Rumah tangga yang hancur ibarat ranting yang patah.Takan bisa disambung kembali.
Begitupun hati seorang istri yang telah dipatahkan bahkan dihancurkan takan mudah untuk sembuh kembali.
Seorang istri dan seorang ibu akan tetap kokoh saat diuji dengan masalah ekonomi namun hatinya akan remuk dan hancur saat hati suaminya tak lagi untuknya..
apa yang tersisa?
rasa sakit, kekecewaan dan juga penyesalan.
Seperti halnya yang dialami oleh Arini dalam kisah yang berjudul " Ranting Patah "
Seperti apa kisahnya?
Akankan Arini bertahan dalam pernikahannya?
Baca selengkapnya!!!
Note: Dukung kisah ini dengan cara baca stiap bab dengan baik,like,komen, subscribe dan vote akan menjadi dukungan terbaik buat author.
Dilarang boom like ❌
lompat bab ❌
komentar kasar atau tidak sopan ❌
Terimakasih, sekecil apapun dukungan dari kalian sangat berati untuk author 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
" Ka Hanif." teriak Dinda saat ku dorong Hanif mungkin kepalanya sedikit membentur tembok.
Hari ini aku benar-benar kalap,setan seperti menguasai hati dan fikiranku hingga aku sama sekali tak memiliki rasa iba pada kedua cucuku.
" Dek,Jagan nangis KK gak papa.Eyang kami salah apa si kenapa eyang tega sama kami.Kalau ada ayah sama bunda eyang gak pernah kasar kenapa sekarang kasar eyang?"
Hanif memberontak dan berusha melepaskan Dinda dari tanganku.
Ku hentakan Dinda hingga tubuhnya terhuyung kesofa.
" Kalian tau kenapa eyang benci sama kalian? Karna kalian terlahir dari rahim wanita miskin itu.Eyanh benci sama Arini, meskipun didalam tubuh eyang mengalir darahnya tapi eyang tetap benci.Eyang berharap Arini dan Arjun segera berpisah kalian pergi selamanya dari rumah ini."
Ku utarakan kebencian ku pada Arini didepan kedua anaknya.Ku caci ku maki dan ku luapkan semuanya didepan dua anak ingusan yang ada didepanku.
Bahkan aku sampai tak hentinya menghina Arini dan berkata buruk tentangnya.
Kebencianku pada arini bukan tanpa alasan,dendamku pada seseorang kubalaskan melalui Arini dan anak-anaknya.
Sekian lama ku tahan namun akhirnya aku tak bisa lagi menutupi semua ini, aku tak perduli mereka adalah anak-anak dari Arjun putraku.
Ku lihat dari kejauhan sepeda motor Arini sudah hampir masuk ke pekarangan rumah.
Hem biar saja anak-anak itu mengadu biar bom semakin meledak.Itu bisa jadi alasanku untuk membuat Arini dan Arjun pisah dengan cepat.
" Assalamualaikum."
Ku dengar suara Arini,aku gegas bersembunyi.
"Bunda dari mana?"
Kudengar suara si anak manja itu merengek didepan ibunya.Sudah pasti dia akan mengadu.
Saat mereka masuk kamar aku membuntuti tanpa sepengatahuan mereka.Dengan susah payah aku berusaha mencuri dengar pembicaraan mereka.
Arggggh sial! Dinda malah berbicara lain,apa anak itu sengaja menutupi semua yang terjadi.
Gagal sudah rencanaku,hahaah tapi aku lupa masih ada Hanif yang belum mengadu.
Lama aku menunggu akhirnya Arini keluar dari kamar Dinda.Arini berjalan menuju kamar Hanif,Yeeez semoga saja Hanif akan mengadukan hal yang sebenarnya pada Arini.
Pelan-pelan ku ikuti Arini,sial semua ini tak sesuai dengan rencanaku.Hanif juga menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
" Ekheem,Bu kenapa tidak masuk saja! Mengapa harus menguping dibalik pintu."
Suara Arini membuatku blingsat,rupanya Arini tau aku tengah menguping.
" Hei untuk apa aku menguping,aku memang ingin bertanya kenapa kamu baru pulang.Apa kamu tidak ingat sebentar lagi suamimu pulang." dustaku.
Setelah mengatakan itu aku gegas pergi.
Ku dengar suara Hanif dan Arini entah sedang membicarakan apa,ingin rasanya menguping namun ah sudahlah.
🍃🍃🍃🍃🍃
" Mas, akhir-akhir ini aku ingin terus bersamamu.Kamu tau aku ada kejutan yang pasti akan membuat kamu bahagia." Ucap seorang wanita dengan rambut panjang berwarna merah kecoklatan.
" Oh ya? Kejutan apa sayang,maaf ya aku masih harus membagi waktu.Kamu tau sayang, sebenarnya aku selalu ingin bersamamu, menghabiskan setiap malam denganmu,kamu tempat pulang ternyaman.Apa lagi jika sudah,em."
Laki-laki yang duduk diruangan kerjanya mencolek puncak hidung wanitanya yang kini tengah bergelayut manja dan duduk dipangkuannya.
Greeep
" Nanti malam saja mas,rasanya aku ingin selalu seperti ini.Berada didekapanmu, merasakan hangatnya tubuhmu,aroma tubuhmu begitu aku rindukan setiap malam."
Wanita dengan dress warna maroon itu dengan lincahnya membelai dada bidang laki-laki tersebut hingga membuat sesuatu dibalik celananya terbangun dan menggeliat.
" ahh sayang,phytonku jadi bangun.Ayo kamu harus tanggung jawab." Bisik laki-laki itu dengan suara sensual.
Cuuup
" Big No! Tindak untuk saan ini karna aku,"
Wanita itu sengaja menggantung ucapannya.
" Aku apa sayang, please jangan membuatku gila.Ini sungguh tidak enak sekali, phytonku harus menyemburkan racunnya." desaknya dengan wajah yang sudah terlihat blingsat dan juga kacau.
Perlahan wanita itu turun dari pangkuan lelakinya.
" Mas aku hamil!" ucapnya spontan membuat sang pria merasa syok.
" Apa? Apa aku tidak salah dengar sayang?Ulangi sekali lagi!" titahnya.
" Aku hamil!" wanita itu menunjukkan benda pipih kecil dan panjang benda tersebut menunjukkan strip dua berwarna merah
" Jadi kamu beneran hamil sayang?"
" Em."
" Ya Tuhan terimakasih kerja kerasku selama ini tak sia-sia.Kamu hebat thon!" Ucapnya dengan bangga sembari mengusap miliknya yang perlahan mulai mode tidur.
" Tapi mas!"
Wajah wanita itu tampak murung.
" Apa sayang,kamu tak bahagia dengan kehadiran anak kita?" tanya sang pria penuh telisik.
" Bukan.Tapi,"
" Tapi apa?
Tok tok tok
Permisi
🍃🍃🍃
Sementara ditempat lain,Arini tengah gelisah memikirkan suaminya pasalnya sudah lewat jam 7 malam dan suaminya tak kunjung pulang.
" Arini!"
" Iya Bu!"
" Apa kamu tidak ada kegiatan lain selain mondar mandir tidak jelas didepan pintu? Ibu pusing melihat kamu!" Sentak ibu mertuaku.
" Huuuft,Maaf Bu kalau pusing tidak usah dilihat.Aku sedang gelisah memikirkan anak ibu,angin berhembus sangat kencang hujan hampir turun lagi dan anak ibu belum pulang."
Aku yang geram dengan sikap dan ucapan ibue mertuaku akhirnya angkat bicara.
Apa lagi setelah aduan dari anak-anakku,aku lebih curiga setelah melihat luka lebam di pelipis Hanif dan terlebih Dinda yang mengeluh sakit dibagian leher dan kepalanya.
" Halaah kamu ini bisa aja,bukannya setiap hari Arjun selalu terlambat pulang.Harusnya kamu sadar Arini,jika suami kamu sampai tidak betah dirumah itu berarti kesalahan ada pada diri kamu! Kamu tidak bisa membuat suami kamu senang,kamu membosankan,kamu,"
" Cukup Bu! Sudah cukup,sebaik apapun saya sepandai-pandainya saya akan tetap salah dimata suami yang tidak pandai bersyukur.Lagipula mas Arjun bukan tidak betah tapi dia memang banyak pekerjaan di kantor.Apa lagi ini akhir bulan,jadi stop menyalahkan saya,stop berbicara seakan saya itu jadi penyebab semuanya dan ya,saya mau tanya sama ibu."
Dengan dada bergemuruh aku mendekati ibu mertuaku,ku tatap wajahnya begitu lama dan dalam.
Ku tarik nafas panjang dan ku hembuskan perlahan sebelum aku benar-benar menanyakan semuanya pada ibu.
" Mengapa menatap ibu seperti itu? Dasar mantu kurang ajar,tidak tau diri,tidak tau aturan.Apa kamu fikir kamu sopan dengan menatap ibu seperti itu? CK,ibu akan adukan semuanya sama Arjun!"
Kendati mulutnya berbicara seperti itu namun sorot matanya berkata lain.Aku melihat ibu mertuaku seakan ingin menghindariku.Entahlah aku merasa seperti ada yang sedang dia tutupi dariku.
" Bu,aku mau tanya tolong ibu jawab jujur.Apa yang sudah ibu,"
" Assalamualaikum."
" Wa'alaikumsalam."aku menoleh cepat kearah sumber suara.
Degh degh degh
Bersambung....