Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 6 MENYEMBUHKAN SAKIT JANTUNG
Semua orang tidak menyangka, orang yang tergeletak di hadapan mereka adalah salah orang paling kaya dan berkuasa di kota ini.
Evan yang berada di sana juga mulai mengeluarkan kekuatan mata apinya. Evan ingin mencoba kekuatan medis legendaris yang telah dia dapatkan.
Evan menatap tubuh dari Jakson dan seketika kedua bola mata Evan tampak seperti bola api yang membara. Pandangan Evan langsung menembus ke dalam tubuh Jakson dan mendapati bahwa Jakson terkena serangan jantung.
Nafas dan denyut jantung Jakson juga semakin terus melemah. Saat ini nyawa Jakson berapa dalam bahaya dan sebentar lagi dia tidak akan bertahan.
Mobil ambulance juga telah tiba di sana. Dengan segera dua orang petugas rumah sakit turun dari mobil dengan membawa ranjang dorong. Para petugas itu bersiap untuk menaikkan tubuh Jakson ke ranjang dorong dan membawanya ke rumah sakit, namun Evan langsung menghentikannya.
"Hentikan!" teriak Evan.
Sontak saja perkataan Evan ini membuat semua orang yang berada di sana menjadi terkejut.
"pemuda, apa yang kamu lakukan?" tanya asisten Jakson terlihat marah.
"Membawanya ke rumah sakit itu akan sia-sia," balas Evan.
Evan mulai menjelaskan bahwa Jakson terkena serangan jantung. Kondisinya saat ini sedang sekarat dan hampir sudah tidak bisa bertahan lagi. Bila tidak segera di tangani dengan cepat, dapat di pastikan sebelum sampai di rumah sakit nyawanya tidak akan tertolong.
"Serangan jantung... jika memang tuan Jakson terkena serangan jantung maka sepertinya akan terlambat membawanya ke rumah sakit," ujar salah seorang di sana.
Asisten juga tahu bahwa Jakson memiliki riwayat sakit jantung. Namun juga tidak mungkin dirinya membiarkan bosnya meninggal begitu saja di sini.
"Pemuda, apa kamu seorang dokter?" tanya asisten.
Evan dapat mengetahui bahwa Jakson terkena serangan jantung, sehingga asistennya mengira Evan adalah seorang dokter.
Mendapatkan pertanyaan seperti ini, Evan tampak bingung harus menjawab bagaimana. Dirinya adalah pekerja konstruksi bangunan, bagaimana mungkin mengaku dokter, jika sampai ada yang mengetahuinya, bukankah dirinya akan berada dalam masalah besar, pikirnya.
"Aku hanya mengerti sedikit pengobatan tradisional saja," jawab Evan.
"Berarti anda adalah seorang tabib, kalau begitu, apakah Anda bisa menolong tuan Jakson?" tanya asisten.
"Biarkan aku mencobanya lebih dahulu," jawab Evan.
Evan mulai jongkok di sebelah tubuh Jakson yang tidak sadarkan diri. Baju olahraga Jakson juga mulai di naikin ke atas sampai memperlihatkan dadanya.
Evan menatap ke arah tubuh Jakson sambil mengeluarkan kekuatan matanya. Terlihat kedua bola mata Evan seperti bola api yang membara.
Seketika pandangan Evan langsung menembus tubuh Jakson dan fokus kepada jantungnya.
"Menurut mata apiku, aku hanya perlu melakukan teknik akupuntur bintang jiwa untuk menyelamatkannya," ucap Evan dalam hati mendapatkan petunjuk dari kekuatan mata apinya.
Teknik bintang jiwa adalah teknik akupuntur legendaris yang sudah lama musnah. Teknik ini dahulu di ciptakan oleh seorang master medis legendaris ribuan tahun yang lalu.
Evan juga mulai mengeluarkan 5 buah jarum perak dari dalam sakunya. Jarum perak ini sebelumnya telah Evan siapkan untuk mengobati ibu dari Juno sahabatnya.
Seketika muncul dalam pandangan Evan bagian mana yang harus Evan tusuk dengan jarum-jarum peraknya.
"Pemuda ini mengeluarkan jarum perak, apa dia akan melakukan akupuntur?" ujar salah seorang di sana.
"Akupuntur adalah metode pengobatan tradisional dan sudah tidak di gunakan lagi pada zaman modern seperti sekarang, apa mungkin akupuntur bisa menolong tuan Jakson yang terkena serangan jantung?" ujar orang yang lain.
"Jika dia benar-benar bisa menyelamatkan tuan Jakson dengan akupuntur, berarti dia bukanlah orang sembarangan," ujar orang yang lain lagi.
Evan mulai menusukan kelima jarum peraknya dengan sangat cepat mengikuti petunjuk dari mata apinya. Kelima jarum perak itu tampak membentuk sebuah bintang.
Energi spiritual mulai masuk ke dalam tubuh Jakson melalui setiap jarum perak yang tertusuk. Energi spiritual itu langsung masuk ke dalam jantung Jakson secara perlahan-lahan.
Beberapa menit kemudian, sesuatu yang luar biasa terjadi. Perlahan Jakson mulai tersadar dan membuka kedua matanya. Evan juga mencabut kelima jarum perak dari tubuh Jakson.
"Ah... aku masih hidup," ujar Jakson mulai bangkit.
Jakson seolah tidak percaya bahwa dirinya masih bisa bertahan hidup.
"Tuan Jakson anda sudah sadar," asistennya merasa sangat lega sekali.
Semua orang tampak terkejut sekali karena Jakson yang terkena serangan jantung telah sadar kembali.
"Ini luar biasa sekali, pemuda ini telah berhasil menyelamatkan tuan Jakson dengan akupuntur," ujar salah seorang di sana.
"Usianya masih begitu muda, tapi kemampuannya sangat luar biasa, dia bisa di katakan sebagai master medis?" ujar orang yang lain.
Semua orang tampak kagum dengan teknik akupuntur milik Evan ini. Jakson yang juga mendengar perkataan semua orang ini langsung mengerti bahwa pemuda yang bernama Evan ini yang telah menyelamatkan nyawanya.
Evan sendiri tampak begitu puas sekali dengan kemampuan nya ini. Seperti yang dia pikirkan, kemampuan mata apinya mampu menyembuhkan penyakit jantung dengan mudah.
"Anak muda, terima kasih banyak kamu telah menyematkan nyawaku, aku sungguh berhutang nyawa terhadapmu," ujar Jakson kepada Evan.
"Hutang budi ini tidak akan pernah aku lupakan," sambung Jakson.
Jakson sangat bersyukur sekali masih bisa selamat dari kematian kali ini. Kalau tidak ada anak muda di hadapannya ini, mungkin sekarang dirinya telah tiada.
"Tuan jangan sungkan," balas Evan.
"Tuan juga tidak perlu khawatir tentang sakit jantung anda lagi," sambung Evan.
Evan menjelaskan bahwa dirinya telah menyembuhkan sakit jantung Jakson seutuhnya, sehingga Jakson tidak perlu khawatir di kemudian hari akan kambuh kembali.
"Apa?" sontak saja Jakson terkejut mendengarnya.
"Jika tuan meragukannya, tuan bisa pergi ke rumah sakit untuk memeriksakannya," ujar Evan.
Namun tetap juga Jakson masih merasa ragu, bagaimana mungkin sakit jantung yang dia alami bisa di sembuhkan dengan begitu mudah. Di tambah lagi dirinya sudah pergi hampir seluruh rumah sakit, dimana penyakit jantungnya tetap tidak bisa di sembuhkan.
Namun Jakson juga tetap menganggap Evan sebagai penolongnya. Setidaknya Evan telah menyelamatkan nyawanya kali ini.
Kemudian mereka juga mulai mengobrol sementara kerumunan orang-orang juga mulai membubarkan diri.
Beberapa menit kemudian, Jakson dan asistennya telah pergi meninggalkan Evan. Sementara Evan memasukkan selembar kartu nama yang di berikan oleh Jakson.
Jakson mengatakan apa bila Evan memerlukan bantuan darinya, jangan segan-segan untuk menghubungi nya.
Evan memasukan kartu nama itu ke dalam sakunya, kemudian melanjutkan perjalannya menuju ke rumah dari Juno sahabatnya.
Sampai di rumah Juno, Evan melihat Juno yang sedang terduduk melamun di kursi. Tampak raut wajah Juno yang sedang lesu tidak bersemangat karena banyak pikiran. Evan juga langsung duduk di sebelah Juno dan menanyakan apa yang telah terjadi.
"Juno kamu kenapa?" tanya Evan.
Juno menghela nafasnya dan kemudian mulai menceritakan apa yang terjadi. Pihak rumah sakit telah meminta bayaran atas biaya perawatan selama tinggal di rumah sakit dan obat-obatan yang telah di berikan. Sehingga uang yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah telah Juno gunakan untuk membayar itu. Kini uang yang tersisa hanya tinggal beberapa juta saja.
"Dari mana lagi bisa mendapatkan uang yang banyak dalam waktu singkat?" ujar Juno sambil memegangi kepalanya yang pusing.
"Juno, kamu tidak perlu khawatir lagi dengan kondisi ibumu," ujar Evan.
Evan mulai menjelaskan bahwa dirinya mampu menyembuhkan tumor di kepala ibunya. Jadi mereka tidak perlu memikirkan masalah uang untuk biaya ibunya di operasi.
"Apa yang kamu katakan?" balas Juno agak kaget mendengarnya.
"Kamu dan aku adalah pekerja konstruksi yang jago dalam mengaduk semen, menyembuhkan penyakit, saat ini bukan saat yang tepat untuk bercanda," sambung Juno.