Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pov Argha
Keributan dan halu lalang para siswa membuat Argha dan beberapa teman nya nampak heran.
" Ada paan, rame amat perasaan? ". Mereka saling adu pandang merasa heran kemudian bergerak mengikuti arah kemana mereka pergi.
Dari kejauhan Argha melihat bagaimana Camelia menyiram jus jeruk pada murid baru yang begitu dia paham.
" Heran gue sama tu cewek kalau sehari aja kagak buat onar dan bikin kegaduhan kek nya gatel amat yak, cewek gek monyet betina kek gitu bisa meluluh lantah kan seorang Zikry ya ampun. " Edo teman dekat Argha menggelengkan kepala heran dan jengga melihat tingkah Camellia. Sedangkan Argha menggepal kan tangan hingga buku buku tangan nya memutih.
Argah da Zikry memiliki teman deket yang berbeda. Mereka tidak pernah bercengkrama satu sama lain antara teman dekat Argha dan juga Zikry, mengingat pertemanan Argha yang terlalu liar dan brutal membuat Zikry benar-benar tidak menyukai semua itu.
" Do, gak tau aja mungkin si Camelia tu main nya enak pas seksual makanya Zikry mau sama dia. Lagian cewek apaaan sih cantik iya kaya pinter sexy ok lah tapi nengok kelakuannya itu semua dah gak ngaruh anjir. " Rendy merangkul bahu Edo dan Samuel sembari menatap Camelia yang kesal karena mendapatkan perlawanan dari Felicia.
" Wah Gha gak bisa di biarin ni, maen masukin kepala anak orang ke dalam Akuarium bisa mati anak orang. " Samuel menatap Argha yang pergi meninggalkan mereka. Mereka tahu jika Argha memiliki minat terhadap anak baru itu, tidak seperti biasa Argha sedikit berbeda yang membuat teman teman nya memahami nya langsung.
Meski terkadang mereka akan menjadi teman dan terkadang mereka juga akan musuh. Tapi saling merasakan dan ke ikatan satu sama lain, mereka mengerti kapan mereka menjadi teman baik dan kapan mereka harus jadi teman yang tak terlihat oleh Argha.
" Gue rasa Argha suka sama Felicia, seandainya iya bagaimana hubungan mereka nanti nya?. " Samuel merangkul kedua teman yang juga memikirkan ucapan Samuel.
" Rumit, Zikry cinta nya sama Camelia sedangkan Argha mulai tertarik sama Felicia. Jadi siapa yang harus ngalah dalam hal ini?. Gak mungkin juga dua dua nya mau sama mereka ha.. ha. ga.." Mereka menertawakan sesuatu yang mustahil bagi mereka namun mereka juga memikirkan semua itu.
Mereka menggelengkan kepalanya kemudian berjalan mengikuti langkah Argha yang kini sudah berada di didepan Felicia.
"Lo tau betul siapa gue Camelia, jadi jangan pernah bawa diri lo untuk masuk ke dalam lingkup kehidupan gue. Jauhi Felicia, dia di bawa pelindung gue dari orang orang sinting kek lo. " Ucap Argha dengan membawa jari telunjuk nya di kening nya lalu pergi meninggalkan Camelia yang menjadi tontonan para siswa siswi yang lain."
"Kurang ajar lo Argha. " Gumam Camelia pelan. Camelia memang kekasih Zikry tapi dia tidak bisa membawa Zikry kembali, dia juga tidak berdaya jika harus berhadapan dengan Argha. Berhadapan dengan nya hanya akan membuang waktu nya saja dan hanya akan meluakai Zikry.
Argha pergi meninggalkan Camelia yang mengumpat nya dengan sumpah serapah nya. Diam diam Argha mengikuti Felicia dan teman-temannya pergi menuju parkiran di mana mobil salah satu dari mereka berada.
Tubuh nya terlihat lemas dengan rambut dan baju yang basah kuyup.
" Kenapa gue kek penguntit, kenapa?. " Gumam Argha menghentikan langkah kakinya seketika sadar dengan apa yang sedang dia lakukan. Mata nya menatap jauh saat mobil itu pergi berlalu meninggalkan lingkungan sekolah yang masih ramai.
" Gha, lo kenapa?. " Samuel menepuk punggung Argha membuat nya tertegun.
" Gue kenapa sih, kek ada yang aneh sama gue?. " Ucapan Argha membuat ketiga temannya merasa heran.
" Ngaco lo, dah yuk cabut gabut gua di sekolah gak ada yang seru. " Rendy menarik baju Argha untuk berjalan bersanding dengan nya.
" Please Gha stay dulu jangan kemana-mana, kita butuh loh malam ni buat tanding. " Dio berucap pelan di samping Samuel yang mendengar dengan jelas.
" Udah aman, kita percaya Argha pasti bantu kok tenang dan tetap tenang meski pada akhirnya Zikry yang akan muncul. " Gumam Samuel sedikit meragukan ucapannya sendiri.
" Gue harus cabut, kepala gue kayak berat banget. Entah lah kayak ada sesuatu yang berputar putar. " Argha memejamkan mata nya beberapa kali sebelum memakai helm hitam kesayangan nya. Mereka saling pandang melihat keadaan Argha, ada sesuatu yang mereka khawatir kan.
" Gha, entar malem jadikan. Kasihan Siska dia butuh biaya banyak untuk ibunya. " Dio menepuk bahu Argha saat pemuda itu siap untuk pergi. Argha membuat kaca helm menatap Dio yang nampak khawatir.
" Aman tunggu aja di tempat biasa, gue pasti datang. " Argha menutup helem nya kemudian berlalu menaiki motor merah nya meninggalkan ketiga teman nya yang menarik nafas berat.
" Gimana kalau yang dateng Zikry, bukan Argha. Gimana nasip Siska setelah ini?. " Siska adalah anak yatim yang mereka bantu sejak 3 tahun lalu, Siska mempunyai ibu yang sedang sakit sakitan dan membutuhkan banyak biaya untuk berobat. Mereka menemukan Siska di tempat Prostitusi saat usia nya masih 14 tahun, mereka menyelamatkan gadis itu dan membantu nya sepenuhnya.
" Kalau Argha gak dateng masih ada kita kan, kita juga bisa menang balapan itu malam ini buat pengobatan ibu Siska. " Rendy menguatkan kedua temannya itu meskipun dia sendiri tidak yakin jika mereka bisa melakukan nya sebaik Argha yang melakukan itu.
Di jalan Argha terus mengeluh sakit pada kepalanya, membuat ingin segera pulang dan istirahat. Tak lama Argha sudah sampai di rumah megah milik keluarga Fernandez.
" Siang tuan muda. " Sapa satpam yang langsung menghampiri Argha dan membawa motornya masuk ke dalam garasi.
Argha tanpa melihat kemudian langsung masuk dengan sambuta dari para pelayan di rumah itu.
" Tuan muda mau makan atau ma... " Ucapan pelayan itu terhenti seketika saat Argha berhenti dan menyantak nya agar tidak banyak bicara.
" Maaf, ma.. a.. af.. tuan muda. " Ucap nya ketakutan dengan tatapan tajam dari Argha yang benar benar marah.
" Jangan ada yang mengganggu ketenangan ku. " Bentak Argha kemudian berlalu pergi meninggalkan pelayan rumah nya dengan isakan yang tertahan.
Beberapa pelayan yang lain kemudian datang menghampiri nya.
" Udah gak papa, dia tuan muda Argha sikap nya memang kasar dan dingin kamu harus terbiasa Ayu. Nanti kamu juga harus terbiasa dengan sikap tuan muda Zikry. " Gumam nya menenangkan Pelayan bernama Ayu itu.
" Iya mbk. " Gumam nya terisak.
" Tuan muda Argha memang seperti itu kamu belum tau saja saat bersama dengan nyonya nanti, akan jadi seperti perang Dunia. Udah kalau kamu mau kerja di sini kuncinya cuma 1 Ayu, kamu harus sabar dan telaten kalau tuan muda Argha yang keluar ok. " Ayu mengganguk mengerti dengan ucapan teman teman nya yang sudah profesional dan jauh lebih lama dari dirinya di rumah itu.