Seorang gadis remaja sederhana akhirnya mampu meluluhkan perasaan dari Juanda dan merubah kehidupan Juanda menjadi sosok laki-laki muda yang lebih baik dari sebelumnya. Lantas apakah Juanda mampu untuk meredam emosinya yang selama ini meletup-letup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Dituduh
"Siapa ini yang buang sampah di tempat kursi ibu? Lain kali jangan kayak gini lagi ya ibu sama sekali nggak suka kalau misalkan ada yang kotor atau kayak gimana!"
Seketika mereka langsung terdiam dan nggak mengatakan apa-apa tapi ibu merasa kalau misalkan itu adalah perbuatan dari Kirana yang sedikit agak ceroboh dari teman-teman yang lain dan sedikit agak berani juga karena sedikit ada kekuasaan di sekolah ini.
"Pokoknya buat kalian semua jangan sampai buang sampah sembarangan ya, kalau kalian membuang sampah sembarangan itu tandanya kalian tidak peduli dengan diri kalian sendiri sampah aja kalian biarin apalagi diri kalian? Ya sudah kalau kita langsung aja memulai pembelajaran hari ini kalian pahami ya dan simak baik-baik jangan ngobrol satu sama lain supaya mendapatkan nilai yang terbaik hari ini!"
Walaupun kelihatannya santai dan biasa aja tapi memang sangat pedas sekali belajar untuk tetap santai tapi dengan pemahaman dan nilai yang sangat bagus nantinya untuk ke depan nanti mereka ujian.
"Bu kayaknya si Inara deh yang buang di situ, soalnya saya tuh kemarin ngelihat tapi saya nggak berani buat negur takutnya nanti dia marah atau kayak gimana!"
Cika mengatakan itu di depan teman-teman yang ada di kelas dan ibu pun langsung menegur Inara, Inara pun langsung menggelengkan kepala mengatakan kalau misalkan bukan dirinya dan ia pun nggak pernah membuang sampah di kelas secara sembarangan sama sekali enggak.
"Alhamdulillah saya sama sekali nggak pernah buang sampah sembarangan Bu, sumpah demi Allah demi Rasulullah saya nggak pernah buang sampah sembarangan apalagi di kelas di dekat meja ibu itu saya sama sekali nggak pernah kayak begitu saya berusaha semaksimal mungkin untuk buang ke tempat sampah kok!" ucapin Inara begitu sangat gemetar sekali mengatakan hal ini tapi ia merasa yakin kalau misalkan dirinya tidak melakukan maka dia akan tetap mempercayai kalau dia adalah orang yang benar.
"Hei lo jangan sembarang kayak begitu dong, kalau misalkan lo nuduh orang berarti lo tahu kalau misalkan orang itu salah tapi lo kali ini mengada-ngada banget gue nggak suka ya kalau misalkan lo kayak begitu!"
Seketika Robert langsung mengatakan hal ini dan mengatakan kalau misalkan Inara tidak bersalah secara tidak langsung tapi tidak secara gamblang, Cika terlalu berlebihan banget mengatakan hal ini.
Cika seketika langsung terdiam aja sih dan Inara pun bersumpah kalau misalkan dirinya nggak pernah melakukan hal kayak begitu. "Ya sudah kalian tidak usah mempermasalahkan ini lain kali jangan pernah mengulangi kayak beginian siapapun itu dan ibu tidak mau menuduh siapapun,"
Juanda merasa ada hal yang aneh kenapa tiba-tiba aja Robert ngomong kayak begitu perasaan selama ini nggak pernah dia membelain Inara? Apakah mereka memiliki perasaan satu sama lain?
"Aneh banget deh apakah ada memiliki perasaan atau kayak gimana ya tandanya gue yakin banget pasti mereka tuh ada hubungan atau Robert yang memiliki perasaan yang lebih!" batin Juanda sangat yakin banget kalau misalkan mereka tuh ada hubungan dan nantinya bakalan ditanyakan langsung kepada Robert atau Inara.
Pulang sekolah.
Robert langsung menanyakan kepada Kirana kenapa sih tiba-tiba aja sahabatnya itu ngomong kayak begitu? Seharusnya jangan kayak gitu seharusnya tuh bisa menjaga etika dan juga kata-kata yang keluar dari mulutnya kalau misalkan nggak dengan penglihatan mata secara langsung.
"Eh gue tuh nggak tahu apa-apa ya lu jangan nyalah-nyalahin gue dan jangan seret-seret gue nggak jelas kayak begini dong, gue sama sekali nggak suka ya kalau misalkan lo menyuruh gue untuk menjawab dengan pertanyaan lo yang kayak begitu!"
Cika pun tak berapa lama datang dan membuat Robert langsung menanyakan pertanyaan yang sama ketika ia menanyakan langsung kepada Kirana tadi. "Hei lo sadar nggak sih dengan apa yang lo katakan itu adalah membuat Inara merasa malu, lain kali kalau misalkan lo nggak tahu apa-apa lo nggak usah ngomong-ngomong nggak jelas kayak begitu itu secara tidak langsung memfitnah tahu nggak sih!"
"Apaan sih gue itu kan cuma sekedar ngomong dan nanya doang, kenapa lo tiba-tiba aja nuduh nggak jelas kayak begitu emang lo siapanya dia sih kayak ngebela banget deh secara tidak langsung?"
"Apaan sih nggak jelas banget ngomong jadi orang gue kasih tahu ya sama lo kalau misalkan lo nggak usah berpikiran yang aneh-aneh, gue ngomong kayak begitu iya gue nggak suka aja sama tingkah laku lo yang semakin lama semakin nggak suka aja gue ngeliatnya!"
Juanda seketika pun datang dan membuat mereka pun seakan-akan kayak gimana gitu. "Ada apa kok kalian tiba-tiba aja diem kayak gitu ayo jawab ada apa nih kok bikin kegaduan nggak jelas, Robert ada apa nih kok lo tiba-tiba aja marah-marah nggak jelas kayak begitu sih?"
Kirana mengatakan kalau misalkan Robert marah-marah cuma gara-gara masalah yang tadi itu di kelas dan membuat Juanda langsung menaikkan analisis sedikit agak naik ke atas merasa bingung banget ada apa nih. "Hah Lo ngapain dan sejak kapan aja lo ngebelain arah gue ngerasa aneh banget ya jangan-jangan lo memiliki perasaan lebih dan jangan-jangan lo kayak menjalin hubungan kayak gitu ya tanpa sepengetahuan gue?"
Robert langsung menggelengkan kepala yang mengatakan nggak ada hubungan apa-apa kok kenapa tiba-tiba itu menyalahkan gak jelas kayak begitu?
Juanda menyilangkan tangan di atas dada dan mengatakan ya cuma sekedar nanya doang sih nggak ada maksud apa-apa. Robert mengatakan kalau misalkan dirinya nggak suka aja dengan apa yang diucapkan oleh Cika tadi di kelas jadi ibaratnya harus bisa menjaga ucapan sendiri agar bisa baik. "Emang beneran ya kalau misalkan dia yang kayak begitu, seharusnya nggak boleh kayak gitu!"
"Huh ya sudahlah enggak usah dipermasalahin lagi masalah kayak gitu doang, ayo sayang kita pulang aku pengen ngajakin kamu buat makan bakso hari ini kebetulan banget aku dikasih uang jajan yang begitu sangat lumayan ya bisalah buat kita makan bareng bersama-sama."
Juanda langsung menggandeng tangan Kirana dan membiarkan mereka berdua saling mempersatu sama lain gak peduli juga kalau misalkan kayak begitu.
"Untung aja si Juanda nggak marah-marah sama gue kalau marah-marah habis deh gue. Untung aja tadi gue ketika berada di kelas nggak ikut-ikutan dan mudah-mudahan aja baik-baik aja kali ya gue capek juga nanggepin hal yang gak penting kayak begini males sumpah bikin emosi aja," ucapnya dalam hati dan mereka pun langsung saja menuju ke arah tukang bakso yang tak jauh dari sekolahan.