Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Perdebatan Dalam Kamar
Lahat dan Aika sudah bersiap memasuki kamar, akan tetapi Aika bingung harus masuk kamar mana. Dari sebelum menikah dia pernah meminta untuk pisah kamar dengan Lahat, dan malam ini dia harus tidur di kamar lain. Aika lantas bergegas menuju kamar sebelah kiri di lantai atas. Kebetulan rumah Lahat berlantai dua, di lantai dua ada kamar dua, ruang tengah dan ruang baca.
"Mau ke mana?" Lahat menahan lengan Aika sehingga langkah Aika terhenti.
"Aku mau masuk kamar itu," jawab Aika sembari melepaskan tangan Lahat yang menahannya.
"Tidak bisa, tidakkah kamu lihat di bawah ada keluarga aku? Masa iya, kita tidur terpisah. Apa tanggapan mereka kalau mereka melihat kita tidur terpisah?" ujar Lahat.
Aika tertegun, semua ini bukan maunya, tapi kenapa Lahat tiba-tiba sok menguasai dirinya?
"Tapi, sebelum kita menikah, aku pernah minta sama kamu untuk pisah kamar, kamu nggak ingat gitu?" lawan Aika sembari menatap Lahat sekilas lalu mendilak judes.
"Bisa tidak, bicaranya lebih sopan, jangan panggil aku kamu, aku sudah menjadi suami kamu dan usia kita juga bedanya kurang lebih 10 tahun?" pinta Lahat tegas. Aika tidak menjawab, dia hanya memalingkan muka.
"Bang Lahat, aku mau tidur di kamar itu saja, boleh? Di kamar yang di bawah semua sudah ditempati Mamak dan Bapak, sementara kamar yang satunya lagi Yuk Mery yang tempati." Tiba-tiba Maryam adik bungsu Lahat muncul, dia sudah berada di atas bersama anaknya.
"Boleh, kamar itu masih kosong. Kamar kita, kan yang itu," tunjuk Lahat pada kamar yang satunya lagi yang memang kamarnya.
"Ok, Terimakasih, ya, Bang. Tidak apa-apa, kan, Teh Aika kami tidur di kamar itu?" Maryam meminta persetujuan terlebih dahulu pada Aika. Meskipun usia Maryam lebih tua dari Aika, tapi tetap dia menyebut nama Aika pakai panggilan di depannya.
"Oh, boleh, kok, mbak. Tidur saja, masih kosong," balas Aika. Maryam berjalan melawati Lahat dan Aika yang tadi sempat bersitegang. Dengan cepat Lahat menarik lengan Aika dan membawanya ke dalam kamar di sebelah kanan.
Mereka sudah berada di dalam kamar, Lahat mengunci pintu kamar. Aika berdiri bingung di kamar yang masih baru dipijaknya. Dia bingung harus baring di mana, sementara dirinya belum bisa menerima Lahat, apalagi mereka masih baru.
"Kamu masih mau berdiri di sana? Kasur ini luas untuk kita berdua, tidur di saja di sana, toh tidur bersamaku tidak haram. Apalagi kita sudah sah suami istri," gertak Lahat membuat Aika kaget seketika.
"Aku mau tidur di sofa saja," tolak Aika.
"Kenapa di sofa? Aku bilang tidur di kasur, kalau kamu masih belum siap layani aku, kita bisa berbagi. Kasurnya bisa dihalangi dengan guling," ujar Lahat tegas.
Aika merengut mendengar ucapan Lahat, dia tidak mau tidur satu ranjang dengan Lahat yang notabene bukan pria yang dicintai olehnya.
"Karena, aku tidak mencintai Abang, bukankah pernikahan kita ini hanya kemauan Abang. Apalagi aku sama sekali tidak terbukti hamil, lantas apa alasannya aku harus satu kasur dengan Abang?" jawab Aika. Lahat tersentak, jawaban Aika membuatnya dibakar emosi. Tapi, Lahat berusaha menahannya, karena bagaimanapun juga pernikahan ini memang maunya.
"Baiklah, kalau memang kamu masih belum bisa menerimaku. Tapi, tolong ini lakukan sebagai status baru kamu. Semua sudah aku catat sebelum kita menikah." Lahat memberikan sebuah buku catatan yang isinya adalah tugas Aika sebagai istri.
"Ini apa?"
"Baca dong, kamu bisa baca, kan?"
Aika membuka buku catatan kecil itu, lalu dibacanya. Isinya tentang tugas istri yang tiap hari harus dilakukan.
-Sambut suami dengan hangat setiap hari setelah bangun tidur.
-Buatkan sarapan
-Cucikan baju
-Layani di tempat tidur
-Wajib dan harus!
"Apa? Ini semua?" Aika ternganga, sudah ia katakan pada Lahat kalau ia belum siap melayani Lahat karena ia tidak mencintainya. Ok lah tugas-tugas yang lain, tapi untuk tugas di tempat tidur, Aika sama sekali belum siap.
"Kenapa? Terkejut dengan tugas-tugas itu? Sebetulnya itu hanya formalitas saja, semua pekerjaan rumah bisa kita kerjakan sama-sama. Aku tidak peduli rumah ini berantakan atau gimana, asal kamu mau layani aku di ranjang," tegas Lahat tidak mau dibantah.
"Tapi, aku belum siap. Aku belum siap melayani di ranjang. Apalagi aku tidak mencinta Abang," balas Aika.
"Baiklah. Kalau itu maumu, lalu kapan siapnya? Soalnya dua hari yang akan datang kita akan pergi bulan madu. Di sana kamu harus bisa melayani aku. Karena aku suami kamu, aku meminta hak aku sama kamu. Dan kamu wajib melayani aku dengan baik," tekan Lahat.
"Sudah aku katakan aku tidak mencintai Abang, artinya aku tidak siap melakukan itu. Jadi jangan paksakan aku."
"Ok, aku bisa mengerti. Tapi, jangan sampai menunggu aku hilang kesabaran. Aku kasih waktu paling lama satu bulan untuk kamu siap melayani aku secara lahir dan batin. Setelah itu, aku tidak mau menerima penolakan kamu." Lahat berkata dengan tegas, lagipula dia menikahi Aika bukan sekedar mau menutupi aibnya seperti niat awal, tapi ingin menjadikan Aika istri selamanya. Walau dengan kata lain apabila pada saat itu Aika ternyata hamil atau apalah, Lahat siap menerima Aika karena ia sejatinya menikahi Aika bukan main-main.
Aika diam saja tidak menyahut, dia asik termenung dengan kata-kata Lahat barusan. "Dan perlu kamu tahu, sejatinya aku menikahi kamu bukan karena dalih untuk menutupi aib kamu yang pada awalnya diduga kamu hamil, tapi lebih dari itu, aku akan bertanggung jawab atas dirimu dan bayimu. Tapi belakangan ternyata kamu tidak hamil. Tapi, aku tetap akan menerima kamu dalam keadaan apapun, misalnya dirimu sudah tidak utuh lagi, aku siap menerimamu," tutur Lahat panjang lebar.
"Apa maksud Abang? Tidak utuh bagaimana? Jangan sembarangan bicara, aku ini masih utuh. Aku tidak pernah melakukan hal di luar batas dengan mantan kekasihku."
"Ok, buktikan saja nanti setelah satu bulam masa tunggu aku. Aku kasih kesempatan satu bulan saja untuk kamu siap melayani aku baik lahir dan batin," tegas Lahat seraya membenahi dirinya di atas ranjang dan berbaring. Perdebatan mereka berakhir sampai mereka terlelap ke alam mimpi.
Sampai keesokan harinya Aika bangun kesiangan, sebab semalam dia tidur telat. Setelah perdebatan dengan Lahat, dia baru bisa tidur jam satu dini hari. Buru-buru Aika membersihkan diri, lalu segera turun ke bawah menuju dapur.
"Tumben pria pemaksa itu membiarkan aku tidur sampai kesiangan," dumel Aika dalam hati. Kaki Aika berhenti, ketika di dapur tengah terjadi obrolan yang menyebut namanya. Aika menajamkan telinganya untuk mendengar obrolan mereka. Ternyata obrolan mereka adalah tentang dirinya. Aika sampai menutup mulutnya tidak percaya.
Lalu apa obrolan tentang Aika itu?
jangan bilang yg TLP Yoda bikin perang dunia ini ntar 😬😬😞😞
blaen blaen Ono wae ckckkkkk