Bhima Bramantya, seorang artis yang tengah naik daun karena sebuah film layar lebar yang dibintanginya membuat namanya langsung melejit.
Wajah rupawan, sikap ramah, sopan dan penuh perhatian membuatnya memiliki banyak fans garis keras.
namun mendadak berubah karena sebuah malam dimana dia dijebak oleh seseorang sehingga mengakibatkan Bhima merenggut kesucian seorang gadis secara paksa. Gadis yang berprofesi sebagai DJ di Club malam.
Gadis itu adalah Flower, dia cinta pertama sekaligus mantan kekasih adik kembarnya Bhumi Bramantya. Ya, Bhumi dan Flower masih saling mencintai.
Takdir tidak berpihak pada Bhumi dan Flower, karena Bhima diminta mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Siapa yang sangka, ternyata Flower juga cinta pertama Bhima hingga saat ini karena dulu Bhima mengalah dari sang adik.
Hingga suatu ketika jati diri Flower terungkap,
Lalu apa yang terjadi dengan hubungan mereka?
Flower masih mencintai Bhumi, akankah Bhima mampu merebut hati Flower.
Dan bagaimana dengan komentar para netizen yang merupakan fans garis kerasnya Bhima?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanjeng_galau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pingsan~
Tok.. Tok.. Tok...
"Permisi.. saya bawakan orange juice pesanan anda." Ucap seorang perempuan cantik dengan pakaian mini memasuki ruangan VVIP.
"Masuk!" Kata Bhima dengan aura dingin.
Perempuan yang tidak lain adalah Flower itupun menelan saliva nya melihat siapa lelaki yang dihadapannya.
ah.. sebelumnya dia sudah berusaha menolak mengantarkan minum di ruang VVIP karena
Flower dia bukanlah seorang waiters dan perasaannya pun tidak enak meskipun Alex dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi apa-apa padanya.
Namun ancaman Alex dengan mencabut biaya rumah sakit mamanya membuat Flower tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah Alex.
Flower dengan berat hati menuruti perintah bos Alex dan berjalan menuju ruang VVIP membawa orange juice yang diberikan oleh Shilla tadi.
Benar kan, ternyata takdir kali ini mempertemukannya dengan Bhima.
Flower berusaha meredam keterkejutannya dan kegugupannya berhadapan dengan saudara kembar lelaki yang ia cintai hingga saat ini dan lelaki yang telah ia sakiti dan ia permalukan beberapa tahun silam.
Flower meletakkan orange jus yang ia bawa ke meja didepan Bhima dengan hati-hati.
Dia tidak boleh terlihat lemah dihadapan Bhima, karena jika dia terlihat lemah maka Bhima akan menindas nya.
Secara tidak langsung pun Alex sudah menindas dirinya meskipun ada hubungan timbal balik dimana biaya perawatan rumah sakit sang mama di tanggung Alex dengan sistem potong gajinya.
Dari tatapan mata Bhima, Flower yakin pasti Bhima akan melakukan sesuatu padanya. Sejak kejadian itu, ini kali pertama Flower bertemu dengan Bhima.
"Hallo mantan terindahnya Bhumi... bagaimana kabar kamu?" Tanya Bhima dengan senyum licik dan bangkit dari duduknya.
Tanpa basa basi lagi, Bhima mendekati Flower dan langsung mencekram rahang Flower dengan keras.
Melihat wajah Flower kembali, seakan keterpurukan Bhumi ada didepan matanya,
"Sa.. sakit Bhim.." Ucap Flower terbata menahan rasa sakitnya. Mata Flower terpejam sesat.
"Lebih sakit mana dengan perasaan Bhumi? Lebih sakit mana dengan psikis Bhumi yang elu siram dengan darah waktu itu, padahal elu tahu Bhumi punya trauma akan hal itu ha?" Bentak Bhima yang tidak bisa membendung lagi emosinya.
brughh...
Bhima mendorong tubuh Flower hingga terhempas ke sofa.
"Aww..." Pekik Flower karena lututnya menghantam siku meja kayu yang tebal.
Flower meringis kesakitan, sudah bisa dipastikan bahwa lututnya pasti lebam.
Namun, lagi-lagi Flower tidak ingin terlihat lemah.
"Ternyata setelah putus dari Bhumi elu berprofesi sebagai Jaaalang ya?" Tanya Bhima melirik pakaian yang Flower kenakan sekilas, dengan posisi Flower saat ini jujur jiwa kelaki-lakian seseorang sedang di uji.
"Jaga mulut anda tuan Bhima Bramantya yang terhormat !" Bentak Flower. Gadis bar-bar itu kini menatap tajam Bhima.
Dia benar-benar tidak ada takut-takutnya.
"Hahahahahaha!" Tawa Bhima menggelegar memenuhi ruangan VVIP itu melihat Flower yang mulai terbawa emosi.
Ini sangat menarik bagi Bhima.
Flower pun berpikir untuk segera meninggalkan ruangan tersebut. Baru juga melangkah, tangannya sudah ditarik lagi oleh Bhima dan dihempaskan lagi ke sofa.
"Sakit Bhimm.. elu gila ya.. kasar banget sama perempuan!" Umpat Flower dengan menantang.
"Emang elu pantas disebut sebagai perempuan?" lagi-lagi Bhima tersenyum licik.
Wajah Bhima yang selalu meneduhkan, ramah, sopan dan sangat menghargai wanita mendadak hilang seketika saat berhadapan dengan Flower.
"Mau kemana lu? Ha?" Tanya Bhima berkacak pinggang berdiri di depan Flower.
"Gue mau pergi! biarin gue pergi Bhim.. gue gak punya urusan sama elu!" Kata Flower dengan menatap tajam Bhima seolah menabuh genderang perang dengan putra keluarga Bramantya.
"Nggak ada urusan sama gue, elu bilang? gue gak akan melepaskan elu sebelum elu merasakan penderitaan yang Bhumi rasakan gara-gara ulah elu! 5 tahun, iya elu harus menebusnya dengan waktu elu selama 5 tahun!"
"Bhim.. please deh.. kejadian itu udah lama saat kita masih bocah! Maafin gue Bhim.. gue salah.." Mohon Flower yang kini menekan egonya karena Bhima yang ia kenal dulu sepertinya sudah berubah dan tidak memiliki perasaan iba sama sekali.
Menurut Bhima, Flower pantas membayar waktu 5 tahun Bhumi saat terpuruk selama kuliah di Amerika.
Bhumi saat itu benar-benar menjadi pribadi yang tidak mau interaksi sama orang lain, terlebih wanita.
Sama keluarganya saja sangat irit bicara.
Diamnya Bhumi membuat kesedihan sendiri di hati Mami Naya.
"Diam disini atau gue buat mama elu gak diterima di rumah sakit manapun. elu pasti sudah denger kan seberapa besar kekuasaan keluarga gue?" Bhumi mendaratkan tubuhnya kembali ke Sofa.
Flower membenarkan posisi duduknya dan berusaha menurunkan hots pans yang ia kenakan.
Bhumi sempat melihat paha mulus Flower sekilas, namu dia segera mengalihkan pandangannya. Jujur dalam hati kecilnya dia begitu tertarik dengan tubuh Flower. Dia lelaki normal.
Benar-benar gak tahu malu, pikir Bhima.
"Cih! hanya mengandalkan kekuasaan keluarga!" Decak Flower mengejek Bhima.
"Jaga mulut elu! mulai sekarang elu jadi budak gue! elu harus nurutin apa yang gue mau!"
"Ogah! siapa elu?" Tanya Flower dengan nada sinis.
"Oke.. bersiaplah, elu akan kehilangan mama elu, karena gue tahu mama elu butuh uang banyak untuk operasi pencangkokan ginjal dan cuci darah setiap dua minggu sekali." Kata Bhima membuat Flower terbelalak. Bagaimana bisa, dalam waktu sekejap Bhima mengetahui segala permasalahan hidupnya. Ah, uang memang berkuasa.
Air mata Flower mengalir begitu saja jika sudah menyangkut keluarganya, Mamanya adalah satu-satunya yang ia miliki di Bumi ini setelah Papanya tiada.
Bhima yang di media terkenal sebagai lelaki lembut dan selalu bersikap manis pada wanita kini nampak seperti sosok lain yang begitu kejam. Air mata Flower tidak membuatnya iba.
Bhima duduk di hadapan Flower dan meminum orange jus yang Flower bawakan tadi dengan santai tanpa mempedulikan Flower.
Flower yang sangat-sangat ingin segera keluar itupun hanya bisa pasrah sebelum Bhima menyuruhnya untuk keluar. Flower hanya bisa berdoa bahwa dia bisa menghadapi semuanya dengan kuat meskipun nyeri di kakinya akibat benturan dengan meja tadi cukup membuatnya ingin menangis.
"Ba.. baiklah.. gue mau jadi budak elu." Ucap Flower pasrah setelah melakukan perdebatan panjang dengan Bhima.
"Bagus! supaya elu tahu dimana posisi elu. Karena gue gak akan pernah tinggal diam sama orang yang menghina dan menyakiti keluarga Bramantya." Kata Bhima dengan suara lirih.
Flower gak punya pilihan lain. Flower akan melakukan apa saja demi sang mama tercinta yang sudah membesarkan dia dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Selang beberapa detik kemudian, tubuh Bhima tiba-tiba tumbang begitu saja di atas sofa.
"Bhimm bangun Bhimm." Flower menggoyang goyangkan tubuh Bhima.
"Bhim.. jangan bercanda Bhimm... please Bhim.. bangun..gak lucu Bhim.. jangan nakut-nakutin gue!" Flower mulai panik karena tidak mendapatkan respon dari Bhima.
Flower segera keluar ruangan VVIP mencari bantuan, baru melangkah keluar ruangan beberapa langkah, Flower menabrak seorang laki-laki muda yang mungkin seusianya dengan mengenakan masker dan kaca mata hitam.
"Ma.. maaf.." Ucap Flower.
"Kenapa ? ada apa? kenapa panik?" Tanya laki-laki itu menatap Flower.
"ehm.. itu.. teman saya tiba-tiba pingsan, saya mau panggil pak Alex." Jawab Flower.
" Alex sudah kembali ke rumah, katanya gak perutnya mulas. Apa yang sedang pingsan di dalam itu Bhima?" Tanya lelaki itu.
"I... iya.." Flower mengangguk.
"Pasti tadi dia minum Alkohol. Kamu antar saja Bhima ke apartemennya, di B.A Apartemen." Flower mengernyitkan keningnya karena tadi kan Bhima meminum orange jus, bukan Alkohol.
"Ta.. tapi.." Flower sempat mengingat ketika Bhima mencekram rahangnya dengan keras dan berbicara dengan posisi cukup dekat, memang sempat tercium bau alkohol dari Bhima. Namun tidak terlalu menyeruak.
"Aku bantu memapah tubuhnya ke mobil.. kamu bisa nyetir kan?" Tanya lelaki itu.
"Bisa, tapi Aku gak berani bawa Bhima ke apartemennya." cicit Flower mengingat tadi perdebatannya dengan Bhima seolah mengibarkan bendera permusuhan.
"Kamu tenang aja. aku temennya Bhima. Unit apartemennya Bhima ada di 303. Lantai 30 unit no 3. Kamu nanti tinggal bilang aja sama resepsionis buat membukakan apartemen Bhima, dia sedang mabuk, dia memang selalu begitu!" Jelas lelaki tersebut.
"Ha?" Flower tampak bingung, otaknya tiba-tiba blank.
Flower nampak ragu antara mengantar Bhima atau membiarkannya aja. Namun lelaki misterius yang tidak mau membuka masker dan kaca mata hitamnya itu terus mendesak Flower untuk mengantar Bhima pulang ke apartemen.
Dengan sangat ragu,
Flower mulai melajukan mobil mewah Bhima menuju apartemen Bhima. Beruntung jam kerjanya sudah selesai dan Flower tadi naik ojek online karena belum memiliki kendaraan.
Maklum dia baru sepekan pindah ke Ibu Kota, jadi tidak terlalu ribet dalam mobilitas kan jika menggunakan ojek online.
Mobil Bhima berhenti di lobby apartemen, seorang security langsung menghampiri mobil Bhima, karena apartemen tersebut adalah apartemen keluarga Bramantya jadi seperti biasa, akan ada orang khusus yang memarkirkan mobil keluarga Bramantya.
"Malam Nona.. biar saya parkirkan kendaraan tuan Bhima." Kata security itu nampak terkejut karena Bhima tidak pernah membawa wanita ke apartemennya. Apalagi wanita berpenampilan Sexy seperti itu tengah malam pula.
"Ehmm i.. iya pak.. bisa bantu tolong bawa Bhima masuk ke apartemennya, soalnya dia pingsan."
"Loh.. kok gak dibawa rumah sakit?"
"Ehmm pingsannya karena mabuk pak." Jawab Flower kikuk.
Security itu tampak mengernyitkan keningnya karena mereka tidak pernah melihat sekalipun Bhumi atau Bhima pulang ke apartemen dalam kondisi mabuk. Kalau Keenan, sering itupun masih tahap waras. Gak sampai pingsan.
"Ba.. baik Nona.." Security itu tampak bingung karena tidak mencium bau alkohol yang menyengat pada Bhima.
Masak minum dikit bisa mabuk sampai pingsan? pikirnya si security. Namun dia tidak mau ambil pusing mengurusi urusan orang kaya yang ribet.
🍁
Dua security itu membantu Flower memapah tubuh Bhima masuk ke dalam unit apartemennya dan merebahkannya di ranjang. Setelah tadi Flower minta bantuan pada resepsionis memberikan kode akses untuk membuka pintu apartemen Bhima.
Flower menatap Bhima nampak kasian, hingga dia pun membantu melepas sepatu dan kaos kaki yang Bhima kenakan sebelum dia meninggalkan apartemen mewah tersebut.
Karena security harus segera kembali ke pos depan untuk berjaga.
Bhima mengerjapkan matanya, Kepalanya terasa berat dan gejolak dalam dirinya tiba-tiba meronta-ronta.
"Arghhhh..." Pekik Bhima.
"Bhim.. kamu udah sadar? syukurlah.." Tanya Flower dengan wajah datarnya.
Bhima menatap Flower dengan sorot mata yang membara. Meskipun agak sempoyongan Bhima mencoba berdiri dan menarik tubuh Flower lalu menghempaskannya tubuh itu ke ranjang.
"Aww..." Teriak Flower mencoba bangun namun dengan cepat Bhima langsung menindih tubuh Flower dan menarik kedua tangan Flower ke atas kepalanya lalu mencekram pergelangan Flower dengan sangat kuat.
"Bhimmm.. ka.. kamu mau apa?" Tanya Flower gugup.
"Elu kasih apa minuman gue! ha? elu kasih apa?" Bentak Bhima yang langsung melahap bibir ranum Flower dengan gairah yang membara.
BERSAMBUNG....
Huwaaayoooo......
maaf ya.. masih tahap belajar nulis. Jadi mohon masukannya...
eh btw, menurut readers visual yang cocok untuk menjadi Bhima siapa ya? Artis indonesia aja...
alex cm nyuruh doang