"Salahkah aku mencintainya?" -Regina-
"Ini hanya tidur bersama semalam, itu adalah hal biasa" -Arian-
-
Semuanya berawal dari kesalahan semalam, meski pria yang tidur bersamanya adalah pria yang menggetarkan hati. Namun, Regina tidak pernah menyangka jika malam itu adalah awal dari petaka dalam hidupnya.
Rasa rindu, cinta, yang dia rasakan pada pria yang tidak jelas hubungannya dengannya. Seharusnya dia tidak menaruh hati padanya.
Ketika sebuah kabar pertunangan di umumkan, maka Regina harus menerima dan perlahan pergi dari pria yang hanya menganggapnya teman tidur.
Salahkah aku mencintainya? Ketika Regina harus berada diantara pasangan yang sudah terikat perjodohan sejak kecil. Apakan kali ini takdir akan berpihak padanya atau mungkin dia yang harus menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Skenario Kehidupan
Pada akhirnya tidak ada yang merestui atas hubungan di atas kesalahan sejak awal. Cinta bukan untuk di paksakan, tapi harus bisa mengikhlaskan. Meski, nyatanya benar-benar ikhlas itu bohong, yang ada hanya karena terbiasa.
Regina tersenyum pada Ben yang mengantarnya ke Bandara hari ini. Dia sengaja memakai kacamata hitam, menutupi bengkak di matanya.
"Terima kasih sudah membantu aku ya, Ben. Baik-baik disini"
"Iya Re, kamu juga baik-baik disana"
Regina mengangguk dan tersenyum, dia menepuk bahu Ben sebelum dia melangkah pergi meninggalkan Ben disana.
Hari ini adalah akhir dari semuanya, Regina akan pergi dan meninggalkan semua cerita yang pernah ada. Melupakan masa lalu yang membelenggu, meski dia tidak yakin bisa melakukannya.
"Regina, kamu sudah pernah hidup seorang diri di Negara orang lain. Kamu pasti bisa melakukannya sekarang"
Kejadian masa lalu ketika dia mendapatkan pekerjaan di Luar Negara sejak lulus kuliah, namun salahnya dia tidak terlalu teliti hingga akhirnya dia malah mendapatkan penipuan dan malah hidup seorang diri di Negara orang dengan mencari pekerjaan kesana kemari. Mendapatkan kemalangan sudah sering dia alami. Ketika dia kembali kesini, dan mendapatkan kenyataan jika orang tuanya sudah meninggal dunia. Lalu, adiknya menikah karena telah hamil.
Semua kenyataan pahit sudah sering Regina dapatkan selama hidupnya. Dan sekarang dia harusnya bisa melewati semuanya, karena dia sudah terbiasa dengan semuanya.
"Aku pasti bisa melewati semua ini"
Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya Regina sampai di sebuah Kota yang pertama kali dia menginjakan kakinya. Seorang pria muda menjemputnya di Bandara, itu pasti orang suruhan Samuel.
"Saya Dirga, orang yang di minta Tuan Samuel untuk menjemput anda"
"Baik, terima kasih"
Regina hanya duduk diam di kursi belakang, menatap keluar jendela. Pemandangan yang asing diluar sana, tempat yang asing juga. Pertama kalinya dia datang kesini, menjalani kehidupan disini. Satu hal yang diharapkan oleh Regina, dia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik saat disini.
Sebuah Apartemen yang di sediakan oleh Samuel. Tempat tinggal baru bagi Regina, suasana yang benar-benar baru dan harapan yang baru juga.
Berdiri di depan kaca jendela, Regina hanya menatap kosong dengan pikiran yang melayang. Mulai hari ini, maka dia akan menjalani kehidupan yang baru disini. Namun, hati dan pikiran tidak pernah bisa berbohong, jika situasi ini membuatnya terluka.
"Cinta tidak harus memaksa, aku cemburu, tapi hanya sebatas itu. Kenapa? Karena mencintaimu, seolah kesalahan bagiku"
Regina mengusap air mata yang mengalir begitu saja. Bayangan saat bersama dengan Arian malah semakin teringat dalam pikirannya. Bahkan, dia sudah berusaha untuk melupakan.
"Aku akan memulai kehidupan baru disini, dan semoga kau juga bisa memulai kehidupanmu yang baru disana. Mari bahagia dengan jalan hidup masing-masing"
Satu hal yang saat ini hanya di harapkan oleh Regina. Akhir ceritanya dan Rean, bisa seperti akhir cerita yang sering dia baca. Meski tidak bisa bersama, tapi keduanya bahagia dengan kehidupan masing-masing.
*
Operasi Nenek telah berjalan lancar, setelah di rawat hampir dua minggu, akhirnya Nenek bisa kembali lagi ke rumah hari ini. Arian cukup lega melihat Neneknya kembali pulih. Sosok pengganti Ibu bagi Arian dan Arina.
"Arian, waktu tinggal dua minggu lagi menuju pertunangan kamu. Menurut Kakek sebaiknya sekalian saja menikah, karena bertunangan pun percuma. Kalian akan tetap segera menikah. Lihatlah keadaan Nenek kamu sekarang, dia ingin menyaksikan kamu menikah, lalu nanti Arina yang menikah"
"Kek, jangan dulu bahas itu. Arian lelah sekali habis bekerja dan mengurus Nenek di rumah sakit. Tolong biarkan dia istirahat dulu" ucap Arina.
"Baiklah, aku akan menuruti semua keinginan Kakek. Lagi pula memang ini yang di inginkan oleh kalian. Aku tidak akan mengulur waktu lagi"
Arina langsung menoleh dan menatap Arian dengan terkejut atas ucapannya barusan. Kenapa bisa Arian mengatakan itu, sementara beberapa waktu lalu, dia selalu mengulur waktu dengan berbagai alasan agar perjodohan ini terus di undur. Tapi sekarang, bahkan dia langsung menerima dengan pasrah.
"Baiklah, ini lebih baik daripada terus mengulur waktu. Karena pastinya kau akan tetap menikah dengannya" ucap Kakek.
Dalam hal ini, Arian hanya tidak punya harapan lagi untuk membantah. Dia hanya ingin menjalani apa yang sudah di atur untuknya. Tidak ingin membantah apapun lagi, karena dia sudah menyerah dengan semuanya. Termasuk dengan berjuang membatalkan perjodohan yang sudah jelas tidak akan bisa dibatalkan apapun yang terjadi.
"Aku pergi dulu"
Arian pergi dari rumah Kakek dan Neneknya ini. Dia memang jarang sekali tinggal di rumah. Semuanya sudah terlalu melelahkan baginya, jika terus berada di rumah, maka akan semakin mendapatkan tekanan.
Melajukan mobil di malam hari tanpa tujuan yang jelas. Hanya ingin menghilangkan beban pikiran dalam sejenak saja.
Berhenti tepat di sebuah taman, dimana dulu dia pernah disana bersama dengan Regina. Duduk berdua di sore hari dengan satu cup eskrim di tangan. Bayangan yang akan sangat sulit dilupakan.
"Semua hal tentangmu, malah semakin teringat jelas dalam ingatan. Bagaimana bisa aku melupakan jika seperti ini"
Arian menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap ke arah Taman hanya untuk mengenang apa yang sudah pernah terjadi diantara dirinya dan Regina.
Semuanya hanya tinggal cerita yang sudah tidak ada pemiliknya. Akhir yang tidak pernah di inginkan bagi setiap tokoh. Namun, ini sudah menjadi skenario kehidupan yang harus dijalani.
Arian kembali melajukan mobilnya, meninggalkan Taman.
*
Beberapa hari Regina hanya pergi mencari tempat wisata dan beberapa Cafe juga Restoran. Dia menikmati suasana baru di Kota ini, menyenangkan diri sendiri dengan pergi mencari makanan dan menaiki beberapa wahana di beberapa taman bermain.
Semuanya dia lakukan hanya untuk menghilangkan sejenak semua kekacauan dalam pikirannya. Meski ketika kembali, maka wajah lesu penuh kesedihan itu langsung terlihat.
"Ayo Regina, kita memulai hidup baru"
Ketika Regina kembali memulai kehidupan hari ini, mulai pergi bekerja kembali di sebuah pabrik di bawah naungan Perusahaan Raygan. Regina bekerja untuk mengecek beberapa barang yang masuk dan keluar. Mungkin pekerjaan kali ini akan lebih melelahkan fisiknya, tapi Regina tidak pernah mengeluh. Mendapatkan Atasan seperti Samuel sudah keberuntungan baginya. Jadi, tidak perlu mengeluh lagi tentang pekerjaan.
Semua orang memanggilnya dengan sebuttan 'Bu Regina'. Dan Regina senang berada di tempat baru, mengenal banyak orang baru, dan banyak hal baru juga yang bisa dia lakukan.
Kesibukanku disini, semoga bisa menjadi salah satu cara melupakannya.
Bersambung
semoga reghina slalu baik baik dan kandungan nya sehat,,,Samuel beri perlindungan pada reghina..takut ada yg mencelakai nya
Mungkin ada keajaiban esok hari