Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...
BRUK...
Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.
Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.
Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Husband
Setibanya dirumah, Bella terlebih dahulu masuk ia segera pergi ke kamar mandi, sepertinya dia menyadari sesuatu didalam celananya.
Bella datang bulan setelah telat selama seminggu.
Mas Shaka hanya melihat dari kejauhan, tidak biasanya sang istri turun dan masuk begitu saja kerumah tanpa menunggu dirinya.
"Kamu ndak papa?." Ketuk Mas Shaka dari balik pintu kamar mandi.
"Ndak papa, lagi ganti." Jawab Bella.
Mas Shaka menunggu di kamar, ia membaringkan tubuhnya sejenak, diambilnya ponsel didalam saku celananya.
Bella masuk ke kamar, Mas Shaka masih serius dengan layar ponselnya tidak menyadari keberadaan istrinya yang sedang duduk di meja rias.
Glutakk
"Astaghfirullah!!." Mas Shaka terkejut, ia segera bangkit melihat ke sumber suara.
Istrinya hanya diam mengamati, sambil tetap fokus merawat kulit wajahnya dengan skincare.
"Mas kaget, kirain kamu masih di kamar mandi." Ucap Mas Shaka.
"Mas nggak lihat Bella masuk kah?." Tanya Bella heran.
"Nggak nih," balas Mas Shaka mendekat ke arah Istrinya, "Ujuk ujuk udah ada bidadari turun dari kali", sambungnya sembari memeluk Bella dari belakang.
Mas Shaka merayu, dari belakang ia mencium leher istrinya. Begitu harum dan segar, membuat Mas Shaka ingin lebih banyak mencium dibagian lain.
"Sayang!." Tepis Bella, ia berbalik memandang suaminya, "I'm Period!." Jelasnya.
Wajah Mas Shaka malah bingung, ia tidak mengerti maksud istrinya.
"Ha?, periode?." Mas Shaka kembali bertanya, alisnya mengerut ke arah Bella.
"Datang Bulan sayangg." Jelasnya kembali.
Mas Shaka jadi tau kenapa Bella tadi buru buru menuju ke kamar mandi begitu sampai dirumah. Niatnya bercumbu juga harus tertunda, ia hanya mengecup kening istrinya, menyimpan gairahnya kembali.
"Hari ini Mas Dosen ka kampus?." Tanya Bella, ia sambil merapikan alat make up nya.
"Hari ini Mas ke kampus, habis ini mau mandi siap siap", ucap Mas Shaka, "Mas minta tolong setrika baju yang kemarin ya," pinta Mas Shaka, ia menuju kamar mandi.
Setelah selesai, Mas Shaka menghampiri istrinya. Ia telah menyiapkan sarapan.
"Mas langsung berangkat ya." Ucap Mas Shaka.
Bella langsung menghampiri sosok laki laki tersebut yang sedang bersiap dengan sepatunya.
"Nggak sarapan dulu, Mas?." Tanya Bella,
"Mas makan roti tadi pas Bella mandi, Mas minta maaf ya, hari ini buru buru."
Bella memaklumi, ia tidak mempermasalahkan jika Mas Shaka tidak memakan sarapannya.
"Hati hati Pak Dosen sayang." Tangan Bella melambai pada suaminya.
***
Di ruang tamu Bella duduk sendirian, ia sepertinya sedang menyapu tapi tangan satunya sibuk melihat layar ponsel. Ia sibuk berkabar dengan Ibu mertuanya soal Fhreya. Juga sibuk berbalas pesan dengan beberapa orang.
Tiba tiba panggilan masuk, dari ibu Bella, ia segera mengangkat telfon tersebut.
"Maaf ya Bel, mama nggak bisa jenguk Fhreya, mama masih ada kerjaan."
"Iya, Ma."
"Nanti sampaikan pada keluarga Pak Harun, mama sama papa belum bisa jenguk ya, mama sudah bilang ke Ibu Nana buat nganterin parsel buah ke rumah, titip pas kamu jenguk ke sana lagi ya!?." Jelas Ibunda Bella, ia panjang lebar menjelaskan.
"Iya, Ma." Jawab Bella.
Setelah telfon itu ditutup, Bella melanjutkan beberes rumah. Ia mulai menyapu setiap sudut dengan telaten, tidak tertinggal ia juga mengelap bagian meja.
Tok Tok Tok
Pintu diketuk, Bella segera menghampiri pintu depan. Sosok perempuan paruh baya berdiri dengan parsel buah ditangannya.
"Silahkan masuk, Buk." Ucap Bella.
Ibu Nana duduk, ia tampak kagum dengan nuansa di rumah Bella. Begitu mewah dengan nuansa warna vintage
"Mewah sekali rumahnya, bersih lagi." Puji Ibu Nana, matanya memandangi sekitar sambil duduk.
"Ibu bisa aja." Jawab Bella sedikit sungkan.
"Ini parsel pesanan Mama kamu, eh emangnya mau buat apa Neng?." Tanya Ibu Nana penasaran.
"Buat Adik Mas Shaka, lagi di RS." Jawab Bella, ia menyuguhkan segelas air.
"Astaga, si cewe yang waktu itu pernah nginep disini kan?." Tanya Bu Nana sedikit terkejut.
"Iya, Bu. Si Fhreya."
Mereka bincang-bincang, keduanya masih tinggal satu komplek namun jaraknya agak lumayan jauh.
"Aduh, malah saya asyik ngobrol." Bu Nana lantas bangkit, ia terlalu nyaman berbincang bincang sampai lupa masih ada satu parsel yang belum di antar.
"Neng Bella belum isi?." Tanya Bu Nana sambil berjalan menuju pintu.
Bella berada disampingnya hanya menggelengkan kepala.
"Tadinya si saya telat 8 harian, Bu. Tapi hari ini saya Mens." Jelasnya.
"Sini Ibu bilangin, dulu Ibu begitu Neng, Telat ada 10 hari waktu jaman hamil anak pertama, tapi mens ibu gak lancar, cuman flek, tau tau sakit perut udah bunting dua bulan." Bu Nana bercerita dengan begitu semangat.
"Tapi kalo saya kayaknya belum deh, Bu." Ucap Bella sembari mengantarkan Bu Nana sampai ke teras rumah.
"Ya kalo begitu, Ibu Pamit, mudah mudahan kamu cepet dapat momongan." Pamit Bu Nana sambil memakai sendalnya.
"Aminn, hati hati ya Bu... ."
Keduanya berpisah, ponsel kembali berbunyi kali ini pesan dari Mas Shaka suaminya.
[Jangan lupa makan❤️]
[Siap Mas Dosen!😙]
Bella memang baru tersadar saat pesan Mas Shaka masuk, ia benar benar harus makan, perutnya sudah diabaikan satu jam lamanya.
Bella pergi ke dapur, ia mengambil nasi dengan lauk sayur pare dan telur lalu membawanya ke depan televisi sambil menonton anime.
***
Ditempat lain Mas Shaka yang awalnya berpamitan ke kampus untuk mengajar sebenarnya pergi ke kantor polisi. Ia didampingi Abah, mengurus kasus kecelakaan yang melibatkan Bella, ia juga melaporkan atas nama Aji atas tindakan pencemaran nama baik.
Keluarga Mas Shaka berada sepenuhnya untuk Bella, keluarga Shaka telah mengetahui bahwa jauh sebelum masalah kecelakaan ini muncul, Bella selalu mendapatkan perlakuan tidak baik dari keluarga mantan suaminya.
Ia tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang lagi, kehormatan istrinya adalah tanggung jawabnya. Ia tidak ingin Bella mendapat hinaan yang tidak pantas kembali.
Kasus ini dirahasiakan dari Bella, mengingat Bella mudah untuk mudah merasa khawatir.
Pukul 15.45 Wib, Bella tertidur di depan ruang TV tidak menyadari Mas Shaka yang sudah pulang, Mas Shaka terus memanggil ia mencari sosok istrinya seisi rumah, ternyata tubuh seksi Bella terbalut selimut tipis didepan TV, ia terlihat nyenyak.
Mas Shaka membiarkan istrinya lelap dalam tidurnya, ia sendiri segera mandi dan mengambil air wudhu.
Tidak lama kemudian Bella terbangun, ia pergi ke kamar mandi, tubuhnya masih terasa lelah dan mengantuk tapi ia ingin buang air kecil.
Bella melepas celananya, ia melihat pembalut hanya ada bercak yang muncul, ia mengingat ucapan Bu Nana, barangkali Bella hamil. Tapi disisi lain dokter pernah mengatakan bahwa datang bulan yang tidak lancar bisa dipengaruhi oleh faktor, mungkin Bella kurang memakan buah dan sayur.
Selesai buang air kecil, ia pergi mematikan TV ternyata sudah ada Mas Shaka yang tiduran.
"Kapan Mas pulang?." Tanya Bella menghampiri, ia mengambil posisi duduk disebelah suaminya.
"Asyar Sayang, ya pas kamu tidur." Jawab Bella.
"Mmm... gitu ya, Mas, Bella udah hampir seminggu adanya ngantuk terus." Keluh Bella.
"Perlu di tidurin nggak?." Colek Mas Shaka, ia malah merayu istrinya.
"Nggak!."
Bibir Mas Shaka langsung melahap bibir bela, ia langsung melumatnya, lidahnya masuk kedalam memberikan sensasi manis yang lembut.
Bella sedikit meronta, tapi tenaganya tidak ada, dikuasi oleh rasa nikmat ketika Mas Shaka mencumbunya. Tangan Mas Shaka juga mencuri celah dikancing baju Bella, tangannya berhasil meminjat payudara padat Bella.
"Akhh... ." Bella tidak bisa menahan suaranya, saat Mas Shaka berhasil menyentuh kedua buah dadanya.
Sepertinya Mas Shaka lupa, bahwa istrinya sedang datang bulan, Bella dengan lemah mencoba menepis tangan Mas Shaka. Tapi Mas Shaka terus mencumbu Bella. Nafas keduanya memburu, sampai tiba tiba bel rumah berbunyi.
Ting Tong Ting Tong
"Permisi PAKET !! PAKET!!.
Suara Kang Paket menyadarkan Mas Shaka.
"Ada Paket!." Bella panik, pakaian berantakan.
Mas Shaka pergi mengambil paket, membiarkan Bella merapikan pakaiannya.
Didalam hati ia merasa tidak sabar melanjutkannya, jantungnya berdebar debar ia telah jatuh cinta setiap saat pada suaminya.
Sosok laki laki yang sempurna di matanya. Sungguh surat takdir untuk kehidupan yang ia jalani begitu sempurna, meski luka masa lalu masih sering menerjang harinya. Bella tersenyum ia begitu bersyukur.
"Paket Ap-." Ucapannya terputus, Bella telah memeluk Mas Shaka dengan erat.
"Daisukidayou!."