NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:98.1k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membawa Shang Ni Ikut

Boqin Changing mengangkat tangannya dan cahaya samar berkilat di sekitar cincin ruang di jarinya. Dalam sekejap, sebuah kereta kuda muncul di hadapan mereka.

Kereta itu sederhana namun kokoh. Dindingnya tebal, rangkanya kuat, dan bagian dalamnya cukup luas untuk dua orang. Namun satu hal jelas mencolok. Tidak ada kuda.

Shang Mu mengerutkan keningnya. Ia menatap kereta itu beberapa detik, lalu memandang Boqin Changing dengan ekspresi ragu.

“Tidak ada kuda yang bisa dipakai di sini,” katanya akhirnya. Nada suaranya datar, namun jelas mempertanyakan maksud di balik tindakan itu.

Boqin Changing menoleh sedikit, tatapannya tetap tenang.

“Kita tidak butuh kuda.”

Sha Nuo yang sejak tadi mengamati, tiba-tiba menepuk telapak tangannya sendiri dengan wajah berseri.

“Aha! Aku paham sekarang!” serunya. “Kau berniat memasukkan Nona Ni ke dalam kereta kuda itu, lalu menggendong kereta kudanya sambil terbang, bukan?”

Ia tertawa pendek, seolah menemukan ide yang cemerlang.

Zhiang Chi ikut menimpali, mengangguk pelan.

“Benar. Dengan Ni’er berada di dalam kereta kuda, tekanan angin saat terbang akan teredam. Tubuhnya tidak akan langsung terpapar hembusan udara.”

Shang Mu terdiam sejenak, lalu mengangguk perlahan. Logika itu masuk akal.

“Ide itu memang bisa melindungi Ni’er,” katanya. “Namun…” Ia berhenti, lalu melanjutkan dengan jujur, “Aku dan Chi’er tidak bisa melakukannya. Membawa benda sebesar itu sambil terbang akan sangat mengganggu kestabilan terbang kami.”

Sebagai pendekar suci, kemampuan terbang mereka bergantung pada keseimbangan energi yang presisi. Menggendong atau memanggul sebuah benda besar dan berat di udara akan membuat aliran tenaga mereka kacau.

“Namun,” lanjut Shang Mu sambil melirik ke arah Sha Nuo dan Boqin Changing, “pendekar bumi seperti kalian berdua… pasti bisa melakukan hal semacam itu dengan mudah.”

Boqin Changing menggeleng pelan.

“Hampir tepat,” ujarnya tenang. “Tapi bukan seperti itu.”

Semua mata tertuju padanya. Ia melangkah mendekat ke arah kereta kuda, lalu mengangkat tangannya. Jari-jarinya terbuka, telapak tangannya diarahkan lurus ke depan. Tidak ada mantra yang diucapkan, tidak ada gerakan berlebihan.

Namun seketika itu juga, kereta kuda tersebut bergetar halus. Lalu… perlahan terangkat dari tanah. Roda-roda kayunya menggantung di udara, rangkanya tetap stabil, tidak miring sedikit pun. Kereta itu melayang, mengikuti gerakan tangan Boqin Changing dengan patuh, seolah ditarik oleh benang tak kasatmata.

Sha Nuo membelalakkan mata.

“Teknik telekinesis…?” katanya dengan nada campur aduk antara kagum dan kesal. “Ah sial. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu.”

Zhiang Chi menarik napas pelan, sementara Shang Mu menatap pemandangan itu tanpa berkata apa-apa. Shang Ni sendiri menatap kereta yang melayang dengan mata membulat, rasa takutnya perlahan tergantikan oleh keterkejutan.

Kini semuanya paham. Dengan cara ini, tidak ada yang perlu menggendong kereta kuda. Tidak ada beban yang mengganggu kestabilan terbang. Kereta itu akan melayang sendiri, mengikuti Boqin Changing, dan Shang Ni akan terlindungi sepenuhnya dari tekanan angin.

Boqin Changing menurunkan tangannya sedikit, membuat kereta itu tetap melayang stabil setinggi dada.

“Kita bergerak segera,” katanya singkat. “Menuju Jiankang.”

“Baik!” teriak semua orang bersamaan.

Shang Ni menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah maju. Dengan bantuan Zhiang Chi, ia menaiki kereta kuda itu. Begitu kakinya masuk, Boqin Changing menggerakkan jarinya sedikit. Pintu kereta menutup dengan sendirinya, rapat namun tidak menimbulkan suara keras. Dari luar, hanya terlihat kereta kayu sederhana.

“Duduklah dengan nyaman,” ujar Boqin Changing singkat. “Kereta ini akan stabil.”

Dari balik dinding kayu, suara Shang Ni terdengar lirih namun tegas.

“Aku baik-baik saja.”

Boqin Changing mengangguk, lalu perlahan mengangkat tangannya lebih tinggi. Kereta kuda itu pun naik beberapa meter ke udara. Dalam satu gerakan halus, tubuhnya sendiri melayang, posisinya sejajar dengan kereta. Energi tak kasatmata membungkus rangka kayu itu, menahannya agar tetap seimbang.

Shang Mu dan Zhiang Chi saling berpandangan, lalu ikut terbang menyusul. Sha Nuo melompat terakhir, tubuhnya melesat ke udara dengan tawa ringan.

“Baiklah,” katanya sambil menyesuaikan posisi terbangnya. “Aku akan anggap ini perjalanan paling aneh yang pernah kulakukan.”

Tanpa membuang waktu, Boqin Changing menggerakkan tangannya ke depan. Kereta kuda melesat, membelah udara dengan tenang. Tidak ada suara deru angin berlebihan, seolah udara sendiri memberi jalan. Rombongan itu bergerak ke arah timur, meninggalkan daratan di bawah mereka yang semakin mengecil.

Langit cerah, awan tipis bergeser perlahan. Lima belas menit berlalu dalam keheningan yang relatif tenang.

Tiba-tiba, Boqin Changing menghentikan laju terbangnya.

Kereta kuda berhenti mendadak di udara, namun tetap stabil tanpa goyangan. Sha Nuo refleks mengambil posisi bertarung, matanya menyapu langit dan sekeliling mereka. Zhiang Chi langsung memutar tubuh, bersiaga, sementara Shang Mu mengerutkan dahi, energinya mengalir siap meledak jika perlu.

“Ada musuh?” Sha Nuo bertanya cepat.

Boqin Changing tidak menjawab. Ia menatap sekeliling sebentar, lalu menurunkan tangannya sedikit, memastikan kereta tetap melayang aman. Setelah itu, ia menoleh ke arah Shang Mu.

Tatapan mereka bertemu. Ekspresi Boqin Changing… agak canggung.

“Ngomong-ngomong,” katanya, nadanya datar namun jelas terdengar janggal, “kota Jiankang itu… ke arah mana, ya?”

Udara terasa hening sesaat. Sha Nuo berkedip, lalu hampir kehilangan keseimbangan di udara.

“Hah?”

Zhiang Chi terbatuk pelan, menahan senyum yang hampir lolos. Shang Mu menatap Boqin Changing beberapa detik, seolah memastikan bahwa ini bukan lelucon. Lalu ia menghela napas panjang.

“Kau membawa kami terbang lima belas menit…” katanya perlahan, “…tanpa tahu arah?”

Boqin Changing mengangguk jujur.

“Aku tahu arahnya timur,” ujarnya. “Tapi detailnya… kurang jelas.”

Untuk sesaat, Shang Mu hanya bisa memijat pelipisnya. Akhirnya, ia maju ke depan, mengambil posisi terbang paling depan.

“Baik,” katanya pasrah. “Biar aku saja yang memimpin.”

Ia menunjuk ke arah tenggara.

“Jiankang ada di sana.”

Boqin Changing segera mengangguk, ekspresi canggungnya menghilang seketika, digantikan ketenangan biasa.

“Baik,” katanya singkat. “Silakan, Paman.”

Rombongan itu pun kembali bergerak, kali ini dengan arah yang benar. Meninggalkan Sha Nuo yang masih menggeleng-gelengkan kepala sambil bergumam pelan.

“Pendekar sekuat itu…” katanya, “…tapi soal arah tetap saja manusia biasa.”

Mereka terus terbang tanpa gangguan berarti. Langit perlahan berubah warna, dari biru cerah menjadi jingga keemasan. Matahari condong ke barat, cahayanya memantul di awan tipis dan menyelimuti rombongan itu dengan kilau senja yang hangat. Di bawah mereka, pegunungan dan hutan berganti silih berganti, bayangannya memanjang seiring waktu berlalu.

Saat matahari hampir tenggelam sepenuhnya, Shang Mu memberi isyarat untuk berhenti.

“Kita turun,” katanya. “Tempat ini sepertinya aman untuk istirahat kita malam ini.”

Boqin Changing mengangguk. Tangannya bergerak perlahan, menurunkan kereta kuda yang melayang dengan mulus. Mereka mendarat di sebuah dataran kecil yang terlindung oleh pepohonan di sisi kiri dan kanan. Begitu roda kereta menyentuh tanah, Boqin Changing menarik energinya kembali, membuat kereta itu kembali diam tak bergerak.

Api unggun segera dinyalakan. Sha Nuo mengumpulkan kayu kering dengan cekatan, sementara Zhiang Chi mendirikan tenda dengan gerakan terlatih. Dalam waktu singkat, perkemahan kecil berdiri rapi. Cahaya api menari-nari, mengusir dingin malam dan membuat suasana terasa lebih tenang.

Makan malam pun dihidangkan. Sederhana, namun hangat, daging kering, roti pipih, dan sedikit sup yang dimasak di atas api unggun. Mereka duduk melingkar, suasana jauh lebih santai dibandingkan saat terbang di udara.

Saat makan berlangsung, Shang Mu meletakkan mangkuknya dan menatap Boqin Changing serta Sha Nuo dengan ekspresi sedikit sungkan.

“Chang’er, Tuan Nuo,” katanya pelan. “Maafkan aku soal kecepatan terbang kami.”

Ia menarik napas sejenak sebelum melanjutkan.

“Jika kita mengandalkan kecepatan seperti hari ini, perjalanan menuju Kota Jiankang kemungkinan akan memakan waktu sekitar lima hari.”

Sha Nuo tertawa ringan sambil melambaikan tangannya.

“Ah, itu bukan masalah besar. Lima hari bukan apa-apa.”

Boqin Changing mengangguk setuju.

“Yang penting semua aman,” katanya tenang. “Tidak perlu terburu-buru.”

Shang Mu tampak sedikit lega mendengar jawaban itu.

Saat suasana mulai hening kembali, Shang Ni tiba-tiba bangkit dari duduknya. Ia mengeluarkan sebuah kecapi yang terbungkus kain sederhana. Kayunya halus, senarnya berkilau samar terkena cahaya api unggun.

Ia menatap orang-orang di sekelilingnya satu per satu, lalu tersenyum lembut.

“Kalian pasti lelah,” katanya pelan. “Biarkan aku menghibur kalian malam ini.”

Tanpa menunggu jawaban, Shang Ni duduk di dekat api unggun. Jarinya menyentuh senar kecapi, dan alunan nada pertama pun mengalir. Lembut, jernih, namun memiliki kedalaman yang membuat suasana sekitar seketika berubah.

Ia mulai bernyanyi. Suaranya bening dan tenang, mengalun mengikuti irama kecapi. Lagu itu sederhana, tentang perjalanan, tentang langit senja dan rumah yang jauh, namun setiap nadanya terasa menyentuh.

Boqin Changing terdiam. Tatapannya tertuju pada Shang Ni, ekspresinya sulit dibaca. Sha Nuo yang biasanya tak bisa diam pun membeku, mulutnya sedikit terbuka.

“…Suara ini,” gumam Sha Nuo pelan, hampir tak terdengar. “Bagus sekali.”

Alunan kecapi dan suara Shang Ni menyatu dengan gemeretak api unggun dan desir angin malam. Untuk sesaat, kelelahan perjalanan, bahaya yang mengintai, dan tujuan berat di depan seakan menghilang.

Di bawah langit gelap, mereka hanya duduk dan mendengarkan. Terkejut, terhanyut, dan tanpa sadar merasa beban mereka sedikit lebih ringan dari sebelumnya.

1
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
zkr junior
jadi kurang seru
Mamat Stone
teruskan Thor

💥💥💥💥
Mamat Stone
nanggung banget Thor
🔥🔥🔥
ira citra
luar biasa
Anonymous
lanjuttkaaannn
John Travolta
mantul
John Travolta
lagiiiii 😍
hamdan
super sekali
hamdan
mantulita
Duroh
lagi thor
Joko
gasssssss
Joko
jossssss 👍
Wanfaa Budi
lagi thor
Wanfaa Budi
mantapppp
Mulan
gas terus thor
Mulan
lanjutkannnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!