NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Tanpa diduga, satu tangan William menutup bibir Ayu yang sejak tadi terbuka. “Jangan lebar-lebar, nanti nyamuk bisa masuk,” bisiknya tepat di telinga Ayu.

Gadis itu pun salah tingkah. Pipinya merah merona menahan malu akibat ulah majikannya yang memberi harapan palsu. “Apa yang aku pikirkan,” batin Ayu kesal.

“Kenapa pipi kamu merah?” tanya William pura-pura tidak tahu. Padahal dia sengaja melakukannya.

“Me-merah? Ti-tidak!”

William tersenyum samar. Dia sukses mengerjai pelayannya yang menarik perhatiannya sejak kedatangannya ke Indonesia.

“Buatkan lagi nanti antar ke ruang kerja saya,” titah Tuan Muda William.

Setelah kepergian Tuan Mudanya, Ayu bergegas membuatkan lagi air lemon hangat dengan membawa beberapa kue buatannya. Jika dia tidak mau makan masakannya, setidaknya mau merasakan kue buatannya. Siapa tahu nanti bisa berubah pikiran dan mau makan di rumah agar dirinya tidak kena omelan Maya.

Tidak butuh waktu lama gadis itu membawa segelas air lemon ke ruang kerja Tuannya. Karena William belum terlihat batang hidungnya, dia taruh nampan berisi kue dan minuman diatas meja kerjanya. Ada rasa takut karena ini adalah area terlarang, tetapi ini adalah perintah. Selesai dengan tugasnya, Ayu bergegas keluar ruangan takut kalau ada apa-apa.

Beberapa menit setelah kepergian Ayu, William memasuki ruang kerjanya. Dia duduk di kursi kebesarannya sambil membuka layar laptop. Memeriksa semua email yang masuk. Pandangannya teralihkan pada piring kecil berisi kue coklat yang menurutnya itu terlihat sangat manis.

“Untuk apa dia berikan ini? Bukannya sudah aku larang?” gumam William. Meski begitu dia tetap mengambil secuil kue yang dibuat Ayu.

Sedikit demi sedikit lama-lama semua habis tak tersisa. “Rasanya lumayan enak dan tidak terlalu manis.”

Bahkan air lemon pun juga tak tersisa. Rupanya William menyukai kue buatan gadis kecil itu. Karena pekerjaannya sudah selesai, laki-laki itu membawa nampannya ke dapur sekalian mengambil air putih untuk di kamarnya.

“Tuan,” cicit gadis itu terkejut tiba-tiba Tuannya ada di belakangnya. “Ada yang bisa saya bantu?”

“Ini.” William memberikan nampan di tangannya. Melihat gelas dan piring kosong, wajah Ayu terlihat senang. Namun, sedetik kemudian dia disadarkan dari kenyataan.

“Kuenya jatuh,” tutur William lalu pergi mengambil gelas di rak sambil tersenyum samar. Dirinya tahu kalau gadis itu kecewa mendengar jawabannya.

“Ja-jatuh? Di mana, Tuan? Setelah ini biar saya bersihkan.”

William gelagapan. Dirinya tidak berpikir sejauh itu. Katanya memiliki otak cerdas, tapi masalah begini saja dia tidak bisa menebak. “Tidak usah. Sudah beres.”

Dia langsung pergi meninggalkan Ayu merenungi kuenya sendiri di dapur. “Aku pikir tadi habis dimakan, ternyata jatuh. Hah …”

Karena hari sudah malam, Ayu segera membereskan dapur dan kembali ke kamarnya untuk memberi kabar ibunya. Itu adalah rutinitas malamnya.

.

.

.

Pagi ini berjalan seperti biasa, hanya ada sedikit insiden William terpeleset saat akan keluar kamar mandi. Entah bagaimana kejadiannya dia bisa terjatuh begitu saja selesai mandi. Tidak ada yang cedera parah hanya tangan kanannya yang sedikit memar karena dia gunakan untuk menyangga beban tubuhnya jatuh ke lantai.

“Ayu,” panggil William dari lantai dua.

Ayu bergegas menuju kamar Tuan Mudanya meninggalkan cucian piringnya. Tidak ada yang menarik darinya pagi ini. Ayu hanya menggunakan rok panjang dan kaos polos dengan rambut di ikat ke atas menampakkan leher jenjangnya.

“Ada yang bisa dibantu, Tuan?” tanya Ayu begitu polos.

“Tolong carikan dasi yang sesuai dengan baju ini,” titah sang Tuan Muda.

Ayu menatapnya penuh tanda tanya.

“Tadi pagi saya terjatuh dan tangan saya terkilir,” jelas William. Dia tahu maksud pandangan pelayannya.

“Terkilir? Apa parah? Perlukah saya bawa ke tukang urut?”

“Tukang urut?” cicit William. Dia tidak tahu apa itu tukang urut. Karena hidupnya di luar negeri tidak pernah mendengar tukang urut, hanya ada dokter saja dan terapi pijat.

Tangan Ayu memperagakan memijat tangannya.

“Pijat?”

Gadis itu mengangguk antusias. “Iya.”

“Tidak perlu. Cukup carikan saya dasi dan tolong pasangkan juga.”

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!