Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di tempat mertua.
Malam harinya.
Di balkon kamarnya, yang letaknya tepat bersebelahan dengan kamar Riko, Rahma tengah menikmati sepiring manisan yang dibelinya bersama Riko siang tadi.
"Sepertinya Angin malam ini cukup sejuk." gumam Rahma berdiri dari duduknya lalu melangkah ke arah pembatas balkon, menikmati hembusan angin malam seraya berpegangan pada pagar pembatas balkon.
Menikmati hembusan angin malam seraya memejamkan mata membuat Rambut panjang Rahma yang terurai melambai mengikuti arah angin sehingga membuat wanita itu terlihat ek_sotis.
Cukup lama wanita itu berada dalam posisi yang sama sampai Rahma mulai mengelus tengkuknya kala merasa Angin malam semakin terasa dingin.
Tanpa di sadarinya ada sepasang mata yang sejak tadi terus memperhatikan pergerakannya tanpa berkedip.
Riko yang hendak memeriksa beberapa File di laptopnya memilih melakukannya di balkon kamar, namun tanpa di duga di balkon sebelah ternyata Rahma juga tengah menikmati angin malam. Menyaksikan pemandangan menakjubkan itu membuat Riko tak berkedip sedikitpun.
"Angin malam tak baik untuk kesehatan." beberapa saat kemudian suara bariton milik Riko membuat Rahma sontak menoleh ke sumber suara.
"Mas Riko" ucap Rahma ketika menyadari keberadaan Riko yang kini juga nampak berpegangan pada pembatas balkon, namun bedanya pria itu kini telah merubah pandangannya ke depan, tak lagi memandang ke arah Rahma.
"Memangnya tidak dingin." tanya Riko masih dengan posisi memandang jauh ke depan.
"Memangnya kalau aku kedinginan, mas mau menghangatkan gitu??." seloroh Rahma dan Riko sontak menoleh ke arah Rahma saat mendengarnya. Sebuah tatapan yang tak terbaca sehingga membuat Rahma hanya tersenyum saja melihatnya.
"Aku kan cuma bertanya mas." dengan semakin melebarkan senyumnya Rahma berucap.
Sebenarnya pertanyaan nyeleneh Rahma cukup membuat Riko terkejut mendengarnya. Sebagai laki laki pada umumnya tentunya Riko merasa terpesona melihat istrinya saat ini, dan mendengar tawaran nyeleneh Rahma hampir saja membuat Riko salah tingkah di buatnya. Namun bukan Riko namanya jika tak mampu menampilkan wajah datarnya meski dalam kondisi yang tidak kondusif sekalipun.
"Masuklah!!! hembusan angin semakin terasa dingin." seru Riko sebelum kemudian kembali ke kamarnya.
"Sekali sekali tak masalah nampak bi_nal di hadapan suami sendiri." gumam Rahma seolah membenarkan sikapnya barusan setelah menyaksikan kepergian Riko.
Riko menghela napas dalam kemudian menghembusnya perlahan lalu Menggelengkan kepala saat mengingat tawaran Rahma yang menurutnya Gila.
***
keesokan harinya.
Rahma bersiap siap di depan cermin karena hari ini rencananya ia dan Anis akan bertemu di salah satu Mall untuk sekedar hangout, berhubung hari ini secara kebetulan keduanya mendapat libur di hari yang sama.
Dengan menyetir mobilnya Rahma menuju Mall yang di maksud.
Karena jarak apartemen ke mall tak terlalu jauh maka hanya butuh waktu dua puluh menit Rahma menyetir mobilnya dan akhirnya kini mobil Toyota Lexus berwarna putih milik Rahma tiba di area mall.
Rahma yang baru saja memarkirkan mobilnya kemudian berjalan memasuki pintu masuk Mall menuju salah satu tempat di mana dirinya dan Anis janjian.
"Apa kau sudah lama menunggu??." tanya Rahma yang kini baru saja menghampiri Anis yang telah menempati salah satu meja cafe yang berada di dalam area Mall.
"Tidak juga, aku baru tiba sepuluh menit yang lalu." jawab Anis seadanya.
Rahma duduk di kursi yang berhadapan dengan Anis, Rahma pun melambaikan tangan ke arah pelayan cafe, setelah memilih minuman yang menjadi favoritnya.
Dua cangkir capuccino kini menemani obrolan Anis dan Rahma.
"bagaimana pekerjaanmu??." tanya Anis setelah menyesap beberapa kali capuccino miliknya lalu kembali meletakkannya di atas meja.
"Alhamdulillah baik, meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari apartemen menuju tempat kerjaku sekarang tapi aku tetap menikmatinya.". jawab Rahma.
Anis yang mendengarnya hanya bisa menghela napas berat sebab ia tahu betul alasan mengapa sahabatnya itu sampai resign dari tempat kerjanya sebelumnya. Rahma ingin menjaga perasaan Riko sebagai suaminya.
Sekalipun Rahma begitu yakin tak sampai terjadi sesuatu yang tidak tidak Antara dirinya dan Dr Atala malam itu, namun ia tetap ingin berusaha menjaga jarak dengan Dr Atala demi menjaga harga diri serta perasaan sang suami.
"Baguslah kalau begitu." jawab Anis tak ingin terlalu ikut campur lebih dalam, menurutnya sebagai sahabat ia hanya perlu mendukung keputusan yang telah di ambil oleh Sahabatnya itu.
Di pagi menjelang siang hari itu, Seseorang yang selama ini sengaja di hindari oleh Rahma tiba tiba saja menghampiri meja mereka.
"Hai." Dr Atala yang hari ini tengah mengantarkan sang bunda ke salon tak sengaja melihat keberadaan Anis dan Rahma saat melintasi sebuah cafe yang juga masih berada di dalam mall yang sama. Dan pria itu pun menghampiri meja keduanya.
Berbeda dengan Rahma yang hanya menanggapi sapaan Atala dengan senyuman tipis, Anis justru berbasa-basi dengan menawarkan pria itu untuk bergabung. Di luar ekspektasi Anis, Atala justru menerima tawarannya dengan menjatuhkan bokongnya di kursi yang masih kosong.
Sejujurnya selama ini Atala cukup menyadari sikap Rahma yang terkesan menghindarinya.
Anis bisa merasakan jika saat ini Atala merasa cukup canggung saat Rahma hanya menjawab pertanyaannya seperlunya saja tanpa bicara banyak.
Tak selang lama, Atala pun pamit ketika menerima pesan dari Bundanya.
Merasa moodnya berubah setelah kedatangan Atala, Rahma kemudian memilih membatalkan rencananya bersama Anis yang hendak menonton film. Rahma memilih segera kembali ke apartemen dan Anis pun tidak keberatan dengan keputusan sahabatnya itu.
Sore harinya Rahma nampak memasukkan beberapa lembar pakaiannya ke dalam tas karena malam ini sampai dengan beberapa hari ke depan orang tua Riko meminta mereka untuk menginap di mansion.
"Apa kau sudah selesai bersiap??." tanya Riko yang baru saja memasuki kamar Rahma setelah mengetuk pintu lebih dulu.
"Sudah selesai." jawab Rahma.
Setelah memastikan tak ada yang ketinggalan keduanya pun segera berangkat menuju Mansion.
Setelah empat puluh lima menit akhirnya mobil Riko tiba di mansion.
Kedatangan Rahma tentunya di sambut hangat oleh kedua mertua serta adik ipar perempuannya.
Rahma berpelukan barang sejenak dengan ibu mertuanya sebelum kemudian menyalami ayah mertuanya.
"Selamat datang kembali di mansion kakak ipar." Dengan senyuman khasnya Sisil yang merupakan adik Riko satu satunya menyambut hangat kedatangan kakak iparnya tersebut.
Keduanya pun berpelukan barang sejenak, sebelum kemudian mereka semua memasuki mansion.
Makan malam bersama serta mengobrol hangat menjadi kegiatan Rahma malam itu bersama keluarga sang suami. Jika saja hubungannya dan Riko berjalan layaknya pasangan suami istri pada umumnya tentu saja Rahma akan merasa menjadi wanita paling beruntung, memiliki mertua yang begitu menyayanginya serta memiliki adik ipar yang begitu baik dan pengertian.
Setelah merasa malam semakin larut, semua anggota keluarga termasuk Riko dan Rahma memutuskan mengakhiri obrolan dan masuk ke kamar masing-masing. Jika berada di mansion seperti ini sudah pasti Rahma dan Riko akan menghabiskan malam di kamar yang sama.
Malam ini sepertinya tidak sesuai dengan ekspektasi Rahma, karena Riko memilih tidur di sofa yang juga masih berada di kamarnya.
"Sepertinya sofa itu harus di hempaskan sejauh mungkin." batin Rahma menggerutu sebal saat menyaksikan Riko malah merebahkan tubuhnya di sofa.
"Oh astaga.... kenapa aku sudah seperti wanita bi_nal yang mengharapkan sentuhan dari mas Riko." lanjut batin Rahma merasa malu sendiri.
Jangan lupa dukungannya ya sayang sayangku,,,,, 😘😘🥰🙏😊😘🥰