NovelToon NovelToon
Membawa Benih Sang Casanova

Membawa Benih Sang Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Action / Romantis / Mafia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu.peri

Demi biaya pengobatan ibunya, Alisha rela bekerja di klub malam. Namun kepercayaannya dikhianati sang sahabat—ia terjerumus ke sebuah kamar hotel dan bertemu Theodore Smith, cassanova kaya yang mengira malam itu hanya hiburan biasa.
Segalanya berubah ketika Theodore menyadari satu kenyataan yang tak pernah ia duga. Sejak saat itu, Alisha memilih pergi, membawa rahasia besar yang mengikat mereka selamanya.
Ketika takdir mempertemukan kembali, penyesalan, luka, dan perasaan yang tak direncanakan pun muncul.
Akankah cinta lahir dari kesalahan, atau masa lalu justru menghancurkan segalanya?
Benih Sang Cassanova

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERASAAN CAMPUR ADUK

Theo melajukan mobil sport hitamnya menyusuri jalanan kota yang sudah mulai ramai di pagi hari. Pikiran masih kusut. Wajah gadis itu—Alisha—masih terus membayang, bahkan aroma tubuhnya masih terpatri jelas di ingatan Theo.

Tujuan Theo jelas: Markas Draken.

Markas mafia yang sudah berdiri sejak zaman ayah-ayah mereka masih berjaya. Kini tongkat estafet itu diteruskan oleh generasi baru—anak-anak pewaris kekuasaan lama. Termasuk Theo.

Setelah hampir setengah jam berkendara, Theo akhirnya sampai di sebuah bangunan bergaya industrial minimalis yang dari luar tampak seperti galeri seni. Tapi siapa pun yang mengenal dunia bawah tanah, tahu bahwa tempat itu adalah Markas utama Draken.

Theo langsung masuk, menyapa beberapa anggota yang sedang berjaga, dan berjalan menuju ruang tengah—tempat biasa ia dan sahabatnya, Juna berkumpul.

Sofa hitam panjang yang terletak di tengah ruangan langsung menarik pandangannya. Di sana, Juna terlihat sedang terbaring santai, sebelah tangan menutupi wajah, entah tertidur atau berpura-pura tidak ingin diganggu.

"Juna," panggil Theo, tanpa basa-basi.

Juna membuka sebelah matanya dan men de sah malas. “Astaga, pagi-pagi sudah kesini. Bukankah seharusnya kau di kantor, pura-pura jadi bos yang sibuk seperti biasanya?”

"Aku bolos. Jangan bahas kantor, mood-ku lagi buruk," jawab Theo cepat, langsung menjatuhkan diri di sofa seberang, terlihat tak bersemangat.

Juna menyipitkan mata, mencium gelagat tak biasa. "Ada apa lagi? Jangan bilang kau sedang jatuh cinta."

Theo terkekeh. "Hampir benar."

Juna duduk tegak. "Serius? Ayo ceritakan. Aku penasaran—gadis mana yang bisa membuatmu jatuh cinta selain Cleo."

Theo menarik napas panjang. “Semalam… aku tidur dengan seorang gadis.”

Juna menatap sahabatnya datar. “Wow. Mengejutkan sekali. Sebulan ini kau sudah tidur dengan berapa wanita, Theo?”

Theo menggeleng. “Ini beda, Juna. Gadis itu… polos. Tapi matanya... penuh luka. Dia datang dalam kondisi terpengaruh ob at. Dan aku…, aku tetap menyentuhnya.”

Juna mendengus pelan. “Jadi..sekarang, Kau merasa bersalah?”

Theo tertawa hambar. “Bukan. Aku cuma penasaran dan ingin melakukannya lagi.”

Juna memutar bola matanya, lalu menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa. “Dan kau datang kesini, hanya ingin pamer?”

“Bukan Juna, Aku cuma... Tidak mengerti kenapa pikiranku terus memikirkannya. dia... berbeda.”

Juna mendengus. “Berbeda bagaimana?"

Theo menoleh dengan wajah serius. “Juna… dia masih pe ra wan.”

Ucapan itu membuat Juna langsung terduduk lagi, kaget.

“Wait—jadi.. kau bilang dia virgin? Dan kau menyentuhnya... saat dia dalam pengaruh ob at?”

Theo menunduk, lalu menatap Juna dengan ekspresi tak bersalah. “Hei, dia yang datang ke kamarku. Dan dia sadar. Setidaknya, setengah sadar. Aku cuma… memanfaatkan momen.”

Juna mencubit batang hidungnya sendiri. “Kau tahu, ini bisa jadi masuk pasal.”

“Kau terlalu drama,” balas Theo santai. “Lagipula, dia dapat bayaran. Aku beri dia black card. Limitnya tak terbatas, aku yakin dia bisa membeli apapun dengan uang itu.”

Juna menatap tajam. “Jadi dia ‘sama’ seperti wanita-wanita sebelumnya bagimu?”

“Hampir,” ucap Theo sambil menatap langit-langit. “Tapi kenapa wajahnya terus menghantui pikiranku,?”

Juna menarik napas dalam. “Karena kau jatuh cinta.”

Theo langsung tertawa terbahak. “Lucu sekali. Theodore Smith, Jatuh cinta? Jangan bercanda. Aku hanya kagum dengan bentuk tubuhnya. Hutan kecil di bawah pegunungan itu begitu bersih, rapi, dan wangi. Pegunungannya... hmm, menggoda. Hampir tak muat di telapak tanganku. Dan bampernya... sempurna saat direm as. Sangat... ‘empuk’.”

Juna memejamkan mata, menyerah. “Sial, aku tidak butuh visualisasi semacam itu di otakku.”

“Pasti Kau mulai membayangkannya?” goda Theo sambil tertawa.

“Dasar gila. Kalau kau memang tertarik padanya, cari dia. Jangan hanya tidur dengan seseorang lalu menghilang seperti b*jingan.”

Theo terdiam sejenak. “Aku tidak tahu namanya.”

Juna mengelus wajahnya sendiri, frustasi. “Astaga. Kau bahkan tidak tahu siapa namanya, tapi kau ke sini mengeluh seperti pria yang baru patah hati.”

“Aku tidak patah hati. Aku cuma penasaran. Kalau aku bertemunya lagi, mungkin aku akan—”

“—tidur dengannya lagi?” potong Juna sinis.

“...Mungkin..”

Juna berdiri, mengambil botol air, lalu menatap Theo lelah. “Aku lelah. Semalaman meracik ramuan buat stok. Kalau kau mau curhat soal wanita yang kau tiduri, kau temui Gerry dan minta bantuan padanya, dia ahli IT. Pasti sangat mudah mencarinya."

"Tapi, aku tidak ingin tahu siapa dia"

"Masa bodoh," potong Juna cepat. "Kalau kau benar tertarik, cari dia. Tapi kalau hanya mau pu askan naf su, jangan ganggu aku dengan cerita hutan, gunung dan bamper lagi."

Juna kembali menjatuhkan tubuhnya ke sofa, memejamkan mata, menenggelamkan dirinya dalam keheningan yang sempat dirusak Theo.

Sementara itu, Theo hanya bisa menatap kosong ke arah lantai. Perasaannya sendiri masih campur aduk.

Dan mungkin, untuk pertama kalinya dalam hidup... dia penasaran pada wanita. Tapi, melihat gadis itu menggunakan uangnya, jadi Theo ragu dan menganggap Alisha sama seperti wanita lainnya.

"Aish.. Aku harus mencari wanita malam ini, biar aku bisa melupakan gadis itu."

Akhirnya Theo ikut berbaring di sofa, dan berniat melupakan Alisha.

1
Reni Anjarwani
doubel up
Hari Saktiawan
selamat tahun Baru juga 🎊🎊🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎊🎉🎉
Ndha: selamat tahun baru akak🤗🤗
total 1 replies
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉 selamat tahun Baru semua doa terbaik buat kita semua 🎉🎉🎉
Ndha: Aamiin... 🥳
total 1 replies
Bu Dewi
up lagi kak😍😍😍
Ndha: besok ya kak🤗
total 1 replies
Mifta Nurjanah
kurang itu hentakannya
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉🎉🎉 ayo Thor 🤗🤗🤗🤗🤗 di goyang up nya
Bu Dewi
up lagi kak🤭biasanya 2 kok ini cuma 1 seh/Whimper//Whimper//Grievance/
vj'z tri
ak hir nya ku menemukan mu ,saat haaati iiiini mulai meragukan , ku berharap engkaulah jawaban segala risau hatiku dan biarkan diriku mencintaimu hingga ujung usiaku🎉🎉🎉🎉🎉asekkkkkk
Aqillah Mustanir
up
Mifta Nurjanah
up lagi dongg minn
Bu Dewi
up lagi donk kak 🤭😄😍
Ndha: lanjut nanti kak😊
total 1 replies
vj'z tri
yakkkk itu Dady sayang Dady 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
jangan an permen toko bahkan pabrik nya bakal langsung di kasih 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ya di Dady mu dan sekarang pun bau tapi bau wangiiii princess 🎉🎉🎉🎉
Mifta Nurjanah
lanjut
Bu Dewi
wah, penasaran siapa yg gendong? masak theo sih,pasti lucu kalau thea nolak dia...hihihihihi
Ndha: tunggu kelanjutannya 🤗
total 1 replies
vj'z tri
bikin penasaran loh 🤭🤭🤭🤭
Bu Dewi
Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya waktu mereka ketemu nantinya😍😍😍🤭
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kan ibu suri di balik layar
vj'z tri
ibu suri kah 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!