Dijodohkan secara mendadak oleh sang paman, membuat Iswa Putri Sakinah harus menerima kenyataan menikah di usia yang sangat muda, yakni 19 tahun, terpaksa ia menerima perjodohan ini karena sang paman tak tega melihat Iswa hidup sendiri, sedangkan istri sang paman tak mau merawat Iswa setelah kedua orang tua gadis itu meninggal karena kecelakaan.
Aku gak mau menikah dengan gadis itu, Pa. Aku sudah punya pacar, tolak Sakti anak sulung Pak Yasha, teman paman Iswa.
Aku mau menikah dengan gadis itu asalkan siri, si bungsu terpaksa menerima perjodohan ini.
Apakah perjodohan ini berakhir bahagia bagi Iswa?
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NEKAD
Kaisar kaget setengah mati mendengar laporan ART bahwa ada gadis yang mengaku sebagai pacarnya. Ia sudah tahu siapa itu, ia pun menghubungi Pak Satpam untuk membukakan pintu dan menyuruh Adel masuk. Tatapan dingin Kaisar tertuju pada Adel, dirinya semakin tak suka dengan nekadnya Adel ini. Sejak dulu dia dikenalkan dengan orang tua Kaisar tak mau, tapi giliran ada masalah begini berani menemui Kaisar di rumahnya. Semakin gak waras efek hilang komunikasi dengan Kaisar.
"Ngapain?"
"Aku kangen sama kamu, kenapa kamu gak balas chatku sama sekali, Kai. Apa salahku sampai kamu memilih begini," Kaisar heran, berkali-kali Adel diberitahu kesalahannya, dan sekarang masih bertanya.
"Kamu emang gak pernah dengar aku ngomong, Del. Kesalahan kamu itu satu boncengan sama Wahyu tapi tak pernah minta maaf dan menganggap itu bukan kesalahan. Perlu kamu tahu, kalau kita menjalin hubungan tak patut berboncengan dengan pria lain kecuali itu ojol. Bukti foto ada, nyata juga tapi kamu terus bilang kalau gak ada apa-apa. Mau bikin aku percaya lagi ke kamu gimana? Bahkan kemarin kamu masih sempat bertemu dengan Wahyu di cafe kan, aku tahu sendiri, apa kamu masih mengelak gak ada hubungan apa-apa dengan dia?"
"Aku bertemu di cafe dan itu tempat umum, aku boncengan juga di jalan raya, terus kamu seenaknya bilang aku selingkuh tanpa meminta penjelasan sama aku, langsung mengajak putus, tega kamu Kai."
"Oke, sekarang kita bertemu sama Wahyu, aku ingin dengar dari kedua belah pihak apa hubungan kalian berdua!"
"Buat apa? Kalau pun kamu bertemu dengan dia, pasti kamu tak mau lagi sama aku. Apalagi sudah ada Iswa," Adel tak kalah sengit, ia sudah tahu bahan untuk membalas Kaisar. Kalau memang hubungan mereka hanya sekedar teman pasti Kaisar tak akan melindungi gadis itu, tapi kalau punya hubungan khusus pasti Kaisar akan bersikap tegas melarang Adel mengusik Iswa.
"Gak usah bawa Iswa." Adel menyeringai, satu kalimat yang menunjukkan bahwa ada hubungan khusus di antara mereka.
"Kenapa? Emang dia siapa bagi kamu? Karena saat aku tanya ke dia langsung dia tak mengakui secara pasti hubungan kalian."
"Kamu sudah bertemu dengan dia?" tanya Kaisar kaget.
"Gak usah sekaget itu, ternyata dia gadis yang pernah jalan sama kakak kamu kan? Aku baru ingat. Apa kalian terlibat cinta segi tiga? Murahan sekali sepertinya gadis itu."
"Gak usah menuduh gadis lain murahan kalau kamu sendiri juga murahan."
"Kai cukup. Jangan bela dia terus di depanku. Dia gak cukup baik buat kamu."
"Tahu apa kamu tentang dia?"
"Please aku gak akan mengusik dia kalau kamu mau balikan lagi sama aku."
"Del, dengar. Dulu aku sangat mencintai kamu, karena kamu adalah cewek mahal yang gak bisa didekati oleh cowok manapun. Aku merasa bangga saat aku bisa pacaran sama kamu, sampai dua tahun lagi. Tapi karena kamu tidak bisa menjaga diri dan kepercayaanku, perlahan rasa itu hilang. Sekarang aku udah jujur akan perasaanku, tapi kamu masih memaksa. Buat apa menjalin hubungan kalau salah satu pihak sudah tidak ada rasa."
"Kamu sengotot ini karena kamu sudah punya yang baru kan, Kai?"
"Bahkan aku belum cinta sama Iswa."
"Please kalau belum cinta sama Iswa kembalilah sama aku," ujar Adel memohon bahkan sampai memegang tangan Kaisar erat. Tentu saja Kai menepis tangan Adel, ia masih waras dan ingat akan kesepakatan dengan Iswa.
"Keluar, Del. Aku gak mau kasar sama kamu."
"Kamu tega mengusir aku, Kai?"
"Kalau kamu bisa baik dan menghargai keputusanku, aku masih bisa menganggap kamu teman."
Adel menggeleng. Ia menolak, status yang ia inginkan hanya menjadi kekasih Kaisar, bahkan dia dengan lantang mau dinikahi Kaisar saat ini juga. "Udah gila kamu, Del. Kamu gak cinta sama aku, tapi kamu obses padaku."
"Terserah kamu mau menyebut aku apa, Kai. Aku cinta sama kamu," Adel nekad, ia mendekati Kaisar dan mencium paksa Kaisar, lelaki itu jelas berontak hingga mendorong tubuh Adel kasar.
"Kamu tega kasar sama aku."
Kaisar tak mau ada drama, ia menyeret tangan Adel keluar rumah, memanggil Pak Satpam untuk mengusir gadis ini. Kaisar juga berpesan untuk tidak menerima gadis ini ke rumah. Adel menangis hebat di depan rumah Kaisar. Ia tak segera pergi malah meraung gak jelas, Pak Satpam tak peduli. Jelas mendukung majikannya, pasti perempuan ini yang mengejar sang majikan, namun ditolak. Ya jelas lah, sang majikan memilih istrinya daripada perempuan ini.
Adel pulang menjelang sore, mungkin sudah capek dipermalukan begini. Dia juga tak mau harga dirinya runtuh apalagi setelah ini jam pulang kerja, bisa jadi keluarga Kaisar pulang, dan ia tak mau dianggap perempuan gila.
Sedangkan Kaisar langsung badmood, ia tak suka kasar pada perempuan, tapi ia juga tak mau dipaksa ciuman oleh Adel. Beberapa kali ia membersihkan mulutnya, meyakinkan diri bahwa tadi sempat menempel sedikit.
"Wa!" panggil Kaisar saat Iswa sedang sibuk mengerjakan tugas. Kebetulan sang istri tidak ada jadwal les setelah maghrib, sehingga gadis itu sore sudah di rumah.
"Apa?" jawab Iswa masih fokus pada tugasnya.
"Cium gue dong, Wa!" ucap Kaisar dengan wajah tanpa dosa menatap sang istri. Jelas Iswa kaget dong ya. Gak ada angin gak ada hujan Kaisar minta cium.
"Kok?"
"Jangan marah ya, dan jangan mengajukan cerai!" Kaisar tak mau menyembunyikan apapun pada Iswa soal Adel. Ia akan bilang meski Iswa nanti marah, asalkan dia sudah jujur.
"Apa?" tanya Iswa ketus. Kaisar siaga satu.
"Tadi Adel ke mari," Kaisar mulai menceritakan kronologi datangnya Adel, perdebatan mereka hingga kejadian ciuman paksaan. "Sumpah, Wa. Aku langsung berontak, cuma nempel di sini," ujar Kaisar sembari menunjuk ujung bibir yang bersentuhan dengan bibir Adel. "Aku juga dorong dia, sumpah Wa aku gak niat ciuman sama dia. Dia serang aku dulu."
Iswa rasanya ingin ngakak, kenapa Kaisar setakut itu. "Bukannya udah sering ciuman, kenapa ditolak?"
"Sumpah, aku gak pernah ciuman sama dia, Wa. Sumpah masih ori nih bibir."
"Masa'?"
"Iya, Wa. Makanya aku minta cium sama kamu, biar bekas Adel terhapus sama bibir kamu."
"Modus kan?"
"Ck, gue suami lo kali, modus juga gak papa!" Kaisar langsung mendekati Iswa, dan tatapannya tertuju pada bibir Iswa. Slow motion, Iswa sendiri tak menolak, dia sadar kalau mau menjalani hubungan pernikahan maka dia harus siap melakukan hubungan intim dengan sang suami, termasuk ciuman begini.
Kurang sedikit saja, keintiman mereka malah digagalkan oleh Sakti yang tiba-tiba membuka pintu kamar. "Ups, sori!" ucap Sakti yang mengira Iswa tidak ada, biasanya gadis itu kan pulang setelah isya.
"Ck, sial!" ucap Kaisar kesal dengan ulah sang kakak, telah menggagalkan misi keintiman dengan Iswa. Sedangkan di balik pintu Sakti tertawa ngakak. Pasti sang adik kesal setengah mati padanya.
"Lain kali pintu selalu dikunci saja!" ucap Kaisar sembari beranjak pergi, malu juga pada Iswa.
"Iya!" jawab Iswa sembari menunduk malu.
hemmmm wa kamu jg terlalu gampang memberi kesempatan fokus dulu ke diri sendiri dulu biar mapan segala hadehhh
bang sat ( satya ) , bang kai ( kaisar )
kaya sebatas alasan doang ga ada artinya deh,,cihhhh kasah dari mana ucapan bo doh ,itu pun nyata ko marah