Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbangun
Setelah mengambil barang yang sekira berguna, Budi di ajak berkeliling di seluruh kerajaan Seribu Bintang , sang guru juga memberitahukan siapa saja yang berkhianat dan siapa saja yang bisa di ajak bersekutu.
" Guru, kenapa untuk menghadapi Ratu aku harus menggunakan Keris ,kenapa bukan pedang atau tongkat ?" Tanya Budi .
" Karena ini kelemahan , tanpa menggunakan ini maka ia tak bisa di kalahkan " ucap sang guru. Sang guru, mengajak Budi ke Kerajaan lain ,di sana juga ia mengambil beberapa barang ,yang menurut sang guru ,para raja itu ikut bergabung bersama sang ratu mengepung dirinya , dan barang barang yang di ambilnya merupakan barang barang yang di rampas dari kerajaan Seribu Bintang .
Setengah bulan Budi di alam atas dan masih terus berkeliling ke daratan lain
" Nah sekarang kembalilah "sang guru yang sudah membimbing Budi, membentuk gerakan tangan lagi.
Taruh cincin itu di mukulmu , agar mereka yang kebetulan ada di sana tak kaget ." Saran sang guru
Selesai berucap sang guru membentuk sebuah pola .
Budi membungkuk penuh hormat, sebelum dirinya memasuki celah yang terbuka .
♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️
Karena sudah tiga hari Budi tak sadarkan diri ,Clara dan Linda membawa Budi ke rumah Sakit Abdul Muluk
" Sayang bangun" ucap Clara sambil mengusap usap rambut Budi .
Setiap pulang sekolah ia pasti langsung ke rumah sakit, menemani Budi, Linda akan menggantikannya saat Clara sekolah.
Tony dan Bambang juga beberapa kali datang dan menginap .
Di hari ketujuh , tanda kehidupan Budi melemah dan menghilang
" Tidaaaak, Budi jangan tinggalkan kami" Linda dan Clara berteriak histeris melihat garis lurus pada monitor EKG ( Electrokardigram) dan berbunyi nyaring sebagai peringatan
Tony dan Bambang yang sedang berada di sana pun ikut mengguncang guncang kan tubuh Budi.
Beberapa dokter dengan cepat datang membawa alat kejut jantung (Defibrillator).
" Maaf tolong beri ruang agar kami bisa menyelamatkannya." Salah seorang dokter berbicara pada Linda dan Clara yang memeluk Budi.
Linda dan Clara dengan cepat berdiri, penuh harap Budi bisa tertolong .
" Hitungan ketiga yah" dokter yang menempelkan dua lempengan berteriak.
" Satu, dua, tiga, shock!" Teriaknya , badan Budi terlonjak sesaat namun tak ada perubahan pada EKG.
" satu , dua , tiga, shock" dokter itu kembali memberi aba aba, tubuh Budi terlonjak, namun kini EKG kembali menunjukan grafik , yang menandakan Budi telah di selamatkan.
" Terima kasih dokter, " ucap Clara , ia menyalami sang dokter, di ikuti oleh semua yang ada di sana, mereka sangat berterima kasih Budi terselamatkan.
Di sisi lain jiwa Budi yang memasuki celah cahaya, langsung masuk kedalam raganya
" Di saat Budi sadar, semua sedang menyalami dokter dokter yang melakukan Defibrillator, jadi tak ada yang memperhatikannya, dengan cepat Budi mengeluarkan cincin dari mulutnya dan memasukan cincin itu di bawah bantalnya
" Uhuk"
" Uhuk"
Budi berpura pura batuk sebagai tanda terbangun dari keadaan komanya.
"Sayaaang"
Clara dan Linda dengan cepat menghampiri Budi dan memeluknya .
" Terima kasih, kalian sudah menjagaku" ucap Budi tulus menatap semua sahabatnya , ini lah sahabat sejati yang selalu ada di saat senang dan duka, bukan hanya yang ingin berteman saat senang saja ,saat berduka malah menjauh. Budi semakin yakin jadinya mengajarkan tehnik dari sang guru pada mereka ( Tony dan Bambang).
" Santai aja bro, kaya sama siapa aja," Tony dengan gaya seperti biasanya ia berkata.
" Berapa hari aku tak sadar?" Tanya Budi , dia menghabiskan waktu bersama sang guru hampir sebulan, ia ingin mengetahui ada perbedaan waktu apa tidak.
" Kamu sudah hampir seminggu tak sadarkan diri sayang" ucap Clara, Budi mengelus rambut hitam Clara .
" Apa kalian baik baik saja?!" Tanya Budi lagi,
" Kami baik baik saja, Cafe juga begitu, hanya saja beberapa hari ini ada kejadian aneh yang berulang" ucap Linda
" Aneh bagaimana?" Tanya Budi tak mengerti.
" Beberapa Roti yang baru di masak hilang ,dan kamera cctv hanya terlihat roti itu mendadak hilang saja dari piringnya.
" Pasti kerjaan jin rakus " gumam Budi dalam hati, tapi wajar karena selama seminggu ini tak ada yang memberinya makan.
" Kamu kenapa sampe koma begini Bud?" Tanya Tony yang penasaran.
" Nanti kalau sudah di rumah aku ceritakan " sahut Budi , tak mungkin ia berbicara di sini. Banyak kamera dan orang berlalu lalang di sekitarnya , karena ruangan yang Budi pakai ruangan umum , yang mana bercampur dengan pasien yang lain.
♣️♣️♣️♣️♣️♣️
Eyang Hitam, yang terluka parah , berusaha sekuat tenaga kembali ke kediamannya, ia tak menyangka di usia belia Budi mempunyai ilmu ilmu tingkat tinggi.
" Sesampai di rumah ia bersemedhi memulihkan diri" serangan Budi hampir merenggut nyawanya, andai ia tak melarikan diri ia berpikir pasti ia mati ditangan Budi . Dia tak tahu bila Budi pun terluka karena terkena serangan balik dari ilmu tingkat tinggi yang di keluarkan olehnya.
Bruuush
Asap membumbung tinggi saat Eyang Hitam memanggil Nyai kembang
" Pati kenapa para pengawal yang ku berikan semuanya musnah!" Sang ratu datang dengan kemarahan yang memuncak.
" Maaf ratu, ternyata kesaktian anak itu di atas kekuatan kami, dan ada satu Jin yang membantu nya" Eyang Hitam melapor dengan penuh ketakutan .
" Hmm, kamu pelajari ini, dan carilah tumbal untuk menggantikan para pengawal yang tewas" ucap Nyai Kembang .
" Baik Ratu, " Eyang Hitam menyanggupi permintaan sang Ratu.
Eyang Hitam mempelajari ilmu yang baru di berikan oleh sang ratu, namun ia harus mencari persyaratan yang agak susah ,karena ia harus mencari bayi yang mempunyai tulang wangi.
Dia harus bisa memulihkan diri dulu sebelum mencari syarat utama ilmu yang di pelajarinya , dengan kondisi badan yang terluka sudah jelas ia tak bisa menculik bayi itu, apalagi ia harus mencari tumbal sebagai ganti pengawal yang musnah di tangan Budi .
♠️♠️♠️♠️♠️♠️
Setelah dua hari dari sadarnya Budi baru di perbolehkan pulang. Karena kondisi Budi yang koma selama seminggu memang membuat kondisi tubuh Budi menurun drastis.
" Ah, lega juga sampai rumah sendiri" ucap Budi saat memasuki rumahnya, Clara , Linda masuk dan membereskan rumah Budi yang sedikit kotor karena seminggu tak di bersihkan.
" Ayo kemari, ada yang aku ingin bicarakan" ucap Budi serius, membuat semua nya mendekat dan menunggu apa yang akan Budi bicarakan .
" Kalian pasti bertanya tanya apa yang aku lawan kemarin" ucap Budi sambil memandang semua sahabatnya.
" Iya kamu heran apa yang kamu lawan, haji Nur hanya berkata sesuatu yang tak terlihat" ucap Ade.
" Baiklah, aku akan mengatakan yang sebenarnya" ucap Budi " yang aku lawan kemarin siluman ular dan dukun sakti yang pernah mengirim jin pada Linda" jawab Budi menjelaskan , membuat semua sahabatnya terbelalak.
" Si...siluman!?" Bambang yang kadang kadang error berkata dengan ketakutan.
" Iya, dan kemarin aku koma di bawa guru Karang Setra ke alam atas" ucap Budi
" Kamu punya guru di alam atas?" Tanya Tony heran, Budi mengangguk.
Aku ingin membicarakan hal penting tapi kalian harus bersumpah darah, ini pesan guruku " ucap Budi serius
" Baik kami aku akan bersumpah" ucap Tony .
" Kami juga" Linda dan yang lainnya ikut setuju
serempak mereka semua bersumpah darah, tak akan mengatakan apapun dan tak akan mengkhianati persahabatan mereka , itu juga berlaku bagi Budi .