Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.
Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(26) - Ritual Persembahan Relik
"Anakku, jalan yang kau pilih adalah jalan tanpa jalan kembali. Setiap kali kalian melangkah, jalan di belakang kalian akan berubah menjadi jurang," lanjut sosok palsu Ibu Raya. "Kenapa kau bersedia mengorbankan warisanmu untuk seseorang yang membawa kegelapan di dalam hidupnya?"
Cermin dari Zeraloria memantulkan lebih dalam, menyusun mozaik kehidupan Raya: Rasa takut, harapan, serta luka-luka lama yang selalu menghantui. Namun, si Gadis Elf hanya melihat segalanya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Aku tidak menolak warisanku, Ibu. Tapi, aku juga tidak akan membiarkan hal itu mengatur siapa yang pantas aku cintai," jawab Raya.
"Kalaupun jalanku sulit, aku akan tetap memilih. Seperti kata Ibu, setiap langkah yang aku ambil bersama dengan Frac adalah jalan jurang. Tapi, aku sudah dewasa, Ibu. Dibutuhkan hati yang besar untuk memahami semuanya. Aku sudah belajar untuk menjadi lebih bijaksana, lebih tenang dalam berpikir, lebih kuat ketika berbicara menggunakan jiwa. Aku tidak pernah menyalahkan masa laluku yang berantakan, aku sudah memaafkannya. Aku juga sudah memaafkan diri sendiri. Jadi, ke depannya ketika aku melangkah, aku tahu bahwa Fracture tidak akan pernah mengkhianatiku. Karena Semesta tidak akan mengkhianati makhluk-makhluknya, mereka hanya mengkhianati diri sendiri."
Saat Raya menoleh ke arah Frac, cermin di depannya seketika pecah. Bahkan cermin Zeraloria merasakan betapa dewasanya pemikiran seorang Araya Khavira Lizie. Dia telah melampaui Leluhurnya. Dia telah memecahkan batasan yang telah diciptakan. Itu bukan jawaban dari seorang Elf yang hidup hanya dalam waktu 121 tahun. Itu adalah jawaban dari makhluk yang telah mengalami penderitaan selama miliaran tahun untuk memahami apa esensi dari sebuah kehidupan.
"Aku tidak bisa berkata-kata ketika mendengar jawabanmu, Ratu Elf Araya," kata Zeraloria dengan nada haru. "Kau telah memahami esensi dari kehidupan, kau telah melampaui Leluhurmu. Izinkan aku memberikanmu sesuatu."
Dari salah satu cermin yang ada di ruangan itu, sebuah mahkota dari rangkaian bunga yang mengkristal mendekat ke arah Raya, kemudian terpasang dengan sendirinya di atas kepalanya.
Raya menatap dirinya sendiri dari cermin yang ada di kejauhan. Dia membungkukkan badannya. "Terima kasih telah memberikanku mahkota yang indah."
"Sama-sama. Tapi, jangan senang dulu. Pasanganmu belum melewati ujian yang aku berikan," ucap Zeraloria.
"Aku yakin dia bisa melewatinya, sama sepertiku," balas Raya.
Frac yang mendengar pembicaraan itu langsung merasakan kehangatan menjalar di dalam relung hatinya. Dia menarik napas dalam, lalu menatap bayangannya sendiri di depan cermin, dengan tatapan yang kini dipenuhi dengan semangat, dengan penuh keteguhan.
Sosok bayangan Frac yang lain menatap sinis ke arah Frac dan berkata dengan penuh sindiran, "Apa yang kau lakukan, Fracture Luigi von Rosario Imperial? Apakah kau benar-benar berpikir bahwa cinta dan pernikahan akan menghapus garis darah Imperial dan kenyataan bahwa bahwa Hugar Devijk von Rosario yang telah membesarkanmu sebagai anaknya? Kau tetap menjadi keturunan dari orang yang penuh dengan dosa. Kau tetap pecahan dari dosa-dosa masa lalu yang tidak dapat dihapus."
Frac malah terkekeh mendengarnya. Dia membalas, "Aku memang belum memaafkan diriku sendiri. Terutama kau, 'Fracture Luigi von Rosario'. Aku sangat sadar kalau aku tidak bisa menyangkal kegelapan yang mengalir di dalam relung jiwaku. Aku tidak akan menyangkalnya lagi, aku menerima dirimu sebagai bagian dari hidupku. Tapi, aku tidak akan membiarkan kamu mengatur cara bagaimana aku hidup. Jika aku punya kegelapan, aku akan punya cahaya juga. Cahaya yang aku pilih adalah Araya. Bersamanya, aku akan tumbuh menjadi lebih dewasa dan lebih kuat."
Frac menarik tangan Raya dan mencium punggung tangannya.
Tiba-tiba saja, cermin di hadapan Frac juga ikut pecah. Cermin itu seakan memberikan restu kepada Frac dan Raya untuk langsung menuju ke Altar Persembahan.
Sebuah cermin maju ke hadapan mereka. Sosok Zeraloria muncul dari balik cermin. Dia tersenyum dan berkata dengan riang, "Kalian telah diterima! Kalian berdua sangat bijaksana. Kalian tidak menyangkal bayangan gelap di dalam diri kalian, tapi juga tidak membiarkan bayangan itu mengatur jalan hidup kalian. Tadinya aku ingin memberikan tiga pertanyaan. Tapi, karena kalian menjawab dengan baik dan tulus, kalian boleh langsung masuk ke dalam ruangan altar!"
Sebuah pintu di sisi ruangan itu terbuka lebar. Mereka bisa melihat pilar-pilar bercahaya biru menyambut dengan sinar yang lembut, seakan-akan Semesta sendiri sedang memberkati langkah mereka.
Di luar ruangan, Yurai berbisik lega, "Sumpah demi Semesta... aku hampir menangis tadi. Aku kira mereka tidak akan berhasil. Ternyata, mereka lebih hebat dari yang aku bayangkan."
Raya menoleh ke arah Frac, menggenggam tangannya dengan erat. Dia tersenyum manis. Astaga, Semesta... yang tadi *muy sangat mendebarkan! serunya di dalam hati.
(*Muy : Tidak terpikirkan; Hebat)
"Silahkan masuk ke dalam dan melakukan Ritual Persembahan Relik di dalam sana," Zeraloria menunjuk ke arah pintu yang terbuka. Cermin tempatnya berada bergerak maju menuju ke arah pintu. Dia berhenti di depan pintu dan menyingkir ke sebelah kanan.
Saat masuk ke dalam ruangan persembahan dengan arahan dari Zeraloria, Frac dan Raya melihat tempat yang benar-benar berbeda dari bagian mana pun di Ochre. Dinding-dindingnya bukan berasal dari batu biasa, melainkan dari lapisan batu obsidian yang diasah halus, membentuk sebuah kaca hitam yang mengkilat dan dapat memantulkan bayangan seperti permukaan air. Di atas langit-langit ruangan itu, terdapat sulur-sulur tanaman aneh yang mengeluarkan api untuk menerangi seisi ruangan. Di tengah-tengah ruangan, terdapat sebuah altar berbentuk lingkaran dari pualam hitam yang diasah halus, lalu diukir pola-pola rasi bintang, akar-akar pohon, dan garis-garis sihir kuno yang sudah lama hilang.
Di atas altar, terdapat dua buah lubang berbentuk cekungan, seperti wadah persembahan. Masing-masing dari lubang itu mengeluarkan cahaya biru, sama seperti pilar-pilar di ruangan itu. Cahaya itu berdenyut pelan setiap detik, seakan memiliki napas.
Dari luar ruangan, Zeraloria memandu mereka, "Tempatkan dua buah benda yang sangat berharga, masing-masing satu, bagi kalian. Persembahan yang akan dilakukan bukan hanya sebagai simbol. Relik yang kalian persembahkan akan bergabung dengan energi Semesta, menjadi saksi atas ikatan kalian. Kalian tidak boleh ragu ketika mempersembahkan benda, karena altar itu akan menolaknya."
Frac dan Raya melangkah perlahan ke depan dan melepaskan gandengan tangan mereka ketika sampai di depan altar.
Raya merangkapkan kedua tangannya di depan dada. Sebuah busur giok perak miliknya muncul. Dia menarik napas panjang dan berbisik, "Kamu adalah satu-satunya yang paling terikat denganku. Hari ini, aku mempersembahkan kamu kepada Semesta. Aku berharap kemelekatan yang ada di antara kita terlepas. Kita akan menjalani kehidupan masing-masing. Semoga kamu berbahagia di pelukan Semesta."
Raya meletakkan busur di atas altar.