Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Bab 1

"Jiwa sedang apa disana?"ucap Alvin yang baru saja pulang dari perusahaan.

"Ah, anda tuan saya sedang menunggu taksi untuk pergi bekerja."balas Jiwa yang bangkit dari duduknya yang beralaskan koran di pinggir trotoar.

"Masuklah aku antar."ucap Alvin yang kemudian membuka pintu mobil nya untuk gadis yang ia kenal beberapa minggu lalu saat dia membutuhkan penyanyi dadakan di acara ulang tahun perusahaan nya tersebut.

"Kau cantik sekali sore ini apa ada job baru?"tanya Alvin sambil tersenyum manis pada gadis yang kini membalas senyumannya.

"Ada acara di cafe dan saya harus menghibur orang yang sedang merayakan anniversary mereka nanti, jadi butuh persiapan khusus sebelum nya."jawab Jiwa.

"Oh begitu ya, pulang jam berapa?"tanya Alvin lagi.

"Sepertinya larut malam."balas Jiwa lagi.

"Hati-hati jika tidak ada kendaraan kamu hubungi saya saja."ujar Alvin yang begitu peduli terhadap gadis cantik yang selalu mengingatkan dirinya pada masalalunya.

"Hmm... terimakasih tapi saya tidak mungkin merepotkan anda."ucap Jiwa.

"Aku tidak merasa direpotkan jadi jangan sungkan."ucap nya lagi.

Percakapan mereka berlangsung sepanjang perjalanan hingga mereka tiba di sebuah cafe tempat Jiwa bekerja sebagai penyanyi disana.

"Sudah sampai terimakasih tuan, maaf merepotkan anda ini untuk uang bensin."ucap gadis cantik yang kini menyodorkan uang berwarna biru pada Alvin.

"Sama-sama simpan saja, bensin nya sudah terisi full. jadi lebih baik kamu tabung."ucap Alvin sambil tersenyum manis.

"Hmm... terimakasih untuk tumpangan nya tuan tapi saya mohon terimalah agar saya bisa tenang, mungkin ini tidak seberapa untuk anda tap"ucapan gadis itu terhenti saat Alvin meraih uang tersebut dengan maksud agar gadis cantik itu tidak merasa bersalah.

"Ini saya terima, sudah enakan bukan saya pulang dulu kamu baik-baik disini jaga dirimu."ucap Alvin yang kini tersenyum manis.

"Terimakasih tuan hati-hati dijalan."ucap Jiwa sambil melambaikan tangannya.

Alvin pun tersenyum manis kemudian menutup jendela mobil nya dan langsung tancap gas.

...*Mutiara Di Jiwa*...

Gadis berparas cantik dengan tubuh yang sempurna berusia 20 tahun, dia tidak melanjutkan sekolah nya karena terkendala biaya sejak dia lahir dia dibesarkan oleh nenek dari ibu kandung nya yang telah tiada saat berjuang melahirkan dirinya.

Tidak lama setelah itu ayahnya menyusul karena tragedi kecelakaan beruntun tersebut. Dan baru dua bulan yang lalu dia kehilangan sang nenek yang sangat ia cintai dan sayangi karena neneknya mengalami serangan jantung.

Saat ini gadis yang akrab dipanggil Jiwa itu pun hidup sebatang kara, kesempurnaan paras wajah dan tubuhnya tidak sesempurna hidup nya.

Jiwa bahkan harus kehilangan rumah sederhana yang selama ini mereka tempati karena hutang pinjaman bekas membayar biaya rumah sakit sang nenek. lebih tepatnya rumah itu disita oleh pihak rentenir yang ia hutangi.

Dan kini dia kembali bekerja dan berjuang untuk diri sendiri termasuk biaya sewa kamar di tempat kost nya itu.

Dan malam ini dia harus membawakan beberapa lagu cinta meskipun dirinya sendiri tidak pernah merasakan apa artinya cinta.

Malam pun tiba persiapan yang mereka lakukan sudah cukup sempurna, dan kedua pasangan yang akan merayakan anniversary nya itu sudah tiba di ikuti oleh beberapa tanu undangan yang kini memenuhi meja-meja yang sudah tertata rapi dengan dekorasi yang sangat indah terutama meja si pemilik acara.

Dengan kata sambutan yang MC berikan sekaligus untuk mempersilahkan pasangan itu naik ke atas panggung yang tersedia di sana yang juga sudah di dekorasi secantik mungkin.

"Hadirin yang berbahagia mari kita sambut pasangan yang tengah berbahagia ini, tolong berikan tepuk tangan untuk Mrs end Mr Albert."ucap mc yang kini membungkuk hormat mempersilahkan keduanya untuk memberikan sambutan.

Mereka pun akhirnya memberikan kata sambutan yang saat ini membuat semua tamu yang hadir merasa baper ketika melihat dan mendengar pasangan yang kini tengah saling mengungkapkan kasih sayang dan kemesraan nya.

Termasuk Jiwa yang kini sudah berbalut gaun berwarna putih seperti nuansa yang tercipta di dalam cafe tersebut.

Jiwa pun mengucapkan selamat pada keduanya setelah mereka selesai memberikan sambutan, dan ia mulai mempersembahkan sebuah lagu cinta yang juga membuat semua orang baper.

Suara merdu yang Jiwa miliki sungguh menghipnotis seluruh pengunjung yang datang disana sebagai tamu undangan.

Hingga pesta anniversary itu usai, Jiwa pun menerima bonus secara langsung dari pasangan tersebut dan amplop tebal itu diberikan secara langsung saat Jiwa baru keluar dari ruang ganti.

"Nona Jiwa, tolong terima ini."ucap sang pemilik acara.

"Ini apa tuan, saya sudah digaji disini jadi tuan tidak usah membayar saya lagi."ucap Jiwa yang merasa tidak enak hati saat ini.

"Tidak apa-apa ambilah ini bonus dari saya, saya sangat berterimakasih karena anda benar-benar telah menyempurnakan pesta kami."ucap tuan Albert.

"Hmm...kalau begitu terimakasih tuan semoga anda dan istri selamanya bahagia dan berumur panjang saya minta maaf jika ada kekurangan saat tadi."ucap Jiwa yang kini memasukkan amplop tersebut kedalam tas miliknya.

"Sama-sama saya juga akan merekomendasikan anda pada teman saya, perusahan mereka selalu mengadakan acara-acara tertentu nya sering membutuhkan penyanyi berbakat seperti anda semoga saja nona Jiwa bisa bekerja sama dengan mereka."ucap pria yang kini mengeratkan rangkulannya di pinggang sang istri.

Jiwa pun pamit terlebih dahulu karena dia akan diberikan tumpangan oleh teman kerjanya malam ini, tepat pukul 2 dini hari Jiwa tiba di rumah kos tersebut.

Gadis cantik itu pun berjalan sambil berpegangan karena saat ini rasanya sudah sangat mengantuk.

"Baru pulang?"tanya seseorang yang tidak lain adalah tetangga kamarnya yang biasa keluar untuk mengantar kekasih nya yang biasa menginap secara diam-diam di tempat kos tersebut.

Entah pemilik kos membebaskan hal itu atau diluar pengawasan karena yang Jiwa tahu sejak ia masuk ada beberapa persyaratan khusus yang harus di ikuti termasuk tidak boleh pulang malam kecuali ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda.

Jiwa pun tidak pernah ikut campur urusan orang lain, dia langsung bergegas masuk dan tidak mempedulikan tatapan mata dari pria yang kini berjalan di belakang wanita bernama Julia.

Jiwa yang langsung mengunci pintu kamar nya pun langsung menjatuhkan diri di atas ranjang yang tidak seberapa lebar itu.

Matanya langsung terpejam dan dia tidak sempat untuk memberikan makeup terlebih dahulu saking lelahnya dan didera rasa kantuknya.

Hingga saat mentari pagi menampakkan cahaya nya dari arah balkon kamarnya, Jiwa pun mengerjapkan matanya dan bangku perlahan dari ranjang.

...******...

Jiwa yang baru saja selesai mandi dan berpakaian rapi dia sudah terlihat sempurna dengan make-up natural dan terlihat sempurna tersebut.

Dia terpaksa bangun dari tidurnya yang biasanya belum cukup untuk dirinya karena hari ini dia mendapatkan pekerjaan tambahan sebagai baby sitter dadakan yang akan mengasuh anak berusia tiga tahun seperti yang dikatakan oleh temannya itu.

Ya, Jiwa harus menggantikan temannya yang sedang ada keperluan hari ini hingga satu minggu kedepan dan itu juga atas permintaan majikan temannya itu yang tidak pernah ia kenali.

Jika temanya diwajibkan untuk menggunakan pakaian khusus untuk baby sitter, maka tidak dengan Jiwa. Dia bebas menggunakan pakaian apa saja yang terpenting tidak sexy karena tuan muda di rumah itu tidak menyukai tampilan seperti itu.

Saat ini Jiwa menggunakan stelan celana pendek yang dipadukan dengan kemeja putih lengan pendek bermotif garis-garis yang terlihat sangat cocok dikenakan oleh gadis cantik itu.

Jiwa sudah berdiri di depan pintu gerbang rumah yang menjulang tinggi membentengi rumah tiga lantai yang kini ada di hadapannya.

Rumah megah itu mungkin adalah rumah pertama yang akan ia pijak setelah hampir dua puluh tahun ia terlahir ke dunia ini.

Sampai saat seseorang bertumbuh tinggi besar membuka pintu pagar dan bertanya apakah dia gadis bernama Jiwa yang akan bekerja menggantikan baby sitter di rumah tersebut. Dan Jiwa pun langsung mengangguk pelan.

Pria itu pun mengantar Jiwa ke depan lobby rumah megah itu.

Hingga saat seseorang keluar dari balik pintu tersebut dengan tas kerja ditangan nya, pria itu menghentikan langkahnya dan menatap lekat wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.

"Tuan Al, dia adalah baby sitter pengganti sementara nona kecil."ucap pria bertubuh kekar itu.

"Hmm... masuklah dia sepertinya sudah menunggu."ucap pria yang bernama Alvaro.

"Terimakasih tuan."balas Jiwa yang membuat pria itu kembali mematung di tempatnya saat mendengar suara khas yang pernah ia dengar di sebuah tempat.

"Daddy!! Uncle sakit!"ucap gadis kecil yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan itu.

"Alice, daddy harus segera berangkat Alice bisa minta tolong pelayan, atau nona ini untuk menghubungi dokter atau Oma."ucap Alvaro.

"Hmm... baiklah daddy tapi janji ya jemput mommy setelah daddy pulang kerja?"ujar gadis kecil yang begitu menggemaskan itu.

Pria itu terlihat menghela nafas panjang sebelum kemudian ia mengiyakan permintaan putrinya itu.

"Baiklah sayang tapi daddy gak janji ya jika mommy mu sibuk nanti."ucap pria yang kini menggendong putri kecilnya yang tidak pernah tau arti perpisahan tersebut.

"Tolong bawa dia masuk, saya titip putri saya jika ada apa-apa ada adik saya di rumah."ucap pria itu.

"Baik tuan."ucap Jiwa yang kini mencoba membujuk gadis kecil itu.

"Nona cantik ayo sama saya."ucap Jiwa dengan penuh kelembutan.

Untuk sesaat gadis cantik itu hanya menatap lekat wajah cantik milik Jiwa, tapi kemudian gadis itu langsung tersenyum manis dan merentangkan tangannya kearah Jiwa.

"Baiklah kakak cantik."balas gadis kecil itu yang kini menghambur memeluk Jiwa yang kini tersenyum manis karena sejatinya dia sangat suka dengan anak kecil.

"Saya pergi dulu dan pastikan semua baik-baik saja."ucap Alvaro pada laki-laki yang masih setia berdiri di samping nya.

"Baik tuan."balasnya.

Sementara Alice meminta turun dari gendongan Jiwa dan bergegas meraih tangan Jiwa untuk kemudian dia tuntun keliling rumah nya.

Seakan dia adalah nyonya rumah yang tau semuanya, dia menjelaskan setiap detail ruangan yang ada di rumah tersebut, dan beberapa pelayan yang mengikuti mereka pun terus terkekeh kecil.

Mereka memiliki hiburan tersendiri saat nona kecilnya bertingkah layaknya orang dewasa hingga saat ia membawa Jiwa masuk kedalam kamar yang Alice sebut sebagai kamar uncle nya itu.

Jiwa langsung mematung di tempatnya saat melihat pria yang kemarin store mengantar nya ke tempat ia bekerja.

"Tuan."ucap Jiwa yang kini membuat Alvin melirik kearah Jiwa saat dia mendengar suara seseorang yang sangat ia kenal.

"Jiwa kamu disini?"ujar pria tampan yang baru saja selesai menelpon tersebut.

"Tuan jadi ini?"ucapan Jiwa terhenti saat ia melihat gadis kecil itu sudah berada di atas ranjang empuk itu dan melompat-lompat di atasnya.

"Alice jangan lakukan itu uncle baru saja merapihkan nya."ucap Alvin yang kini terlihat kesal.

"Nona Alice ayo turun, bukankah kita masih harus berkeliling rumah."ucap Jiwa yang merasa tidak enak hati.

"Ah aku lupa kakak cantik ayo."ucap gadis kecil itu yang kini minta diturunkan dari atas ranjang tersebut.

Jiwa pun melirik kearah pria yang kini hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd keponakan nya itu.

"Ambilah dan tolong jauhkan dia dari kamar ini karena saya sedang butuh ketenangan nanti kita bicara dibawah setelah kalian selesai berkeliling."ucap Alvin yang dibalas anggukan kepala oleh Jiwa.

Gadis cantik itu pun langsung bergegas membawa gadis kecil itu untuk keluar kamar, dan seperti diawal Alice bertingkah seperti orang dewasa dan dua pelayan yang sedari tadi menunggu di luar kamar tuan mudanya yang tidak pernah terjamah oleh siapapun kecuali pihak keluarga itu.

Mereka terlihat ketakutan saat ini karena Jiwa berani masuk kedalam kamar tersebut tanpa izin dari pemiliknya.

Setelah kelelahan berkeliling rumah kedua gadis beda generasi itu pun langsung terkapar di atas sofa dan para pelayan datang untuk menyajikan minum dan camilan kesukaan nona muda mereka. Tapi kali ini Alice meminta mereka melayani Jiwa dan memperlakukan Jiwa seperti mereka memperlakukan dirinya.

Awalnya mereka keberatan karena tidak ada perintah dari tuan rumah, tapi kemudian seseorang berkata."Turuti semua permintaan nya, bukankah dia adalah nona muda di rumah ini."ucap Alvin yang kini terlihat begitu dingin.

"Baik tuan"ucap mereka serempak.

Sementara Jiwa yang merasa tidak enak hati dia hanya bisa menundukkan pandangannya.

"Jangan sungkan anggap saja di rumah sendiri."ucap Alvin yang kini duduk di hadapan mereka.

"Terimakasih tuan maaf lagi-lagi merepotkan."ucap Jiwa.

"Berhenti meminta maaf kamu tidak berbuat kesalahan jadi jangan katakan itu lagi."ucap Alvin.

"Hmm..."lirih Jiwa.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu yang kemarin apa semua lancar?"tanya Alvin.

"Ya tuan semua lancar."balas gadis cantik itu.

"Kakak cantik uncle tampan tidak?"celetuk Alice yang membuat Jiwa kaget karena pertanyaan tersebut.

"Jawaban saja jujur jangan buat dia semakin penasaran karena kau tidak akan mampu menghadapi tingkah absurd nya.

"Tentu saja tampan nona."jawabannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!