NovelToon NovelToon
MUTIARA SETELAH LUKA

MUTIARA SETELAH LUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Keluarga / CEO / Penyesalan Suami / Ibu Pengganti
Popularitas:577
Nilai: 5
Nama Author: zanita nuraini

“Mutiara Setelah Luka”

Kenzo hidup dalam penyesalan paling gelap setelah kehilangan Amara—istrinya yang selama ini ia abaikan. Amara menghembuskan napas terakhir usai melahirkan putra mereka, Zavian, menyisakan luka yang menghantam kehidupan Kenzo tanpa ampun. Dalam ketidakstabilan emosi, Kenzo mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh dan kehilangan harapan untuk hidup.

Hidupnya berubah ketika Mutiara datang sebagai pengasuh Zavian anak nya. Gadis sederhana itu hadir membawa ketulusan dan cahaya yang perlahan meruntuhkan tembok dingin Kenzo. Dengan kesabaran, perhatian, dan kata-kata hangatnya, Mutiara menjadi satu-satunya alasan Kenzo mencoba bangkit dari lembah penyesalan.

Namun, mampukah hati yang dipenuhi luka dan rasa bersalah sedalam itu kembali percaya pada kehidupan?
Dan sanggupkah Mutiara menjadi cahaya baru yang menyembuhkan Kenzo—atau justru ikut tenggelam dalam luka masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. ADELE BELUM MENYERAH

Saat makan malam, zavian duduk persis di sebelah papa nya. Kenzo terlihat lebih tenang dari hari-hari sebelumnya, meski tetap belum banyak bicara. Zavi makan disuapi oleh tiara sambil sesekali bersuara kecil, seperti biasanya.

Suasana meja makan tenang, tidak ada pembicaraan berarti dari orang dewasa. Sesekali hanya celoteh zavi yang terdengar, membuat suasana tidak terlalu kaku.

Tiara memperhatikan kenzo yang berkali-kali melirik ke arah zavi. Bukan lirikan kosong seperti dulu, sekarang ada respons, meski kecil. Kadang kenzo mengusap bahu zavi atau membantu memegangi gelas kecilnya. Nyonya saras dan tuan rendra melihat itu dengan rasa syukur, meskipun tidak mengatakan apa pun.

Setelah selesai makan, kenzo mengangkat zavi dan menggendongnya sebentar. Zavi tertawa kecil lalu memeluk leher kenzo. Setelah itu zavi diberikan kembali ke tiara karena sudah waktunya gosok gigi dan bersiap tidur. Malam hari di rumah itu berjalan biasa, tapi semuanya terasa lebih ringan.

Pagi hari setelah sarapan, tuan rendra membuka percakapan sambil merapikan jasnya.

Hari ini kamu ke kantor?

Iya pah, memang kenapa? Kenzo menjawab sambil mengambil ponsel.

Papa hanya bertanya, soalnya kemarin seharian adele ada di kantor nungguin kamu datang. Papa tahu dari sekretarismu.

Kenzo menghela napas dan berdiri.

Biarin aja pah. Aku sudah tidak peduli lagi sama dia.

Tuan rendra menatap anaknya lama.

Tapi kalau kamu biarkan begitu saja, dia pasti akan mengganggu kamu lagi, ken. Papa cuma mengingatkan.

Nanti akan aku urus, pah. Untuk sekarang aku masih sibuk urus perusahaan.

Tidak ada yang dibahas lagi. Setelah itu mereka berangkat.

Di rumah, nyonya saras hanya duduk di ruang keluarga sambil meminum teh hangat. Beliau tidak lagi mengikuti kegiatan sosialita seperti dulu. Paling hanya ikut arisan kecil saja. Selebihnya, waktu beliau banyak diluangkan di rumah atau pergi ke panti asuhan, tempat yang sudah beliau anggap seperti rumah kedua.

Hari itu nyonya saras sedang duduk bersama tiara dan zavi. Mereka duduk di lantai ruang keluarga, membantu zavi menyusun balok-balok warna. Zavi sesekali memukul-mukul balok karena kesal menara kecilnya selalu roboh. Tiara sabar membantunya, sementara nyonya saras tersenyum melihat tingkah cucunya.

Suara mobil berhenti di depan rumah membuat keduanya saling pandang.

Siapa ya? tanya nyonya saras.

Tiara hanya mengangkat bahu.

Bel rumah berbunyi.

Ting tong.

Salah satu pelayan membuka pintu. Dari pintu terdengar suara seorang perempuan.

Saya mau ketemu kenzo.

Pelayan itu menjawab sopan.

Maaf, tuan kenzo sudah berangkat ke kantor.

Belum sempat pintu ditutup, perempuan itu langsung mendorong pintu dan masuk begitu saja tanpa dipersilakan.

Dengan langkah percaya diri, dia memanggil keras.

Mas ken... dimana kamu? Aku datang!

Suaranya menggema sampai ke ruang keluarga.

Nyonya saras yang mendengar itu langsung berdiri dan berjalan ke depan. Tiara yang menggendong zavi mengikuti dari belakang. Begitu sampai, mereka melihat perempuan yang kemarin muncul di mall. Adele.

Nyonya saras berdiri dengan tangan terlipat.

Mau apa kamu datang kesini lagi?

Adele malah tersenyum seperti tidak merasa bersalah.

Oh hai tante, apa kabar? katanya sambil berusaha meraih tangan nyonya saras untuk cipika-cipiki.

Nyonya saras mengangkat tangannya, menolak.

Tidak usah.

Adele menarik tangannya dengan kikuk.

Saya cuma mau ketemu kenzo, tante. Ada yang mau saya bicarakan.

Kenzo tidak ada, kata nyonya saras tegas. Lebih baik kamu pulang. Jangan datang lagi kesini.

Tiara berdiri sedikit di belakang, tidak ikut campur. Dia tidak mau terlihat pura-pura tahu apalagi ikut campur dalam masalah pribadi kenzo. Dia hanya memeluk zavi sambil menenangkan anak itu.

Namun, baru beberapa detik mereka diam, tiba-tiba suara zavi terdengar keras. Anak itu menunjuk adele sambil memiringkan kepala.

Oma... ciapa tate tu? Aya uak adut di alan.

Artinya kira-kira: oma, siapa tante itu? mukanya kayak badut yang ada di jalan.

Nyonya saras, tiara, dan pelayan yang berdiri di sekitar hampir saja tertawa keras. Mereka semua spontan menutup mulut masing-masing. Tiara sampai memalingkan wajah ke samping agar tidak terlihat tertawa.

Wajah adele berubah merah padam. Dia mengerutkan dahi dan menatap zavi.

Apa yang dia bilang barusan? katanya dengan nada tinggi.

Tiara menjawab hati-hati.

Namanya juga anak kecil, mba. Dia cuma ngomong apa yang dia lihat.

Nyonya saras kembali bicara dengan nada tegas.

Kamu sudah dengar sendiri. Sudah, silakan pergi dari rumah kami. Jangan ganggu keluarga saya lagi.

Adele menggigit bibir, tidak terima dipermalukan seperti itu.

Tante pikir saya takut? Saya akan tetap datang sampai kenzo mau bicara sama saya.

Nyonya saras berdiri lebih tegak.

Kalau kamu masih nekat datang, aku akan laporkan kamu atas tindakan tidak sopan masuk rumah orang tanpa izin. Jangan uji kesabaran saya.

Nada suara nyonya saras terlalu tegas untuk diabaikan. Adele akhirnya hanya mendengus kesal, memutar badan, lalu pergi sambil mengentakkan kaki.

Begitu pintu tertutup, tawa yang sejak tadi ditahan akhirnya pecah. Tiara tertawa paling keras sambil menutup wajahnya dengan satu tangan. Pelayan sampai menunduk menahan tawa.

Zavi ikut tertawa meski dia tidak paham apa yang terjadi.

Zavi lucu ya bu... kata tiara sambil memegang perutnya karena geli.

Nyonya saras tersenyum puas.

Kadang anak kecil memang jauh lebih jujur dari orang dewasa.

Setelah itu suasana rumah kembali normal, namun kejadian barusan membuat siang itu terasa lebih ringan. Tiara masih belum berhenti tersenyum karena ucapan zavi. Sementara nyonya saras duduk kembali, merasa lega karena setidaknya kenzo tidak harus menghadapi wanita yang sudah membuat hidupnya berantakan.

Di sisi lain, tiara tidak berani membicarakan hal itu ke kenzo. Dia tahu itu bukan urusannya. Lagipula, dia tidak mau membuat kenzo kesal atau tertekan. Tiara berencana hanya akan diam dan menunggu kalau suatu hari kenzo ingin bercerita.

Hari itu berakhir dengan lebih banyak tawa daripada biasanya. Zavi menjadi pusat perhatian dengan kepolosannya. Dan jauh di dalam hati, nyonya saras mulai merasa bahwa kedekatan kenzo dan tiara akan membawa perubahan besar untuk keluarga mereka.

Haii readers selamat malam

Tinggalkan jejak kalian ya

Like komen subscribe vote dan hadiah nya juga

Selamat membaca,terima kasih

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!