Menjadi Ibu Susu Anak Adik Ipar

Makin hari semakin banyak orang yang dievakuasi membuat Arga senang, Melihat mereka selamat walaupun sebagian luka-luka. dan banyak ratusan korban jiwa yang sudah diketemukan saat air sudah surut. Ratusan orang lagi hilang belum diketemukan masih tertimbun oleh lumpur atau terbawa arus yang diakibatkan oleh banjir. hanya butuh sehari beberapa kampung sudah hilang entah kemana, akibat curah hujan dan air meluap mengakibatkan banjir bandang. Wajah lelah dan pasrah korban membuat hati Arga terenyuh. Banyak yang terpisah dengan keluarganya. Orangtua terpisah dengan anak-anaknya. dengan saudara, dengan kerabat. Terpisah Karena keadaan atau kematian, setelah air surut mereka langsung mencari sanak keluarga mereka. Wajah pasrah mereka tergambar jelas, kesedihan, ketakutan karena kehilangan semua terpampang jelas disana.

Gelondongan-gelondong kayu yang menghantam rumah, kendaraan dan jembatan saat banjir, kini berserakan dimana-mana saat air sudah surut menjadi pemandangan yang memprihatinkan, tidak mungkin awan menurunkan kayu. Kalau bukan karena tangan-tangan rakus manusia. Mungkin kini mereka pun ikut merasakan perbuatan mereka sendiri. Ikut terseret arus air. Tapi menyesal pun sudah terlambat karena kuasa Allah itu nyata. Allah hanya ingin memperlihatkan kekuasaannya, hanya dengan ijinnya bisa menggulung dunia ini.

Untungnya bantuan segera datang, jadi Arga tidak perlu turun lagi mereka datang tepat waktu. Hanya dengan menyibukkan diri Arga bisa melupakan kesedihannya. Bukan Arga ingin menghindari masalah yang tengah dia hadapi tapi Arga lebih memilih meredam emosi yang takut akan menghancurkan kebahagiaan keluarganya, terutama anak dan kedua orang tuanya jika tahu istri dan kakak kandungnya diam-diam selingkuh dibelakangnya. Dia khawatir penyakit jantung papahnya kambuh jika mendengar berita yang sangat luar biasa mengejutkan.

Arga ingin berdamai dengan hatinya. Setelah semua bisa Arga hadapi dia akan langsung menemui Talita istrinya untuk meminta penjelasan. Tapi untuk sekarang lebih baik dia menghindar untuk sementara. Untungnya Ameera adalah putri kandungnya itu membuat Arga sedikit lega. Arga sudah melakukan tes DNA setelah dia tahu istrinya itu selingkuh.

arga yang tidak ada kabar membuat Tantri dan Arya khawatir. Sudah dua bulan putranya itu tidak pulang atau menghubungi mereka. Sedangkan Talita istri arga semakin hari semakin menjadi. Karena suaminya tidak ada kabar dan ponselnya pun tidak aktif. Semua panggilan dan chatnya tidak ada yang dibalas semenjak pria itu Pergi tugas. Menimbulkan tanda tanya pada dirinya. Seketika itu juga terlintas dalam benaknya " apa mas Arga selingkuh dengan wanita sialan itu?" Tebaknya. Karena tak biasanya Arga tidak menghubunginya dalam waktu yang lama. " Lihat saja kalau dia berani selingkuh dibelakang ku. Aku akan pastikan dia akan menyesal" ancamnya entah pada siapa

Talita sangat mencintai Arga. Cintanya hanya milik Arga seorang tapi tidak dengan tubuhnya. Karena tubuhnya tidak bisa berbohong. Tubuhnya selalu merespon setiap terkena sentuhan seperti ada aliran listrik dalam tubuhnya. ada magnet yang bisa menarik dirinya ke pelukan pria lain. Walaupun Talita tau apa yang diperbuatnya salah. Tapi semua yang dia lakukan karena suaminya itu tidak ada saat dia membutuhkan sentuhannya. Jadi menurutnya dosa yang dibuat olehnya selama ini, karena kesalahan dari suaminya Arga, yang selalu meninggalkan dan mengabaikannya.

"Wih.. duda baru makin glowing aja" ledeknya pada Angga yang baru datang, membuat rekan-rekan satu divisinya tertawa menyambut kedatangannya. Hari ini Angga resmi menyandang status duda setelah putusan pengadilan agama. "Sialan Luh pada" ujarnya sambil tertawa kecil. " Bro nanti malam keluar yuk. Buat ngerayain status baru Lo" ajak Pras rekan Angga. " Boleh tuh, kemana nih kita?" Ujar rekan yang lain " pulang kerja kita pastikan, mau kemana kita nanti" ujar rekannya lagi "ok, sip" akhirnya setelah berbincang mereka mulai bekerja.

"Tatata" panggil Hani yang baru datang dari toilet sambil berlari kecil " apa Han?" Jawab Talita tanpa menatap kearah Rekannya itu. Dia sedang sibuk dengan laptopnya " berhenti dulu" ujar Hani memegangi tangan Talita agar berhenti berkerja dan mendengarkannya. Mau tak mau Talita sekarang menatap rekannya yang sedang nyengir " kamu mau ngomong apa Han?" Tanya Talita akhirnya " hihi..apa benar kakak ipar mu itu sudah jadi duda?" Tanyanya antusias sambil manggut-manggut seperti anak kecil.

" Ooo .. kirain mau nanya apa? Ga penting" ucap Talita mulai kembali bekerja lagi tanpa menjawab pertanyaan Hani, membuat Hani kesal karena dicuekin" Masa gak penting sih Ta?" Ujarnya lagi menahan tangan Talita.

"Nanti jam istirahat kita bicara lagi ok, sekarang kerjaan kamu numpuk tuh dimeja" ujar Talita menunjuk kearah meja kerja hani. Rekannya ini kalau belum mendapatkan jawaban darinya. pasti tidak akan diam.

Setelah jam istirahat tiba Hani cepat-cepat menghampiri talita karena takut Talita segera pergi makan siang duluan.

"Ta" panggil Hani menagih janji rekannya itu, membuat Talita menepuk jidatnya sendiri. " Sambil makan siang ok" ujarnya membuat Hani tersenyum.

Akhirnya mereka makan siang dengan beberapa rekan yang lainnya. Mereka sengaja mengambil tempat di pojokan agar mereka leluasa untuk bergosip. " Iya.. mas Angga udah resmi jadi duda" ucapan Talita disambut bahagia oleh kedua rekannya. "Kok mereka bisa bercerai sih? apa lu ketahuan sama bininya?" Membuat Talita kaget dengan ucapan rekannya itu. Dari mana mereka tahu kalau Angga dan dia berselingkuh. "Kami udah tahu kok, kalau kamu selingkuh dengan Angga" ujar Hani yang melihat wajah kaget Talita. Karena Hani pernah ngintip Talita berhubungan intim dengan Angga digudang barang.

"Hmm" Talita buang napas kasar. " Gw juga mau kaya elu, kalau bisa sih" Ujarnya pingin merasakan milik Angga masuk ke miliknya. Membuat mereka tertawa " mana Erika?" Tanya Talita karena mereka biasa berempat. " Ah..paling juga diruangan nya pak Ardi" ujar Mila " pak Ardi atasan kita?, apa ada masalah dengan pekerjaannya?" Tanya Talita penasaran " iya pak Ardi atasan kitalah siapa lagi. Yang namanya Ardi disini" sahut Hani " bukan ada masalah, tapi lagi nyari enak di sana" membuat Talita berpikir keras, melihat Talita yang sedang berpikir. Mila langsung nyahut. " Lagi main anak-anak kan" sahut Mila membuat Talita kaget " apa masih kuat dan berdiri" karena pak Ardi diperkirakan usianya sudah menginjak kepala tujuh.

" Lumayan aja kali. Kaya ada yang menggelitik gitu..." Ujar Hani membuat Talita dan Mila tertawa " emang elo pernah han?" Tanya Mila dengan tawa yang belum reda. " Hmm" ujar Hani karena dia memang pernah sekali melakukannya dengan bos tuanya itu.

Makin terpingkal saja mereka. " Eh.. tapi pak Anwar juga gak kaleng-kaleng loh miliknya. Tapi sayang pantat gw sakit. Sampai gw seminggu nahan BAB" jelasnya karena pria itu lebih suka main lewat lubang belakang ketimbang apem miliknya karena katanya kurang gigit. Awalnya sih sakit tapi lama kelamaan enak juga. Hanya dia tidak mau melakukannya lagi dia area sana.