NovelToon NovelToon
Guna-Guna Istri Muda

Guna-Guna Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor jahat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG Author, @ersa_eysresa

Setelah bertahun-tahun setia mendampingi suaminya dari Nol, rumah tangga Lestari mendapatkan guncangan hebat saat Arman suaminya tega membawa wanita lain ke rumah. Melati, wanita cantik yang membawa senyum manis dan niat jahat.

Dia datang bukan sekedar untuk merusak rumah tangga mereka, tapi ingin lebih. Dan melakukan berbagai cara untuk memiliki apa yang menjadi hak Lestari.

Lestari tidak tinggal diam, saat mengetahui niat buruk Melati.

Apa yang akan dilakukan oleh Lestari?
Apakah dia berhasil mengambil kembali apa yang menjadi miliknya?

"Karena semua yang tampak manis, tak luput dari Murka Sang Penguasa, "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Portal Yang Terbuka

Sosok anak kecil itu berdiri di ujung tangga, Setelah mengatakan itu tubuhnya tak bergerak, hanya tangannya bergerak dan menunjuk ke arah kendi yang tergeletak di tengah ruangan bawah tanah. Tangan kecilnya gemetar, namun teguh. Rambutnya menutupi seluruh wajah, menyisakan tubuh mungil yang mengenakan gaun putih, lusuh dan sedikit berlumur tanah di ujungnya.

Arman bergeming. Nafasnya berat. "Itu… bukan Dara, kan?"

Lestari menatap tajam ke arah atas. "Tentu saja bukan, Dara sedang berada di pondok bersama Bu Nurul."

Lestari melangkah pelan, memegang kendi itu erat-erat, dia sangat melindunginya. "Apa pun itu… jangan biarkan dia menyentuh kendi ini. karena ini sangat berharga. "

Sosok kecil itu masih diam. Lalu, ia melangkah pelan menuruni tangga, satu anak tangga… satu lagi… tanpa suara. Gaunnya menyeret lantai kayu, meninggalkan jejak tanah basah.

Arman menggenggam lengan Lestari. "Kita bawa kendi ini keluar. Sekarang."

Lestari mengangguk cepat. Saat ia membungkuk mengambil kendi itu, angin dingin tiba-tiba berhembus dari arah pintu atas, dan seisi ruangan terasa seperti diselimuti kabut.

Tiba-tiba, suara Melati terdengar dari atas.

"Mas Arman...? Kamu di bawah?"

Sosok anak kecil itu berhenti. Ia menoleh ke arah suara Melati.

Arman menatap ke atas. "Melati! Jangan masuk!"

Tapi sudah terlambat. Melati muncul di ujung tangga, mengenakan sweater, rambutnya diikat asal-asalan. Ia mengerutkan kening melihat pemandangan di bawah.

"Apa yang kalian lakukan…?" pekik Melati kesal melihat ada Lestari disana. Namun sesaat kemudian matanya menangkap sosok anak kecil di tengah tangga. Ia langsung terdiam.

Sosok itu perlahan menoleh ke arah Melati dan tersenyum, senyum yang sangat mengerikan karena bibirnya hampir sampai ke telinga.

Melati menatap tanpa kata, merinding dan ketakutan. Lalu suaranya parau. "Itu... aku pernah lihat anak itu."

Lestari menoleh cepat. "Apa maksudmu?"

"Di mimpi. Tapi... bukan cuma mimpi. Beberapa malam terakhir aku melihat dia berdiri di ujung tempat tidur. Kadang hanya berdiri, kadang duduk di sudut kamar. Aku pikir aku sedang stres."

Lestari dan Arman saling berpandangan.

Sosok anak kecil itu kini berdiri di anak tangga terakhir. Dari dekat, jelas bahwa gaunnya bukan kain biasa. Itu kain kafan yang sudah menguning. Arman menahan nafas. Ia mundur setapak.

"Apa yang dia inginkan?" tanya Arman dengan suara rendah.

"Dia menunjuk kendi," jawab Lestari. "Itu adalah petunjuk, dia menginginkan kendi ini. "

Melati melangkah turun setengah, kemudian ragu. "Kenapa dia selalu muncul di sekelilingku? Kenapa bukan kalian?" pekiknya

Lestari memandangnya. "Mungkin karena kamu yang membuka portal dan membuatnya keluar,karena itu dia menghantuimu." ucap Lestari sinis.

Melati menelan ludah. "Aku tidak tahu... aku... memang pernah ke tempat orang pintar. Dia mengajarkan cara 'mengikat'–, "

Arman menatap Melati dengan mata bulat. "Bodoh, Apa yang kamu lakukan!"

Melati menunduk. "Aku takut kamu meninggalkan aku. Aku tahu kamu masih cinta Lestari."

"Lalu apa kamu mengikuti ritual yang di berikan orang itu? " tanya Arman penasaran.

Melati mengangguk pelan. "Aku tanam sesuatu dengan darahku di halaman belakang… dekat akar pisang. Dibilang itu ‘penjaga rumah tangga’... tapi sejak itu mimpi buruk mulai datang menghampiriku. "

Lestari menatap kendi di tangannya. "Itu bukan penjaga. Itu adalah pintu keluarnya makhluk yang sudah kamu undang. Astaghfirullah, "

Sosok anak kecil itu tiba-tiba menunduk, lalu duduk bersila di lantai. Ia menatap kendi itu dari balik rambutnya. Tak ada suara. Hanya keheningan yang nyaris menyesakkan dada.

Arman pelan-pelan mendekati Lestari san menggenggam tangannya, " Kalau kita bawa keluar kendi ini dan siram ke tanah tempat Melati menanam sesuatu itu… mungkin ini semua bisa berhenti."

Melati menatap mereka cemas. "Aku ikut."

"Tentu saja kau harus ikut. " kata Lestari cepat. "Kalau kamu yang menanam, kamu juga yang harus mencabutnya."

Melati tampak ragu. Tapi ia mengangguk.

Langit masih gelap saat mereka tiba di halaman belakang. Lestari memegang kendi erat, Arman membawa sekop, dan Melati berjalan di belakang dengan langkah berat.

Mereka berhenti di bawah pohon pisang besar. Angin malam berhembus pelan.

"Di sini," bisik Melati. "Tepat di bawah pohon ini."

Arman mulai menggali. Lestari membaca doa pelan, terus-menerus, sementara Melati berdiri diam, tangan menggenggam sweater erat-erat.

Beberapa menit kemudian, sekop Arman membentur sesuatu keras.

Sebuah toples tanah liat. Di dalamnya... gumpalan rambut, entah rambut siapa itu Arman tak sempat menanyakan nya kepada Melati, potongan kuku, dan secarik kain putih berisi tulisan Arab tak beraturan—seperti mantra yang ditulis terburu-buru.

Lestari bergidik. "Cepat! Siram dengan air doa ini."

Ia menuangkan isi kendi perlahan, lalu menutup mata. Arman menyiramkan semua sisa air ke lubang, sementara Melati merintih pelan, tubuhnya bergetar.

Saat air terakhir menyentuh dasar tanah… angin mendesir lebih kencang. Lalu… sunyi.

Sangat sunyi.

Tak ada lolongan anjing. Tak ada suara jangkrik. Bahkan, tak terdengar detak jam dari dalam rumah.

Melati membuka mata perlahan. "Apakah sudah selesai?"

Belum sempat ada yang menjawab, terdengar dentuman keras dari dalam rumah. Seperti lemari yang ambruk.

Arman langsung berlari ke dalam, diikuti Lestari dan Melati.

Begitu mereka masuk ke ruang tamu, mereka melihat sesuatu yang membuat jantung mereka serasa berhenti berdetak.

Foto-foto keluarga yang tergantung di dinding... semuanya terlepas. Kaca pecah berserakan. Tapi yang membuat Lestari membeku adalah satu foto yang menempel di dinding, satu-satunya yang tidak jatuh.

Foto itu bukan foto mereka.

Tapi foto Dara.

Dara dalam usia kira-kira lima tahun. Tapi… dengan wajah yang tampak jauh lebih pucat, dan mata yang tidak menatap ke kamera. Seolah ia sedang melihat… sesuatu di belakang lensa.

"Mas.." suara Lestari tercekat. "Kita tidak pernah punya foto ini."

Arman mengangguk perlahan. "Aku tahu."

Melati mendekat perlahan. Saat ia menyentuh bingkai foto itu—

Sebuah suara terdengar dari balik dinding rumah.

Tok… Tok… Tok…

Tiga ketukan.

Pelan. Teratur. Tapi berasal dari dalam tembok.

Lestari menahan napas.

Ketukan itu terdengar lagi.

Tok… Tok… Tok…

Arman memandang ke dinding, lalu menatap Lestari. "Apa ada ruang di balik tembok ini?"

Lestari menggeleng. "Tidak. Itu bagian tengah rumah. Harusnya kosong."

Melati melangkah mundur, wajahnya pucat pasi. "Aku… pernah dengar ketukan itu juga. Tapi aku kira itu adalah suara mbak Lestari yang mengetuk pintu saat aku bersama mas Arman.

"Tidak mungkin, aku terlalu sibuk dengan anakku. Sampai aku tidak peduli dengan apa yang kalian lakukan. " ucap Lestari dengan kesal.

Ketukan itu berubah… menjadi gesekan. Lalu… suara.

Suara anak kecil.

"Aku masih di sini, ayah, Bunda.

1
Mefiani
sukses cerita horornya...👍👍kak resa yg biasa buat cerita romantis buat cerita horor..semangat terus berkarya😘💖
Eys Resa: thank you kk
total 1 replies
Desy Desol
terimakasih aq sukak bgt
Eys Resa: thank you🙏🌹
total 1 replies
Yuliana Tunru
cerita singkat dan padat tp bagus ditunggu karya2 x lg yhorr
Eys Resa: thank you kk. pertama kali bikin cerita horor. maaf kalo nggak sesuai harapan 🙏🏼
total 1 replies
Mamake Nayla
Luar biasa
Eys Resa: terima kasih kk
total 1 replies
Desy Desol
melati jd burung gagak? atau nenek" ?? hmm menarik
Yuliana Tunru
smoga lestari dan ank2 nisa selamat dan melqti menuai janji pd iblis sembahan x bikin tegang bgt
Yuliana Tunru
yg kuat lestari jgn menyeeah aplg dr jerat iblis ..smoga lestari dan ank2 x seallu dlm lindungan Allah
Mefiani
lestari gak melawan...dy bisa2 koit beneran tpi nyawa milik Allah...kalau belum saat nya meninggal pasti ada jalan buat selamat...
Desy Desol
lanjut lagi thor
Yuliana Tunru
smoga melqti tqk.bisa keluar dr sarang iblis x
Eys Resa: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Desy Desol
lagiiiiiiiiiii
Eys Resa: hahaha
total 1 replies
Yuliana Tunru
syukur lah.klo melati hilang dan semha ilmu x berbalik pada x
Desy Desol
semangat ya, aq tgguin u
Yuliana Tunru
jgn sampai setan menang dan smoga melati hancur dgn iblis x
Desy Desol
lagi
Yuliana Tunru
nexf..makin tegang knp jg lwstari grs bolak balik ke rmh x coba duduk dan diam sholqt dan berdoa demi keselamqtqn ank2 x z mm x bisa melawan iblia x melati skrg dimqs jg sakit
Eys Resa: hehehe, ga rela rumahnya di huni pelakor, sedangkan dja juga kepikiran anaknya.
total 1 replies
Mefiani
lsnjutkan...
Desy Desol
lanjuuuuuuuut
Mefiani
lanjut...
Yuliana Tunru
apa yg bertenu lestari jin jahat yg menyerupai nene2 bisa jdpengecoh ..smoga dara aman di.pondok seeam bgt sih
Mefiani: jangan2 yg kasih lestari kendi bukan penjsga tpi jin jahat yg sengaja bikin lestari agar bisa membuka portal alam gaib.wah...wah...kalau portal terbuka apa yg akan terjadi??qita tunggu kelanjutannya kak resa...😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!