Transmigrasi Aziya

Gabriel Emmanuel Lawrence

Dia putra satu-satunya dari pasangan Gilbert Lucius Lawrance dan Jessica Caitlin Lawrence. Dia juga mempunyai seorang adik perempuan berumur tiga tahun bernama Gabriella Sylvia Lawrence.

Gabriel memiliki pahatan yang sempurna kulit putih bersih,rahang tegas, mata tajam, hidung mancung dan bibir merah alami. Gabriel memiliki tinggi 181 cm dan jangan lupakan perut kotak-kotak nya karena sering nge-gym.

Tidak sedikit wanita yang menjadikan Gabriel sebagai tipe idealnya. Apalagi dia penerus satu-satunya keluarga Lawrence karena kakeknya hanya memiliki satu orang anak yaitu Gilbert. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mencari perhatian tuan muda Lawrence itu tetapi tidak ada satu pun yang dapat menarik perhatiannya.

Di mata semua orang Gabriel adalah sosok yang sempurna tetapi di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sebaik apapun orang itu pasti punya kekurangan, sama seperti Gabriel, dia juga punya kekurangan yaitu kurangnya kasih sayang orang tua.

Ketika dia berumur lima tahun kedua orang tuanya bercerai. Mereka menikah karena perjodohan tidak ada cinta di dalamnya. Awalnya semuanya baik-baik saja sampai jessica, mama gabriel memergoki Gilbert berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Jessica yang tidak terima pun menggugat cerai Gilbert.

Anak sekecil itu di paksa untuk memilih ayah atau ibunya. Lawrence, kakeknya yang marah besar pada Gilbert memutuskan untuk membawa Gabriel, dia tidak memperbolehkan Gilbert menemui Gabriel sampai dia menyadari kesalahannya.

Setelah bercerai Gilbert memutuskan untuk menikahi kekasihnya karena waktu itu dia sedang mengandung anaknya. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar sampai anaknya berusia tujuh tahun, tetapi harus kandas saat dia mengetahui ternyata anak yang dikandung istrinya itu bukan anak kandungnya.

Gilbert murka dan langsung menceraikan istrinya, dia membuang wanita dan anak itu ke pelosok tanpa memberinya uang.

Gilbert menyesal karena telah menyia-nyiakan istri dan anaknya yang tidak pernah dia temui tujuh tahun terakhir ini. Gilbert menemui Jessica,meminta untuk rujuk kembali dan ditolak mentah-mentah oleh mantan istrinya.

Gilbert tidak putus asa, ia terus menemui istrinya walau harus mendapatkan penolakan berkali-kali. Gilbert masih bisa bersabar karena dia tau itu kesalahannya. Ketika tau bahwa Jessica sedang dekat dengan orang lain, Gilbert hilang akal lalu memperkosa Jessica hingga hadir lah Gabriella.

Lalu mereka menikah kembali, meski Jessica terpaksa. Gabriel yang waktu itu berumur tiga belas tahun tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, akhirnya penantiannya selama ini membuahkan hasil. Tetapi semua tidak seperti apa yang dia bayangkan. Dia pikir memiliki keluarga lengkap akan merubah hidupnya,tetap saja. Ayahnya gila kerja dan ibunya pun begitu . Ego membuat mereka menelantarkan anak-anaknya.

Ketika memasuki kelas sebelas, dia memiliki perasaan yang tidak biasa pada adik kelasnya.

Semuanya berawal dari Gabriel menyaksikan sendiri Azira yang dibully Queen bullying. Waktu itu, dia merasa biasa saja karena mereka sering  merundung anak-anak lain tapi lama kelamaan dia menjadi sedikit iba,hanya sedikit.

Melihat perlakuan keluarganya yang begitu buruk pada Azira, ada desiran aneh dihatinya. Lama kelamaan hatinya ikut sakit melihat Azira menangis. Tangisan pilu yang membuatnya ikut merasakan apa yang Azira rasakan. Hingga pada akhirnya ia memilih mendekati Azira dan mengklaim Azira menjadi miliknya.

Awalnya Azira menolak. Tapi ia tentu tidak suka ditolak dan memaksa Azira menjadi kekasihnya. Azira dengan terpaksa menyetujui nya dengan syarat harus backstreet, ia juga tidak ingin semakin di bully karena berpacaran dengan most wanted.

Gabriel menunduk menatap seorang gadis kecil yang menarik ujung bajunya, Gabriel tersenyum kecil dan menggendong gadis kecil itu dan duduk dimeja makan.

"Ella ngapain hm?"

Gabriella menunjukkan tangannya yang terlihat memar. Gabriel yang melihat itu menatapnya dengan mata tersirat setajam elang.

"Mi kul."tangan Gabriel terkepal kuat mendengar maminya memukul adik tersayangnya lagi.

"Dimana mami?"tanya Gabriel dengan lembut tapi tersirat kemarahan disana.

"Ella sayang maafin mami nak"terlihat seorang wanita paruh baya berjalan tergesa-gesa kearah mereka dengan wajah penyesalan nya.

Gabriel bangkit, ia mendudukan Gabriella dikursi meja makan sambil menatap tajam kepada maminya.

"Masih berani anda nyakitin adik saya!"Jessica menggeleng dengan air mata yang hampir luruh.

"Mami nggak sengaja, mami minta maaf"Gabriel menghempas kasar tangan Jessica yang menggenggam tangannya, ia beralih menggendong Gabriella pergi dari hadapan Jessica. Ia tidak mau menyakiti Jessica nantinya karena amarahnya sekarang sangat membuncah.

Dulu Jessica sangat menyayangi nya. Semenjak nikah kembali dengan papinya, Jessica berubah, dia menjadi dingin dan kasar. Termasuk kepada bayi kecil nya dulu. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Gabriel merasakan maminya itu sedikit berbuah lebih hangat.

"Maafin mami hiks..."

...~ Transmigrasi Aziya ~...

"Hei Cupu"Aziya menatap datar tiga orang dihadapannya. Salah satunya berdiri tepat dihadapan Aziya sambil menatapnya remeh.

Aziya tersenyum miring. Gadis ini yang dulu sering membully Azira. Gadis yang dijuluki Queen bullying. Queen bullying ya? Mau lihat Queen bullying itu bertarung dengan Queen Badas?

"Udah berani natap gue sekarang ya?"Aziya yang hanya duduk dikursi kantin seorang diri menaikan bahunya acuh.

Pranggg

Aziya sedikit tersentak saat Liana gadis itu melempar makanan yang di makan Aziya. Aziya menunduk mengepalkan tangannya menahan amarah, ia semakin marah saat Liana menarik kasar rambutnya.

Aziya mencengkeram tangan Liana dengan kuat, belum sempat Liana meringis, tubuhnya sudah terhempas hingga membentur ubin. Semua penjuru kantin melotot tak percaya melihat betapa besarnya tenaga Aziya.

Aziya dengan mata tajamnya berjalan dua langkah kehadapan Liana yang sudah meringis menahan sakit tubuh nya. Sementara 2 temannya tak berniat membantu, mereka malah terdiam dengan tatapan syoknya.

Aziya menginjak kaki Liana yang hendak berdiri, ia tersenyum menyeringai menatap wajah kesakitan Liana. Aziya melipat tangan diatas dada sambil menatap remeh Liana.

"Queen bullying?"Aziya sedikit menunduk."segitu doang kemampuan lo?"ucapnya setengah berbisik tapi semua orang masih bisa mendengar nya.

Aziya dapat melihat tatapan marah dari Liana. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Aziya masih menginjak kakinya.

"Aahh!" Liana berteriak histeris saat merasakan sepatu Aziya menusuk betisnya.

"Sekali-kali lo harus ngerasain dibully"Aziya tersenyum penuh arti. Ia mengambil air jus alpukat entah milik siapa disebelah nya. Aziya dengan Santai menuangkan jus alpukat itu tepat ditubuh Liana hingga membuat Liana menjerit dengan wajah memerah menahan amarah.

"Bangsad!"

Aziya menghiraukan umpatan Liana. Ia mengangkat kakinya yang menginjak betis Liana, terlihat jelas betis itu terluka. Tapi Aziya tidak peduli.

"Ck sampah menyusahkan!"sinis Aziya dan setelah itu meninggalkan Liana yang menatap marah sekaligus tidak percaya. Orang yang dulu menangis saat ia tindas tidak mungkin berubah secepat itu kan?

Gabriel yang duduk dipojok ruangan berdiri, ia keluar Kantin mencari gadisnya. Ia senang melihat gadisnya itu berani melawan, tapi ia juga masih tidak bisa percaya kalau Aziya bisa berubah drastis hanya karena hilang ingatan. Sangat tidak masuk akal.

"Gue harus cari tau"