NovelToon NovelToon
Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Vampir / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Harem
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Mengisahkan kehidupan seorang siswa laki-laki yang telah mengalami patah hati setelah sekian lamanya mengejar cinta pertamanya. Namun, setelah dia berhenti ada begitu banyak kejadian yang membuatnya terlibat dengan gadis-gadis lain. Apakah dia akan kembali ke cinta pertamanya, atau akankah gadis lain berhasil merebut hatinya?

Ini adalah kisah yang dimulai setelah merasakan patah hati 💔

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aneh Tapi Nyaman

...Note : Di Chapter ini aku pake POV 1 dari si cewek...

......................

Masih dengan rambut yang sedikit basah, aku mengikuti cowok itu ke dapur.

Entah kenapa aku masih ngerasa canggung. Wajar sih. Aku ada di rumah orang asing. Cowok. Malam-malam. Sendirian. Dan aku bahkan nggak tahu siapa namanya.

Apa aku bodoh? batinku. Tapi… dari cara dia bicara, cara dia ngajak ngobrol, sampai caranya lebih milih basah demi nutupin aku tadi... aku tahu dia nggak berniat jahat.

Tapi tetap aja... ini pertama kalinya aku ada di situasi seperti ini. Jantungku rasanya deg-degan bukan main. Campur antara takut, bingung, dan... penasaran.

Cowok itu sibuk membuka rak mie instan sambil nyusun beberapa bungkus ke atas meja. Sementara itu, aku memberanikan diri bertanya.

"Di kulkas ada bahan apa aja?"

Dia menoleh sekilas dan tersenyum, "Liat aja sendiri, boleh kok."

Aku mengangguk pelan, lalu membuka pintu kulkas. Sebuah cahaya dingin langsung menyambutku.

Hah… isinya bener-bener anak kos banget, pikirku sambil menghela napas kecil.

Di dalam kulkas cuma ada minuman botol dan kaleng, beberapa butir telur, sosis plastik, dan nugget di freezer.

"Boleh aku tambah telur sama sosis?" tanyaku pelan, sambil menoleh ke arahnya.

Dia menengok dan nyengir santai, "Ya, boleh. Aku juga mau pake itu."

Sekarang aku merasa sedikit lebih tenang. Aku mulai membuka plastik sosis dan mengeluarkan beberapa batang, lalu memecahkan telur ke dalam mangkok kecil. Tanganku bergerak otomatis, seperti kebiasaan tiap kali masak di rumah, meski kali ini dapurnya berbeda dan... ada orang lain.

Cowok itu memperhatikanku sambil menuang air ke panci mie. "Kayaknya kamu lebih jago masak deh daripada aku."

Aku hanya diam, lalu mengangkat bahu sedikit. "Aku sering masak sendiri."

"Mantap. Aku jadi aman malam ini, nggak keracunan, haha."

Aku menahan senyum, tapi sudut bibirku terangkat sedikit. Entah kenapa... aku nggak nyangka dia bisa sesantai ini. Tapi ya, kayaknya memang dia orangnya kayak gitu.

"Nanti telur ama sosisnya aku tumis aja ya, biar lebih wangi," ucapku sambil mengambil sedikit minyak.

"Oke, sip. Jadi lapar banget nih," balasnya sambil duduk di kursi dekat meja makan kecil.

Saat mulai menggoreng, aroma harum telur dan sosis langsung memenuhi dapur kecil itu. Aku sesekali mencuri pandang ke arahnya. Dia kelihatan lelah, tapi wajahnya ramah. Nggak banyak gaya, tapi... ada sesuatu yang bikin aku ngerasa aneh.

Hangat.

Ya. Meskipun hujan deras di luar, dan meskipun aku lagi bersama orang asing, tapi... ada rasa hangat yang pelan-pelan muncul. Rasa nyaman yang nggak bisa dijelasin.

Aneh banget.

Aku menuangkan mie ke dalam dua mangkuk. Aroma gurih dari kuah panas bercampur dengan wangi sosis dan telur yang baru matang... bikin perutku bunyi sendiri. Malu sih, tapi yah, lapar.

"Maaf ya, dapurnya berantakan," ucap Ferdi sambil membawa dua sendok dan meletakkannya di meja.

"Nggak apa-apa," balasku singkat.

Kami duduk berhadapan di meja makan kecil itu. Lampu dapur yang kuning redup, suara hujan yang masih deras di luar jendela, dan aroma makanan hangat... entah kenapa semuanya terasa damai. Padahal barusan aja aku masih deg-degan setengah mati.

"Aku mulai duluan ya," ucap Ferdi sambil menyatukan tangan seperti orang mau berdoa. "Itadakimasu~"

Aku menahan tawa kecil. "Kamu nonton anime, ya?"

"Haha... ketauan, ya?" balasnya sambil menyuap mie ke mulut.

Aku pun mulai makan. Rasa mie-nya... standar, tapi entah kenapa lebih enak dari biasanya. Mungkin karena masak bareng. Mungkin juga karena... aku nggak sendiri.

"Ini enak, loh," ucapnya sambil ngunyah.

"Padahal cuma mie instan," aku tersenyum kecil.

"Tapi mie instan itu punya kekuatan ajaib, tau," katanya sambil sok serius. "Kalau dimakan pas hujan, jadi seribu kali lebih enak."

Aku tertawa kecil. "Logika dari mana tuh?"

"Pokoknya gitu deh."

Kami makan pelan-pelan. Obrolan kami mulai ngalir. Dari bahas makanan kesukaan, kebiasaan pas hujan, sampai hal-hal random kayak kenapa kucing lebih suka kardus daripada kasur.

Rasanya... kayak ngobrol sama teman lama. Padahal baru ketemu tadi.

Aku melirik dia diam-diam. Ekspresinya santai, matanya nggak pernah keliatan niat aneh. Dia juga nggak banyak nanya soal diriku. Mungkin dia ngerti kalau aku belum siap cerita banyak.

Tapi karena itulah...

Aku merasa perlu ngomong sesuatu.

Aku meletakkan sendok, lalu menyeka sudut bibir dengan tisu. Mataku menatap dia sebentar.

"Oh iya..." ucapku pelan. "Namaku Khalisah, kamu bisa panggil aku Lisa."

Dia yang lagi ngelap tangan langsung menoleh dan tersenyum, "Ferdi. Salken ya."

Aku mengangguk. "Salken juga."

.

.

.

Setelah makan dan beresin piring seadanya, kami pindah ke ruang tamu. Ferdi menyalakan TV, lalu mulai mencari-cari film di aplikasi streaming.

"Aku puter film komedi aja ya? Biar nggak tegang," katanya sambil duduk di lantai, bersandar ke sofa.

Aku mengangguk pelan dan duduk di ujung sofa, menarik lututku ke dada, mencoba menghangatkan diri. Meskipun badanku udah mulai kering, tapi hawa dingin dari hujan masih kerasa banget.

Filmnya mulai, suara tawa dari karakter-karakter konyol di layar berhasil bikin aku senyum tipis beberapa kali. Ferdi juga sesekali ketawa kecil. Suasana lumayan nyaman… setidaknya sampai—

Jedarrrr!!!

Suara petir mendadak menggelegar, begitu keras sampai jantungku serasa copot. Dan...

Cetak!

TV langsung mati. Begitu juga dengan lampu di seluruh rumah.

Gelap.

Hening.

Aku refleks berteriak kecil, lalu tubuhku secara spontan lompat ke arah Ferdi. Dalam sekejap aku sudah memeluknya, wajahku nempel di dadanya yang hangat.

Aku bisa dengar detak jantungnya... dan aku yakin dia juga bisa dengar detak jantungku.

"A-aku... maaf!" ucapku cepat-cepat, tapi... aku nggak bergerak. Tanganku masih menggenggam bajunya erat-erat.

"Aku takut gelap..." lanjutku pelan. Suaraku nyaris kayak bisikan.

Ferdi tidak banyak bicara. Dia hanya mengangkat satu tangannya, lalu dengan hati-hati menepuk-nepuk punggungku. Gerakannya pelan, menenangkan.

"Tenang aja, aku di sini," katanya lembut.

Aku bisa merasakan tubuhku gemetar, bukan karena dingin... tapi karena malu. Wajahku panas banget. Tapi entah kenapa, aku juga nggak mau melepaskan diri.

Sial… kenapa rasanya nyaman begini?

Tanganku sedikit mengendur, tapi tetap bertahan di sana. Aku nggak berani lihat wajahnya, apalagi sekarang kami duduk berdekatan dalam gelap, hanya cahaya samar dari luar jendela yang masuk.

"Ini... bakal nyala lagi kan?" tanyaku pelan, masih dalam pelukannya.

"Mungkin sebentar lagi," jawab Ferdi. Suaranya tetap tenang.

"Maaf... aku kelihatan kayak anak kecil banget ya," ucapku lirih.

Ferdi tertawa kecil, "Nggak juga. Semua orang pasti punya hal yang ditakutin."

Aku menggigit bibir, berusaha menenangkan diri. Aku ingin menjauh... tapi aku juga takut. Jadi aku tetap di sana, dalam diam. Menyandarkan kepalaku di bahunya, berharap detik-detik canggung ini bisa segera berlalu… atau mungkin… jangan terlalu cepat berlalu juga nggak apa-apa.

1
Saiful Anwar
jadi Ferdi itu vampir. tunggu, jika dia vampir, apa itu setengah vampir/vampir murni?? tapi kok Ferdi baik" ajah saat terkena sinar matahari.
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
asekk di ulti
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
ini ilusnya pake ai kan? gimana caranya biar kek gtu?
Katsumi: yah di ketik di prompt
total 1 replies
Saiful Anwar
kalau Yuka tau si Ferdi udh punya tunangan bisa marah+cemburu=patah hati
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
oh wow, akhirnya ada pov 1🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
pake nanya🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
jdi keinget yg di yumemiru🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊: tpi bagus sih, bikin keinget jdi pen nonton ulang 🗿
total 1 replies
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
dari ferisu jadi ferdi🗿suka bet huruf 'f' keknya
Katsumi: Gak tau, pengen aja
total 1 replies
Saiful Anwar
darling??
kayaknya bertambah saingannya
Mizuki
Temen w yang namanya ferdi terakhir kali bilang gini ke cwek random hasilnya malah kena gampar
Katsumi: wkwkwkw
total 1 replies
Mizuki
scene ngompori temen dari dulu emang jadi template banget😑
Mizuki
Menyelam sedalam Palung Mariana demi Loli
Mizuki
masih menyelam
Mizuki
Langsung saja, yandere, loli, ama tsundere bab berapa?
Mizuki: btw, ini si Yuka gak ada di cover gak sih, w baca di awal-awal gak ada deskripsinya, kek npc banget daripada penggerak plot awal🗿
total 1 replies
bysatrio
jadi, mulai masuk fantasinya? vampir? mereka berlima? apa sama cewek²nya juga nanti?
Katsumi: iya masuk kayak siluman, iblis dan malaikat
total 1 replies
Saiful Anwar
lah ini baru prolog nya? gua kira udah mulai.
Katsumi: iya masih prolog itu v;
total 1 replies
Saiful Anwar
Hhmm saya mencium aroma misteri
bysatrio
apakah ada konflik lain yang sempat terlupa,
Saiful Anwar
dari alurnya hina dan Ferdi kayaknya teman masa kecil
ラマSkuy
nah kan udah kaya ibu ibu aje ngerumpi, akhirnya didatangin langsung sama yang dirumpiin kan🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!