NovelToon NovelToon
KAU DI HATI KU

KAU DI HATI KU

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berondong / CEO / Pengganti / Tamat
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.

Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.

Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.

Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.

Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 KELAKUAN AROGAN JIAN

Dua Hari berlalu...

Batang Dewi membuka kedua matanya setelah tertidur lelap di kursi yang berada tidak jauh dari sofa tempat Jian berbaring yang tersedia di ruangan tengah rumahnya setelah dia menjaga Jian semalaman yang mengigau serta mengeluh kesakitan karena luka-lukanya dan kepalanya yang pusing.

Hampir dua hari lamanya pria amnesia itu tinggal di rumah Batang Dewi.

Batang Dewi baru kemarin membawa Jian ke dokter untuk periksa, dan hari ini dia akan kembali ke sana untuk kontrol.

Dokter menyarankan Jian untuk rawat inap tetapi pria amnesia itu langsung menolaknya dengan beralasan jika dia tidak memiliki surat tinggal tetap di Kota Milan.

Akhirnya dokter mengizinkan Jian untuk berobat rawat jalan dengan memberi syarat khusus untuk kontrol setiap hari karena dokter ingin memastikan kesembuhan luka-luka yang Jian derita sampai pria amnesia itu sembuh.

"Oh tidak, aku harus bersiap-siap sekarang karena aku harus segera membawa Jian ke dokter untuk kontrol lagi", kata Batang Dewi buru-buru.

Gadis polos berusia 29 tahun itu terjatuh dari atas kursinya saat dia hendak berdiri pergi ke kamar tidurnya.

Bruk...

Suara jatuh terdengar dari atas lantai ruangan lantai tengah.

"Aduh...!?", ucap Batang Dewi sambil mengeluh lalu mengusap lututnya yang berdenyut kesakitan.

Batang Dewi diam-diam melirik Jian yang masih tertidur lelap serta berbaring di atas sofa panjang dekat jendela ruangan tengah yang menghadap ke arah jalan.

Dia sengaja menaruh Jian di sofa ruangan tengah rumahnya karena hanya itulah satu-satunya ruangan kosong yang cocok untuk Jian, selain dekat dari ruangan manapun di rumah ini, juga memudahkan Batang Dewi membawa Jian ke kamar mandi.

Untungnya dia mendapat giliran menjaga toko roti dua hari kemudian bergantian dengan rekan kerjanya yang lain sehingga dia dapat menjaga dan merawat Jian selama dua hari penuh tanpa henti.

"Rupanya obat bekerja dengan sangat baik, sekarang Jian terlihat mulai tenang daripada tadi malam", ucap Batang Dewi dengan lega.

Batang Dewi lalu beranjak berdiri untuk melangkah pergi dari ruangan tengah menuju ke kamarnya.

Terdengar suara menyapanya dari arah sofa panjang, tempat pria amnesia itu berbaring.

"Selamat pagi...", sapa Jian.

Batang Dewi lalu menoleh ke arah datangnya suara yang menyapa dirinya serta berbalik menghadap ke asal suara itu.

Dia melihat Jian terbangun dengan memandangnya teduh tapi ekspresi wajah Jian tidak bersemangat seperti biasanya.

"Selamat pagi ! Bagaimana keadaanmu sekarang ? Apakah agak baikan dari kemarin !?", tanya Batang Dewi.

"Tidak... Aku merasa tidak sangat baik karena aku merasa kamu membawaku ke dokter yang salah", sahut Jian.

Kata-kata yang diucapkan pria amnesia itu membuat Batang Dewi terkejut sekali karena begitu cepatnya Jian berubah sikapnya.

"Kamu tahu, kalau dokter itu semakin membuat tubuhku kesakitan !", ucap Jian.

Batang Dewi berdiri melongo dengar ucapan pria yang lebih muda darinya, berbicara sekasar itu, dua hari yang lalu dia tampak rapuh dan lemah bahkan untuk berbicara saja dia tidak mampu melakukannya, tapi sekarang semuanya berubah 180 derajat.

"Hah !? Apa yang dia katakan itu !?", ucap Batang Dewi lirih.

Gadis polos yang sederhana itu hanya bisa mengusap dadanya yang tertusuk sembilu, dia tidak pernah menyangka usahanya membawa Jian ke dokter untuk periksa hanya mendapat tanggapan yang sangat tidak mengenakkan sekali.

"Dasar bodoh !", kata pria amnesia itu lagi.

Ucapan itu datangnya justru dari pria amnesia yang ditolongnya, yaitu Jian. Dan hati Batang Dewi langsung remuk redam seketika mendengar ucapan kasar dari Jian.

"Kamu tidak pernah berpikir dengan baik karena dalam otakmu hanyalah dirimu saja !", kata Jian.

"A--a--pa...", ucap Batang Dewi tersentak kaget.

"Seharusnya kamu tidak membawaku ke dokter itu tetapi kamulah yang harus merawat ku sendiri", kata Jian sengit.

"Apa !?", sahut Batang Dewi bingung.

"Apa !? Apa itu saja yang keluar dari mulutmu !? Tidakkah kamu berpikir bahwa orang lain akan menaruh curiga padaku dan akan ada skandal gosip murahan yang muncul !", kata Jian dengan emosi.

"Tetapi... tapi..., itu untuk kesembuhan mu dan seharusnya kamu tidak menolak untuk rawat inap di rumah sakit", sahut Batang Dewi. "Apa yang salah dari semuanya itu ?"

"Pernahkah kamu berpikir jika dokter itu menaruh curiga padamu dan mengawasi mu ? Tindakan itu berbahaya dan dokter akan tahu aku amnesia !? Itulah letak dari kepolosan mu !", ucap Jian kasar. "Kamu tidak pernah tahu resiko apa yang akan aku hadapi nantinya tanpa identitas di luar !"; sambungnya marah.

"Kamu menjerit semalaman dan kamu berteriak-teriak kesakitan serta kamu juga mengeluh kepalamu sakit ! Haruskah aku bertanya padamu, kita akan pergi ke dokter atau tidak ? Itu konyol !", sahut Batang Dewi sedikit menaikkan suaranya. "Jika dokter tahu kalau kamu amnesia, dia akan menolong mu untuk menyembuhkan amnesia mu !"

"Aku tidak ingin mengingat apapun ! Aku muak !", kata Jian kesal.

"Apa...", sahut Batang Dewi tertegun.

"Pria ini ternyata tidak ingin kesembuhan dan tidak ingin amnesianya sembuh, dia ingin melupakan semuanya", kata Batang Dewi dalam hati kecilnya.

Batang Dewi tercengang tatkala mendengar ucapan pria muda amnesia itu, pria yang tidak memiliki identitas diri itu bahkan tidak membawa dompet saat gadis lugu itu menemukannya sehingga Batang Dewi tidak dapat mengetahui siapa sebenarnya pria asing yang amnesia itu ternyata tidak ingin ingatannya kembali lagi. Dan alasan itulah yang menyebabkan Batang Dewi menjadi "Syok".

Terdengar suara dengan nada tinggi yang penuh emosi yang datangnya dari pria amnesia itu lagi.

"Bukankah kamu dapat meredakan sakit ku dengan memberiku obat pereda sakit dan tidak harus membawaku dalam masalah, aku tidak suka dengan caramu", kata Jian.

"Obat pereda sakit, katamu !? Apakah kamu tidak mengerti ketentuan di dalam label obat yang menerangkan jika selama tiga hari sakit tidak reda maka sebaiknya dibawa ke dokter untuk di periksa !?", ucap Batang Dewi. "Apakah kamu buta huruf ?"

"Kamu yang buta huruf ! Pikir dengan cermat, dan bacalah petunjuknya ! Jika dalam tiga hari tidak sembuh, bukan !? Sedangkan aku baru dua hari !", sahut Jian melotot.

"Apa !?", ucap Batang Dewi mulai emosi.

"Aku benar-benar payah bertemu perempuan sepertimu yang sangat telat dalam berpikir", kata Jian seraya melengos.

"Apa !? Cukup !", Batang Dewi langsung meradang mendengar ucapan Jian yang semakin kasar dan membuat gadis polos itu naik pitam.

Batang Dewi mengepal erat kedua tangannya dan hendak mengayunkan tinjunya kepada pria amnesia itu. Namun, Batang Dewi langsung tersadar bahwa pria yang ada di sofa itu tengah sakit parah.

Hampir dia kehilangan kendali dan ingin sekali menghajar pria amnesia yang dipanggilnya dengan nama Jian.

Tetapi akal pikiran sehatlah yang menahannya untuk tidak melakukan perbuatan tercela itu.

"Tidak... Tidak... Aku harus menahan amarahku dan tidak akan membiarkan emosi menguasai diriku... Pria itu sakit... Dan dia sakit parah mungkin rasa sakit itulah yang membuatnya berubah..."

Batang Dewi langsung menghela nafas panjang serta berpikir jernih dengan menahan kontrol emosinya.

"Terserah !", kata Batang Dewi mulai kesal.

Gadis polos itu tidak ingin berdebat lagi dan pergi dari ruangan tengah meninggalkan Jian yang berubah tanpa sebab.

Jian ternyata memiliki sifat arogan sekali bahkan terkadang ia bersikap bodoh dan ceroboh. Bahkan Jian termasuk sangat lambat dalam berpikir, pemalas serta tidak dapat bekerja apapun.

Batin Batang Dewi mengatakan jika Jian hanya terpengaruh emosinya karena merasa terluka dan putus asa melihat dirinya sendiri demikian.

Hilang ingatan, penuh luka di tubuh, dikhianati dan lemah.

Tidak seorangpun yang menginginkan hal itu terjadi pada diri mereka termasuk Jian tetapi takdirlah yang telah membuatnya mengalami itu semuanya tanpa dia dapat menolaknya.

Batang Dewi mengerti akan kondisi mental Jian saat ini karena itulah dia mengalah pada pria itu yang bersikap kasar dan mendadak arogan.

Gadis sederhana itu paham betul perasaan Jian saat ini.

Bagaimana rasanya dikhianati..., dipermalukan..., terluka..., hingga putus asa. Semuanya pernah Batang Dewi rasakan dalam hidupnya. Karena itu dia tidak ingin melawan Jian dan mencoba menahan amarahnya pada pria amnesia itu.

BRAK...

"Ehk !? Suara apa itu ? Datangnya dari ruang tengah, mungkinkah Jian jatuh dari sofa !?", ucap Batang Dewi terkejut.

Batang Dewi mencoba menahan dirinya tetapi nalurinya menolaknya untuk mengacuhkan pria amnesia itu.

Dia berlari kecil menuju ke ruang tengah untuk memastikan keadaan Jian disana.

Diam-diam Batang Dewi mengintip pria amnesia itu dari balik dinding ruangan tengah. Dan dia melihat Jian tengah mengamuk.

"Oh Tuhan ! Seharusnya aku tidak membuatnya marah karena itu akan berpengaruh pada kesembuhannya", kata Batang Dewi menyesal telah menanggapi perkataan Jian padanya.

BRAK...

Jian melempar gelas yang ada disampingnya ke arah karpet tebal yang menghiasi ruangan tengah rumah baru Batang Dewi.

Pria amnesia itu juga membuang buku yang sengaja ditaruh oleh Batang Dewi supaya Jian terhibur dengan bacaan cerita jika pria asing itu merasa kesepian.

Ruangan tengah terlihat berantakan karena ulah pria amnesia itu yang membuang semua benda yang ada didekatnya sampai selimut yang menutupi dirinya. Dan dia terjatuh dari atas sofa panjang itu.

Setiap hari pria asing yang amnesia itu selalu berhasil membuat Batang Dewi kesal dengan ulahnya.

"Astaga...", ucap Batang Dewi tersentak kaget sambil menarik nafas panjang.

Hanya karena pria asing itu amnesia yang membuat Batang Dewi menahan kekesalannya serta kemarahannya.

Batang Dewi setengah berlari ke arah pria amnesia itu hendak membantunya tetapi Jian berteriak keras kepada dirinya sehingga gadis polos itu terdiam mematung.

"Jangan Mendekat ! Aku tidak butuh bantuanmu ! Aku muak padamu ! Pergi !", bentak Jian marah.

"Jian...", ucap Batang Dewi lirih.

"Apa kamu pikir kamu dewi yang bisa menolongku ??? Tidak ! Kamu semakin membuat beban pikiranku ! Dan membuat aku semakin terluka !", kata Jian kasar.

"Tuhanku !?"

Batang Dewi hanya dapat menerima perkataan kasar Jian kepadanya tanpa mampu menjawabnya. Dia menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan sikap pria amnesia itu.

"Kamu tahu, aku tidak suka melihat wajahmu yang jelek itu ! Dan kamu tahu tidak jika kamu sangat memalukan sekali ! Pergi ! Jangan kemari. Dan biarkan aku sendiri !", teriak Jian.

Batang Dewi terhenyak kaget ketika mendengar ucapan yang dilontarkan Jian kepadanya dan dia hampir menangis.

"Ingat ! Aku hanya menganggap mu pengganti mantanku bukan berarti aku menaruh simpati atau perasaan kepadamu !", ucap Jian. "Dan jangan bersikap berlebihan padaku ! Aku muak melihat kepura-puraan saja !"

Terlihat Jian berusaha mati-matian beranjak dari atas karpet dan naik kembali ke atas sofa panjang tetapi dia selalu gagal.

Batang Dewi yang mengesampingkan rasa malunya dan amarahnya lalu beranjak berdiri dari bawah kemudian berlari ke arah Jian dan membantunya naik ke atas sofa.

Pada saat Jian telah berada di sofa dan berbaring di atas sofa, pria amnesia itu langsung mendorong tubuh Batang Dewi hingga gadis polos itu terjengkang jatuh.

BRUK...

Jian memandang dingin Batang Dewi lalu memejamkan kedua matanya dengan acuh dan pergi tidur begitu saja.

Ekspresi wajah Jian langsung berubah menjadi tenang dan suasana di ruangan kembali sunyi.

Batang Dewi hanya menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Dia beranjak dari tempatnya terjatuh tadi lalu berjalan mendekat ke arah sofa.

"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, Jian, bahkan aku tidak tahu alasan apa yang menyebabkan mu berubah seperti itu, maaf jika aku membuatmu marah..."

Batang Dewi meraih selimut yang tergeletak di bawah lalu mengambilnya dan menyelimutkannya ke tubuh Jian.

Dia memandang sejenak ke arah Jian lalu berpaling darinya dan pergi meninggalkan ruangan tengah dengan perasaan bercampur aduk, antara ingin menangis, malu, sedih, kesal dan terluka menjadi satu padu di dalam hati gadis lugu sederhana, yang bernama Batang Dewi.

1
kura kura ninja
dia kerjaannya bengong aja mulai dari awal cerita... sebel sama karakter bibi lampir ini
kura kura ninja
terkadang tak semua harus sama pendapatnya ya
kura kura ninja
kejutan...
kura kura ninja
lah, nih biang keladi atas keretakan hubungan Barang Dewi sama pria amnesia itu keknya ya
kura kura ninja
status barang dewi ini gimana juga kelanjutannya kenapa justru Magani berpaling dari mukanya
kura kura ninja
kagak pusing kau thor... /Facepalm/
kura kura ninja
sehat selalu thor...
Zhen
aku mencintaimu thor...
Zhen
akhirnya dia punya toko roti sendiri sesuai dengan keahliannya
Anonymous
gua suka sama karya ini soalnya terasa di Italia gitu hidup beneran suasananya
Zhen
lancar jaya thor
Zhen
semoga jadi juaranya ya
Zhen
semangat thor...
Zhen
eh, ada sistemnya juga
Zhen
Syukur juga dia dapat pekerjaan baru setelah bereinkarnasi yang ke berapa ya thor kalo boleh tahu
Zhen
oh dia kan tukang roti disini pas dia reinkarnasi
Zhen
rasanya sedih jadi Batang Dewi jadi penasaran baca endingnya
Zhen
kasihan dia tapi sampai amnesia gegara patah hati
Zhen
Cowok amnesia, sakit dia
Zhen
dah, ketemu cowok gila rupanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!