Sinopsis:
Dulu, ia adalah seorang jenderal setia yang hidup dan mati di medan perang. Tak pernah terpikir olehnya, jiwanya akan terbangun dalam tubuh penguasa paling ditakuti — Kaisar Tiran, Ethan Lazarus Gilardio.
Kejam, tanpa belas kasihan, dan dibenci rakyatnya, sang Kaisar ditakdirkan untuk hancur. Namun kini, dengan hati seorang prajurit dan kebijaksanaan seorang panglima, ia harus menapaki jalan kekuasaan dan intrik sebagai pemimpin sebuah kekaisaran.
Namun tantangan terbesarnya bukanlah takhta itu sendiri, melainkan wanita yang duduk diam di sisinya — sang Permaisuri, istri yang lama diabaikan dan tak pernah dicintai.
Dihantui oleh dosa-dosa sang Kaisar dan digerakkan oleh kehormatannya sendiri, sang jenderal yang terlahir kembali bersumpah untuk melindunginya, merebut hatinya, dan menulis ulang takdir sang tiran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paman Viin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.6
Jesselyn bertambah gugupnya saat Ethan menatapnya lebih intens tanpa berniat mengalihkan tatapannya darinya.
"Baiklah. Apa yang kau mau dariku, Permaisuri??" Tanya Ethan.
Diluar dugaan, Ethan menyetujuinya. Jesselyn bersorak dalam hati lalu berkata,
"Aku ingin Yang Mulia berjanji tidak akan mengambil Selir walau belum mencintaiku." Ucap Jesselyn serius.
Raut wajah Ethan berubah datar. Ia hanya menatap dalam Jesselyn. Jesselyn menundukkan kepalanya karena sepertinya ia tak akan bisa memiliki Ethan seperti mimpinya.
Namun lagi-lagi diluar dugaan, Ethan justru tertawa keras sampai air matanya keluar. Jesselyn menatap bingung apa yang ditertawakan Ethan.
"Hahahahahahahahahha, kukira kau akan meminta Kekaisaranku tapi rupanya hanya hal seperti itu. Hei asal kau tahu, kau wanita pertama yang aku ajak bicara." Ucap Ethan sambil mengelus rambut Jesselyn yang terkejut dan tidak menolak sentuhan itu.
"Baiklah, aku berjanji untuk tidak mengambil Selir sampai kapanpun. Sudah, aku akan ke Aula Istana. Jaga dirimu dan terima kasih syalnya. Akan kupakai nanti saat dingin." Lanjut Ethan lalu menyimpan kotak syal dalam laci meja kerjanya dan pergi beranjak keluar dari ruang kerja.
Melihat sang Kaisar keluar, Pelayan yang ada diluar berlutut lalu bersujud sementara Count Erland menundukkan kepalanya.
Ethan mengkode Count Erland dengan matanya. Count Erland mengangguk dan mengekori Ethan.
Tak lama kemudian, Jesselyn keluar. Wajahnya masih memerah. Ia bahkan tak menanggapi Marry dan berjalan cepat.
Marry kelihatan tergesa-gesa mengikuti junjungannya.
Sesampainya Ethan di Aula Istana, ia disambut Duke George dan Marquis Lotso serta Juru Tulis Kekaisaran. Mereka bertiga serempak memberi salam dan menundukkan kepalanya.
"Juru Tulis!! Tulis Dekritku dengan baik!" Ucap Ethan dari atas tahta.
"Baik, Yang Mulia." Ucap Juru Tulis.
Ethan lalu menolehkan kepalanya melihat ke arah Duke George dan Marquis Lotso.
"Kalian berdua akan menjadi saksinya!"
"Baik, Yang Mulia." Ucap keduanya.
Ethan mengangguk lalu menghela napas panjang lalu berkata,
"Aku, Ethan Lazarus Gilardio selaku Kaisar Kekaisaran Agung Gilardio dengan ini memerintahkan seluruh rakyat pria minimal 16 tahun dan maksimal 20 tahun untuk mengikuti pelatihan militer selama 1 tahun lamanya. Setelah itu mereka bisa memilih apakah menjadi bagian militer Kekaisaran atau kembali menjadi warga biasa." Ucap Ethan.
Marquis Lotso hanya mengangguk. Ia tak akan menentang perintah Ethan jika tak mengancam hartanya.
Namun, ekspresinya langsung berubah saat Ethan berkata lagi,
"Dan setiap pejabat Istana baik rendah ataupun tinggi, laki-laki atau perempuan harus menurunkan pajak rakyat dari wilayah yang dikelolanya dan dalam bidang apapun dari 40% menjadi 20%. Hal ini tak bisa diganggu gugat. Siapa saja yang menolak atau bahkan masih menarik pajak lama, maka bisa meletakkan kepala mereka di bilah pemenggalan."
Marquis Lotso ingin memprotes. Tapi saat melihat Ethan, ia segera mengenyahkan pikirannya. Walaupun dipotong ia tetap mendapat pendapatan daripada berakhir di pemenggalan.
"Sudah kau tulis semua?" Tanya Ethan pada Juru Tulis Kekaisaran.
"Sudah, Yang Mulia."
"Baiklah. Kalian semua bisa pergi dan Jendral Agung! Aku ingin kau dan pasukanmu yang ada didalam Kekaisaran untuk menyebarkan Dekrit ini."
"Baik, Yang Mulia." Angguk Count Erland..
Mereka semua yang ada disana akhirnya keluar meninggalkan Ethan yang duduk di tahta kecuali Duke George.
"Maafkan kelancangan orang tua ini, Yang Mulia. Ada yang ingin aku katakan." Ucap Duke George.
"Katakanlah."
"Aku telah berhasil menemukan suatu hal yang menarik tentang bandit rambut merah. Itu adalah sebuah surat yang dikirim dari dalam Kekaisaran dan memiliki cap Kekaisaran Rivalia." Ujar Duke George sambil menyerahkan surat yang ia temukan.
Dalam Geografisnya, Kekaisaran Agung Gilardio merupakan Kekaisaran terbesar dan terkuat diantara lima Kekaisaran lainnya yang menghuni benua sembilan bintang.
Gilardio, Rivalia, Estoria, Teres, dan Thersia adalah nama dari lima Kekaisaran ini. Kekaisaran Agung Gilardio hampir memiliki 2/4 wilayah benua sembilan bintang.
Membentang dari laut utara sampai ke laut selatan serta diapit Kekaisaran Rivalia dan Kekaisaran Thersia. Kekaisaran Rivalia selalu saja mencoba berulang kali menundukkan Kekaisaran Agung Gilardio dan berulang kali juga mereka dikalahkan.
"Kenapa kau bisa menyimpulkan surat ini dari dalam Kekaisaran, Duke??" Tanya Ethan sambil membaca surat perintah itu.
"Kertasnya, Yang Mulia. Kertas yang digunakan menulis surat yang aku temukan tak bisa ditemukan di Kekaisaran Rivalia." Jawab Duke George.
Ethan mengerutkan keningnya dan sedikit berpikir. Ia ragu apa ini pengkhianatan atau adu domba agar mengacaukan Kekaisaran.
