NovelToon NovelToon
Dinikahi Kakek Impoten

Dinikahi Kakek Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Fantasi Wanita / Disfungsi Ereksi
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Mall

Kakek Malik mengajak Rani makan diluar rumah singgah kecilnya, diluar telah ada supir pribadi Malik yang telah siap mengantarkan majikannya.

Dengan kelembutan kakek Malik mengandeng tangan Rani dan membawanya masuk ke dalam mobil, ia duduk disamping gadis muda itu.

Berulang kali Rani menurunkan rok pendeknya saat paha nya yang putih terpampang, Malik yang minat berusaha untuk menenangkan debaran jantungnya.

"Kita berangkat sekarang." Titah Malik pada supirnya.

Mobil mewah itu melaju pelan meninggalkan rumah singgah kecil milik Malik. Udara pagi yang sejuk menerpa wajah mereka berdua. Kakek Malik tersenyum lembut, matanya sesekali melirik ke arah Rani yang duduk di sampingnya.

Malik menyadari kegelisahan Rani, dengan suara yang berusaha sehalus mungkin ia berkata, "Tenang saja, Rani. Kita akan makan di tempat yang nyaman, dan tidak akan ada orang yang akan mengusikmu." Suaranya berusaha menenangkan, namun detak jantungnya sendiri terasa berdebar lebih keras.

Ada bagian dari dirinya yang terganggu oleh keindahan yang tidak sengaja ditampilkan oleh Rani, namun ia berusaha keras untuk mempertahankan sikap sebagai seorang gentleman. Di sepanjang perjalanan, Rani hanya bisa mengangguk kecil, matanya menatap lurus ke depan, mencoba menghindari kontak mata dengan Malik.

Supir pribadi itu sesekali melempar pandang melalui kaca spion, menangkap dinamika antara majikannya dan gadis muda itu dengan rasa ingin tahu. Sesampainya di restoran, Malik segera turun dan dengan cepat berada di sisi Rani untuk membukakan pintu mobil.

"Kita sudah sampai," ujarnya dengan senyum yang meneduhkan. Rani mengangguk, menarik napas dalam dan berusaha menampilkan senyum yang lebih rileks saat mereka berjalan masuk ke dalam restoran yang telah Malik pilih dengan hati-hati untuk kesempatan ini.

Rani dan Malik keluar dari mobil setelah supir membukakan pintunya, Rani pun mengandeng tangan Malik untuk membuat pria tua itu tidak kesusahan dalam berjalan.

Malik yang melihat ketulusan Rani pun akhirnya ia membiarkan Rani mengandeng lembut lengannya.

"Silahkan duduk disana tuan." Tunjuk supir Malik menunjuk ke arah meja yang telah di pesan terlebih dahulu.

"Terima kasih, kamu pergi lah."  Jawab Malik.

Keduanya pun duduk bersebelahan setelah supir pergi meninggalkan tuan majikannya bersama gadis muda yang baru dikenal Malik.

"Mau makan apa?" Tawar Malik menatap Rani disampingnya.

"Apa saja."  Jawab Rani yang akhirnya Malik memilihkan makanan untuk keduanya mengisi perut.

Hanya menjatuhkan waktu 10 menit makanan pun telah datang dan pelayan restoran menaruh diatas meja yang mereka tempati.

Di meja kayu yang besar dan kokoh, terdapat beberapa hidangan ringan yang baru saja disajikan. Di atas piring-piring putih, terlihat potongan roti panggang yang masih mengeluarkan uap hangat, menandakan kesegarannya.

Di sudut meja, terdapat secangkir kopi hitam yang masih mengepul hangat, aroma kopinya yang kuat seakan mengundang setiap orang yang lewat untuk mencicipinya. Di sampingnya, secangkir teh hijau yang menenangkan, lengkap dengan irisan lemon yang mengapung di permukaan, menambah kesan segar.

Malik melihat ke arah Rani yang tampak bingung memilih di antara dua pilihan menu yang terhidang. "Coba ini, Rasanya ringan dan tidak terlalu mengenyangkan," ujar Malik sambil menyodorkan sepiring roti panggang dengan selai stroberi dan potongan buah segar.

Rani mengangguk, mengambil piring tersebut dengan senyum tipis. Dengan gerakan yang ragu, dia memotong sepotong kecil roti, mencelupkannya ke dalam selai, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Ekspresi wajahnya berubah menjadi terkesan saat dia merasakan kombinasi rasa yang lembut dan menyegarkan dari stroberi dan buah segar.

"Gimana rasanya, kamu suka?" Tanya Malik memastikannya.

"Saya suka kek, ini enak." Jawab Rani jujur.

"Saya tahu kamu akan suka," kata Malik dengan senyum puas, sambil mengambil secangkir teh hangat dan menyesapnya pelan.

Mereka kemudian makan dengan suasana yang tenang, hanya ada suara garpu dan pisau yang sesekali terdengar, serta cahaya matahari pagi yang menyinari ruangan membuat momen itu semakin hangat.

"Alhamdulillah saya kenyang kek, terima kasih ya atas kebaikannya." Kata Rani tulis.

Malik mengangguk, lalu ia melihat ketidaknyamanan Rani saat ia melihat tangan Rani selalu sibuk menurunkan rok yang memang sedikit kependekan.

"Sepertinya kamu tidak nyaman memakainya, kita cari baju untuk kamu ya?" Ujar kakek Malik.

Rani tak kuasa menolak ajakan pria yang sudah ia anggap seperti kakeknya sendiri, apalagi ia tumbuh tanpa kasih sayang ayah maupun kakeknya.

Tentu saja Rani senang mendapat perlakuan itu dari Malik, Rani mengangguk dan ia pun mengikuti kemana Malik akan membawanya.

Hingga Malik membawanya ke suatu tempat dimana terdapat mall besar di sana, agak jauh dari tempat tinggal Rani saat ini.

Setelah hampir satu jam berkendara, Malik dan Rani akhirnya tiba di mall besar yang telah dituju. Cahaya matahari yang terik mulai tergantikan oleh sinar lampu mall yang berkilauan. Malik memandang sekeliling, berusaha menyesuaikan mata dengan perubahan cahaya.

"Ayo kita turun dan lihat-lihat baju untuk kamu," ujar Malik sambil tersenyum, meraih tongkatnya yang terletak di jok belakang. "Baik kek," sahut Rani, segera membuka pintu mobil dan turun lebih dulu. Ia mengambil tongkat itu dan mengulurkannya kepada kakeknya.

Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam mall. Malik merasa lega karena tongkat itu memberinya dukungan lebih saat berjalan. Di sisi lain, Rani terus memperhatikan Malik memastikan Malik berjalan dengan aman.

Setiap beberapa langkah, Malik berhenti untuk melihat-lihat etalase toko yang menarik perhatiannya. Dari dekat Malik hanya menatap Rani yang seakan terpukau saat baru memasuki kawasan mall beberapa menit yang lalu.

"Kamu pernah kesini?" Tanya Malik ingin tahu.

"Tidak kek, ini pertama kalinya." Jawab Rani disertai gelengan kepalanya.

Malik mengangguk paham, sejujurnya ia merasa iba melihat gadis semudah Rani yang harus menderita diusianya yang terbilang masih hijau.

Seharusnya seusia Rani bisa bebas menikmati masa mudanya, belum lagi biasanya keinginan seusia nya masih banyak dan hanya ingin bersenang-senang saja.

Namun berbeda dengan Rani yang harus mengalami nasib tak baik, bahkan Malik masih belum tahu alasan Rani diusir saat malam itu.

"Carilah yang kamu suka Rani, jangan sungkan." Kata Malik dengan menerbitkan senyumannya.

"Iya kek."

Rani pun langsung memilih pakaian yang pantas untuknya, ia pun mengambil baju sederhana dan murah. Gadis itu memperlihatkannya pada Malik, Rani hanya mengambil satu stel pakaian.

"Hanya ini? Kau butuh cukup banyak Rani, pilihlah yang banyak."

Rani menggeleng cepat, dan itu membuat Malik mengernyit.

"Kenapa kamu?" Tanya Malik.

"Saya takut merepotkan kakek, dan menghabiskan banyak uang kakek Malik." Jawab Rani polos.

Malik mendengar itu langsung terkekeh saat itu juga, "kamu jangan cemaskan uang saya, mall disini pun bisa saya beli. Ambillah 10 steel baju." Titah Malik.

Rani membalas senyuman kakek Malik, lalu ia pun tanpa pikir panjang mengambil pakaian tidur selutut 3 sisanya baju santai yang sopan.

Rani berjalan ragu menuju toko yang dipenuhi berbagai macam pakaian dalam. Pipinya merona, merasakan rasa malu yang membuncah saat melihat berbagai model dan warna yang tersedia.

Malik pun membayar semua baju yang tadi dipilih oleh Rani, lalu sekilas Rani melihat tok pakaian lain dan ia berhenti tepat ditoko itu.

"Ada yang ingin kamu beli lagi?" Tanya Malik.

Dengan tersipu malu Rani menunjuk pada toko baju di depannya, dan Malik yang melihat itu paham bahwa Rani juga butuh pakaian dalam.

"Kamu masuklah dan pilih yang kamu inginkan." Ucap Malik.

Rani memasuki toko pakaian dalam yang luas dengan penuh antusias. Lampu-lampu terang menerangi setiap sudut, menampilkan aneka pakaian dalam yang tersusun rapi di rak-rak yang berbaris panjang. Warna-warni cerah dari berbagai pakaian dalam menarik perhatian, dari merah menyala hingga biru pastel, semua terpajang menggoda untuk dipilih.

Malik mengikuti Rani dengan pandangan yang kagum. Dia memperhatikan Rani yang sedang memilih-milih br4 dengan ukuran yang cukup besar.

Di antara pilihan yang ada, Malik menemukan dirinya terhenti pada satu bra berwarna merah marun dengan renda halus yang melingkari tepiannya, detail yang menambahkan sentuhan feminin dan elegan.

Malik mencoba mengalihkan pikirannya yang mulai melayang ke arah yang tidak diinginkan, dia kembali fokus pada tugasnya untuk mendampingi Rani memilih pakaian dalam yang terbaik untuk gadis itu.

Mata Rani berbinar saat melihat koleksi kosmetik yang Malik pilihkan untuknya. "Wah, ini semua untuk aku?" tanyanya tak percaya.

Malik hanya tersenyum, melihat kegembiraan di wajah Rani yang tampak seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah di hari ulang tahunnya.

"Iya ini semuanya untuk kamu Rani," ujar Malik, membuat pipi Rani memerah karena malu sekaligus senang.

Rani menggenggam tangan Malik, dan mengucapkan rasa senangnya dengan ucapan terima kasih yang tulus.

Senja mulai turun, cahaya mall yang mulai berpendar menambah suasana magis di antara mereka. Rani dan Malik berjalan berdampingan keluar dari toko, dengan tas belanja di tangan yang sangat banyak.

1
Ara putri
semangat kak, jgn lupa mampir juga ya keceritaku PENJELAJAH WAKTU, HIDUP DIZAMAN AJAIB
vita
suka ceritanya menarik
Soraya
semangat thor lanjut
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya,

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!