenapa, Ka? Hei, kenapa lo nangis?” Cowok yang tadi membangunkannya terlihat begitu heran.

“Bukan apa-apa.” Dia segera berdiri seraya mengusap bekas air mata itu seraya tersenyum singkat. “Gue ke toilet dulu.” Kemudian dia berlalu meninggalkan pertanyaan di benak cowok ber-nametag Tanvir Wafda tersebut.

Dia terus melangkah dengan wajah kusutnya di lorong yang sepi karena pembelajaran masih berlangsung.

Setelah membasuh wajahnya di toilet, cowok itu pun berbelok arah ke tangga menuju rooftop.

Namanya Aaron Dzaka Emir, biasa dipanggil Dzaka. Siswa kelas XII.IPA.1 Sky High School. Cucu sultan--pemilik yayasan--yang cerdas dan tampan, pemilik senyum manis yang menjadi idaman.

Dzaka menatap hamparan langit biru bersih tanpa satu pun awan yang menghiasinya. Begitu damai dan menenangkan.

Hingga air matanya kembali jatuh bersama sesak yang mulai menyebar. Dia terduduk, bersandar pada dinding pembatas seraya memeluk tubuhnya sendiri.

Dzaka membiarkan air matanya meluruh sebanyak mungkin, agar sesaknya hilang dan pikirannya kembali tenang.

Dzaka lelah, tapi dia hanya punya dirinya sendiri—tonggak rapuh yang terus-menerus mencoba bertahan.

Bunyi pintu dibuka membuat Dzaka segera berbalik dan menghapus jejak air matanya untuk kembali bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Dia menghela napas dalam, kemudian menghembuskan perlahan.

“Udah dibilangin jangan kebanyakan belajar. Stres kan lo sekarang! Ck!” Cowok itu menyodorkan minuman dingin pada Dzaka.

“Kalau gue gak belajar, gue gak hidup,” balas Dzaka dengan senyum manis yang menampilkan lesung di ujung lengkung bibirnya.

Dzaka menerima minuman itu dan duduk di dinding pembatas seraya meminumnya. Air yang mengaliri kerongkongannya terasa begitu menyegarkan. Dingin dari minuman itu mampu menyejukkan pikiran Dzaka yang sejak tadi berkecamuk.

“Kalau pura-pura itu bikin lo lebih baik, gue dukung itu. Tapi lo harus tetap ingat, kalau lo butuh penopang untuk berdiri tegak, ada gue dan Tanvir.” Cowok itu merangkul Dzaka mencoba memberi semangat.

Dzaka terdiam sesaat, lalu menatap hamparan biru bersih itu sekali lagi. “Thanks buat minumannya.”

Cowok ber-nametag Lutfan Raffaza itu tersenyum  tipis. Setidaknya sahabat baiknya itu sudah lebih baik saat ini.

Namun, tak lama ponsel Raffa berbunyi. Alunan lagu galau terdengar begitu pelan, tapi berhasil membuat Dzaka menoleh.

“Nada dering ponsel lo jangan aneh-aneh deh, Fa,” kesal Dzaka yang berhasil membuat Raffa tergelak.

Raffa memang punya kebiasaan mengganti nada dering ponsel sesuai mood-nya. Saat pertama kali mendengar lagu itu, entah kenapa Raffa langsung menyukainya.

Ponselnya kembali berbunyi membuat Raffa segera menggeser ikon hijau.

“Fa! Dzaka gak ada di toilet. Padahal tadi bilangnya mau ke toilet. Gue telepon dari tadi gak diangkat-angkat.” Suara di seberang terdengar begitu gusar.

Dzaka dan Raffa menahan tawa mereka sebisa mungkin. Raffa berdehem sebelum memulai berbicara.

“Tenang napa, Vir. Lo kayak induk ayam kehilangan suaminya.” Raffa berucap dengan santai membuat seseorang di seberang menghela napas berat.

“Yang bener induk ayam kehilangan anaknya!” ujar Dzaka mengoreksi ucapan Raffa.

“Eh-eh itu bukannya suara Dzaka, ya? Ka? Lo di sana, kan? Lo diculik Raffa, ya?”

“Astaga, kamu gak boleh gitu sama aku. Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia,” balas Raffa dengan nada manja yang menjijikkan.

Dzaka bergidik ngeri dan menjauh beberapa langkah dari Raffa.

“Gue di rooftop gedung IPA.” Lima kata itu cukup untuk mengakhiri drama antara Raffa dan Tanvir.

Tak lama deritan pintu kembali terdengar. Tanvir benar-benar kacau—rambut yang tak beraturan, napas yang tersengal-sengal dan kancing kemeja yang sudah dibuka menampilkan kaos putih yang membalut tubuh proporsionalnya.

“Se-sejak kapan ... hosh ... rooftop anak IPS pindah ke sini, Fa? Hosh ....”

Tanvir masih berusaha mengatur kembali pernapasannya. Sedangkan Raffa tak menanggapi pertanyaan Tanvir sama sekali.

Dzaka mendekat dan memberikan sisa minuman dinginnya tadi pada Tanvir, yang langsung diteguk habis oleh cowok itu.

Setelah napasnya kembali teratur, Tanvir ikut bergabung duduk di atas dinding pembatas.

“Pulang sekolah ngafe, kuy! Gue butuh refreshing dari OSIS,” ajak Tanvir yang langsung mendapat anggukan persetujuan dari Raffa.

Dzaka terdiam cukup lama, kemudian menghela napas berat. Hal itu berhasil menarik perhatian Tanvir dan Raffa yang sibuk memilih kafe yang akan mereka tuju.

“Gue ada les sampai maghrib. Kalian lanjut aja,” ujar Dzaka dengan senyum tipis. Sebenarnya Dzaka sedikit kecewa dengan dirinya sendiri.

Tanvir dan Raffa saling tatap dengan perasaan bersalah. “Sorry, Ka. Gue gak inget kalau lo ada jadwal les,” sesal Tanvir.

“Gak masalah, Vir.”

Ting Tong!

Ting Tong!

“Eh udah bel. Kalian tunggu gue di lapangan, ya! Awas kalau kalian ninggalin gue lagi!” Raffa langsung berlalu yang kemudian diikuti Dzaka dan Tanvir.

Dzaka dan Tanvir turun setelah mengambil tas mereka di kelas. Namun, tangga begitu sesak membuat mereka memilih menepi terlebih dahulu. Dzaka tidak suka berdesak-desakkan di tangga. Itu terlalu berbahaya.

Setelah sampai di lapangan, mereka menemukan Raffa bersungut-sungut di sana.

Demi menghindari amukan Raffa, mereka mulai berhitung secara bersamaan dan berlarian menuju parkiran.

"Kalian bener-bener, ya!" geram Raffa seraya menghampiri Dzaka dan Tanvir yang ngos-ngosan.

"Tangga sesak, Fa!" balas Tanvir sambil menaiki motornya.

Dzaka mengenakan hoodie dan mulai menghidupkan mesin motornya. "Gue duluan!" pamit Dzaka meninggalkan parkiran Sky High School.

Mereka berpisah karena kali ini tujuan Dzaka berada di arah yang berlawanan. Dzaka membelokkan motornya menuju tempat les yang terletak di dekat Earth High School.

Dzaka memarkirkan motornya dan mendekat ke mobil hitam yang terparkir rapi di tepi jalan.

“Mulai bulan depan kegiatan les akan dialihkan ke rumah! Kami sudah mencarikan guru les terbaik. Jadi, jangan sampai membuat ulah yang akan menyulitkan! Kamu tau apa yang akan terjadi jika terjadi pelanggaran, kan?” Kaca jendela kembali tertutup dan mobil itu perlahan menjauh.

“Setidaknya gue masih diizinin hidup,” lirih Dzaka tersenyum miris menatap mobil itu hingga menghilang di belokan.

1
Jena
Bener-bener bikin ketagihan.
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih kakak❤️ Nantikan terus updatenya ya kak😊
total 1 replies
bea ofialda
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih kakak sudah mampir❤️
total 1 replies
Mamimi Samejima
Teruslah menulis, ceritanya bikin penasaran thor!
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih sudah mampir kakak❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!