Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebakaran
"Freya, Anya bangun. Ya ampun nih dua anak gadis kek kebo," teriak seorang wanita paruh baya dikamar bernuansa biru. Ya wanita itu adalah Tante Rita yang sementara membangunkan kedua gadis yang sudah dianggap seperti anak kandungya sambil mengguncangkan kedua tubuh gadis tersebut .
"Ishh, siapa sih ribut. Ganggu banget," ucap Freya masih setengah sadar. Sedangkan Anya, gadis itu nggak terusik sama sekali.
""Hei, ampun deh lihat kalian berdua. Padahal perjalanan kalian nggak jauh-jauh amat. Tapi capeknya melebihi perjalanan berhari-hari," ucap tante Rita.
"Ishh, tante mah. Aku kecapean bukan karena perjalanan doank. Aku capek semalam begadang kejar deadline tugas kampus. Kan aku mau liburan disini, aku gak mau repot-repot libatin tugas. Aku mau fokus lihat pangeran tanpa harus mikirin tugas perkampusan," jelas Freya setelah menstabilkan kesadarannya.
"Oh ya tan, udah jam berapa," tanya Freya lagi.
"jam 4," jawab Tante Rita sambil keluar dari kamar kedua gadis itu.
"Oh ya, jangan lupa bangunin Anya juga," teriak Tante Rita dari kejauhan. "Oh ya, kalian bersihkan badan dulu habis itu keluar aja cari makan di gan depan. Siapa suruh lambat bangun, makanannya udah dingin, udah beda dimakan. Uangnya udah tante taruh di atas nakas," teriak tante Rita lagi.
"Tante gue hobi banget teriak, heran gue. Apa gak sakit tuh kuping om Tyan kalau tiap hari tante Rita teriak gitu," guman Freya pada dirinya sendiri.
"Eh kuncrut, bangun lo. Dasar kebo," ucap Freya kepada gadis yang nampak tertidur pulas. Melihat tak ada respon dari sahabatnya itu, Freya berniat mengerjai sahabatnya itu. Gadis itu beranjak ke kamar mandi dan mengambil gayung berisi air. Kemudian gadis itu kembali melangkah menuju ke sahabatnya dan memercikkan air ke wajah sahabatnya itu lalu teriak "Kebakaran-kebakaran, Eh Anya bangun cepet, apinya cepat nyebar nih," teriak Freya dramatis dan mengguncang guncang tubuh sahabatnya itu. Jangan lupa dengan nada paniknya.
Anya yang mendapat guncangan, percikan air dan teriakan itu lansung panik ketakutan.
"Eh, eh kenapa bisa gini. Tolong donk, Frey jangan tinggalin gue," ucap Anya panik dengan keadaan setengah sadar. Wajah gadis itu pucat pasi, dan sekarang gadis itu berlari lari kesana kesini mencari sahabatnya. Sedangkan seseorang yang dicarinya sedang cikikikan dengan ponsel ditangannya mengarah ke arah gadis yang masih setengah sadar. Tak lama kemudian Anya sadar, dan mendengar suara kekehan seseorang. Kemudian netranya mengelilingi seluruh lingkungan disekitarnya. Tak ada apa-apa, tak ada asap, ataupun api. Kemudian ia melihat sebuah gayung yang terletak di nakas dekat ranjang yang ditidurinya tadi. Gadis itupun akhirnya menoleh ke seseorang yang sedang memegang ponsel kearahnya dan tertawa terbahak-bahak tanpa dosa. Saat kemudian gadis itu menyadari apa yang terjadi, kemudian melemparkan bantal ke arah seseorang yang memegang ponsel tadi.
"Anjir, Lo ngerjain gue ya. Kampret emang," ucap Anya dengan nada kesalnya.
Freya dengan sigap menghindari lemparan bantal terus dan kembali tertawa. "Siapa suruh tidur kek kebo, dari tadi gue bangunin gak bangun-bangun. Pokoknya lo harus lihat video lo ini, lucu banget sumpah," ucap gadis itu sambil tertawa terbahak-bahak sampai sampai tak sadar wajahnya memerah dan air mata sesekali keluar dari mata indahnya.
"Ini kalo gue posting viral kali ya. Lumayan tambah-tambah followers," lanjut gadis itu lagi.
"Ishh, jangan donk. Tega amat lo ma gue. Entar kalo keluarga besar gue lihat gimana. Mau ditaruh dimana muka imut gue ini," ucap
Anya dengan wajah melasnya.
"Iya iya gue gak post kok. Tapi gue tetap simpan ini siapa tau kedepannya berguna," ucap Freya.
"Ishh, lo mah gitu," protes Anya dengan wajah cemberutnya.
"Masih untung gak gue post. Mau ikut gue nggak, gue mau ke gang depan cari makan. Lapar banget nih, makanan udah dibuang sama Tante Rita karena dingin katanya. Dia ngasih duit nyuruh cari makan," Ucap Freya dengan memamerkan tiga lembar kertas berwarna pink yang terdapat wajah dua pemimpin pertama negara Republik Indonesia yang sedang tersenyum.
"Mau lah, gue juga lapar kali," ucap Anya.
Kedua gadis itupun membersihkan kamar yang ia tempati dikarenakan berantakan ulah kedua gadis itu. Lebih tepatnya ulah Freya. Ya kamar bernuansa biru yang dipenuhi dengan animasi robot kucing dari jepang itu adalah kamar milik Freya. Ya tante Rita sengaja memberikan kamar untuk keponakannya itu walau jarang ditempatinya. Meski jarang ditempati, kamar itu sama sekali tidak berdebu dikarenakan tante Rita rajin membersihkan kamar tersebut.
Kedua gadis yang seumuran itu nampak jalan kaki mencari makan. Mereka sempat ditawari motor milik tantenya, namun mereka tolak karena memilih jalan kaki. Alasannya sekalian jalan jalan menghirup udara segar. Lagipula jaraknya tidak terlalu jauh. Cuma 500 meter, bisalah sesekali jalan kali.
"Eh, tante Rita baik banget yah, makanan dingin dibuang biar gak kita makan. Padahal belum basi. Padahal seandainya kita dikos, udah kita sikat aja. Eh ini dia malah ngasih duit cari makan. Malah banyak banget lagi. Padahal selembar aja cukup," ucap Anya dengan geleng-geleng kepala. Emang ya Tante sahabatnya itu memang baik. Bahkan wanita paruh baya itu tidak pernah membeda-bedakan dirinya dan sahabatnya. Dia selalu mendapatkan hal yang sama seperti keponakan wanita paruh baya itu.
"Iyalah, siapa dulu donk keponakannya. Freya gtu loh," ucap Freya dengan nada sombongnya.
"Eleh, lu mah pelit," cerocos Anya.
"Eh, itu bukan pelit tapi hemat. Lu tau sendirikan gue sementara nabung buat apa," bela Freya pada dirinya sendiri.
"Ya tapi kan besok kita ketemu dengan Arvin. Lo masih mau dengan misi nabung lo buat ke Jakarta," ucap Anya.
"Masih lah. Pertemuan nanti ini adalah hadiah dari Tuhan. Sedangkan ke Jakarta itu rencana gue. Gue keknya bakal ketagihan ketemu dengan Arvin. Gue bakal cepat kangen pasti setelah ketemu nanti. Makanya gue makin semangat nabung. Eh duit ini keknya lumayan lah buat nabung. Lu gak usah jajan yang banyak. Cukup satu aja. Lumayan kan sisanya buat tabungan gue," ucap Freya dengan girangnya.
"Yeeee, gak bisa gitu donk. Korupsi tu namanya. Gue laporin ma tante Rita , tau rasa lo," ucap Anya tak terima. Pasalnya sedari tadi ia sudah membayangkan akan berbagai kuliner yang ia incar. Pasalnya tempat yang akan mereka datangi itu seperti pesta kuliner. Terdapat banyak pedagang kaki lima yang memang dikhususkan oleh pemerintah daerah itu untuk menjual di sekitar itu. Banyak berbagai macam aneka makanan, mulai dari jajanan khas indonesia sampe jajanan ala-ala korea terdapat ditempat itu.
